• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tersebut.

A. Kesimpulan

1. Siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash, peningkatan kemampuan komunikasi matematisnya secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa. 2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang

signifikan antara siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa bila ditinjau dari kategori pengetahuan awal matematika tinggi, sedang dan rendah. Secara deskriptif N-gain untuk siswa kategori tinggi pada kelas eksperimen nilainya paling tinggi dibandingkan dengan kategori PAM sedang dan rendah.

3. Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran (PBMF dan biasa) dengan pengetahuan awal matematis (PAM) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.

4. Siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematisnya secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa.

5. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang signifikan antara siswa menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa untuk kategori pengetahuan awal matematika tinggi,

tidak terdapat perbedaan signifikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Namun demikian secara deskriptif N-gain untuk masing-masing kategori PAM tinggi, sedang dan rendah kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol.

6. Tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran (PBMF dan biasa) dengan pengetahuan awal matematis (PAM) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

B. Implikasi

Mengacu pada hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka implikasi dari hasil-hasil tersebut diuraikan berikut ini.

1. Penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di jenjang SMK dalam upaya mengembangkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash ditanggapi dengan baik oleh siswa, sehingga diharapkan dapat mengubah cara pandang siswa bahwa belajar matematika bukan hanya belajar tentang rumus tetapi belajar memahami matematika dari masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penerapan pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dapat meningkatkan aktivitas siswa serta pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dapat menjadi alternatif pembelajaran bagi guru SMK dalam pembelajaran matematika, namun harus diperhatikan pengetahuan awal matematikanya. Jika pengetahuan awal

matematika masih rendah harus diberi tindakan agar dalam pembelajaran tidak terjadi hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

2. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis kategori tinggi, sedang dan rendah dan berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi saja, sedangkan pada kategori sedang dan rendah tidak berdampak signifikan. Tentunya hal ini menarik untuk diteliti selanjutnya.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara pembelajaran dan kategori pengetahuan awal matematis tidak berpengaruh secara simultan (interaksi) terhadap kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini perlu diteliti lebih dalam bagi peneliti selanjutnya.

Al Muchtar, Suwarma (2000), Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS, PPS UPI.

Anissah, Siti. (2009). Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah.. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Annisah.(2009). Peran Matematika Sebagai Alat Berpikir. Tersedia:

http://annisahspd.wordpress.com/2009/12/02/peran-matematika-sebagai-alat-berpikir/. Diakses Tanggal 27 Februari 2014.

Ansari, Bansu I. (2003), Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write, Disertasi, Bandung: UPI, Tidak dipublikasikan.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Baroody. 1993. Problem Solving, Reasoning, and Comunicatief k-8; Helping Children Think Mathematically. New York: Macmillan Publishing Company.

Bell. (1981). Teaching and Learning Mathematichs. Dubuque Lowo: Win.C. Broom Company Publisher.

BSNP, (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Budiman, Hedi. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Dainah, exsi. (2012). Pembelajaran berbantuan flash untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMA. Skripsi pada UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta Depdiknas. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi Matematika Sekolah Menengah Atas

dan Madrasah aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. [online]. Tersedia : http://fachruraziabbas.blogspot.com/2011/07/penerapan-pembelajaran-berbasis-masalah.html. [17 Desember 2013].

Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Haryati, Feri. (2012). Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMU. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hayanti, N.D. (2012). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengukur Penalaran Matematis.[Online].Tersedia:http://novidwihayanti.blogspot.com/2012/01/pembelaj aran-berbasis-masalah-untuk.html [17 Desember 2013].

Herman, T. (2005). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah SMP. Disertasi Doktor pada SPs Univeritas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Hesti, Ayu. (2013). Pembelajaran berbantuan flash untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Skripsi pada IKIP PGRI Semarang: Tidak Diterbitkan.

Heri, Wijayanto. (2013). Pembelajaran berbantuan flash untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap positif siswa. Skripsi pada UIN Kalijaga: Tidak Diterbitkan.

Hidayatulloh, Priyanto. (2011). Animasi Pendidikan Menggunakan Flash.Bandung : Penerbit Informatika.

Hudojo, Herman. (1977) . Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti PPLPTK. Jazuli, Akhmad. (2009). Berfikir kreatif dalam kemampuan komunikasi matematika.

Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional, pada tanggal 5 Desember 2009, di Yogyakarta.

Johar, Rahmah. (2012). Domain Soal PISA Untuk Literasi Matematika. Makalah Seminar dan Lokakarya dalam rangka Kontes Literasi Matematika (KLM) di Unnes Semarang, 29 Desember 2012.

Kamus Bahasa Indonesia Online. Kamus Bahasa Indonesia Online- Definisi komunikasi. Tersedia : http://kamusbahasaindonesia.org/komunikasi. Diakses : 04 des 2013. Kemdikbud. Litbang. (2011). Survei Internasional PISA (Programme for International

Student Assessment). Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa [10 Desember 2013]

Mathematics and Science Study. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss. [ 10 Desember 2013].

Kusumah, Yaya S. (2012). Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa. Makalah Seminar Nasional Teknologi Matematika di Universitas Haluoleo Kendari, 4 Mei 2012.

Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. (2009) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). UPI Kampus Tasikmalaya.

Madio, Sukanto Sukandar. (2010). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

M. Ibrahim dan M. Nur. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Mikrayanti. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

M. Nur dan Wikandari P.R. 1998. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Mai Neo and Ken T. K. Neo (2001). Innovative teaching: Using multimedia in a problem-based learning environment, Paper . Malaysia: Centre for Innovative Education (CINE) Faculty of Creative Multimedi Multimedia University, Cyberjaya, Selangor National Council of Teacher of Mathematics. (1989). Principles and Standards for School

Mathematics.Reston.VA:NCTM.

National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.

Nur Izzati, (2009). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Di Bandung, 19 Desember 2009.

Ruseffendi, E.T., (1991), Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini, Tarsito, Bandung.

Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Saija, Louis, M. (2010). Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Model Kooperatif MURDER untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Sanjaya, Wina. (2007), Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santyasa, I.W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif.

Makalah disajikan dalam Pelatihan tentang Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru Sekolah Menengah. Nusa Penida: 22-24 Agustus 2008

Setiawan, Andri. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi Doktor pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Suherman, E & Kusumah, Y.S. (1990). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung. Wijayakusumah.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sundayana, Rostina. (2012). Pembelajaran Dengan Model Tutorial untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Shadiq, Fadjar. (2008). Bagaimana Cara Mencapai Tujuan Pembelajaran Matematika di SMK. Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional. P4TK Matematika Yogyakarta.

Suryadi, D., Liliasari. 1999. Current Situation on Mathematichs and Science Education in Bandung. Bandung: JICA-IMSTEP

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi Doktor pada PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sumarmo, U. (2006). Berpikir matematik tingkat tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah disajikan dalam seminar matematika di UNPAD. Bandung: Tidak diterbitkan.

--- (2012). Pendidikan Karakter Serta pengembangan Berfikir dan Disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan Matematika di NTT tanggal 25 Februari 2012

Suparno, Paul. (1997). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Tasdikin. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Tesis Pada SPS UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif), Bandung: Lauser Cita Pustaka.

Uyanto, S.S. (2009).Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Permana, Y. (2009). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model-Eliciting Activities. Disertasi Pada SPS UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan. Permendiknas. (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP. ---. (2013). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis Pada SPS UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Widhiarso, W., 2007, Statistika Inferensial, Fakultas Psikologi UGM

Within. (1992). Mathematics Task Centre; Proffesional Development and Problem Solving. In J Wakefield and L. Velardi (Ed). Celebrating Mathematics Learning. Melbourne: The Mathematical Association of Victoria

Dokumen terkait