• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan observasi, pengumpulan data serta wawancara dengan informan di lapangan mengenai Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Rajeg, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg dilaksanakan dengan baik karena pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg dalam tahapan pemberdayaan yang dilakukan hampir sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Isbandi Rukminto dalam pemberdayaan yang dilakukan berawal dari engagement, assessment, planning, planning action, action, monitoring and evaluation hingga terminated.

a. Partisipasi masyarakat terutama perempuan dalam Kelompok SPP tergolong baik, hal ini terlihat karena hampir semua perempuan yang ada di Kecamatan Rajeg turut serta di dalamnya.

b. Pembagian tugas dalam kelompok antara ketua, bendahara dan sekretaris tidak berjalan seimbang. Ketua memegang kendali penuh atas kelompok sehingga kegiatan kelompok tidak berjalan dengan baik.

c. Masalah ekonomi dan SDM yang rendah menjadi penghambat utama masyarakat Kecamatan Rajeg terutama perempuan untuk dapat turut serta dalan kegiatan Kelompok SPP.

2. Pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Rajeg pada Kelompok SPP secara umum memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat dan berjalan dengan baik. Masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan adanya bantuan modal untuk usaha. Saat ini Kelompok SPP yang ada di Kecamatan Rajeg masih dalam tahap pengembangan. Manfaat yang diperoleh peserta simpan pinjam diantaranya berupa manfaat ekonomi, manfaat sosial dan manfaat budaya.

a. Manfaat Ekonomi

Peserta Simpan Pinjam telah mendapatkan manfaat peningkatan usaha dari modal pinjaman yang diberikan oleh PNPM. Contohnya: pendapatan peserta yang awalnya hanya 100-150 rb rupiah per harinya setelah bergabung dapat meningkat pendapatannya menjadi 200-250 rb rupiah per harinya. Selain itu juga, peserta terbantu hingga mampu menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi.

b. Manfaat Sosial

Setelah bergabungnya peserta SPP dengan PNPM, peserta PNPM menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi di lingkungan

sosialnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh Desa atau Kecamatan.

c. Manfaat Budaya

Masyarakat sekarang lebih berani keluar dari zona nyaman mereka. Masyarakat mulai menyadari kepentingan sosial daripada kepentingan individu.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan sesuai dengan analisa pelaksanaan PNPM MP pada Kelompok SPP di Kecamatan Rajeg adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya sebelum melakukan pelaksanaan kegiatan program PPNPM MP, pihak yang terlibat di dalamnya sebagai pengurus harus mampu memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya keterlibatan mereka, sehingga kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi akan lebih baik.

2. Pelatihan bagi pengurus Kelompok SPP yakni ketua, sekretaris dan bendahara perlu dilakukan, sehingga mereka dapat mengelola kegiatan yang ada dalam kelompok dengan baik serta adanya pembagian tugas yang seimbang.

3. Untuk para nasabah dalam pengembaliannya harus tepat waktu karena uang yang dipinjamkan harus diputar kembali. Dengan kegiatan

tersebut, diharapkan dapat menjadi feedback positif antara peminjam dan PNPM.

4. Untuk Para Mahasiswa/mahasiswi semoga skripsi ini dapat kalian lanjutkan dan lebih detail lagi dalam mengkajinya dan menjadi acuan bagi kalian yang tertarik dengan implementasi simpan pinjam PNPM Mandiri Perdesaan.

Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Grasindo, 2002.

Gunawan, Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman Sosial , Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Malang: PT Bumi Aksara, 2013.

Hurairah, Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Bandung: Humaniora, 2008.

Kasmir, kewirausahaan, Jakarta: Pt Rajagrafindo. 2006.

Kementerian Sosial Republik Indonesia, Analisis Data Kemiskinan, Jakarta: Kemensos RI. 2012.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005.

Moore, Fraizer. HUMAS Membangun Citra dengan Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Nasir D, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.

Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Soetama, Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memerdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama. 2007.

Sutrisno, Loekman. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan, Yogyakarta: Kanisius. 1997.

Suyatno, Sutinah. (Ed). Metodologi Penelitian Sosial (Berbagai Alternative

Rasyid, H. Sulajman. Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014.

Jurnal

Miftakhul Yakin, Azfandi. “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Kabupaten Brambang” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program

Magister Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Vol, 4. No.2 (2015).

Skripsi

Ghozali, Ahmad “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dalam Pengentasan kemiskinan di Pondok Labu.”

Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012.

Internet

Stada Kabupaten Tangerang, Susenas. “Angka Kemiskinan Kabupaten

Tangerang.” Artikel diakses pada 8 Maret 2016 dari http://

www.bps.go.id/2016/803/.html

Siregar, Arpan. “Model dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Kebijakan.” diakses pada 10 Maret 2016 dari https://arpansiregar.wordpress.com.

hari selasa 19 April 2016 Pukul 13.00 s/d 14.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Arif Subrowi, Staff Administrasi PNPM, pada hari rabu 21 April 2016 Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Rasim AR, Ketua BKAD Kecamatan Rajeg, pada hari senin 25 April 2016 Pukul 14.00 s/d 15.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Nadiroh, pedagang kuliner, pada hari rabu 27 April 2016 Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sofa, pedagang obat herbal, pada hari selasa 26 April 2016 Pukul 15.00 s/d 15.30 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Asminah, penjual ketoprak, pada hari 28 April 2016 Pukul 14.30 s/d 15.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Yayat, penjual selang gas LPG, 22 April 2016 Pukul 14.30 s/d 15.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Erna, penjual warung sembako, 29 April 2016 Pukul 16.30 s/d 17.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Halimah, penjual warung sembako, 29 April Pukul 10.00 s/d 10.25 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Azijah, penjual warung sembako, 25 April 2016, Pukul 11.00 s/d 11.30 WIB.

Lain-lain

Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DEPDAGRI PMD) Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, Jakarta: DEPDAGRI PMD, 2008.

AD/ART Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, Tangerang: PNPM-MP, 2010.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, Lembar Pertanggungjawaban UPK 2015, Tangerang: PNPM-MP, 2015.

Informan : Abdul Hasan, S.E. M.pd. Jabatan : Kepala UPK Kecamatan Rajeg

Waktu : 19 April 2016. Pukul 13.00 s/d 14.00 Wib. Tempat : Rumah Pak Abdul Hasan, Desa Pangarengan.

Peneliti : Assalamu Alaikum Pak. (sambil tersenyum)

Pak Hasan : Wa’alaikum Salam, ini Wawan yang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat ya, yang tadi WA saya mau ketemu.

Peneliti : Iya bener Pak. Gimana kabarnya Pak?

Pak Hasan : Iya sehat, Alhamdulillah. Oh iya silahkan duduk dek. Ada perlu apa yah kira-kira.

Peneliti : Iyah terima kasih Pak. ini Pak kedatangan saya kesini saya mau wawancara tentang implementasi PNPM Pak?

Pak Hasan : Oh gitu. Oke siap apa aja nih pertanyaannya?

Peneliti : Wiih mantep nih semangat Bapaknya. Menurut Bapak pelaksanaan simpan pinjam di PNPM itu seperti apa sih Pak?

Pak Hasan : Menurut saya, program SPP adalah program yang bagus, program yang mampu membuat masyarakat miskin atau lemah dapat mengembangkan usahanya.

Pak Hasan : Bentuk pemberdayaan simpan pinjam PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg itu dilakukan melalui penambahan modal usaha kelompok. Kelompok yang di kelolanya itu minimal harus satu tahun berjalan dan anggotanya harus berasal dari Desa yang sama. Untuk pembentukannya itu masyarakat sendiri dek yang menentukannya karena kalo masyarakat sendiri yang membuatnya, mereka tahu orang-orang yang mau minjem beneran apa enggaknya. Nah kos kitu tah bentuk pemberdayaannana.

Peneliti : Oh enyaa Pak. Terus kalau praktik pemberdayaan PNPM itu dilakukan dengan landasan apa Pak?

Pak Hasan : Pelaksanaan kerja kita menggunakan Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan disebut juga kitab kuning kitalah buat kerja. Karena lembaga ini berjalan berdasarkan kebijakan pemerintah pada era Susilo Bambang Yudhoyono melalui Ditjen Pemberdayaan Masyarakat Daerah dan Departemen Dalam Negerinya.

Peneliti : Oh gitu, terus kira-kira bagaimana awal interaksi PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg dalam mengenalkan Simpan Pinjam Perempuan kepada masyarakat Pak?

Pak Hasan : Awal berinteraksi lewat sosialisasi kepada warga, sosialisasi PNPM itu dilakukan melalui partner kerja PNPM kayak BKAD. Nih Pak Adang anggotanya yang lagi duduk.hehee.. selain BKAD ada juga partner kerja PNPM kalau di Desa yah sama Pak lurah dan fasilitator desanya. Kalau di kampung fasilitator desa tidak ada. Palingan staffnya yang bantuin sosialisasi di acara desa. Di Desa Rajeg itu kayak Pak Wahyu, Pak Burhan, dkk yang biasanya sosialisaiin. Ada juga Pak Herman dan Pak Arief sosialisai kepada Ibu-ibu, Pak Arif dan Pak

Peneliti : Setelah sosialisasi dilakukan oleh PNPM, bagaimana Pak respon masyarakatnya dan BKAD singkatan dari apa Pak?

Pak Hasan : Respon awal di masyarakat awalnya ragu dengan sosialisasi simpan pinjam PNPM. Karena di Rajeg itu banyak sekali lembaga penyalur pinjaman modal. Awalnya masyarakat kurang percaya dengan pinjaman yang kami sosialisasikan, karena di Rajeg itu sudah banyak lembaga-lembaga penyalur pinjaman. Sebagian masyarakat masih beranggapan pinjaman yang kami berikan itu tidak akan bermanfaat dan tidak dapat digunakan untuk apapun. karena pinjaman awal yang kami berikan hanya Rp. 500.000. Pada saat itu tahun 2004 program SPP hanya 6 kelompok yang berpartisipasi se Desa di Kecamatan Rajeg

Peneliti : Terus kalau masyarakatnya ragu atau kurang yakin dengan simpan pinjam PNPM. Bagaimana persiapan petugas untuk menanggapi hal demikian apa ada alternative lain dalam pelaksanaannya?

Pak Hasan : Untuk menjalin rasa kepercayaan dengan masyarakat, PNPM melakukan pendekatan melalui kelompok yang telah bergabung. Dari nasabah itu mereka turut memberikan sosialisasi atau promosi juga ke temen-temennya lewat mulut ke mulut lah. Dari peristiwa tersebut masyarakat lambat laun percaya sendiri dengan simpan pinjam PNPM.

Peneliti : Hmmm. Begitu yah pak. Apa yang melatar belakangi Bapak menjadikan Rajeg sebagai lokasi sasaran penerima pinjaman?

 Banyak ibu-ibu usia produktif tetapi tidak mempunyai akses untuk menerima informasi mengenai peminjaman modal usaha dalam pengembangan modal usahanya. Bahkan seringkali banyak ibu-ibu produktif yang harus rela menutup usahanya karena utang pinjaman modal dari bank harian gara-gara utangnya menumpuk.

 Kalo untuk para suaminya rata-rata disini itu mata pencahariannya sebagai buruh pabrik dan wiraswasta dek, jadi masih jarang anak-anak mereka yang mampu kuliah.

 Trus disini tuh kebanyakan ibu-ibunya usaha warung kecil-kecilan, kayak jajanan sekolah jadi kebutuhan buat sehari-hari mereka masih pas-pasan semuanya bergantung sama suami. Kalo seperti itu kan suami yang repot berapa sih gaji buruh kalo usaha buruh sama wiraswasta/tukang ojeg sulit untuk memenuhi kebutuhan kayak anak sekolah, modal warung.

 Kalo buat pinjaman modal usaha sih banyak di daerah Rajeg mah seperti Bank harian, rentenir dan lembaga pinjaman swasta. Cuman prasyarat dan penyetorannya kadang membuat ibu-ibu kesulitan seperti harus ada jaminan sertipikat tanah dll.

Dari alasan itulah de, PNPM menjalankan program simpan pinjamnya agar masyarakat lebih sejahteralah, intinya.

Peneliti : Oh kalau keadaan kayak gitu, terus penindaklanjutanya gimana tuh pak. Bapak yang menentukan pembentukannya apa masyarakat sendiri yang menentukan pak?

ibu-ibu yang mau minjem SPP itu sudah membentuk kelompok yang telah berjalan selama satu tahun bersama. Kalau sudah sedemikian, barulah kelompok mengajukan ke Desa dari desa di verifikasi sama petugas PNPM setelah verifikasi diterima baru diadakan musyawarah bersama di Desa.

Peneliti : Kalau pembentukannya melalui partisipasi masyarakat berarti hampir sama dong ya Pak dengan tujuan utama PNPM. Terus nih yah Pak kalau sudah ada kesadaran dan partisipasi dari masyarakatnya. Tahap perencanaan yang dilakukan PNPM apa Pak?

Pak Hasan : Selanjutnya, tahap perencanaan kami yaitu membuat kesepakatan bersama antara penanggungjawab PNPM dengan warga. Kesepakatan ini biasanya dilakukan dalam forum Musyawarah Antar Desa (MAD), MAD dilakukan ketika mau pencairan dana pinjaman maka pertemuan musyawarah ini dihadiri oleh Kepala Desa sebagai saksi pemberian dana, Petugas PNPM sebagai pemberi dana, BKAD sebagai penanggungjawab, BPK sebagai badan pengawas keuangan PNPM dan masyarakat sebagai penerima pinjaman.

Peneliti : Hmmm,,. prosesnya agak ribet juga yah Pak, kalau mau menggulirkan dana harus melalui rapat MAD dulu dan lain-lain. Kalau perencanaannya sudah sesuai, berarti tinggal pelaksanaannya yah Pak. Kalau dalam pelaksanaan SPP itu ada gak sih kendala-kendalanya?

Pak Hasan : Dalam pelaksanaan program SPP sih di lembaga kita biasa-biasa aja masih terbilang lancarlah penyetorannya, emang sih ada aja salah satu kelompok yang macet tapi

Peneliti : Masih terbilang amanlah yah Pak kesulitannya. Terus dalam pelaksanaan programnya apa ada monitoringnya Pak?

Pak Hasan : Tentu ada de, tapi kami melakukan kegiatan monitoring sekaligus evaluasi.

Peneliti : Koq gitu sih Pak. Emang kenapa dilakukan bersamaan Pak? Bukannya evaluasi itu dilakukan setelah monitoring dilakukan Pak?

Pak Hasan : Iyah memang demikian de, tapi PNPM Rajeg ini tahulah petugasnya sedikit buat hemat waktulah de. Heheeee

Peneliti : Oh begitu Pak. Terus kapan aja Pak pelaksanaannya?

Pak Hasan : Kalau monitoringnya itu sebulan sekali, dan evaluasinya juga palingan sebulan sekali tapi biasanya kalo evaluasi di kelompok itu biasa dilakukan kalo ada kendala aja di kelompok barulah kita mengevaluasi bersama kelompok.

Peneliti : Hmmm.. Monitoring evaluasi ada yah Pak. Apa sudah ada kelompok yang mandiri atau berhenti meminjam selama PNPM ini dilaksanakan?

Pak Hasan : Sudah ada, selama kami melaksanakan simpan pinjam hamper 12 tahun ini ada beberapa kelompok yang berhenti ikut SPP. Mereka berhenti dengan beberapa alasan pertama, karena sudah gede tokonya atau sudah punya modal yang cukup. Ada juga kelompok yang berhenti bukan karena dia mandiri atau sukses tapi kabur entah kemana lepas dari tanggung jawabnya. Ada lagi nih kasus peserta yang keluar karena sudah tidak tinggal di Desa dia minjem

Peneliti : Oh begitu yah Pak.

Pak Hasan : Iyah dek, mohon maaf nih saya ada keperluan lain mau ke Kecamatan. Kalau masih memerlukan informasi lain bisa tanya ke Pak Arif saja di UPK.

Penelit : Oke Pak. Makasih banyak nih atas waktunya.

Waktu : 21 April 2016. Pukul 13.00 s/d 13.30 WIB. Tempat : Kantor PNPM Sukatani Permai.

Peneliti : Assalamu Alaikum.

Pak Arif : Walaikum Salam. Silahkan masuk.

Peneliti : Iyah Pak terima kasih. Saya Wawan mahasiswa Universitas Islam Negeri Ciputat, sedang penelitian di PNPM Rajeg. Mau ngobrol sedikit Pak boleh? hehe

Pak Arif : Oh Wawan yah. Iyah silahkan santai aja.

Peneliti : Menurut Bapak bagaimana konteks simpan pinjam di PNPM ini?

Pak Arif : Menurut saya, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) merupakan salah satu program pemerintah yang cukup berhasil. Di antara programnya adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Simpan pinjam merupakan program dana bergulir yang dilaksanakan oleh PNPM melalui media kelompok. Kelompok yang menjadi sasaran PNPM ialah kelompok perempuan usia produktif dalam kategori rumah tangga miskin, kelompok-kelompok tersebut dikelola untuk mengembangkan usaha rumah tingga miskin. Juga SPP dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha.

Kades, Staff dan BKAD di seluruh Desa yang ada di Kecamatan Rajeg.

Peneliti : Bagaimana kondisi awal simpan pinjam di Rajeg?

Pak Arif : Kondisi simpan pinjam disini dulunya juga peminjamannya kurang berjalan dengan baik, masih banyak masyarakat yang mau minjem tapi jarang yang setoran.

Peneliti : Berapa Pak pinjaman awal yang diberikan PNPM kepada warga?

Pak Arif : Simpan pinjam PNPM disini, awalnya hanya dapat kucuran dana sekitar Rp. 58.440.000,- untuk di salurkan pada enam kelompok sebesar Rp. 500.000,- per orang.

Peneliti : Kelompok yang pertama kali merasakan pinjaman PNPM berasal dari mana Pak?

Pak Arif : Kelompoknya itu, salah satunya kelompok melati yang di ketuai oleh Bu Munawaroh kalo gak salah. Kelompok ini kelompok paling awal gabung yang berasal dari Desa Tanjakan.

Peneliti : Kapan Pak simpan pinjam PNPM mengalami kemajuan?

Pak Arif : Simpan pinjam PNPM baru terasa kemajuannya pada tahun 2007, karena pada tahun ini tingkat partisipasi masyarakat meningkat dan setoran masyarakatnya juga sudah mulai lancar. Semenjak tahun 2007 simpan pinjam mengalami kemajuan, tahun demi tahun para peserta simpan pinjam meningkat. Sekarang pada tahun 2016, peminjam SPP udah makin banyak. Kalau sesuai dengan catatan kami sudah mencapai 288 kelompok yang terbentuk.

Pak.

Pak Arif : Iyah sama-sama.

Waktu : 25 April 2016. Pukul 14.00 s/d 15.00 WIB. Tempat : Rumah Pak Rasim, Desa Cilongok.

Peneliti : Assalamu Alaikum.

Dadang : Walaikum Salam. Silahkan duduk.

Peneliti : Terima kasih Pak. Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Ciputat Pak, yang sedang meneliti Simpan Pinjam PNPM.

Dadang : Oh Wawan itu yah.

Peneliti : Iyah Pak bener. Saya mau meminta informasi Pak terkait pelaksanaan PNPM?

Dadang : Oh gitu, Yaudah tanyain aja apa.

Peneliti : Apa yang Bapak ketahui tentang PNPM?

Rasim : PNPM Kecamatan Rajeg ialah program pemerintah yang terbentuk pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004 melalui program PPK dengan tujuan utamanya mengatasi kemiskinan di Indonesia. Program PPK punya beberapa program diantaranya program sarana pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana dan pinjaman bergulir

Peneliti : Oh gitu yah Pak. Perubahan apa saja yang terjadi selama pelaksanaan PNPM yang Bapak Ketahui?

Peneliti : Ohh gitu Pak. Kapan BKAD terbentuk?

Rasim : Pada tahun 2008, PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg mengalami perkembangan. PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rajeg, membentuk Badan Kerjasama Antar Desa sesuai surat Ditjen PMD untuk melestarikan Asset PPK

Peneliti : Respon masyarakat dalam simpan pinjam yang dilaksanakan PNPM?

Rasim : Awalnya respons masyarakat kurang de, masih banyak masyarakat yang ingin pinjaman gede.

Peneliti :Hambatan apa saja ketika mensosialisakan program simpan pinjam ke Desa?

Rasim : Hambatannya ketika kita sosialisasi ke Desa kurangnya sumber daya manusia yang profesional dalam dek dalam sosialisasi. Jadi kesan masyarakat sama kita kurang.

Peneliti : Terus Pak BKAD itu bertugas sebagai apa dalam kinerja PNPM?

Rasim : BKAD ini Badan Kerjasama Antar Desa. Jadi BKAD lah yang membantu PNPM dalam memfasilitasi warga di Desa. BKAD membantu dalam pelaksanaan PNPM juga membantu dalam pelestarian aset PNPM.

Peneliti : Oh yaudah Pak gak apa-apa. Terima kasih banyak yah Pak atas waktunya.

Waktu : 27 April 2016. Pukul 13.00 s/d 14.00 Wib. Tempat : Kantor UPK, Sukatani Permai.

Peneliti : Assalamu Alaikum,

Ibu Nadiroh : Walaikumsalam,.

Peneliti : Maaf Bu mengganggu waktunya sebentar, saya boleh ngobrol sebentar dengan ibu.

Ibu Nadiroh : Iyah ga apa-apa. Emang ada perlu apa yah de?

Peneliti : Saya kan lagi meneliti Program Simpan Pinjam di PNPM Bu, saya ingin tahu Bu pelaksanaan simpan pinjam menurut Ibu.

Ibu Nadiroh : Menurut Ibu yah Simpan Pinjam itu program yang bagus yah de, mampu meningkatkan modal usaha saya dan bisa ngebantu usaha saya lebih maju.

Peneliti : Ohh begitu yah Bu. Ngomong-ngomong Ibu sudah berapa lama ikut Simpan pinjam Perempuan (SPP) PNPM?

Bu Nadiroh : Saya sudah tahun ke 6 ikutan SPP de

Peneliti : Oh gitu yah Bu, emang dalam pembentukan kelompoknya bagaimana Bu, berdasarkan kemauan Ibu-ibu aja apa ada usulan dari orang luar seperti petugas SPP?

kalau orang luar mah kan ngeri dek. Kalau di tengah-tengah pinjaman setoran kabur siapa yang mau tanggungjawab pasti kita-kita juga yang repot.hehehee..

Peneliti : Kalau boleh tahu tujuan utama Ibu ikutan SPP untuk apa Bu?

Bu Nadiroh : Buat nambahin modal usaha

Peneliti : Kan banyak Bu peminjaman modal usaha di luar PNPM, kenapa Ibu memilih pinjaman di PNPM?

Bu Nadiroh : Yah menurut Ibu, pinjaman PNPM itu Murah, cicilan pinjaman bunganya kecil dan dicicilnya melalui kelompok.

Peneliti : Setelah dapat pinjaman SPP mau digunakan buat apa Bu? (mengulang pertanyaan guna melihat konsistensi si Ibu)

Bu Nadiroh : Tentunya buat nambahin modal de.

Peneliti : Sebelum ikutan SPP usaha Ibu apa?

Bu Nadiroh : Sebelum minjem, usaha Ibu jualan jajanan anak sekolah.

Peneliti : Hmm gitu yah Bu. Ibu sudah lama nih minjem di SPP, apa ada perubahan Bu untuk usaha Ibu, keluarga dan diri Ibu sendiri?

Bu Nadiroh : Perubahan yang Ibu rasakan banyak de, kalo buat usaha sih. Dulunya kan saya cuma jualan ciki-ciki sekarang ini usaha saya sudah meningkat dari berjualan ciki-cikian

ini sudah bebas memberikan uang jajan dan keperluan anak sekolah dari hasil usahanya. Dan saat ini saya mampu menyekolahkan anak ke sekolah unggulan di Kabupaten Tangerang

Dokumen terkait