• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

2000).

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS 17.00 for

Windows. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengambilan keputusan didasarkan pada besaran probabilitas (p). Jika p>0.5 maka sebaran dinyatakan normal, sebaliknya jika p<0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 9.

Hasil Uji Normalitas Sebaran

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig.

(2-tailed) Keterangan

Citra Toko 0,803 0,539 Normal

Loyalitas Konsumen 0,874 0,430 Normal

Hasil uji normalitas menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Test pada variabel Citra Toko sebesar 0.803 dengan probabilitas (p) lebih besar dari 0,05 (0,539>0,05). Pada variabel Loyalitas Konsumen, hasil uji normalitas menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,874 dengan probabilitas (p) lebih besar dari 0,05 (0,430>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

distribusi data pada kedua sampel adalah normal (Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki, 2000).

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan skor variabel Citra Toko dan variabel loyalitas konsumen merupakan garis lurus atau tidak. Uji linearitas garis regresi dilakukan dengan menghitung nilai F, yaitu dengan mempergunakan hipotesis nol (Ho). Jika nilai F, yang ditemukan lebih kecil daripada p 0,05, garis regresi itu berarti tidak linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.00 for Windows. Hasil dari uji linearitas yang dilakukan menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel yaitu citra toko dan loyalitas konsumen adalah linear, hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikansi untuk linearitas lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05) yaitu F=36,797; p= 0,000 atau p < 0,05. Hasil dari uji linearitas tersebut dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 10. Uji Linearitas

F Sig.

Skor citra toko dan loyalitas konsumen (Between Groups) (Combined) 2.031 .007 Linearity 36.797 .000 Deviation from Linearity 0.945 .559

Dari hasil uji linearitas menunjukkan bahwa antara variabel citra toko dan loyalitas konsumen menunjukkan garis linear dengan signifikasi 0.000 (p<0,05) dan harga F linearitas sebesar 36.797. Dengan demikian membuktikan bahwa ada hubungan yang bersifat linear antara citra toko dengan loyalitas konsumen.

2. Uji Hipotesis

Setelah mengetahui bahwa data penelitian berdistribusi normal dan berkorelasi linear, maka dapat dilakukan uji koefisien korelasi Pearson Product Moment. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara citra toko dengan loyalitas konsumen. Teknik uji hipotesis Pearson Product Moment ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.00 for Windows Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis

CT LK

Citra toko Pearson Correlation 1 0,526**

Sig. (1-tailed) 0,000 N 100 100 Loyalitas Konsumen Pearson Correlation 0,526** 1 Sig. (1-tailed) 0,000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara citra toko dan loyalitas konsumen. Hal ini

terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,526 dan nilai signifikansi antara variabel citra toko dan loyalitas konsumen sebesar 0,000 (p<0,01) dengan uji satu ekor (1-tailed). Pemakaian uji satu ekor dalam penelitian ini didasarkan karena hipotesis yang diajukan sudah memiliki arah yaitu adanya hubungan positif antara citra toko dengan loyalitas konsumen. Hasil analisis data yang diperoleh membuktikan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Artinya semakin tinggi citra toko, maka semakin tinggi pula loyalitas konsumen.

3. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan positif antara citra toko dengan loyalitas konsumen Circle K di Yogyakarta. Dalam penelitian ini diperoleh hasil data statistik deskriptif dan dapat dilihat bahwa mean empiris citra toko lebih besar daripada mean teoretisnya (78,28 > 62,5). Ini menandakan bahwa subyek penelitian memiliki citra toko yang cenderung tinggi.

Citra didefinisikan sebagai suatu bentuk kepercayaan, ide-ide dan kesan seseorang mengenai suatu obyek (Kotler, 1994). Hal ini juga dikemukakan Cundiff dan Still (1964) bahwa citra adalah kesan yang melekat di benak individu dalam hubungannya dengan suatu obyek. Sedangkan citra toko (Peter dan Olson, 1993) merupakan apa yang dipikirkan oleh konsumen mengenai suatu toko. Hal ini sudah meliputi persepsi dan sikap yang didasarkan pada sensasi dan barang-barang yang dijual dan pramuniaga, stimulus toko yang diterima melalui

indera. Dimensi-dimensi citra toko antara lain barang-barang dagangan, pelayanan para pelanggan, fasilitas fisik, promosi dan perabotan. Selain itu persepsi pada citra toko tidak hanya berasal dari atribut fungsionalnya seperti harga, barang-barang yang baik dan terpilih, tetapi juga pengaruh arsitektur, desain interior, warna, dan periklanan (Loudon dan Bitta, 1993).

Seperti halnya citra toko yang disajikan Circle K cukup menarik. Tidak hanya dari tampilan desain penataan toko tetapi juga keterjangkauan, maksudnya adalah toko-toko kelontong tersebut mudah ditemui diberbagai sudut kota. Selain itu toko yang buka 24 jam juga menjadi nilai tambah tersendiri dalam pembentukan citra toko tersebut. Citra toko yang ditampilkan Circle K yaitu faktor kemudahan dan kenyamanan inilah yang ditonjolkan dalam menarik minat konsumen.

Bila seseorang memiliki pengalaman yang menyenangkan terhadap suatu obyek maka ia akan mempersepsikan obyek tersebut secara positif. Tetapi bila seseorang memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap suatu obyek maka ia akan mempersepikan obyek tersebut secara negatif. Ini berarti citra toko Circle K dapat dipersepsikan secara positif atau negatif oleh konsumennya.

Kemudian dari hasil data statistik deskriptif dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa mean empiris loyalitas konsumen lebih

besar daripada mean teoretisnya (39,68 > 37,5). Ini menandakan bahwa subyek penelitian memiliki loyalitas yang cenderung tinggi.

Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut dan membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang (Olson, 1993). Andreassen, 1998 (dalam Foster, 2008,). mengungkapkan bahwa loyalitas merupakan sikap positif terhadap perusahaan serta upaya untuk menyampaikan kepuasan yang diperolehnya kepada pihak-pihak lain. Selain itu menurut Kandampul dalam Foster (2008) loyalitas konsumen adalah konsumen yang membeli kembali dari perusahaan yang sama dan selalu merekomendasikan atau memelihara sikap yang positif terhadap perusahaan penyedia jasa. Pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing (Jill Griffin, 2003).

Terkait dengan demografi (Engel, 1994) loyalitas konsumen juga dipengaruhi oleh usia, dimana usia dewasa seseorang lebih memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan. Kemudian jenis kelamin, pria cenderung lebih loyal karena wanita senang belanja sehingga mudah tertarik pada merk lain. Lalu

pendidikan juga dapat mempengaruhi loyalitas, dimana tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan seseorang, akibatnya orang yang berwawasan rendah akan lebih mudah terpengaruh.

Kemudian analisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dalam program SPSS 17.00 for Windows pada penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,526. Korelasi tersebut signifikan dengan taraf signifikansi 0,000 (p< 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra toko dengan loyalitas pada konsumen Circle K di Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi citra toko, maka semakin tinggi pula loyalitas konsumen.

Loyalitas konsumen merupakan ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan. Menurut Assael (1992) loyalitas konsumen adalah pembelian kembali karena komitmen untuk yakin terhadap suatu merk, toko atau perusahaan. Untuk menumbuhkan loyalitas konsumen, cara terbaik yang dapat ditempuh adalah dengan mengetahui dan memahami apa yang menjadi keinginan konsumen. Salah satu yang sedang gencar dilakukan agar loyalitas konsumen dapat terbentuk yaitu dengan membuat citra toko semenarik mungkin. Citra toko yang disajikan tidak hanya dari tampilan desain penataan toko tetapi juga keterjangkauan, maksudnya adalah toko-toko kelontong tersebut mudah ditemui diberbagai sudut kota. Selain itu toko yang buka 24

jam juga menjadi nilai tambah tersendiri dalam pembentukan citra toko tersebut. Citra toko yang ditampilkan Circle K yaitu faktor kemudahan dan kenyamanan inilah yang ditonjolkan dalam menarik minat konsumen sehingga dengan meningkatkan citra tokonya loyalitas konsumen akan tercipta.

Dalam hal ini, citra suatu toko dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen agar kembali lagi untuk membeli di tempat tersebut. Engel (1994) berpendapat bahwa citra toko adalah cara dimana sebuah toko dapat didefinisikan dalam benak pembelanja sebagian oleh kualitas fungsionalnya dan sebagian lagi oleh pancaran cahaya atribut psikologis. Secara lebih khusus dapat disimpulkan bahwa citra atau reputasi suatu toko adalah sebuah fungsi dari kemampuan untuk memenuhi harapan konsumen akan konsistensi.

Zeithaml, (1996) menambahkan bahwa seorang kosumen yang mempunyai citra positif terhadap toko atau perusahaan tertentu akan cenderung menggunakan atau mengulang pembelian lagi. Namun jika konsumen merasa tidak puas dan tidak terpenuhi kebutuhannya atau bahkan dirugikan oleh suatu merek, produk barang atau jasa tertentu, maka mereka akan cenderung untuk mengeluh pada perusahaan, pengecer lain atau konsumen lain mengenai produk tersebut. Oleh karena itu suatu toko harus memelihara reputasinya dengan membangun citra yang baik (Morgenstein dan Strongin, 1983). Loyalitas konsumen menurut Petter&Olson (1993) adalah keinginan

dan perilaku berbelanja kembali pelanggan yang dipengaruhi oleh penataan lingkungan, khususnya prasarana toko yang dapat melakukan perkuatan. Ini berarti lebih menekankan bahwa loyalitas adalah suatu bentuk perilaku pembelian berulang yang yang dipengaruhi oleh penataan lingkungan dan prasarana toko.

Citra toko yang ditampilkan oleh Circle K menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen agar kembali lagi untuk membeli di tempat tersebut. Citra toko adalah cara dimana sebuah toko dapat didefinisikan dalam benak pembelanja sebagian oleh kualitas fungsionalnya dan sebagian lagi oleh pancaran cahaya atribut psikologis. Secara lebih khusus dapat disimpulkan bahwa citra atau reputasi suatu toko adalah sebuah fungsi dari kemampuan untuk memenuhi harapan konsumen akan konsistensi.

Sebuah toko yang telah memiliki citra toko yang baik dipasaran akan dengan mudah mendapatkan konsumen. Hal ini dapat terjadi secara tidak langsung karena produsen telah menjanjikan sesuatu yang akhirnya dapat dibuktikan dan dinikmati konsumen. Ketika toko mendapat citra positif dari konsumen, maka akan muncul komitmen dari konsumen untuk yakin terhadap toko tersebut. Dampaknya konsumen tidak akan ragu untuk melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa, merefrensikan kepada orang lain, menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing. Hal ini akan menunjukkan bahwa konsumen tidak

loyal terhadap toko. Namun jika konsumen mendapat kesan atau persepsi negatif dari lingkungan toko, maka tidak akan muncul komitmen dari konsumen untuk yakin terhadap toko tersebut. Dampaknya konsumen tidak akan kembali berbelanja di toko tersebut, tidak akan membeli antar lini produk dan jasa, tidak akan merefrensikan kepada orang lain, dan akan mudah terbujuk terhadap tarikan dari pesaing-pesaing. Hal ini akan menunjukkan bahwa konsumen tidak loyal terhadap toko.

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan antara citra toko dengan loyalitas konsumen pada konsumen Circle k di Yogyakarta. Berdasar data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara citra toko dan loyalitas konsumen pada konsumen circle K di Yogyakarta, dimana semakin tinggi citra toko konsumen, maka semakin tinggi pula loyalitas konsumen. Hal ini didasarkan atas koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,526 dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,01) dengan teknik Pearson- Product Moment.

Dokumen terkait