BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
perhitungan statistika dan penelitian kualitatif karena kesimpulan mengenai
peningkatan pemahamannya disimpulkan secara kualitatif berdasarkan kualitas
jawaban subyek penelitian.
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada :
Sekolah : SMP Pancasila Ceper, Klaten
Waktu : (1). 1 – 22 September 2006
(2). 22 Januari – 2 Februari 2007
Penelitian ini dilakukan 2 kali. Karena pada penelitian yang pertama
materi yang disampaikan cukup sederhana sehingga dilakukan penelitian yang
kedua dengan materi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data
yang lebih spesifik dan lebih lengkap. Penelitian pertama yaitu pada pokok
bahasan Getaran dan penelitian yang kedua pada pokok bahasan Gelombang.
D. Populasi Dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di SMP Pancasila Ceper Klaten. Alasan mengapa
penelitian ini dilakukan pada tempat ini adalah (1). Di SMP Pancasila ini belum
menggunakan metode Komik Fisika sebagai media pembelajaran. (2). Dekatnya
lokasi sekolah dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti
melakukan kegiatan penelitian. (3). Hubungan yang baik dengan guru mata
pelajaran di SMP ini sehingga memudahkan untuk bekerja sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Pancasila Ceper kelas
VIII. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII A dan
VIII B. Dimana tiap kelas jumlah siswa ada 30 siswa jadi sampel dari populasi
berjumlah 60 siswa.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang akan diteliti,yaitu sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar siswa
Dalam penelitian ini akan diteliti tentang prestasi belajar siswa
pada konsep Getaran dan Gelombang. Peningkatan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari hasil Pre-test dan Post-test.
2. Peningkatan pemahaman siswa
Dalam penelitian ini juga akan diteliti tentang peningkatan
pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran fisika dengan
menggunakan media Komik Fisika. Peningkatan pemahaman
siswa dapat dilihat tentang bagaimana konsep awal siswa tentang
Getaran dan Gelombang, apakah ada miskonsepsi yang dialami
yang diterima oleh siswa dari kurang lengkap menjadi lebih
lengkap atau dari yang salah menjadi benar.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian ditentukan tanpa menggunakan acuan
apa-apa. Karena sistem yang digunakan dalam pembagian kelas pada sekolah tersebut
adalah random maka peneliti mengasumsikan bahwa kemampuan dasar rata-rata
siswa pada sekolah itu sama.
G. Desain Pembelajaran
Sebelum melakukan penelitian sangat perlu dibuat desain penelitian.
Desain penelitian ini berisikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti didalam melaksanakan penelitiannya agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik sesuai apa yang diharapkan. Desain penelitian ini selalu
dilaksanakan setiap kali proses pembelajaran fisika dan merupakan suatu siklus.
Langkah-langkah tersebut digambarkan dalam diagram alur sebagai berikut : Penentuan sampel Penyusunan instrument penelitian Proses pembelajaran Pre-test Post-test Data Pre-test Data Post-test Analisis Data
Proses pembelajaran dalam diagram tersebut meliputi:
1. Membagikan / memberikan materi kepada siswa yang sudah dibuat dalam
bentuk komik fisika.
2. Memberikan waktu kepada siswa untuk membaca dan memahami isi
komik tersebut.
3. Membimbing dan mengarahkan siswa apabila menemui kesulitan disaat
proses pembelajaran berlangsung.
H. Instrumen Penelitian
Untuk menjaring data penelitian diperlukan 2 jenis instrumen yaitu intrument
pembelajaran dan instrument pengumpulan data.Instrument pembelajaran terdiri
dari Rencana Pembelajaran dan Komik Fisika. Sedangkan instrument
pengumpulan data terdiri dari Pre-Test,Post-Test dan kuesioner minat belajar
siswa.
1. Instrumen Pembelajaran.
Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan peneliti dalam proses
pembelajaran di kelas baik untuk kelas VIIIA dan VIIIB. Dalam penelitian ini
instrumen tersebut adalah Rencana Pembelajaran dan Komik Fisika.
1.1 Rencana Pembelajaran
Bagian dari Rencana Pembelajaran adalah (1) identifikasi yang meliputi
mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester, dan alokasi waktu, (2)
pembelajaran, (6) media dan sumber pembelajaran , (7) penilaian. Format silabus
yang digunakan adalah sebagai berikut, dan Rencana Pembelajaran Pokok
Bahasan Getaran dan Gelombang dapat dilihat pada lampiran.
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN
Mata pelajaran : Kelas/semester : Materi pokok : Sub materi : Alokasi waktu : Standar kompetensi 1. Kompetensi dasar 2. Kriteria unjuk kerja
2.1. Pengetahuan 3. Materi Pembelajaran
3.1. Prasyarat :
3.2. Uraian materi pembelajaran 4. Strategi pembelajaran
5. Media dan sumber pembelajaran 6. Penilaian
Indikator Bentuk instrumen Instrumen
1.2. Instrumen Komik Fisika.
Instument ini diberikan pada saat proses pembelajaran. Komik fisika ini
dibuat berdasarkan pada buku–buku materi fisika yang biasa digunakan oleh guru
sebagai buku panduan dalam mengajar dengan memadukan ilustrasi berupa
gambar kartun yang tidak berwarna disajikan dalam bentuk komik fisika namun
tetap sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan tersebut.
Instumen ini tidak diuji cobakan terlebih dahulu karena alasan waktu yang yang
kurang tersedia, sehingga validitas yang bisa diukur adalah validitas isi dan
Menurut Suharsimi Arikunto (1987:61), menyatakan bahwa sebuah instrumen
bisa dikatakan memiliki validitas apabila intrumen tersebut sudah sesuai dengan
isi atau materi yang diajarkan. Sedangkan instrumen tersebut dikatakan sudah
memiliki validitas konstruksi apabila insrumen itu sudah sesuai dengan aspek
yang akan diukur. Dalam pembuatan komik fisika ini telah berpedoman pada
materi yang tertera dalam kurikulum, buku-buku panduan SMP yang digunakan
dalam proses pengajaran selama ini. Dengan demikian instrumen ini telah
memenuhi validitas isi dan kontruksi. Komik fisika yang dibuat oleh peneliti ini
dibawah bimbingan dosen permbimbing penelitian.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument ini adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengupulkan
data-data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan.
Dalam penelitian ini instrumen tersebut adalah soal pre-test, soal post-test dan
kuisioner sikap siswa pada metode Komik Fisika .
2.1. Pre – Test.
Pre-tes yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum dimulainya proses
pembelajaran. Tujuan pre-tes ini yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum mengikuti pembelajaran fisika. Soal-soal pre-tes ini dibuat bersama
dengan guru pengampu mata pelajaran. Sebagian dari soal ini dibuat oleh peneliti
dan sebagian lagi dibuat oleh guru mata pelajaran.
Untuk menghindari kemungkinan manipulasi data dan soal yang dilakukan
saling merahasiakan soal-soal pre-tes sebelum soal-soal tersebut diujikan kepada
para siswa. Soal pre-tes berjumlah empat buah soal untuk pokok bahasan Getaran
sedangkan untuk pokok bahasan Gelombang ada 5 buah soal dengan tingkat
kesulitan soal yang sedang. Soal pre-tes ini selalu diujikan kepada siswa selama
peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.
2.2. Post – Test.
Post-tes yaitu soal yang diberikan kepada siswa sesudah proses
pembelajaran selesai. Post-tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
sesudah mengikuti pelajaran sains/ fisika. Soal-soal untuk post-tes juga sebagian
dibuat oleh guru pengampu mata pelajaran fisika dan sebagian lagi dibuat oleh
peneliti. Soal yang dibuatpun bersifat rahasia sebelum diujikan kepada siswa, guru
maupun peneliti saling merahasiakan soal-soal post-tes tersebut. Hal itu dilakukan
untuk menghindari manipulasi data dan soal tes yang mungkin dilakukan oleh
peneliti. Soal post test ini juga berjumlah 4 buah soal pada pokok bahasan Getaran
dan pada pokok bahasan Gelombang ada 5 buah soal dimana tingkat kesulitannya
pun sedang. Soal post ini pun selalu diberikan kepada siswa selama peneliti
melakukan penelitian disekolah tersebut. Soal pre-test dan post-test sama-sama
diberikan kepada kedua kelas tersebut.
2.3. Kuisioner Minat Siswa Terhadap Metode Komik Fisika
Untuk mengetahui minat belajar siswa selama proses pengajaran
bertujuan untuk mengukur minat belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti
setelah pembelajaran fisika dengan menggunkan komik fisika ini usai. Kuesioner
ini berisikan pernyataan positif maupun negatif terhadap pengajaran fisika yang
selama ini dilakukan oleh guru dan terhadap pengajaran melalui komik
fisika.yang dilakukan oleh peneliti. Untuk setiap pernyataan disediakan 4 pilihan.
Setiap siswa untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap benar oleh siswa
menurut kondisi dirinya.
I. METODE ANALISIS DATA.
Data dalam penelitian ini berupa angka dan uraian. Proses meneliti data
dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan baik dari kuisioner
sikap siswa,maupun kemampuan belajar siswa berupa hasil Pre-Test maupun
Post-Test. Hasil dari Pre Test dibandingkan dengan hasil Post-Test untuk melihat
peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep Getaran dan Gelombang. Dalam
menganalisis data dibedakan atas:
1. Analisis kuantitatif
a). Analisis Kuantitatif Hasil Pre-Test Dan Post-Test
Prestasi belajar pada soal Pre-Test dan Post-Test
dinyatakan dengan nilai. Sistem penilaian yang digunakan yaitu
dengan menggunakan skor yang diperoleh siswa ketika tes.
Penentuan skor untuk tiap soal berdasarkan tingkat kesulitan soal
Tabel 1. Interval Skor
Interval skor frekuensi Prosentase siswa(%) Kategori
85 - 100 Sangat baik
65 - 84 Baik
50 - 64 Cukup
40 - 49 Kurang
0 - 39 Sangat kurang
b). Melihat Apakah Ada Perbedaan Pemahaman Konsep Dianalisis Dengan Menggunakan Uji-T
Dalam menganalisis data Prestasi belajar aspek produk
fisika, dilakukan dengan uji -T antara data Pre-Test dan Post Test
siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran menggunakan
metode Komik fisika yakni kelas VIIIA dan VIIIB. Analisis Uji-T
tersebut menggunakan signifikansi perbedaan nilai Post antara
kedua kelompok adalah sebagai berikut.
1. T observasi , dapat dihitung dengan rumus :
T observasi = T real ) 1 ( ) ( ) ( 2 2 2 1 − − − =
∑ ∑
− − N N N D D X X Trel Keterangan:X1: nilai rata-rata pada Pre-Test
X2:Nilai rata-rata pada Post-Test D:Nilai hasil pengurangan N:Jumlah siswa
2. Uji-T dilakukan dengan mengambil tingkat signifikansi :
α = 0,05 (two tailed).
2. Analisis Kualitatif
a). Analisis kualitatif terhadap peningkatan pemahaman konsep Getaran dan Gelombang dari hasil jawaban Pre-Test dan Post-Test.
Hasil jawaban siswa untuk Pre-Test dan Post-Test dianalisis
dengan acuan konsep ideal yang harus dipahami oleh setiap siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
Analisis data dalam penelitian ini melewati tiga tahap.
Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut.
1). Mengelompokkan variasi jawaban setiap soal. Variasi
jawaban untuk soal baik Pre-Test maupun Post-Test dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2 . Variasi jawaban untuk soal baik Pre-Test maupun Post-Test
No. Soal Variasi Jawaban Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%)
Jumlah ---
---Dari tabel variasi jawaban diatas, dapat diketahui
pemahaman setiap konsep tersebut dapat digambarkan dengan
Tabel berikut.
Tabel 3 .Pemahaman setiap konsep
Konsep No. Soal Presentase (%) Pre-Test Post-Test Peningkatan (%)
2). Mendiskripsikan setiap jawaban siswa selama mengikuti
pembelajaran ini. Pemahaman siswa terhadap setiap aspek
dikualifikasi menjadi 5 macam yaitu sangat baik, baik, cukup,
kurang dan sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil
Post-test, dan dapat dijelaskan dengan Tabel berikut :
Tabel 4 . Kualifikasi pemahaman setiap konsep.
No konsep Konsep Kualifikasi pemahaman Prosentase (%) Sangat baik 85-100 Baik 65-84 Cukup 50-64 Kurang 40-49 Sangat kurang 0-39
3). Untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman siswa
dapat dilihat pada penurunan persentase jawaban siswa yang
pada Pre-Test. Hal tesebut dapat dilihat pada format tabel
berikut.
Tabel 5 : Kualifikasi pemahaman siswa yang menjawab tidak
lengkap dan salah.
No Konsep
Kualifikasi pemahaman Kulifikasi pemahaman
Pre-Test Post-Test Tidak lengkap ( % ) Salah ( % ) Tidak lengkap ( % ) Salah ( % )
b). Analisis Data Minat Belajar Siswa Yang Diperoleh Dari Kuesioner.
Data yang didapat dari kuesioner dianalisis dengan
menggunakan metode penyekoran, dimana kuesioner tersebut
mencakup tentang jawaban siswa yang ditentukan menurut
skornya. Penentuan skor tersebut didasarkan pada ketentuan
sebagai berikut :
1). Untuk jawaban menyenangkan atau tidak menyenangkan,
jumlah item ada 1 pernyataan positif yaitu soal nomor 7, dan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
No Jawaban Skor
1 Sangat menyenangkan 4
2 Menyenangkan 3
3 Kurang menyenangkan 2
4 Tidak menyenangkan 1
2). Untuk jawaban setuju atau tidak setuju, jumlah item ada 5
pernyataan positif yakni nomor 1,2,3,4 dan 5. Dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 7 : Kualifikasi Minat Siswa
No Jawaban Skor
1 Sangat setuju 4
2 Setuju 3
3 Kurang setuju 2
4 Tidak setuju 1
3). Untuk jawaban sangat sering atau tidak pernah, dengan jumlah
item ada 1 yakni pada nomor 6. Dapat digambarkan dibawah ini:
Tabel 8 : Kualifikasi Minat Siswa
No Jawaban Skor
1 Sangat sering 4
2 Sering 3
3 Kadang-kadang 2
4 Tidak pernah 1
4). Cara Menentukan Tingkat Minat Siswa.
Tingkat minat siswa dapat ditentukan dengan tingkat interval skor
sebagai berikut :
Tingkat Minat Interval Skor Jumlah Siswa Prosentase (%) Sangat Berminat 23 -- 28 Berminat 17 – 22 Kurang Berminat 11 – 16 Sangat Kurang Berminat 7 – 10
Berdasarkan kategori tersebut dapat ditentukan jumlah siswa dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Data Kuantitatif
1. Hasil Belajar Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa diukur menggunakan
instrumen berupa soal pre-Test dan post-Test. Hasil dari pre-Test dan
post-Test disajikan dalam tabel 10-15.
Berdasarkan skor pre-Test dan post-Test dapat dinyatakan kategori hasil
belajar siswa. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Pokok Bahasan : Getaran I
Tabel 10 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Pre-Test Getaran I
Interval skor Frekuensi Prosentase(%) Kategori
≥ 85 0 0 Sangat baik
65 – 84 4 6,67 Baik
50 – 64 14 23,33 Cukup
40 – 49 15 25 Kurang
0 – 39 27 45 Sangat kurang
Pokok Bahasan : Getaran I
Tabel 11 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Post-Test Getaran I
Interval nilai Frekuensi Prosentase(%) Kategori
≥ 85 8 13,33 Sangat baik
65 – 84 27 45 Baik
50 – 64 23 38,33 Cukup
0 – 39 0 0 Sangat kurang
Dari data di atas disimpulkan bahwa, untuk test hasil belajar
pre-Test jumlah siswa yang dapat dimasukkan dalam kategori kurang
dan sangat kurang dalam pokok bahasan Getaran I lebih banyak
dibandingkan jumlah siswa yang dapat dikategorikan cukup, baik
dan sangat baik. Sedangkan pada tes hasil belajar post-Test jumlah
siswa yang dapat dimasukkan kedalam kategori cukup, baik dan
sangat baik lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang termasuk
kedalam kategori kurang dan sangat kurang.
Pokok Bahasan : Getaran II
Tabel 12 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Pre-Test Getaran II
Interval nilai Frekuensi Prosentase Kategori
≥ 85 1 1,67 Sangat baik
65 – 84 13 21,67 Baik
50 – 64 32 53,33 Cukup
40 – 49 12 20 Kurang
0 – 39 2 3,33 Sangat kurang
Pokok Bahasan Getaran II
Tabel 13 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Post-Test Getaran II
Interval nilai Frekuensi Prosentase Kategori
65 – 84 30 50 Baik
50 – 64 15 25 Cukup
40 – 49 0 0 Kurang
0 – 39 0 0 Sangat kurang
Dari data di atas disimpulkan bahwa, untuk test hasil belajar
pre-Test jumlah siswa yang dapat dimasukkan dalam kategori cukup, baik,
sangat baik dalam pokok bahasan Getaran II lebih banyak dibandingkan
jumlah siswa yang dapat dikategorikan kurang dan sangat kurang.
Sedangkan pada tes hasil belajar post-Test jumlah siswa yang dapat
dimasukkan kedalam kategori kurang dan sangat kurang tidak ada.
Pokok Bahasan : Gelombang
Tabel 14 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Pre-Test Gelombang
Interval nilai Frekuensi Prosentase Kategori
≥ 85 0 0 Sangat baik
65 – 84 0 0 Baik
50– 64 6 10 Cukup
40 – 49 21 35 Kurang
0 – 39 33 55 Sangat kurang
Pokok Bahasan: Gelombang
Tabel 15 : Frekuensi dan Prosentase Hasil Post-Test Gelombang
Interval nilai Frekuensi Prosentase Kategori
≥ 85 1 1,67 Sangat baik
65 – 84 31 51,67 Baik
50 – 64 18 30 Cukup
0 – 39 1 1,67 Sangat kurang
Dari data di atas disimpulkan bahwa, untuk test hasil belajar
pre-Test jumlah siswa yang dapat dimasukkan dalam kategori kurang
dan sangat kurang dalam pokok bahasan Gelombang jauh lebih
banyak dibandingkan jumlah siswa yang dapat dikategorikan cukup,
baik dan sangat baik. Sedangkan pada tes hasil belajar post-Test
jumlah siswa yang dapat dimasukkan kedalam kategori cukup, baik
dan sangat baik lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang
termasuk kedalam kategori kurang dan sangat kurang.
2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang dicapai dalam pembelajaran menggunakan metode komik fisika pada Mata Pelajaran Fisika pada Konsep Getaran dan Gelombang.
a). Uji T untuk soal pre-Test dan post-Test (Pokok Bahasan: Getaran I )
1). Hipotesa : Ho : X1 = X2 ; Hi : X1 # X2
2). Df = N – 1 = n1 + n2 – 1 ↔ 30 + 30 – 1 = 59
3). Tcrit = 2,021 ( dari Tabel ) dengan level signifikan 0,05.
4). Berdasarkan data – data yang diperoleh Tobs dapat dihitung dengan
) 1 ( ) ( ) ( 2 2 2 1 − − − =
∑ ∑
− − N N N D D X X TrelBerdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Trel = -
11,46 dan dapat disimpulkan :
Karena Trel > Tcrit maka Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi, pre-Test
dan post-Test berbeda secara signifikan.
b). Uji T untuk soal pre-Test dan post-Test (Pokok Bahasan: Getaran II )
1). Hipotesa : Ho : X1 = X2 ; Hi : X1 # X2
2). Df = N – 1 = n1 + n2 – 1 ↔ 30 + 30 – 1 = 59
3). Tcrit = 2,021 ( dari Tabel ) dengan level signifikan 0,05.
4). .Berdasarkan data – data yang diperoleh Tobs dapat dihitung
dengan persamaan : (n1 = n2) ) 1 ( ) ( ) ( 2 2 2 1 − − − =
∑ ∑
− − N N N D D X X TrelBerdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Trel = -
8,29 dan dapat disimpulkan :
Karena Trel > Tcrit maka Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi, pre-Test
c). Uji T untuk soal pre-Test dan post-Test (Pokok Bahasan; Gelombang ) 1). Hipotesa : Ho : X1 = X2 ; Hi : X1 # X2
2).Df = N – 1 = n1 + n2 – 1 ↔ 30 + 30 – 1 = 59
3). Tcrit = 2,021 ( dari Tabel ) dengan level signifikan 0,05.
4). Berdasarkan data – data yang diperoleh Tobs dapat dihitung dengan
persamaan : (n1 = n2) ) 1 ( ) ( ) ( 2 2 2 1 − − − =
∑ ∑
− − N N N D D X X TrelBerdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Trel = -
11,49 dan dapat disimpulkan :
Karena Trel > Tcrit maka Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi, pre-Test
dan post-Test berbeda secara signifikan.
B. Hasil Analisis Data Kualitatif
1. Perubahan konsep dan peningkatan pemahaman konsep.
Setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Komik Fisika dapat dilihat apakah ada peningkatan pemahaman konsep yang
terjadi pada siswa. Variasi jawaban siswa dalam menjawab pertanyaan Pre-Test
dan Post-Test dapat dilihat pada lampiran. Pemahaman konsep dan peningkatan
a. Pre –Test & Post-Test I Pokok Bahasan : Getaran I
Pemahaman konsep dan peningkatan pemahaman setiap konsep tersebut
disajikan dalam tabel 16. Prosentase siswa baik pada Pre-Test maupun Post-Test
pada tabel tersebut 16 dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab secara
benar/lengkap. Cara penghitungannya adalah Jumlah siswa yang menjawab
dengan benar/lengkap dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100%.
Tabel 16 : Pemahaman konsep untuk pokok bahasan Getaran I
Konsep No. Soal Prosentase (%) Pre-Test Post-Test Peningkatan (%) 1. Getaran 1 13,33 76,67 63,34 2. Periode 3. Frekuensi 4. Amplitudo 2 28,33 90 61,67 40 88,33 48,33 28,33 66,67 38,34 5. Titik Setimbang 3 8,33 78,33 70
6. Penerapan Frekuensi dan
Periode 4
35 70 35
35 70 35
Berdasarkan data pada Tabel 16 di atas dapat disimpulkan kualifikasi pemahaman
untuk tiap konsep. Kualifikasi pemahaman siswa dilihat dari hasil jawaban
Post-Test untuk setiap konsep. Kualifikasi pemahaman setiap konsep tersebut
digambarkan pada tabel 17 berikut :
Tabel 17 : Kualifikasi pemahaman tiap konsep untuk pokok bahasan Getaran I
No Konsep Kualifikasi Pemahaman
1 Getaran Baik
3 Frekuensi Sangat baik
4 Amplitudo Baik
5 Titik setimbang Baik
6 Penerapan frekuensi Baik
7 Penerapan periode Baik
Tabel 18: Kualifikasi pemahaman konsep siswa untuk jawaban tidak lengkap dan salah pokok bahasan Getaran I
No
Konsep
Kualifikasi pemahaman Kulifikasi pemahaman
Pre-Test Post-Test Tidak lengkap (%) Salah (%) Tidak lengkap (%) Salah (%) 1 Getaran 43,33 43,34 15 8,33 2 Periode 50 21,66 0 10 3 Frekuensi 53,33 6,67 8,33 3,33 4 Amplitudo 71,67 0 16,67 16,67 5 Titik setimbang 30 61,66 6,67 15 6 Penerapan frekuensi 0 65 0 30 7 Penerapan periode 0 65 0 30
Dari data variasi jawaban pada lampiran dan data peningkatan pemahaman
diatas dapat disimpulkan:
1). Getaran
Dalam mendefinisikan getaran siswa mengalami peningkatan pemahaman.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban siswa ketika Pre-Test dan Post-Test pada tabel
16. Ketika Pre-Test 13,33% siswa mendefinisikan Getaran secara lengkap/benar
yaitu gerakan bolak-balik suatu benda melalui titik setimbang. Dan pada Post Test
76,67%. Pada tabel 18 terlihat bahwa setelah proses pembelajaran terjadi
penurunan kualifikasi pemahaman kurang lengkap, begitu juga pada pemahaman
yang salah. Pada tabel 18 terlihat bahwa kualifikasi pemahaman tidak lengkap
berkurang dari 43,33% menjadi 15% dan kualifikasi salah berkurang dari 43,34%
mnjadi 8,33%.
2). Periode
Dalam mendefinisikan periode siswa mengalami peningkatan pemahaman.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban siswa ketika Pre-Test dan Post-Test. Ketika
Pre-Test 28,33% siswa mendefinisikan periode secara lengkap/benar yaitu waktu
yang dibutuhkan oleh getaran untuk melakukan satu kali getaran penuh. Dan pada
Post Test jumlah siswa yang mendefinisikan periode secara benar/lengkap
meningkat menjadi 90%. Pada tabel 18 juga terlihat bahwa setelah proses
pembelajaran terjadi penurunan kualifikasi pemahaman tidak lengkap dan salah.
Pada tabel 18 terlihat bahwa kualifikasi pemahaman tidak lengkap berkurang
cukup tinggi dari 50% menjadi tidak ada yang menjawab salah dan kualifikasi
pemahaman yang salah berkurang dari 21,66% menjadi 10%.
3). Frekuensi
Dalam mendefinisikan frekuensi siswa mengalami peningkatan pemahaman.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban siswa ketika Pre-Test dan Post-Test. Ketika
Pre-Test 40% siswa mendefinisikan frekuensi secara benar/lengkap yaitu
banyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu. Dan pada Post Test
terdapat 88,33% siswa yang dapat mendefinisikan periode secara benar/lengkap.
berkurang dari 53,33% menjadi 8,33% dan kualifikasi pemahaman salah juga
berkurang dari 6,67% menjadi 3,33%.
4). Amplitudo
Dalam mendefinisikan amplitudo siswa mengalami peningkatan pemahaman.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban siswa ketika Pre-Test dan Post-Test. Ketika
Pre-Test 28,33% siswa mendefinisikan Amplitudo secara benar/lengkap,
Amplitudo adalah simpangan terjauh suatu getaran dari titik setimbang. Dan pada
Post Test jumlah siswa yang mendefinisikan amplitudo secara benar meningkat
menjadi 66,67%. Pada tabel 18 terlihat bahwa kualifikasi pemahaman tidak
lengkap berkurang dari 71,67% menjadi 16,67% sedangkan pada kualifikasi