• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma "

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Oleh:

Puji Astuti Mulyaningsih 011334075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Puji Astuti Mulyaningsih 011334075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO

Kalau saya jujur dan sabar mengerjakan sesuatu pasti hasilnya baik dan tahan lama

Melakukan yang terbaik sekarang bukan cuma untuk menunjukkan rasa tanggung jawab, melainkan membuat kita berada pada posisi yang terbaik

juga di masa yang akan datang

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

atas rahmat dan hidayah-Nya

Bapak dan Ibuku tercinta

yang telah memberi dukungan moril dan materiil

Adikku Igit dan Kekasihku Adi

yang selalu memberi semangat

Keluarga Besar Marto Utomo dan Kromo Warno

Keluarga Besar Mbah Kardi

(7)
(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma

PUJI ASTUTI MULYANINGSIH

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (4) lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, dan (5) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 pada bulan September – Oktober 2006.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 164 mahasiswa. Jumlah sampel sebanyak 100 mahasiswa diambil dengan teknik Proportional Random Sampling. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Momentdan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi ( ) sebesar 0,05.

(9)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THEIR LECTURER’S TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITY, LEARNING ENVIRONMENT AND

STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study at Student of Accounting Education Study Programme Academic Year of 2002-2003 Sanata Dharma University

PUJI ASTUTI MULYANINGSIH

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

This research was to know whether there was any positive and significant relationship between : (1) students’ perception about their lecturer’s teaching method and students’ learning achievement, (2) learning intensity and students’ learning achievement, (3) learning facility and students’ learning achievement, (4) learning environment and students’ learning achievement, and (5) students’ perception about their lecturer’s teaching method, learning intensity, learning facility, learning environment and students’ learning achievement.

This case study was conducted at Sanata Dharma University, Accounting Education Study Programme academic year of 2002-2003 on September – October 2006.

The population involved was students of accounting education study

programme academic year of 2002-2003 Sanata Dharma University Yogyakarta, 164 students. The sample of 100 students was taken by using Proportional Random Sampling technique. The data was gathered by using quetionnaire and documentation techniques then was analyzed by using analysis with significance level () of 0,05.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.,D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran selama pembimbingan proposal hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen tamu yang telah memberikan banyak masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.

(11)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Segenap karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada peneliti dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan ujian pendadaran.

9. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Pak Heri, Pak Sapto, Pak Ruby, Pak Teguh, Bu Rita, Bu Indah, Bu Catur, Bu Prem) yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menjadi bekal dalam

penyusunan skripsi ini. Juga Pak Choosa PBI yang telah membantu dalam membuat abstrak.

10. Bapak dan ibuku yang tak henti-hentinya selalu mendoakanku di setiap kesempatan.

11. Adikku Igit di rumah makasih ya uda dukung dan doain Mba Puji di sini, dan makasih juga uda selalu bela-belain antri lama di BNI hanya buat kirim nyawa ke Jogja hehe…Juga buat Eka adikku yang ada di Solo terimakasih atas dukungan dan kecerewetannya

12. Keluarga Mbah Panggeran dan Mbah Kardi di X_Urang, Mbak Reni, Mas Tri, Bulek Kris, Om Yadi, de’ Thomas, de’ Alan, de’ Aldi, de’ Beni, terimakasih atas dukungan dan doanya.

13. Keluarga Pa’de dan Bude di Bantul, terimakasih untuk semuanya.

14. Om dan Tante di Lampung terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini, terutama Tante terimakasih ya Tante sudah khusus doain Puji waktu pendadaran. 15. Adi tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, motivasi,

kesabaran, dan manjain aku selama 1 bulan menjelang pendadaran kemarin , terimakasih dan terimakasih atas semuanya … love u Adi…

16. Adikku Estu, Ajeng, Kris, dan Tomy makasih atas dukungan dan doanya selama ini moga selalu sukses GBU…

(12)

18. Temen-temen di PAK (Natha, Estin, Hexa, Kiki, Dewi, Budi, Mas Byar, Mas Indra) terutama PAK B’01 (Sulis, Silvy, Etik, Anna, Marina, Critny, Ida,

Compos, Sigit, Duwek, Allan, Bendot, Anton) terimakasih atas kebersamaan dan kasih persaudaraan kalian selama ini. Juga terimakasih untuk PAK 2002-2003 yang uda mau isi kuesioner, buat Emi, Bowo, Beni, makasih ya uda bantuin aku. 19. Temen-temen di Kost Putri Sekartaji (Nata, Cuwi, Titek, Galuh, Dita, Mba Novi)

terimakasih untuk semua dukungan semoga semua selalu sukses.

20. Mba Arpi dan Mas Ahmad Magic 2000 terimakasih uda bantuin aku ngolahin data.

21. “Teman-temanku” yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis baik dari awal maupun akhir sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca skripsi ini untuk kepentingan penyempurnaannya. Meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini sekecil apapun tetap memberikan manfaat bagi para praktisi pendidikan.

Terimakasih.

Yogyakarta, 4 Mei 2007

(13)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….. i

Halaman Persetujuan ……….…... ii

Halaman Pengesahan ……….…... iii

Motto ……….……….…... iv

Halaman Persembahan ……….. v

Pernyataan Keaslian Karya ………... vi

Abstrak ……….. vii

Abstract ………. viii

Kata Pengantar ……….. ix

Daftar Isi …..………. xii

Daftar Tabel ……….………. xv

Daftar Lampiran ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….……….. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 4

C. Batasan Masalah ………... 4

D. Rumusan Masalah ………. 4

E. Tujuan Penelitian ……….. 5

F. Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 7

A. Kerangka Teori ………. 7

1. Prestasi Belajar ………..……….… 7

2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen……..……. 10

3. Intensitas Belajar ……….…… 21

4. Sarana Belajar ………. 25

5. Lingkungan Belajar ………. 28

(14)

C. Kerangka Berpikir ……… 32

D. Paradigma Penelitian ………. 35

E. Hipotesis ……… 36

BAB III METODE PENELITIAN ……… 37

A. Jenis Penelitian ……….. 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 38

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……….. 40

1. Variabel Penelitian ………..………..………….. 40

2. Kategori Kecenderungan Variabel ……….………. 41

3. Pengukuran Variabel ……….…………. 41

E. Data yang Diperlukan …….……….. 45

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 45

G. Pengujian Instrumen Penelitian ………. 46

1. Pengujian Validitas ………..……. 46

2. Pengujian Reliabilitas ………..………. 49

H. Teknik Analisis Data ………. 51

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ….………..……. 52

a. Uji Normalitas ……….……….. 52

b. Uji Linieritas ………...……… 53

2. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 54

3. Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ……..….. 60

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ……… 61

A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma ……….… 61

B. Visi dan Misi ……….… 67

C. Struktur Organisasi ……… 69

D. Jurusan dan Program Studi ……… 72

E. Peraturan Akademik ………..…… 74

(15)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 83

A. Deskripsi Data ……….. 83

1. Metode Mengajar ……….….. 83

2. Intensitas Belajar ………..….. 84

3. Sarana Belajar ……… 85

4. Lingkungan Belajar ………..….. 86

5. Prestasi Belajar ………..…. 87

B. Pengujian Persyaratan Analisis ………..….. 88

1. Uji Normalitas ………..……….. 88

2. Uji Linieritas ……….……….. 90

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ………..………… 92

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………..…..…… 105

BAB VI KESIMPULAN ……….……. 115

A. Kesimpulan ……….. 115

B. Keterbatasan Penelitian ……… 119

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabel PAP Tipe II ……...……… 41

Tabel 3.2 : Tabel Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ………… 42

Tabel 3.3 : Tabel Kisi-Kisi Kuesioner ………... 43

Tabel 3.4 : Tabel Skor Nilai-Nilai Item Kuesioner ………... 44

Tabel 3.5 : Tabel Hasil Uji Validitas ………. 47

Tabel 3.6 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas ………. 50

Tabel 3.7 : Tabel Keterandalan Variabel Penelitian ……….. 50

Tabel 3.8 : Pedomam Penilaian Koefisien Korelasi ……….. 54

Tabel 4.1 : Tabel Jurusan dan Program Studi ……….… 72

Tabel 4.2 : Tabel Jadwal Kegiatan Belajar ……… 75

Tabel 4.3 : Tabel Beban Studi Maksimal ……….. 77

Tabel 4.4 : Tabel Koleksi Perpustakaan ………. 78

Tabel 5.1 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Metode Mengajar …... 84

Tabel 5.2 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Intensitas Belajar …... 85

Tabel 5.3 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Sarana Belajar…….... 86

Tabel 5.4 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Lingkungan Belajar ... 87

Tabel 5.5 : Tabel Kategori Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar …….. 88

Tabel 5.6 : Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas ……….…... 90

Tabel 5.7 : Tabel Rangkuman Pengujian Linieritas ……… 91

Tabel 5.8 : Tabel Hasil Korelasi Antara Variabel-Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ……… 92

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner ……… 124

Lampiran II : Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 129

Lampiran III : Data Mentah dan Data Induk ………...…… 132

Lampiran IV : Daftar Distribusi Frekuensi ………. 156

Lampiran V : Penilaian Acuan Patokan Tipe II ……….… 167

Lampiran VI : Uji Normalitas dan Uji Linieritas ……….….. 172

Lampiran VII : Regresi Ganda ………..……..……….… 178

Lampiran VIII : Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ………... 192

Lampiran IX : Tabel r, t, dan F ………...……… 197

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara, karena pendidikan merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terlebih pembangunan yang berorientasi untuk membenahi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi masalah dibutuhkan manusia-manusia yang berkualitas.

Manusia-manusia yang berkualitas dapat dihasilkan dari penerapan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang mendapat perhatian bangsa Indonesia. Kualitas manusia berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan baik, maka kemungkinan besar akan menghasilkan manusia yang berkualitas.

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai yang diberikan dosen rendah, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap rendah. Bila nilai yang diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang mahasiswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai mahasiswa yang sukses dalam belajar.

(19)

belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor-faktor fisiologis (kondisi fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi, intensitas). Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua, d osen, teman, sarana belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen, dan lain-lain.

Menurut Prayitno (1997:73), kesuksesan belajar siswa atau mahasiswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL, sebuah singkatan dari prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar, daripada Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilakukan di dalam kelas.

Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan metode diperlukan agar penyampaian materi atau bahan agar tercapai dengan baik. Metode ini berkaitan dengan keberhasilan proses belajar mengajar yang hasilnya akan menentukan prestasi yang akan dicapai oleh mahasiswa (Zuhairini, 1983:80).

(20)

lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar. Perlunya sarana belajar ini mempermudah keberhasilan pencapaian prestasi belajar. Bagaimanapun sarana belajar menentukan keberhasilan, sehingga menurut Imran (1996:47), sarana belajar yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Keberhasilan belajar mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan belajar, karena lingkungan mempengaruhi seseorang untuk berkonsentrasi sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar (Prayitno, 1997:75).

Penulis melihat di Program Studi Pendidikan Akuntansi ada beberapa mata kuliah yang mahasiswanya berprestasi rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya adalah mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan metode mengajar yang digunakan dosen, sarana belajar yang dirasa kurang lengkap, lingkungan belajar yang kurang mendukung, dan intensitas belajar mahasiswa yang rendah.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang muncul dalam pencapaian prestasi belajar mahasiswa yaitu kondisi fisik (panca indera), minat, bakat, tingkat kecerdasan, motivasi, orang tua dalam mendidik, dukungan dari teman, bimbingan dari dosen, profesionalisme dosen, metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Agar penelitian ini lebih terarah dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas, maka penelitian hanya dibatasi pada 4 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa?

(22)

3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?

4. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?

5. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

(23)

5. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensiatas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa secara maksimal.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan didukung oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik sehingga mencapai prestasi belajar secara optimal.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia kependidikan.

4. Bagi Penulis

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah hasil puncak yang telah dicapai. Sedangkan pengertian prestasi menurut Winkel (1983:16) adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Dan belajar itu sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1987:2).

(25)

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Pengertian prestasi belajar menurut Drs. Peter Salim dan Yenny Salim (1991:190) adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Prestasi belajar menurut Nasution (1984:42) adalah pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan pengetahuan terhadap mata pelajaran yang diwujudkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru/ dosen.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam individu). Faktor ini erat hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor intern ini meliputi:

(26)

b). Faktor biologis, yaitu hal-hal atau hambatan yang secara langsung berhubungan dengan individu, yang meliputi : kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikis dan phisik (biologis) ini keadaannya ada yang ditentukan oleh keturunan, faktor lingkungan, dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.

2. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar individu). Faktor ekstern ini dikelompokkan menjadi faktor lingkungan alam, faktor sosial ekonomi, dosen, metode mengajar dosen, kurikulum, materi kuliah, sarana dan prasarana.

Semua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, karena itu diupayakan agar faktor-faktor tersebut dapat berjalan dengan seiring dan seimbang. Namun demikian seorang mahasiswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik, apabila didukung oleh adanya usaha-usaha, yaitu (Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, 1976:21) :

1). Mempunyai tujuan belajar yang jelas 2). Mempunyai motivasi intrinsik 3). Mempunyai minat belajar

(27)

2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen a. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.

Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah besar objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama (Saifuddin Azwar, 1995:10).

(28)

b. Metode Mengajar

1). Pengertian metode mengajar

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan dosen dalam mengadakan hubungan dengan mahasiswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1987:76). Metode mengajar menurut Ulihbukit (1984:5) adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Jadi, metode mengajar di sini adalah cara yang digunakan dosen dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.

Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode menentukan berbagai kegiatan belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen. Dengan kata lain akan menciptakan interaksi edukatif.

(29)

karenanya di sini penulis akan menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen.

2). Jenis-jenis metode mengajar

Proses belajar mengajar yang baik sebaiknya menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada tujuan, isi proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar.

Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis metode mengajar, yaitu :

1). Metode ceramah

(30)

masalah-masalah yang ada dalam hidup mereka. Metode ini pun akan berhasil dengan baik bila penggunannya betul-betul dipersiapkan dengan baik, didukung oleh media, dan metode-metode yang lain, misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain.

Metode ceramah ini wajar digunakan apabila (Nana Sudjana, 1987:78) :

(a). Ingin mengajarkan topik baru

(b). Tidak ada sumber bahan pelajaran pada mahasiswa (c). Menghadapi sejumlah mahasiswa yang cukup banyak 2). Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifattwo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen

dan mahasiswa (Nana Sudjana,1987:78). Dosen bertanya dan mahasiswa menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara dosen dengan mahasiswa. 3). Metode diskusi

(31)

lebih teliti tentang sesuatu atau mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama (Nana Sudjana, 1987:79).

Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu masalah yang memungkinkan jawabannya bermacam-macam. Tetapi diskusi berbeda dengan debat, karena debat adalah perang mulut, orang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.

4). Metode tugas belajar

Tugas dimaksudkan meninjau pelajaran yang diberikan dosen untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan mengumpulkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah, dan lain-lain. Tugas dapat dilaksanakan di rumah, di kampus, di perpustakaan, dan tempat lainnya baik secara individual maupun secara berkelompok.

5). Metode kerja kelompok

(32)

ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Nana Sudjana, 1987:82). Ada dua jenis kelompok bila dilihat dari segi proses kerjanya (Nana Sudjana, 1987:83) yaitu :

(a).Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada waktu itu saja, hanya sebentar saja (5-20 menit).

(b).Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas masalah yang akan diselesaikan dan waktu yang akan diberikan oleh dosen.

6). Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan suatu alat.

7). Metode eksperimen

(33)

8). Metode sosiodrama

Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara tanpascript (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, tanpa menyuruh anak menghafalkan sesuatu. Metode ini dipergunakan bila kita ingin memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan perasaan manusia dalam berbagai situasi yang mengandung suatu masalah sosial.

9). Metodeproblem solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini mendorong mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah.

10).Metode karyawisata (field-trip)

(34)

11).Metode latihan siap (driil)

Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari mahasiswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajarinya.

12).Metoderesource person(manusia sumber)

Metode resource person adalah orang luar (bukan dosen) yang memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus, seperti akuntan, diminta untuk memberikan penjelasan tentang pembukuan di depan kelas. Orang luar tadi dapat kita kunjungi di tempat ia bekerja, jadi mahasiswa pergi ke resource person atau orang luar tdi yang diundang datang ke kampus, cara ini disebut resource-visitor (Nana Sudjana, 1987:88).

13).Metode sistem regu (team-teaching)

(35)

14).Metode survai masyarakat

Metode survai masyarakat adalah metode mengajar dengan cara mencari informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun komunikasi langsung (wawancara). 15).Metode simulasi

Metode simulasi adalah metode mengajar dengan cara menjelaskan sesuatu melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi. Misalnya peragaan Pemilu, gladiresik suatu upacara tertentu.

16).Pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning)

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

17).Pengajaran berbasis masalah (problem-based learning)

(36)

18).Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

19).Strategi inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

20).Pengajaran otentik

Pengajaran otentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan yang nyata.

21).Pengajaran berbasis proyek/tugas (project-based learning)

(37)

22).Pengajaran berbasis kerja (work-based learning)

Pengajaran berbasis kerja adalah pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk memepelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

3). Ciri-ciri Metode Mengajar yang Baik

Di dalam menggunakan satu atau beberapa metode mengajar, harus diperhatikan beberapa ciri-ciri metode mengajar yaitu sebagai berikut (Jusuf Djajadisastra, 1982:11-12) :

1). Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar mahasiswa. 2). Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian mahasiswa.

3). Memberikan kesempatan bagi ekpresi yang kreatif dari kepribadian mahasiswa.

4). Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5). Mendidik mahasiswa dalam belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6). Meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya dengan pengalaman/ situasi yang nyata dan bertujuan.

(38)

8). Membimbing mahasiswa agar pada akhirnya mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.

3. Intensitas Belajar

a. Pengertian Intensitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, penuh semangat. Sedangkan belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Ali Imron, 1996:3). Jadi, intensitas belajar adalah suatu keadaan di mana seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang optimal.

Untuk memperoleh hasil yang optimal itu bukanlah hal yang mudah. Banyak mahasiswa telah belajar sangat giat, tapi usaha itu tidak memberikan hasil yang diharapkan. Dalam ujian–ujian seringkali mengalami kegagalan dan bertahun-tahun telah bekerja keras belum juga lulus dari perguruan tinggi. Memang bekerja keras saja belum menjamin seseorang akan lulus dalam ujian dan mendapat gelar kesarjanaan. Di samping itu, kesanggupan untuk berusaha giat dan tekun diperlukan pula cara belajar yang efisien.

(39)

usaha dan hasilnya. Cara-cara belajar yang efisien inilah yang harus dikenal, dipahami dan dipraktekkan oleh setiap mahasiswa agar studinya berhasil.

Oleh karena itu langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh para pelajar yang memasuki perguruan tinggi ialah mempelajari cara belajar yang efisien. Kemudian pengetahuan itu dipraktekkan sehari-hari sampai menjadi suatu kebiasaan dalam studi. Tetapi efisiensi dalam belajar hendaknya ditekankan pada segi hasil, yaitu dengan usaha belajar tertentu mencapai hasil yang maksimum.

Sebelum seorang mahasiswa mulai memahami rangkaian cara belajar yang efisien itu, terlebih dahulu ia harus mengembangkan sikap yang baik serta memiliki syarat-syarat dan alat perlengkapan untuk belajar yang tepat.

Sikap mahasiswa yang baik terdiri atas (The Liang Gie, 1979:9) : 1). Sikap mental

Landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik pada setiap mahasiswa ialah memiliki sikap rohani tertentu. Sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap mahasiswa yaitu meliputi tujuan belajar, minat terhadap pelajaran, kepercayaan pada diri sendiri, dan keuletan. 2). Perilaku di Perguruan Tinggi

(40)

Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang mengetahui segala sesuatu tentang kewajibannya sebagai mahasiswa dengan penuh disiplin dan rasa tanggung jawab.

b. Cara belajar yang efisien

Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang tidak saja harus dipahami oleh para mahasiswa tetapi juga harus dihayati selama masa studinya di perguruan tinggi. Dalam setiap usaha apapun tentu terdapat asas–asas yang harus dijadikan pedoman untuk suksesnya usaha itu. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan. Demikian pula dalam usaha belajar dapatlah dicari dan ditentukan asas-asas tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para mahasiswa dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajar itu menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, disiplin, dan konsentrasi (The Liang Gie, 1979:49).

1. Keteraturan dalam belajar

(41)

pelajarannya harus disusun secara teratur. Alat perlengkapan untuk belajar harus pula disimpan dan dipelihara secara teratur.

Jika sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan seorang mahasiswa dalam perbuatannya, maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikirannya. Hanya dengan jalan pikiran yang teratur maka ilmu itu dapat dimengerti dan dikuasai.

2.Disiplin belajar

Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan itu hanya dapat diatasi jika seorang mahasiswa mempunyai disiplin. Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik.

(42)

kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seorang mahasiswa.

3.Konsentrasi

Setiap mahasiswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia berhasil menguasai pelajarannya. Di dalam ruang kuliah sering dijumpai seorang mahasiswa walaupun tampaknya mendengarkan penjelasan dosen, tapi ternyata pikirannya melayang-layang entah kemana.

Menurut The Liang Gie konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.

4. Sarana Belajar

a. Pengertian sarana belajar

(43)

Dalam dunia pendidikan/pengajaran hal tersebut dinamakan alat peraga : istilah ini akhirnya di dalam pendidikan disebut media pendidikan atau juga bisa disebut sarana belajar. Ada pula yang menyebutnya Audio Visual Aid (AVA = alat bantu pandang dengar). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jangan sampai AVA ini justru mengganggu tercapainya tujuan pembelajaran (Roestiyah, 1982:67).

Pengertian sarana belajar atau media pembelajaran adalah bahan, alat, atau media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat guna.

Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa memanfaatkan dan menggunakan sarana belajar yang ada.

Pengertian sarana belajar yang penulis maksud di sini adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

b. Fungsi sarana belajar

(44)

1). Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

2). Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini hubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana belajar itu.

3). Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Fungsi lain adalah dapat mengurangi tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu disajikan/ diberikan oleh dosen tetapi cukup dengan AVA.

4). Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.

5). Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah. Sebab AVA ini pun hasil budaya manusia.

c. Jenis-jenis sarana belajar

(45)

misalnya : perpustakaan, meja belajar, ruang belajar, ruang kelas, AVA dan lain-lain, sedangkan yang dimaksud dengan perangkat lunak adalah sarana yang secara fisik memang lunak, misalanya : modul, buku tulis, alat-alat tulis, dan lain-lain.

5. Lingkungan Belajar

a. Pengertian lingkungan belajar

Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar.

b. Jenis-jenis lingkungan belajar

Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ali Imron, 1996:103). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut : 1). Lingkungan fisik

(46)

seseorang. Sebaliknya, tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan mendorong seseorang bergairah belajar. Tempat belajar yang bising pun dapat mengganggu belajar seseorang, tapi sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan gairah belajar.

2). Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan di mana seseorang itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman sebaya, kelompok belajar, lingkungan keluarga. Walaupun faktor pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya, lingkungan sepermainan, maupun lingkungan keluarga ini pun sangat menentukan motivasi belajar seseorang dalam pencapaian prestasi belajar yang baik.

(47)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi disiplin belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai mahasiswa, dan (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.

(48)

yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin tinggi prestasi yang dicapai siswa.

Hasil penelitian Fransciscus Xaverius Yusti Subroto (2005) yang berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru Akuntansi, Minat Belajar Akuntansi, dan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi” menunjukkan : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi artinya semakin baik persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru akuntansi maka semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi artinya semakin tinggi minat belajar akuntansi akan semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi, dan (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi artinya semakin baik fasilitas belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar akuntansi.

(49)

baik keterampilan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa, dan (4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan keempat hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, lingkungan belajar, gaya mengajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti semakin baik disiplin belajar, lingkungan belajar, fasilitas belajar, metode mengajar, dan keterampilan belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

(50)

mengajar dosen akan semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai andil yang kuat dalam menentukan prestasi belajar mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa akan senang untuk belajar bila dalam penggunaan metode mengajar dosen telah sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

2. Hubungan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin tinggi disiplin belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. Rasa senang dalam diri mahasiswa akan menimbulkan motivasi untuk belajar sehingga intensitas belajar yang digunakan mahasiswa akan bertambah. Mahasiswa akan belajar dengan sungguh-sungguh di rumah maupun di kampus. Dengan adanya hal ini diharapkan prestasi belajar mahasiswa yang baik akan tercapai.

(51)

bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik sarana belajar semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Sarana belajar yang baik akan lebih mendukung proses belajar mengajar. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengadaan sarana belajar yang baik akan sangat menunjang kegiatan belajar mengajar mahasiswa. Di mana mahasiswa akan merasa lebih memahami dan mengerti tentang apa yang telah disampaikan oleh dosen melalui sarana belajar itu sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri.

4. Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan penelitian Indrawati (2004) yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa” menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa artinya semakin baik kondisi lingkungan belajar mahasiswa semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.

(52)

R

5. Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian H.M Farid Nasution dan Indrawati yang menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini berarti semakin baik persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, disiplin belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dengan metode mengajar dosen yang sesuai, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar yang baik maka mahasiswa mempunyai kemauan untuk mengikuti perkuliahan.

D. Paradigma Penelitian

r1

r2

r3

r4 X1

X3

X4 X2

(53)

Keterangan :

X1= metode mengajar r1 = koefisien korelasi antara X1dan Y X2= intensitas belajar r2 = koefisien korelasi antara X2dan Y X3= sarana belajar r3 = koefisien korelasi antara X3dan Y X4= lingkungan belajar r4 = koefisien korelasi antara X4dan Y

Y = prestasi belajar R = koefisien korelasi antara Y dengan X1,X2, X3, dan X4.

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

H2 : Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

H3 : Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

H4 : Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalami tentang suatu aspek lingkungan sosial. Studi kasus merupakan suatu penelitian tentang subyek (Y) yaitu prestasi belajar mahasiswa dimana subyek tersebut terbatas pada prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma, sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Adapun hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada kasus-kasus lain dan di Universitas lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(55)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Oktober tahun 2006.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:102). Dapat dikatakan pula populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Jumlah keseluruhan populasi ada 164 mahasiswa, angkatan 2002 berjumlah 102 mahasiswa yang masing-masing kelas berjumlah : kelas A sebanyak 35 mahasiswa, kelas B sebanyak 35 mahasiswa, dan kelas C sebanyak 32 mahasiswa. Angkatan 2003 berjumlah 62 mahasiswa, kelas A sebanyak 32 mahasiswa dan kelas B sebanyak 30 mahasiswa.

2. Sampel Penelitian

(56)

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada :

a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar hasilnya akan lebih baik.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2002-2003 yang akan diambil sebagian dengan jumlah 100 mahasiswa. Angkatan 2002 kelas A sebanyak 21 mahasiswa, kelas B sebanyak 21 mahasiswa, dan kelas C sebanyak 20 mahasiswa sedangkan untuk angkatan 2003 kelas A sebanyak 20 mahasiswa dan kelas B sebanyak 18 mahasiswa.

3. Teknik pengambilan sampel

(57)

Penelitian ini mengambil sampel 100 mahasiswa secara berkelompok berimbang dengan perhitungan sebagai berikut :

Angkatan 2002

Kelas A 164

35

x 100 = 21,3 dibulatkan menjadi 21 mahasiswa

Kelas B 164

35

x 100 = 21,3 dibulatkan menjadi 21 mahasiswa

Kelas C 164

32

x 100 = 19,5 dibulatkan menjadi 20 mahasiswa

Angkatan 2003

Kelas A 164

32

x 100 = 19,5 dibulatkan menjadi 20 mahasiswa

Kelas B 164

30

x 100 = 18,2 dibulatkan menjadi 18 mahasiswa

Jumlah keseluruhan = 99,8 dibulatkan menjadi 100 mahasiswa

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel yang akan diteliti yaitu :

a. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar.

(58)

2. Kategori kecenderungan variabel

Kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Ign. Masidjo, 1999 : 157).

Tabel 3.1

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat Tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat Rendah

3. Pengukuran Variabel

a. Variabel terikat (prestasi belajar)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur yang di dalamnya berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Sanata Dharma.

(59)

Tabel 3.2

Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa

IPK Kategori

3,51 - 4,00 Cum Laude 2,76 - 3,50 Sangat Memuaskan 2,00 - 2,75 Memuaskan

b. Variabel bebas (metode mengajar, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar)

Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1). Metode mengajar adalah metode yang digunakan dosen dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.

2). Intensitas belajar adalah tingkat kesungguhan belajar mahasiswa yang diperoleh dengan mempelajari materi pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

3). Sarana belajar adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus maupun di luar kampus (rumah/kost).

4). Lingkungan belajar adalah lingkungan sosial, yaitu segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar yang berpengaruh pada hubungan sosial.

(60)

Jawaban yang diperoleh bersifat kualitatif maka menggunakanskala likert dalam memberikan skor.

Pembagian pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi tiga kategori karena pada dasarnya seseorang mempunyai sikap yaitu sikap mendukung (positif), sikap tidak mendukung/menolak (negatif), dan netral. Penulis berharap responden mempunyai sikap mendukung atau tidak mendukung/menolak maka dari itu jawaban netral dihilangkan, sehingga ada dua kategori yang digunakan yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang dinilai dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun kisi-kisi kuesioner untuk variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 3.3

Kisi-kisi kuesioner

No. Variabel Indikator Item

Positif

Item Negatif 1 Metode

mengajar

 Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar  Menjamin perkembangan

kegiatan kepribadian mahasiswa

 Memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian

 Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut

 Mendidik mahasiswa dalam teknik belajar sendiri  Meniadakan penyajian yang

(61)

-2 3 4 Intensitas belajar Sarana belajar Lingkungan belajar

 Menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang baik  Keteraturan dalam belajar  Disiplin belajar

 Konsentrasi  Perpustakaan  Ruang kelas  Ruang belajar  Meja belajar

 Modul atau buku paket

 Lingkungan keluarga  Lingkungan kampus  Lingkungan masyarakat

7 1,2 3 8 1,2 5 3 -8 1,2,9 3,6,10,11 4,5,7 9 4,5 6 7 7 4 -6 -8

-Variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar diukur dengan menggunakan skala Likert dengan 4 kategori penilaian.

Adapun pengukurannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.4

Skor nilai-nilai item pertanyaan kuesioner Skor Pertanyaan Pertanyaan

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(62)

E. Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukkan dalam IPK dan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang telah diisi oleh mahasiswa yang meliputi data persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar. Seluruh data dalam penelitian ini adalah data primer. Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari sumber -sumber primer yakni -sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1986:132).

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1989:124) untuk mengumpulkan data mengenai metode mengajar dosen, sarana belajar, dan lingkungan belajar.

(63)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu perlu pengujian kuesioner untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai instrumen pengumpulan data tersebut layak atau tidak dipakai untuk penelitian. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tingkat kesahihan suatu instrumen dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Person (Suharsimi, 2001:72) yaitu :

2 2

2

 

2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

   

 

 

Keterangan :

xy

r : koefisien korelasi

Y : skor total seluruh items tes-i X : skor masing-masing item tes ke-i N : jumlah item pertanyaan

Pengujian validitas dilakukan pada responden yang berbeda dengan responden yang dijadikan sampel. Pengujian ini dibagikan kepada 30 responden dengan caraperson.

(64)

hitung) lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r tabel yaitu sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5%, N=30, dan df sebesar N-2 yaitu 30-2=28. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Mengajar

No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,4019 0,4685 0,5361 0,4858 0,4265 0,4547 0,4221 0,4625 0.3743 0,3874 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Instrumen Intensitas Belajar

(65)

4 5 6 7 8 0,5464 0,4871 0,4293 0,4290 0,3890 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid

Instrumen Sarana Belajar

No. Item rhitung rtabel Hasil Analisis 1 2 3 4 5 6 7 8 0,5907 0,4632 0,3603 0,5084 0,4721 0,3933 0,3870 0,3659 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Instrumen Lingkungan Belajar

(66)

9 10 11 0,3683 0,4323 0,3851 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya atau dapat diandalkan. Cara untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusAlpha yaitu (Suharsimi Arikunto, 1996:236):

              

2 2 1 1 11 t b k k r   Keterangan : 11

r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 : jumlah varians butir 2

t

 : varians total

Pengujian reliabilitas dilakukan pada responden yang berbeda dengan responden yang dijadikan sampel. Pengujian ini dibagikan kepada 30 responden dengan caraperson.

(67)

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Penelitian Koefisien Reliabilitas 1 2 3 4 Metode Mengajar Intensitas Belajar Sarana Belajar Lingkungan Belajar 0,7698 0,7591 0,7424 0,7689

Setelah r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,239, instrumen dikatakan reliabel jika r11lebih besar dari rtabel. Hasil analisis uji reliabilitas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1992:167).

Tabel 3.7

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No. Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan 1

2 3 4 5

0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399

< 0,200 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(68)

H. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka data yang berhasil dikumpulkan harus diperoleh kemudian dilakukan analisis. Dalam menganalisis data diperlukan teknik analisis data yang sesuai dengan datanya. Secara garis besar data dapat digolongkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dapat dinilai dengan angka secara langsung sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur atau dinilai secara langsung.

Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif atau analisis statistik. Dalam penelitian ini diharapkan hasil pengolahan data dengan teknik statistik diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu dipilih teknik analisis data yang relevan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.

(69)

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap data variabel, digunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data variabel

tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai probabilitas lebih besar dari  0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa variabel penelitian berdistribusi normal, adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnovadalah (Imam Ghozali, 2002:36) :

 

Xi S

 

Xi Fo

Max

D  N

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN = Distribusi frekuensi kumulatif observasi

Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak, maka dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dari  0,05 berarti

sebaran data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari  0,05

(70)

b. Uji Linieritas

Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F adalah :

2 2 e TC S S F Dimana : 2 ) ( 2   k TC JK STC k n E JK Se

) (

2

Keterangan :

F = harga bilangan F untuk garis regresi

2 TC

S = varians tuna cocok

2

e

S = varians kekeliruan

JK(TC)= jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

(71)

2. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah melakukan uji prasyarat analisis, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan akan menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menaikkan variabel yang lain.

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien korelasi maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Ketentuan untuk pedoman penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005:216) :

Tabel 3.8

Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,499 0,60 – 0,599 0,80 – 1,000

(72)

Dalam hal ini hipotesis akan diuji dengan menggunakan beberapa langkah. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Rumusan Hipotesis

1). Rumusan Hipotesis I

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

2). Rumusan Hipotesis II

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

3). Rumusan Hipotesis III

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prsetasi belajar mahasiswa.

(73)

4). Rumusan Hipotesis IV

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

5). Rumusan Hipotesis V

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

Ha = Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

b. Uji Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan 1). Hipotesis I – IV

(74)

Adapun rumus korelasiProduct Momentadalah sebagai berikut :

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

r = korelasi skor item dengan skor total X = skor item

Y = skor total N = jumlah subyek

Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila koefisien korelasi hitungan (r) lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel dan taraf signifikansi 5%, maka berarti antara variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan jika didapatkan koefisien korelasi hitungan (r) lebih kecil dari koefisien korelasi dalam tabel, berarti antara variabel terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan.

Untuk mengetahui signifikan tidaknya suatu hasil korelasi akan diuji dengan menggunakan uji t (Sudjana, 1996:380) dengan rumus :

2 1 2 r n r t    Keterangan :

(75)

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu bila thitunglebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima dan thitunglebih kecil

dari ttabelmaka hipotesis ditolak.

2). Hipotesis V

Untuk menguji hipotesis kelima yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen (X1), intensitas belajar (X2), sarana belajar (X3), dan lingkungan belajar (X4) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y), penulis menggunakan teknik analisis regresi ganda (Sudjana 1989:383), bila untuk data yang berdistribusi tidak normal penulis menggunakan analisis Chi Kuadrat (Sugiyono, 2004:104) untuk menguji hipotesis kelima. Rumus analisis regresi ganda (Sudjana 1989:383) adalah sebagai berikut :

k X a X a X a X a

Y1 12 23 34 4

Keterangan :

k = konstan

Gambar

Tabel 3.1Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II
Tabel 3.2Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Tabel 3.3Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.4Skor nilai-nilai item pertanyaan kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas

[r]

[r]

Luaran wajib dari Penelitian Dosen Pemula ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal.. yang mempunyai ISSN atau jurnal

Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus

Tilaar (2002) Dengan demikian pengaruh kualitas pelayanan dalam hal ini bentuk fisik ( tangible ), empati ( empathy ), daya tanggap ( responsiveness ), keandalan

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam Daftar Pendek untuk paket pekerjaan tersebut di atas2. Muara

[r]