• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Penyelewengan Hak dan Kewajiban Pajak (Halaman 37-40)

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat di hilangkan oleh pihak manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Pajak ialah iuran kepada negara yang terhutang oleh yang wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali yang langsung. Hak dan Kewajiban Pajak adalah sebuah kuasa serta tanggung jawab yang dimiliki setiap orang dalam membayar pajak.

Hak wajib Pajak yaitu, mengajukan permintaan untuk membetulkan, mengurangi atau membebaskan diri dari ketetapan pajak, mengajukan keberatan kepada kepala inspeksi pajak, mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak, Meminta mengembalikan pajak (retribusi), mengajukan gugatan perdata atau tuntutan pidana. Kewajiban wajib pajak terdiri dari 2, yaitu kewajiban pajak subyektif ialah kewajiban pajak yang melihat orangnya dan kewajiban pajak obyektif ialah kewajiban pajak yang melihat pada hal-hal yang dikenakan pajak.

Hak dan kewajiban wajib pajak yang di atur dalam Undang-Undang perpajakan yaitu, hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus, hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT), hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT, hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak, hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak, hak mengajukan keberatan dan banding, kewajiban untuk mendaftarkan diri, kewajiban mengisi dan menyampaikan surat pemberitahuan, kewajiban membayar atau menyetor pajak, kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan, kewajiban menaati pemeriksaan pajak, kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak, kewajiban membuat faktur pajak.

Hak dan kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah hak untuk melakukan pengreditan pajak masukan, hak untuk melakukan / maminta Kompensasi atau Restirusi, hak untuk mengajukan keberatan dan banding, kewajiban untuk melaporkan usahanya, kewajiban untuk membuat faktur pajak, kewajiban untuk membuat nota Retur, kewajiban Pengusaha Kena Pajak untuk membuat pembukuan, kewajiban untuk menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kewajiban membuat surat pemberitahuan masa.

Jenis-jenis pajak di bedakan menjadi 5 berdasarkan sistem pemungutannya (pajak langsung dan tidak langsung), berdasarkan lembaga pemungutan (pajak pusat dan pajak daerah), berdasarkan subjek pajaknya (pajak perseorangan dan pajak badan), berdasarkan asalnya (pajak dalam negeri dan pajak luar negeri), berdasarkan tarifnya (tarif pajak proporsional, degresif dan progresif)

Manfaat atau guna pajak itu sendiri ialah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Jadi hasil atau imbalan yang kita peroleh dari pembayaran pajak ini tidak dapat kita rasakan secara langusng. Karena prestasi yang diberikan oleh pemerintah ini merupakan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum yang manfaatnya baru dapat dirasakan oleh masyarakat, seperti sekolah-sekolah negeri, sekolah gratis, biaya kesehatan gratis dan sebagainya.

Apabila pengusaha kena pajak tidak melaksanakan kewajiban- kewajibannya, maka dapat dikenai sangsi berupa teguran maupun denda sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan. Sanksi pelanggaran pajak terbagi jadi 2, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi berupa denda, bungan dan kenaikan.

Kekuatan hukum di Indonesia masih terhitung lemah dalam menanggapi kasus-kasus pajak seperti yang dilakukan oleh perusahaan besar yaitu PT. Asian Agri Group. Proses hukum yang terhitung lemah dan lambat meyebabkan kasus tersebut sempat terombang-ambing. Penanganan kasus yang dilakukan belum efektif dan kuat. Undang-undang belum bias membuat para pelaku takut dan jera dalam melakukan tindak pidana tersebut.

4.2 SARAN

Dalam menegakkan hukum diperlukan pengawasan yang ketat dan kuat. Sama halnya dengan hukum perpajakan di Indonesia yang ternyata banyak terjadi pelanggaran atau penyelewengan. Pemerintah harus tegas, jujur dan bersih dalam menangani kasus pajak yang mayoritas dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Hukum yang lemah menjadi penyebab masalah-masalah tersebut sampai sekarang belum juga terselesaikan. Belum selesai kasus yang lama, kasus-kasus baru lain pun terkuak. Pihak-pihak berwenang yang harusnya taat pada hukum malah terlibat dalam kasus penyelewangan pajak yang terjadi.

Perlu sanksi keras dan berat untuk para pelaku atau pengusaha yang melakukan tindak pidana dalam membayar pajak. Jika tidak kasus-kasus seperti itu akan terjadi terus menerus karena tidak ada efek jeranya. Kasus seperti PT Asian Agri Group harusnya menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa lemahnya perhatian yang dilakukan pihak yang berwenang terhadap kasus pajak sebelumnya. Kasus yang dilakukan oleh para pengusaha besar tersebut sangat merugikan Negara Indonesia.

Kasus ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi bangsa kita atau bagi pemeriksa agar dapat memperhatikan oknum-oknum yang melakukan penyelewengan pajak. Diharapkan kasus-kasus lain dapat ditindaklanjuti dengan cepat tanpa menunggu lama.

DAFTAR PUSTAKA

Disadur dari Hukum Pajak, Edisi 5, Erly Suandy, Salemba Empat, 2011, hlm. 119 http://penerbitsalemba.com/v2/product/view/705

H. Bohari, SH., M.S., Pengantar Hukum Pajak, Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2002.

Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989.

Prof. H. A. M. Effendy, SH., Pengantar Tata Hukum Indonesia, Semarang : 1994. [1] H. Bohari, SH., M.S., Pengantar Hukum Pajak, Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 21-22

[2] Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989, hlm. 324 http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/asas-asas-hukum-pajak.html www.google.com http://hukum.kompasiana.com/2013/07/03/penggelapan-pajak-perusahaan-adalah- kejahatan-kemanusiaan-yang-serius-574219.html http://saripedia.wordpress.com/tag/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak/ http://social-pajak.blogspot.com/2008/04/hak-hak-dan-kewajiban-kewajiban.html http://www.beritasatu.com/ekonomi/10707-empat-kasus-pajak-besar-grup-bakrie.html

Dikutip dari http://www.tempointeraktif.com dengan judul posting “Mahasiswa Tuntut Skandal Pajak Bakrie Diusut Tuntas” yang diakses pada tanggal 10 februari 2010

Dikutip dari http://www.tempointeraktif.com dengan judul posting “Mahasiswa Tuntut Skandal Pajak Bakrie Diusut Tuntas” yang diakses pada tanggal 10 februari 2010

Dikutip dari www. akuntanpublikindonesia.com dengan judul posting Mewujudkan Laporan Keuangan Emiten Yang Berkualitas yang diakses pada tanggal 11 Februari 2010

Dikutip dari www.triyani.wordpress.com , dengan judul Posting Penghindaran Pajak Vs Penggelapan Pajak yang diakses pada tanggal 11 Februari 2010

Dikutip dari www.hukumonline.com dengan judul posting Utang Pajak BUMI Melangit yang diakses pada tanggal 10 Februari 2010

Dalam dokumen Penyelewengan Hak dan Kewajiban Pajak (Halaman 37-40)

Dokumen terkait