• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV Temuan Hasil Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mendeskripsikan dan menganalisis hasil temuan data yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan.

1. Makana Denotasi

Makna denotasi dalam penelitian ini adalah gambaran potret tentang perjuangan sekelompok tim marching band yang ada di pelosok Negeri, yang mempunyai mimpi yang sangat besar, untuk menjadi juara GPMB, yaitu perhelatan akbar untuk unit-unit marching band se-Indonesia.

2. Makna Konotasi

Makna konotasi dalam film ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh kelompok marching band Bontang Pupuk Kaltim, untuk mencapai mimpi mereka masing-masing. Mimpi dari seorang pelatih yang bernama Rene: membawa group marching band menjadi juara GPMB.Mimpi seorang gadis remaja berusia 15 tahun, yang ingin selalu bermain musik. Dengan tekad yang kuat gadis belia ini terus mewujudkan mimpinya mesti tidak direstui oleh sang ayah.Bermimpi untuk melihat tugu monas secara langsung, dan menjadikan tugu monas sebagai batu loncatan bagi mimpi besarnya untuk mengunjungi berbagai tugu di Dunia. Marching Band Pupuk Kaltim yang bermimpi untuk menjadi juara GPMB.

3. Mitos

Film ini menegaskan mitos bahwa untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan butuh pengorbanan dan kerja keras. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Seperti yang terdapat di sebuah pribahasa arab: Man jadda Wajada “barang siapa yang bersungguh-sungguh maka sampailah ia

B. Saran

Terkait dengan penelitian ini ada beberapa saran yang penulis dapat sampaikan.

1. Saat menonton sebuah film, kita harus cermat dalam memaknai setiap pesan yang disampaikan. Kita jangan sampai menjadi penonton pasif, yang hanya menikmati sebuah film tapi kita tidak dapat menilai dan mengambil pelajaran yang disampaikan disetiap film.

2. Bagi penulis, film ini sangat layak untuk ditonton. Karena film ini film pertama di Indonesia yang berkisah tentang perjuangan sebuah marching band menuju acara GPMB. Dan film ini juga terdapat beberapa unsur, diantaranya unsur hiburan, edukasi, dan juga informasi.

Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005.

Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usman Ismail, 2000.

Lexy J. Moeloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2002. Antonius, Birowo, Metode Penelitian zkomunikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004. Yasraf, Amir, Piliang, Hipersemiotika, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003) .

Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010).

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Suatu Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Andry Masri, Strategi visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010).

Ferdinan de Saussure dikutip oleh Artur Asa Berger dalam bukunya Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam kebudayaan kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010) cet.1.

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 6.

Tommy Cristomy, Semiotik Budaya, (Depok: Universitas Indonesia, 2004), cet. 1.

Ferdinan de Saussure dikutip oleh Yasraf Amir Piliang dalam buku Hiper Semiotik Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, (Yogyakarta: Jalasutra,2003)h. 256.

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 6.

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). Denesi, Semiotik Media, h.28.

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 128.

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2009).

Seiichi Konishi & Kaiji Nakamura, penemuan film, (Jakarta, Elex Media Koputindi, 2002), cet-1.

Ibid, h.7

Sumber Lain:

Artikel, diakses Rabu, 3 September 2014 pukul 01.02 WIB dari http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-kelompok.html. Artikel, diakses Rabu, 21 Mei 2014 pukul 07.50 WIB dari

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.

Artikel, diakses Senin, 19 Juni 2014 pukul 01.30 WIB dari Mukjizatislam.blogspot.com Artikel, diakses Jumat, 2 Mei 2014 pukul 17.52 WIB dari kbbi.web.id/semiotika

Artikel, diakses Rabu, 21 Mei 2014 pukul 08.12 WIB dari

http://montase.blogspot.com/2010/05/sekilas-sejarah-film-indonesia.html Artikel, diakses Senin, 24 Juni 2014 pukul 01.53 WIB dari

http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/hanny-r.-saputra.html

Artikel, diakses Senin, 20 Juni 2014 pukul 16.05 WIB dari Titi Rajo Bintang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas_files

Artikel, diakses Sabtu , 30 Agustus 2014 pukul 15.27 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Didi_Petet

Artikel, diakses Sabtu , 30 Agustus 2014 pukul 15.30 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Niniek_L._Karim Artikel, diakses Sabtu , 30 Agustus 2014 pukul 15.43 WIB dari

Artikel, diakses Rabu, 3 September 2014 pukul 01.02 WIB dari

http://jlhengki.blogspot.com/2011/08/definisi-kelompok.html http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film

What

1. Apa tujuan dibuatnya film serta novel 12 menit untuk selamanya? 2. Hal apa yang mendasari dibuatnya film ini?

3. Apa manfaat yang akan diperoleh penonton apabila meonton film ini?

4. Apa kendala yang dialami selama pembuatan film? Scene mana yang paling sulit dan yang paling mudah?

5. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada penonton?

6. Apakah film ini dapat memotivasi tim marching band yang lain?

7. Apakah film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Bontang?

8. Apa yang mendasari Rene memiliki mimpi untuk menjadikan tim marching band Bontang Pupuk Kaltimmenjadi juara GPMB?

9. Apa yang mendasari Tara tetap ingin bermain marching band padahal ia telah kehilangan 80% pendengarannya?

10.Apa yang mendasari Earine sehingga ia sangat mencintai music?

11.Menurut anda,seberapa besar keberhasilan pemain dalam memvisualkan bahasa verbal sehingga mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini?

12.Apakah ada unsur mimpi/cita-cita dalam film ini? Tolong sebutkan. Scene mana yang memperlihatkan tentang mimpi?

13.Berapa persen presentasi antara fakta dan fiktif yang terdapatdalam film ini? 14.Scene mana yang menurut anda paling penting dalam film ini?

15.Jika film ini dirangkum dalam satu scene,maka scene mana yang akan anda ambil? When

1. Kapan film ini mulai diproduksi, berapa lama proses produksinya?

Who

1. Siapa pembuat skenario film ini? 2. Siapa penulis novel 12 menit?

5. Siapa tokoh utama dalam film ini, dan mengapa menjadi tokoh utama? Where

1. Dimana saja lokasi film ini dibuat?

2. Lokasi mana yang paling utama dalam pembuatan film ini?, mengapa dipilih lokasi di tempat tersebut?

3. Dimana saja film ini diputar? Why

1. Kenapa Lahang ingin sekali melihat Monas? 2. Kenapa film ini harus diproduksi?

3. Kenapa film inii harus ditonton?

4. Kenapa film ini harus mengangkat kisah marching band Bontang, Kaltim?

How

1. Bagaimana Lahang dapat mengatasi dilema ketika ia dihadapi pada 2 pilihan, untuk terus memburu mimpinya atau merawat sang ayah?

2. Bagaimana cara Tara tetap bertahan di marching band ketika ia kehilangan 80% pendengarannya sedangkan marching band memerlukan pendengaran yang baik?

3. Bagaimana Eline dapat tetap bertahan ketika ia tidak mendapatkan izin dari ayahnya untuk mengikuti marching band?

4. Bagaimana cara Rene memimpin 120 anak dari kota kecil untuk memenangan kompetisi tingkat nasional? Apa yang membuatnya tetap bertahan memimpin grup marching band ini?

What

1. Apa tujuan dibuatnya film serta novel 12 menit untuk selamanya? Oka: untuk mengangkat kehidupan Marching Band.

2. Hal apa yang mendasari dibuatnya film ini?

Oka: ketertarikan pada nilai-nilai yang dimiliki sebuah kelompok Marching Band. 3. Apa manfaat yang akan diperoleh penonton apabila meonton film ini?

Oka: Penonton dapat termotivasi oleh film ini, tidak mudah pantang menyerah

4. Apa kendala yang dialami selama pembuatan film? Scene mana yang paling sulit dan yang paling mudah?

Oka: Semua adegan memiliki kesulitan masing-masing. Adegan di dalam rumah pun bisa sulit ketika tingkat aktingnya harus tinggi. Adegan paling sulit salah satunya adalah adegan Tara, Rene, dan Opa di sungai. Pertama, karena sungai itu berbuaya. Kedua, karena tim Art Production harus membangun jembatan khusus untuk keperluan itu. Tapi, bukan berarti adegan di rumah tidak bisa sulit. Salah satu adegan rumah yang cukup sulit adalah di kamar Elaine, saat Elaine bersedih karena dilarang ke Jakarta. Sutradara harus berkali-kali mengambil adegan Elaine meneteskan sebutir air mata.

5. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada penonton? Oka: bahwa siapa pun bisa bermimpi.

6. Apakah film ini dapat memotivasi tim marching band yang lain?

Oka: silakan cek TL @12menithemovie. Kamu bisa melihat tanggapan para penonton (yang rata-rata adalah anak-anak Marching Band).

7. Apakah film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Bontang?

Oka: Kalau nanyanya ke saya, ya saya pasti akan jawab “Iya”. Tapi, menurut kamu sebagai pembaca/penonton, gimana? Ini pertanyaan yang harus dinilai oleh pembaca/penonton. Apakah memang lokalitas Bontang terasa sekali, ataukah Bontang hanya terasa sebagai tempelan? Karena kalau Bontang hanya terasa sebagai tempelan, berarti sebagai penulis/sineas saya telah gagal. 

8. Apa yang mendasari Rene memiliki mimpi untuk menjadikan tim marching band Bontang Pupuk Kaltimmenjadi juara GPMB?

80% pendengarannya?

Oka: Karena dia yakin dia bisa, dan tidak ada yang mustahil di dunia ini selama kita mau berusaha.

10.Apa yang mendasari Earine sehingga ia sangat mencintai music? Oka: karena dia sekolah di sekolah musik.

11.Menurut anda,seberapa besar keberhasilan pemain dalam memvisualkan bahasa verbal sehingga mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini?

Oka: menurut kamu, aktingnya cukup meyakinkan nggak? Kamu kan sudah baca novelnya. Setelah melihat filmnya, apakah sesuai dengan yang kamu baca? Apakah akting Tara, Elaine, Lahang, dan Rene bisa dipercaya? Sekali lagi, kalau nanyanya ke

saya sebagai sineas, saya pasti akan jawab “Iya”.

12.Apakah ada unsur mimpi/cita-cita dalam film ini? Tolong sebutkan. Scene mana yang memperlihatkan tentang mimpi?

Oka: semua adegan memperlihatkan tentang upaya meraih mimpi. Nggak bisa dilihat per adegan. Semua kejadian adalah proses menuju ke satu tempat.

13.Berapa persen presentasi antara fakta dan fiktif yang terdapatdalam film ini? Oka: 50%.

14.Scene mana yang menurut anda paling penting dalam film ini?

Oka: Semua sineas akan bilang bahwa dalam filmnya, semua adegan adalah penting. Karena semua adegan itu menggambarkan upaya meraih sesuatu. Nggak ada adegan yang lebih nggak penting daripada yang lain.

15.Jika film ini dirangkum dalam satu scene,maka scene mana yang akan anda ambil?

Oka: adegan terakhir, saat mereka tampil di Istora. Karena itulah esensi semua perjuangan mereka.

When

1. Kapan film ini mulai diproduksi, berapa lama proses produksinya? Oka: Awal 2013. Lama produksi 1 tahun.

1. Siapa pembuat skenario film ini? Oka: saya sendiri.

2. Siapa penulis novel 12 menit? Oka: saya juga.

3. Siapa Sutradara film ini? Oka: Mas Hanny R Saputra 4. Siapa target penonton film ini?

Oka: Seluruh anak-anak Indonesia yang mempunyai mimpi.

5. Siapa tokoh utama dalam film ini, dan mengapa menjadi tokoh utama?

Oka: Rene harus jadi tokoh utama, karena pelatih adalah yang mewakili ruh pemimpin. Where

1. Dimana saja lokasi film ini dibuat? Oka: Di Bontang dan Jakarta.

2. Lokasi mana yang paling utama dalam pembuatan film ini?, mengapa dipilih lokasi di tempat tersebut?

Oka: Bontang. Karena tim marching band berasal dari Bontang. 3. Dimana saja film ini diputar?

Oka: Silakan cek TL @12menithemovie Why

1. Kenapa Lahang ingin sekali melihat Monas?

Oka: Karena Lahang menjadikan Monas sebagai batu loncatan bagi mimpinya untuk melihat tugu-tugu yang ada di dunia ini.

2. Kenapa film ini harus diproduksi?

Oka: Karena film ini patut untuk di jadikan tontotan dan tuntunan. 3. Kenapa film inii harus ditonton?

Oka: Karena Film ini menceritakan tentang bagaimana seseorang meraih mimpi. 4. Kenapa film ini harus mengangkat kisah marching band Bontang, Kaltim?

How

1. Bagaimana Lahang dapat mengatasi dilema ketika ia dihadapi pada 2 pilihan, untuk terus memburu mimpinya atau merawat sang ayah?

Oka: sang ayah yang memberikan motivasi kepada Lahang untuk terus mengejar mimpinya.

2. Bagaimana cara Tara tetap bertahan di marching band ketika ia kehilangan 80% pendengarannya sedangkan marching band memerlukan pendengaran yang baik?

Oka: terus latihan, dan latihan.

3. Bagaimana Eline dapat tetap bertahan ketika ia tidak mendapatkan izin dari ayahnya untuk mengikuti marching band?

Oka: ia terus meyakinkan sang ayah dengan dibantu oleh ibunya.

4. Bagaimana cara Rene memimpin 120 anak dari kota kecil untuk memenangan kompetisi tingkat nasional? Apa yang membuatnya tetap bertahan memimpin grup marching band ini?

Oka: kerja keras, dan disiplin. Latihan terus menerus tak kenal lelah. Karena dia tak akan menyerak sebelum mimpinya terwujud untuk menjadikan group ini menjadi juara GPMB.

Dokumen terkait