• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran dari penelitian.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Self esteem dan dukungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimism hidup orang dengan HIV/AIDS di yayasan Stigama. Namun berdasarkan koefesiensi regresi, berdasarkan self esteem, perasaan terhadap orang lain dan berdasarkan dukungan

sosial, dukungan persahabatan memiliki pengaruh signifikan terhadap optmisme hidup, sedangkan berdasarkan self esteem,perasaan tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan berdasarkan dukungan sosial, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimisme hidup.

2. Proporsi varian Self esteem dan dukungan sosial terhadap optmimisme hidup orang dengan HIV/AIDS di yayasan stigma memiliki kontribusi sebesar 76,5% sedangkan 33.5% adalah factor yang lain.

5.2. Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh self esteem dan dukungan sosial terhadap optimisme hidup Orang dengan HIV/AIDS. Adapun hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self esteem dan dukungan sosial terhadap optimisme hidup ODHA. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi self esteem dan dukungan sosial maka semakin tinggi optimisme hidup ODHA, sebaliknya semakin rendahself esteem

dan dukungan sosial maka semakin rendah optimisme hidup ODHA. Seperti yang dikatakan Minchinton dalam bukunya maximum self esteem, seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi lebih percaya diri, berani menghadapi tantangan, rasa ingin tahu besar, dan mandiri. Hal ini didukung oleh harapan yang tinggi untuk mencapai kesuksesan, karena mereka merasa sukses dengan hasil usaha yang mereka lakukan

Selain itu, dari hasil penelitian ini terdapat dua variabel penelitian dari keseluruhan variabel penelitian yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optmimisme hidup, yaitu yaitu perasaan tentang diri sendiri dan dukungan persahabatan

Diperoleh hasil dalam penelitian ini bahwa berdasarkan self esteem, perasaan tentang diri sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimism hidup. Selain perasaan tentang diri sendiri, diperoleh hasil bahwa dukungan persahabatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap optimism hidup. Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994), dukungan sosial adalah informasi atau nasehat baik verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Adanya dukungan sosial yang cukup dapat membuat individu lebih optimis karena merasa yakin bahwa bantuan akan selalu tersedia bila dibutuhkan.

Berdasarkan hasil penghitungan proporsi varian antara variabel penelitian dengan optmisme hidup. Diperoleh hasil bahwa self esteem dan dukungan social terhadap optimism hidup memiliki kontribusi sebesar 76,5%. Variabel penelitian yang memiliki kontribusi terbesar terhadap optimism hidup adalah perasaan tentang diri sendiri dengan persentase sebesar 38,8% dan kontribusi terkecil adalah dukungan instrumental dengan persentase sebesar 0,1%.

Menurut Seligman (1991) optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif, dan mudah memberikan makna bagi diri. Individu yang optimis mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari yang telah lalu, tidak takut kegagalan, dan berusaha untuk tetap bangkit mencoba kembali bila gagal. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengharuh antara self esteem dan dukungan sosial terhadap optimisme hidup ODHA sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Seligman dimana menurutnya optimisme mendorong individu untuk selalu berpikir bahwa sesuatu yang terjadi adalah hal

yang terbaik bagi dirinya. Hal ini yang membedakan dirinya dengan orang lain. Orang-orang yang menyalahkan dirinya sendiri saat mereka gagal (pesimis) membuat rasa penghargaan terhadap diri mereka sendiri menjadi rendah, sedangkan orang-orang yang menyalahkan bahwa suatu kejadian bukan berasal dari dirinya (optimis), tidak kehilangan rasa penghargaan terhadap dirinya sendiri saat kejadian-kejadian buruk menimpa mereka. Dari pernyataan yang dikemukakan tersebut cukup menjelaskan bagaimana self esteem dan optimisme saling berkaitan erat.

5.3. Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dari peneliti ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan peneliti selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa, yaitu:

5.3.1. Saran Teoritis

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, variasi dari ke-8 IV hanya menyumbang pengaruh terhadap optmisme hidup sebesar 76,5 % dan sisanya sebesar 33,5% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Maka dari itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi optimism hidup.

Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti selanjutnya, yaitu :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih selektif lagi dalam memilih homogenitas responden sehingga benar-benar sesuai dengan kriteria yang menggambarkan sampel yang hendak diteliti.

2. Dengan jumlah sampel yang masih minim, peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel agar dapat memperoleh data yang lebih banyak lagi.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menelusuri lebih lanjut, faktor-faktor lain yang sekiranya dapat mempengaruhi optmisme hidup ODHA, sehingga hal ini dapat dijadikan acuan bagi ODHA dalam menyikapi hidup optimis.

5.3.2. Saran Praktis

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran praktis yang dapat dilakukan dalam penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Bagi pihak-pihak yang terkait dalam bidang HIV/AIDS, baik lembaga atau instansi, khususnya Yayasan Stigma dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu dan kualitas perawatan, dan pelatihan-pelatihan terutama mengenai optmisme hidup sebagai upaya mengembangkan potensi yang ada dalam diri ODHA.

2. Bagi ODHA, dapat memberikan informasi dan wawasan dan kemampuan serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi optimisme hidup dalam menjalani kehidupan ini.

3. Untuk masyarakat umum, beban ODHA sudah sangat besar baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu ODHA bukan untuk ditakuti dan dihindari, karena HIV/AIDS tidak menular dengan cara kita bersentuhan kulit atau berjabat tangan, HIV/AIDS hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah seperti hubungan seksual, pengguanaan jarum suntik bersamaan dan transfusi darah. Oleh karena itu tak ada kata untuk menghindar, namun kita harus memberikan dukungan agar bisa meminimalisir beban yang diderita ODHA agar lebih optimis dalam menjalani hidup. Besarnya dukungan sosial yang diberikan akan memilki arti penting bagi ODHA untuk menjalani roda kehidupan.

Dokumen terkait