• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen T1 802009108 Full text (Halaman 41-46)

Berikut adalah kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian mengenai regulasi emosi personil Yon Armed 12 Ngawi:

1. Terdapat tiga domain utama dalam kehidupan partisipan sebagai personil Yon Armed 12 Ngawi dengan situasi-situasi stressful sebagai berikut:

a. Diikutsertakan dalam penugasan pengamanan daerah rawan (pamrahwan) dengan situasi stressful meliputi menerima pemberitahuan keikutsertaan dalam penugasan, dituntut untuk selalu siap tempur dalam keadaan apapun, mengikuti latihan tempur pra penugasan pamrahwan, perjalanan dari markas kesatuan menuju lokasi penugasan, masa awal berada di lokasi penugasan, mengalami kejenuhan, menghadapi kerusuhan atau konflik bersenjata, mengalami kecelakaan dalam perjalanan dinas, berada jauh dari keluarga, ketidaktentuan jadwal

kepulangan dari lokasi penugasan, meninggalkan lokasi penugasan, dan kembali berada dalam markas kesatuan.

b. Diikutsertakan dalam latihan tempur dengan situasi stressful meliputi menerima pemberitahuan keikutsertaan dalam latihan tempur, perjalanan dari markas kesatuan menuju lokasi latihan tempur, mengoperasikan senjata sebenarnya dalam latihan tempur, dan kelelahan fisik.

c. Menjalankan rutinitas harian dengan situasi stressful meliputi menjalankan rutinitas tugas harian internal markas kesatuan, berolahraga secara teratur bersama rekan-rekan kerja, mengalami penurunan kemampuan fisik, relasi interpersonal dengan rekan kerja dan anggota keluarga, ketidakpuasan terhadap penghasilan yang diterima serta menilai keseluruhan perjalanan karir sebagai prajurit.

2. Ketika menghadapi situasi stressful yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, para partisipan mengalami pengalaman emosional.

3. Para partisipan mengembangkan strategi regulasi emosi meliputi seleksi situasi, modifikasi situasi, penyebaran atensi distraksi dan konsentrasi, reappraisal dan modulasi respons suppression dan fisik dengan tujuan utama ialah untuk mencapai suatu kondisi emosi yang mendukung subjek untuk mencapai tujuannya.

4. Strategi-strategi regulasi emosi dikembangkan terus menerus seperti gerakan sirkular, karena setelah partisipan mengembangkan suatu strategi, terbentuk suatu situasi baru yang bersifat stressful, menciptakan pengalaman emosi, dan menuntut partisipan untuk melakukan regulasi emosi kembali.

5. Strategi regulasi emosi yang dikembangkan oleh subjek dan bentuk perilaku yang dilakukan dipengaruhi oleh konteks situasi yang dialami dan ketersediaan alternatif

situasi yang diharapkan dapat menciptakan kondisi emosi yang diinginkan atau tidak diinginkan.

6. Terdapat faktor-faktor yang berfungsi mengurangi dampak situasi stressful dan meningkatkan efektivitas strategi regulasi emosi serta meminimalisir potensi ekspresi emosi yang maladaptif. Faktor-faktor yang sebaiknya dikembangkan atau dimiliki oleh para prajurit adalah

a. Keterampilan mengembangkan strategi problem-focused coping b. Self-efficacy

c. Pelatihan efektif mengenai pelaksanaan penugasan, terutama pamrahwan, termasuk pemaparan informasi lengkap mengenai lokasi dan situasi penugasan sebelum prajurit diikutsertakan dalam penugasan tersebut.

d. Relasi pernikahan, keluarga dan relasi interpersonal dengan rekan-rekan seprofesi (terutama internal dalam kesatuan/batalyon) yang positif dan suportif. Relasi para prajurit dengan lingkungan sosialnya disebut suportif apabila dalam lingkungan tersebut, prajurit sebagai individu dapat terlibat secara aktif dalam setiap aktivitas dan interaksi yang positif.

7. Para partisipan meregulasi baik emosi negatif maupun emosi positif. Emosi negatif bersifat menghambat kinerja partisipan sehingga cenderung direduksi, dialihkan atau disebarkan. Emosi positif berfungsi sebagai motor yang memberikan kekuatan atau energi yang lebih besar kepada partisipan untuk meraih tujuannya dan juga dipergunakan untuk mereduksi pengalaman emosi negatif yang dialami, oleh sebab itu pengalaman emosi positif cenderung dipertahankan dan ditingkatkan intensitasnya.

8. Salah satu hal unik yang muncul dalam penelitian ini adalah ketiga partisipan mengembangkan perilaku merokok serta mengonsumsi kafein dan sesekali alkohol sebagai bentuk distraksi pada beberapa situasi stressful.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Bagi partisipan

a. Partisipan dapat memahami emosi-emosi yang dialami dan mempelajari strategi regulasi yang sesuai sehingga dapat meningkatkan keberhasilan dalam menyelesaikan dengan baik tugas-tugas sebagai personil militer.

b. Partisipan dapat mengembangkan keterampilan melakukan strategi problem-focused coping, self-efficacy, mengikuti pelatihan pra-penugasan dengan penuh perhatian, serta memiliki relasi yang positif dan suportif dengan keluarga dan rekan-rekan kerja dalam kesatuan.

2. Bagi keluarga partisipan, anggota keluarga perlu memberikan respons suportif dan simpatis ketika personil militer sedang menghadapi situasi stressful serta mengupayakan relasi interpersonal yang positif dan meminimalisir stressor dalam aktivitas keluarga.

3. Bagi instansi militer, terutama Yon Armed 12 Ngawi

a. Instansi perlu melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan mental para personil terutama menjelang, saat ditugaskan dan setelah ditugaskan dalam operasi militer seperti tempur atau pengamanan daerah rawan.

b. Instansi perlu memfasilitasi adaptasi para prajurit setelah kembali dari penugasan tempur atau pengamanan daerah rawan serta pemeriksaan dan pemulihan kondisi kesehatan mental apabila diperlukan.

c. Instansi perlu memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para personil dalam mengenali emosi dan mengembangkan strategi regulasi emosi dalam situasi stressful. Berdasarkan penelitian ini, olahraga dapat menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk pelatihan regulasi emosi

d. Instansi perlu memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan fleksibilitas koping terhadap stres dan self-efficacy para prajurit.

e. Instansi perlu memfasilitasi pelatihan bagi keluarga personil supaya dapat turut andil memberikan dukungan suportif dan simpatis untuk membantu personil meregulasi emosi dalam kondisi stressful.

4. Bagi penelitian selanjutnya

a. Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya mengenai emosi dan regulasi emosi personil militer dilakukan pada saat partisipan mengalami situasi stressful atau sesegera mungkin setelah partisipan mengalami situasi tersebut, hal ini dilakukan untuk meminimalisir degradasi akurasi emosi dan proses regulasi emosi yang dikembangkan.

b. Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi personil militer dalam mengembangkan regulasi emosi. Salah satu variabel yang sangat direkomendasikan adalah self-efficacy prajurit.

c. Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya mengenai perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol dan kafein pada personil militer sebagai strategi koping terhadap stres atau regulasi emosi.

Dalam dokumen T1 802009108 Full text (Halaman 41-46)

Dokumen terkait