• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

2. Persepsi Mahasiswa tentang Metode Mengajar Dosen

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.

Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah besar objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama (Saifuddin Azwar, 1995:10).

Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif atau negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan tentang metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen adalah suatu proses pemahaman, menerima, dan menginterpretasikan tentang metode yang digunakan oleh dosen dalam mengajar.

b. Metode Mengajar

1). Pengertian metode mengajar

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan dosen dalam mengadakan hubungan dengan mahasiswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1987:76). Metode mengajar menurut Ulihbukit (1984:5) adalah suatu cara atau jalan yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Jadi, metode mengajar di sini adalah cara yang digunakan dosen dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.

Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode menentukan berbagai kegiatan belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen. Dengan kata lain akan menciptakan interaksi edukatif.

Dalam interaksi ini dosen berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan mahasiswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika mahasiswa banyak yang aktif dibandingkan dengan dosen. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa. Baik tidaknya suatu metode mengajar dosen dapat dinilai dari mahasiswa itu sendiri,

karenanya di sini penulis akan menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen.

2). Jenis-jenis metode mengajar

Proses belajar mengajar yang baik sebaiknya menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada tujuan, isi proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar.

Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis metode mengajar, yaitu :

1). Metode ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan (Nana Sudjana, 1987:77). Dalam metode ini merupakan dosen harus merangsang mahasiswanya untuk berpikir, membimbing mereka dalam perkembangannya, membantu mereka dalam cara belajar, dalam melakukan eksperimen, dan dalam memecahkan

masalah-masalah yang ada dalam hidup mereka. Metode ini pun akan berhasil dengan baik bila penggunannya betul-betul dipersiapkan dengan baik, didukung oleh media, dan metode-metode yang lain, misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain.

Metode ceramah ini wajar digunakan apabila (Nana Sudjana, 1987:78) :

(a). Ingin mengajarkan topik baru

(b). Tidak ada sumber bahan pelajaran pada mahasiswa (c). Menghadapi sejumlah mahasiswa yang cukup banyak 2). Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifattwo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa (Nana Sudjana,1987:78). Dosen bertanya dan mahasiswa menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara dosen dengan mahasiswa. 3). Metode diskusi

Pada dasarnya diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan

lebih teliti tentang sesuatu atau mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama (Nana Sudjana, 1987:79).

Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu masalah yang memungkinkan jawabannya bermacam-macam. Tetapi diskusi berbeda dengan debat, karena debat adalah perang mulut, orang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.

4). Metode tugas belajar

Tugas dimaksudkan meninjau pelajaran yang diberikan dosen untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan mengumpulkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah, dan lain-lain. Tugas dapat dilaksanakan di rumah, di kampus, di perpustakaan, dan tempat lainnya baik secara individual maupun secara berkelompok.

5). Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa mahasiswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri

ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Nana Sudjana, 1987:82). Ada dua jenis kelompok bila dilihat dari segi proses kerjanya (Nana Sudjana, 1987:83) yaitu :

(a).Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada waktu itu saja, hanya sebentar saja (5-20 menit).

(b).Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai dengan tugas masalah yang akan diselesaikan dan waktu yang akan diberikan oleh dosen.

6). Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan suatu alat.

7). Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu metode mengajar dengan cara melakukan percobaan untuk membuktikan suatu hal yang sudah diajarkan dan kemudian melihat apa yang terjadi yang kemudian membandingkannya dengan teori yang telah diajarkan.

8). Metode sosiodrama

Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara tanpascript (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, tanpa menyuruh anak menghafalkan sesuatu. Metode ini dipergunakan bila kita ingin memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan perasaan manusia dalam berbagai situasi yang mengandung suatu masalah sosial.

9). Metodeproblem solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode ini mendorong mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah.

10).Metode karyawisata (field-trip)

Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara mengunjungi suatu tempat ke luar kelas dalam rangka belajar. Dengan adanya karyawisata maka akan terbentuk suatu jembatan yang menghubungkan antara kampus dengan masyarakat dan lingkungannya.

11).Metode latihan siap (driil)

Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari mahasiswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajarinya.

12).Metoderesource person(manusia sumber)

Metode resource person adalah orang luar (bukan dosen) yang memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian khusus, seperti akuntan, diminta untuk memberikan penjelasan tentang pembukuan di depan kelas. Orang luar tadi dapat kita kunjungi di tempat ia bekerja, jadi mahasiswa pergi ke resource person atau orang luar tdi yang diundang datang ke kampus, cara ini disebut resource-visitor (Nana Sudjana, 1987:88).

13).Metode sistem regu (team-teaching)

Metode sistem regu adalah metode mengajar yang dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang bekerja sama untuk mengajar sebuah kelompok mahasiswa. Jadi dalam satu kelas dihadapi oleh beberapa orang dosen.

14).Metode survai masyarakat

Metode survai masyarakat adalah metode mengajar dengan cara mencari informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun komunikasi langsung (wawancara). 15).Metode simulasi

Metode simulasi adalah metode mengajar dengan cara menjelaskan sesuatu melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi. Misalnya peragaan Pemilu, gladiresik suatu upacara tertentu.

16).Pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning)

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

17).Pengajaran berbasis masalah (problem-based learning)

Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah.

18).Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

19).Strategi inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

20).Pengajaran otentik

Pengajaran otentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan yang nyata.

21).Pengajaran berbasis proyek/tugas (project-based learning)

Pengajaran berbasis proyek/tugas adalah pendekatan yang memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajarannya dan memunculkannya dalam produk nyata.

22).Pengajaran berbasis kerja (work-based learning)

Pengajaran berbasis kerja adalah pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk memepelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali di tempat kerja.

3). Ciri-ciri Metode Mengajar yang Baik

Di dalam menggunakan satu atau beberapa metode mengajar, harus diperhatikan beberapa ciri-ciri metode mengajar yaitu sebagai berikut (Jusuf Djajadisastra, 1982:11-12) :

1). Membangkitkan motif, minat, dan gairah belajar mahasiswa. 2). Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian mahasiswa.

3). Memberikan kesempatan bagi ekpresi yang kreatif dari kepribadian mahasiswa.

4). Merangsang keinginan mahasiswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5). Mendidik mahasiswa dalam belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6). Meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis dan menggantinya dengan pengalaman/ situasi yang nyata dan bertujuan.

7). Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara-cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

8). Membimbing mahasiswa agar pada akhirnya mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.

Dokumen terkait