• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan analisa data, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari deskripsi data variabel metode mengajar dapat diperoleh bahwa kategori sangat baik ada 4%, kategori baik 43%, kategori cukup 44%, kategori tidak baik ada 9%, dan kategori sangat tidak baik 0% sehingga dapat disimpulkan bahwa metode mengajar untuk mahasiswa angkatan 2002 dan 2003 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori cukup. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan didapatkan rhitungsebesar 0,558 lebih besar dari rtabelsebesar 0,135 dan thitung sebesar 2,953 lebih besar dari ttabelsebesar 1,984. Arah hubungan antara variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) bertanda + (positif) dan searah, maksudnya makin tinggi nilai X1 maka makin tinggi pula nilai Y. Tingkat hubungannya diinterpretasikan sedang karena hasil rhitung = 0,558 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan menciptakan metode mengajar yang baik di dalam kelas dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Dari deskripsi data variabel intensitas balajar dapat diperoleh bahwa kategori sangat tinggi ada 0%, kategori tinggi 5%, kategori cukup 31%, kategori rendah ada 31%, dan kategori sangat rendah ada 33% sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas belajar mahasiswa angkatan 2002 dan 2003 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori rendah. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan didapatkan rhitung sebesar 0,529 lebih besar dari rtabelsebesar 0,135 dan thitung sebesar 3,103 lebih besar dari ttabelsebesar 1,984. Arah hubungan antara variabel intensitas belajar (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) bertanda + (positif) dan searah, maksudnya makin tinggi nilai X2 maka makin tinggi pula nilai Y. Tingkat hubungannya diinterpretasikan sedang karena hasil rhitung= 0,529 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan meningkatkan intensitas belajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

3. Dari deskripsi data variabel sarana belajar dapat diperoleh bahwa kategori sangat baik ada 3%, kategori baik 35%, kategori cukup 53%, kategori tidak

baik ada 8%, dan kategori sangat tidak baik ada 1% sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana belajar mahasiswa angkatan 2002 dan 2003 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori cukup. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan didapatkan rhitung sebesar 0,504 lebih besar dari rtabelsebesar 0,135 dan thitung sebesar 2,699 lebih besar dari ttabel sebesar 1,984. Arah hubungan antara variabel sarana belajar (X3) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) bertanda + (positif) dan searah, maksudnya makin tinggi nilai X3 maka makin tinggi pula nilai Y. Tingkat hubungannya diinterpretasikan sedang karena hasil rhitung= 0,504 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan menambah sarana belajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

4. Dari deskripsi data variabel lingkungan belajar dapat diperoleh bahwa kategori sangat baik ada 6%, kategori baik 40%, kategori cukup 45%, kategori buruk ada 7%, dan kategori sangat buruk ada 2% sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar mahasiswa angkatan 2002 dan 2003 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori cukup. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan didapatkan rhitung sebesar 0,411 lebih besar dari rtabel sebesar 0,135 dan thitun g sebesar 2,442 lebih besar dari ttabel sebesar 1,984. Arah hubungan antara variabel lingkungan belajar (X4) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) bertanda + (positif) dan searah, maksudnya makin tinggi nilai X4maka makin tinggi pula nilai Y atau sebaliknya. Tingkat hubungannya diinterpretasikan sedang karena hasil rhitung= 0,411 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan menciptakan situasi dan kondisi yang baik, baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat/kost, maupun di lingkungan kampus, terutama yang mendukung dalam belajar mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajar.

5. Dari deskripsi data variabel prestasi belajar dapat diperoleh bahwa kategori sangat tinggi ada 18%, kategori tinggi 37%, kategori cukup 29%, kategori rendah ada 7%, dan kategori sangat rendah ada 9% sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar mahasiswa angkatan 2002 dan 2003 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori tinggi. Dari analisa data dapat diperoleh bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan didapatkan Rhitung sebesar 0,697 lebih besar dari Phitung= 0,00 dan Fhitung sebesar 22,394

lebih besar dari Ftabel sebesar 2,467. Arah hubungan antara variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1), variabel intensitas belajar (X2), variabel sarana belajar (X3), variabel lingkungan belajar (X4) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) bertanda + (positif) dan searah, maksudnya makin tinggi nilai X1, X2, X3, dan X4maka makin tinggi pula nilai Y. Tingkat hubungannya diinterpretasikan kuat karena hasil Rhitung = 0,697 berada pada interval koefisien 0,60 – 0,799.

Dengan penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan menyajikan metode pengajaran secara tepat di dalam kelas dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain itu sarana belajar dan lingkungan belajar agar menjadi lebih baik lagi sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih mendalam. Dengan demikian materi pelajaran yang diberikan oleh dosen pun akan lebih mudah diserap dan rasa motivasi mahasiswa untuk belajar akan bertambah sehingga intensitas belajar bertambah dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya.

Dokumen terkait