• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan hasil penelitian yang dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang didapat berdasarkan teori-teori maupun penelitian-penelitian yang ada. Pada bagian terakhir dikemukakan saran-saran praktis dan metodologis yang mungkin berguna pada penelitian yang akan datang dengan tema yang serupa.

V. A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan utama yaitu ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal pada mahasiswa Program Studi Psikologi USU, dengan nilai korelasi

r

xy = 0.441** dan p = 0.000, artinya semakin tinggi minat baca maka kreativitas verbalnya semakin tinggi.

Selain itu diperoleh hasil tambahan bahwa :

1. Minat baca pada umumnya berada pada kategori sedang ( 72.4 %) dan kreativitas verbal menunjukkan hasil yang sama yaitu pada kategori sedang ( 65.6 %).

2. Ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan jenis kelamin wanita.

3. Tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan jenis kelamin pria.

4. Tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal pada subjek penelitian anak bungsu dan anak tengah.

5. Ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal pada subjek penelitian anak sulung dan anak tunggal

6. Ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal pada subjek penelitian yang memiliki ukuran keluarga 1 anak dan ukuran keluarga sedang. 7. Tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan

ukuran keluarga besar dan kecil.

V. B. DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal pada mahasiswa Program Studi Psikologi USU. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal adalah linear dan positif dengan

r

xy = 0.441, artinya semakin tinggi minat baca mahasiswa akan diikuti dengan semakin tingginya kreativitas verbal mahasiswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rismiati & Mulandari (2004) yang menyatakan bahwa membaca adalah cara untuk memperluas wawasan, menambah pengetahuan dan merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari yang menuntut pengenalan kata, pengertian, serta kemampuan untuk mengasosiasikan kembali arti kata. Kreativitas yang dimiliki individu terbentuk melalui kata yang dinyatakan dari abstraksi kognitif, sehingga individu mampu mengenal lambang atau proses pengamatan terhadap simbol-simbol tertulis dan penafsiran lambang atau proses memahami arti dari bacaan. Individu dapat mengeluarkan ide-ide yang

bermakna, dapat menggambarkan masalah secara berbeda, serta mengungkapkan ide-idenya secara verbal.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh mean empirik skala minat baca 166.40 (

X

E = 166.40) dengan SD empirik sebesar 14.401 sedangkan mean hipotetik minat baca sebesar 137.5 (

X

H = 137.5) dengan SD hipotetik sebesar 13.75. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa kesiapan minat baca subjek penelitian berada di atas rata-rata pada umumnya. Berdasarkan kategorisasi menunjukkan bahwa sebagian besar minat baca mahasiswa Program Studi Psikogi USU termasuk ke dalam kategori sedang (72.4 %). Dalam arti mahasiswa Program Studi Psikogi USU memiliki minat membaca yang sesuai dengan yang dikemukakan Hurlock (1980), dimana subjek penelitian yang rata-rata berusia 18 tahun berada di usia peralihan masa remaja akhir ke masa dewasa dini, terdapat minat membaca karena individu mulai menyadari banyaknya tanggung jawab mereka untuk mendapatkan prestasi yang baik dalam bidang akademik yang dapat memberikan kepuasan dan ketenaran. Besar kecilnya minat individu terhadap membaca dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Biasanya individu lebih memilih bacaan-bacaan yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipihnya. Inilah sebabnya mengapa minat membaca menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja.

Berdasarkan kategorisasi kreativitas verbal mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Psikogi USU termasuk ke dalam kategori sedang (65.6 %). Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Handayani (2002), dimana seorang mahasiswa psikologi yang mempelajari

ilmu psikolgi sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia harus selalu berhubungan dengan bahasa dan mempunyai kemampuan verbal di atas rata-rata. Manusia berpikir melalui bahasa, berbicara dan menulis dengan bahasa, mengerti dan membuat interpretasi dengan bahasa.

Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh bahwa ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan jenis kelamin wanita, dan tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan jenis kelamin pria. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan Hurlock (2000) yang menyatakan bahwa laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada perempuan, disebabkan oleh adanya perbedaan pendekatan yang dilakukan oleh lingkungan untuk laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih diberi kesempatan untuk mandiri dan mendapat dorongan baik dari orangtua maupun guru, sehingga mereka lebih menunjukkan sikap inisiatif dan spontan. Namun Hurlock (1980) juga menyatakan bahwa pria yang pada awal masa dewasa kurang kreatif dari wanita, karena sewaktu remaja perempuan lebih banyak diberikan kesempatan untuk berkreasi daripada laki-laki, karena aktivitas itu dari segi kepantasan seks dianggap lebih pantas untuk perempuan daripada laki-laki. Oleh karena itu, sebagai wanita muda mereka cenderung lebih kreatif daripada laki-laki dalam hal apapun yang mereka lakukan. Pernyataan ini juga sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Lobart (dalam Ginting dan Ulfasari, 2005) yang menyatakan bahwa kadang-kadang perempuan lebih kreatif daripada laki-laki, tapi kadang-kadang laki-laki lebih kreatif daripada perempuan. Tetapi kadang-kadang tidak ada juga perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan analisa tambahan berikutnya, diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan urutan kelahiran anak bungsu dan anak tengah. Kemudian analisa berikutnya mengatakan bahwa ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan urutan kelahiran anak sulung dan anak tunggal. Penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Hurlock (2000) yang mengatakan bahwa anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah dan lahir belakangan dan anak tunggal mungkin lebih kreatif daripada yang lahir pertama.

Analisa tambahan lain, diperoleh bahwa ada hubungan positif antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan ukuran keluarga 1 anak dan ukuran keluarga sedang. Namun, analisa lain juga memperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara minat baca dengan kreativitas verbal berdasarkan ukuran keluarga kecil dan ukuran keluarga besar. Hurlock (2000) menyatakan bahwa keluarga kecil lebih kreatif daripada keluarga besar, tetapi bila kondisi lain juga ada persamaannya, seperti ekonomi. Hurlock juga menambahkan bahwa ukuran keluarga besar cenderung memiliki pola asuh demokratis. Pada penelitian ini pola asuh tidak dilihat, jadi hal ini tidak bisa jadi acuan. Individu yang termasuk dalam ukuran keluarga besar belum bisa dipastikan memiliki pola asuh otoritarian dan sebaliknya individu yang termasuk ukuran keluarga kecil belum bisa dipastikan memiliki pola asuh demokratis. Menurut Supriadi (1994) besar keluarga bukanlah faktor yang signifikan untuk menjelaskan kualitas kehidupan keluarga. Hal ini

berarti bahwa besar atau kecil keluarga tidak ada kaitannya dengan kualitas hidup mereka.

V. C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan diskusi dari penelitian ini, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran. Saran-saran berikut ini diharapkan berguna bagi perkembangan studi ilmiah tentang minat baca dan kreativitas verbal.

V. C. 1. Saran Bagi Mahasiswa Program Studi Psikologi USU

Pada penelitian ini kreativitas verbal yang dimiliki oleh mahasiswa cenderung sedang. Kreativitas dapat ditingkatkan dengan cara memberikan stimulus membaca. Dengan membaca individu dapat membangun konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberikan pengetahuan, menambah proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektual, membantu memahami dan mengerti orang lain, mengembangkan konsep diri, dan sebagai suatu bentuk kesenangan.

Membaca buku secara berulang-ulang akan membentuk kebiasaan mahasiswa untuk membaca, dan kebiasaan individu untuk membaca tersebut akan menumbuhkan munat membaca pada buku-buku yang lainnya lagi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk meningkatkan minatnya dalam membaca buku.

V. C. 2. Saran Bagi Pihak Program Studi Psikologi USU

Memberikan bantuan yang nyata dalam rangka mengatasi kesulitan mahasiswa dalam mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan konstruktif yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir, dan elaborasi terhadap gagasan tersebut.

Mengadakan bimbingan konseling bagi mahasiswa jika mengalami masalah-masalah yang dapat menghambat proses belajar.

Memantau perkembangan mahasiswa, sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan atau penurunan dalam menungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan dan mengemukakan suatu gagasan setiap tahunnya.

Menyediakan layanan bimbingan dan pelatihan dalam mengungkapkan pendapat, mengajukan pertanyaan serta mengemukakan suatu gagasan dan segala hal yang dapat meningkatkan kreativitas verbal individu, sehingga mahasiswa dapat mengevaluasi sendiri kemampuan kreativitas verbalnya.

V. C. 3. Saran Bagi Kelanjutan Studi Ilmiah

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat terhadap tema yang sama dalam penelitian ini, disarankan untuk memperhatikan variabel lain yang mempengaruhi kreativitas, misalnya bagaimana kreativitas verbal mahasiswa dilihat dari status sosial ekonomi, faktor Lingkungan kota dan lingkungan pedesaan juga intelegensi.

Pembagian minat baca buku menjadi dua jenis, yaitu minat baca buku fiksi dan minat baca buku non fiksi untuk mengetahui jenis mana yang paling mempengaruhi kreativitas verbal individu.

Juga disarankan agar memperbanyak sampel agar hasilnya lebih representatif.

Daftar Pustaka

Ayan, J. B. (2002). Bengkel kreativitas. Bandung: Kaifa.

Azwar, S. (1996). Pengantar psikologi intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ________ (2000). Penyusunan skala psikologi (Edisi 1). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

________ (2000). Reliabilitas dan validitas data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Basuki, S. (2005). Potensi kreativitas dalam menghadapi krisis sosial budaya.

Jakarta: Gramedia.

Brewer. (1997). Undergraduate education in psychology: will the mermaids sing?. American Psychologist, 52, 434-441

Firman, dkk. (2005). Pemanfaatan perpustakaan dan minat baca masyarakat pengunjung badan perpustakaan daerah propinsi Sumatera Utara. Jurnal Forum Pendidikan, 30 ,41-56.

Ginting, D. J., & Ulfasari, D. (2005). Perbedaan kreativitas ditinjau dari tipe adversity quontient. Jurnal Psikodinamik, 7, 29-42

Goevremont. (2000). Komposisi sebuah kemahiran berbahasa. Flores: Nusa Indah.

Hadi, S. (2000). Metodologi research (jilid 1-4). Yogyakarta: Andi.

Hilmansyah, H. (2003), Mengukur tingkat kreativitas si prasekolah. [On-line].

Available FTP: http://www.tabloid nakita.com/artikel.php3?edisi=05234&rubrik= prasekolah

Hurlock, E. B. (1978). Child development. Tokyo: Mc.Graw Hill.

___________ (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

___________ (2000). Perkembangan anak (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Jawwad, A. A. (2002). Mengembangkan inovasi dan kreativitas berpikir pada diri dan organisasi anda. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media.

Kolokium Psikologi Nasional XVI. (2005). Menuju standarisasi nasional pendidikan psikologi di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Malang, Universitas Malang, Universitas Wisnuwardhana Malang, Universitas Merdeka Malang.

Kusumah, I. (2005). Identitas mahasiswa sebuah konsekuensi [On-line] Available FTP: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/18/1105.htm. Tanggal akses: November 2006.

Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi. (1997). Petunjuk praktis tes kreativitas verbal. Jakarta: Fakultas Psikologi UI. Munandar, U. (1985). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Jakarta: PT.Gramedia.

____________ (1992). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. (Edisi revisi). Jakarta: Gramedia.

____________ (1999). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

____________ (2000). Kreativitas dan keterbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta: Gramedia Utama.

Nirmala, A.T., & Pratama, A.A. (2003). Kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media.

Pamungkas, D. (2004). Minat dan kebiasaan baca mahasiswa. Jurnal Vidya Karya, 01, 21-28.

Prakosa, H. (1995). Analisis matriks multitrait-multimethod validitas konstrak tes kreativitas verbal. Jurnal Psikologi, 01, 1-8.

Rahim, F. (2005). Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Rismiati, K. A., & Mulandari, N. (2004). Efektivitas membaca cerita fiksi terhadap peningkatan kreativitas verbal pada masa anak sekolah. Jurnal Insight, 01, 3-18.

Sudiana (2004). Pengembangan minat baca di kalangan siswa.Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 02, 100-113.

Sugyono, DR. (2000). Statistika utk peneltian. Bandung: Alfabeta.

Sukadji, S. (2000). Menyusun dan mengevaluasi laporan penelitian. Jakarta: UI Press.

Supratiknya, A. (2003). Kurikulum program pendidikan sarjana psikologi 2002. Jurnal Suksma, 01, 20-32.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas kebudayaan dalam pengembangan iptek. Bandung: Remaja Rusda Karya

Syah, M. (1995). Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. Bandung: Remaja Rusda Karya

Tarigan, H. G. (1990). Membaca dalam kehidupan. Bandung: Angkasa. Wulan, R. (1998). Belajar membaca dini. Bulletin Psikologi, 01, 32-39.

Zulkarnain & Ginting, D.J. (2003). Kreativitas ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Jurnal Nusantara, 36 (4), 176-180.

Dokumen terkait