• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Instrumen Penelitian

2. Tes Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan masalah Matematis

Perangkat soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis disusun dalam bentuk soal uraian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Frankel dan Wallen (Suryadi, 2005) yang menyatakan bahwa tes berbentuk uraian sangat cocok untuk mengukur higher level learning outcomes.

Tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis terdiri dari tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol baik itu pretes maupun postes ekuivalen atau relatif sama. Tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada kedua kelas dan digunakan sebagai tolak ukur peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah sebelum mendapatkan

perolehan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan ada tidaknya pengaruh yang signifikan setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Jadi, pemberian tes pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan dalam hal ini pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dan pembelajaran biasa terhadap kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa.

Tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dibuat untuk mengukur kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI SMK mengenai materi yang sudah dipelajarinya. Adapun rincian indikator kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah yang akan diukur adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Indikator Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis

Kemampuan Indikator

Komunikasi Menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dalam bentuk tulisan

Menyatakan suatu situasi dengan gambar

Menyatakan suatu situasi dalam bentuk bahasa dan symbol matematik

Pemecahan masalah Mengidentifikasi kecukupan unsur dari suatu masalah Menyelesaikan masalah matematika maupun dalam konteks lain

Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika

Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis, dilakukan penskoran menggunakan skor rubrik yang dimodifikasi dari Machmud (2011), disajikan pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4

Tabel 3.3

Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis No

soal

Indikator yang Dinilai

Respon Terhadap Soal/Masalah Skor Komulatif

4

Menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang

diberikan dalam bentuk tulisan

Menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) secara sangat efektif/akurat dan lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut.

6-8

Menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) secara efektif, cukup akurat dan cukup lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut.

3-5

Ada upaya menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan namun masih keliru.

1-2

Tidak ada respon atau jawaban kosong 0

6

Menyatakan suatu situasi dengan

gambar

Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut secara sangat efektif/akurat dan lengkap.

6-8

Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut secara cukup efektif/akurat dan lengkap.

3-5

Ada upaya Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan namun masih keliru.

1-2

No soal

Indikator yang Dinilai

Respon Terhadap Soal/Masalah Skor Komulatif

1

Menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk bahasa dan simbol matematik

Menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) secara sangat efektif/akurat dan lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut.

6-8

Menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) secara efektif, cukup akurat dan cukup lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalah/soal tersebut.

3-5

Ada upaya menggunakan bahasa matematika (istilah, symbol, tanda dan atau representasi) untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan namun masih keliru.

1-2

Tidak ada respon atau jawaban kosong 0

Tabel 3.4

Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan masalah Matematis

No soal

Indikator yang Dinilai Respon Terhadap Soal/Masalah Skor Komulatif 2 Menyelesaikan masalah matematika maupun

dalam konteks lain

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian dan dapat

mengidentifikasi kecukupan unsur unsur yang diperlukan dan menggunakan semua informasi yang ada.

5-6

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari

No soal

Indikator yang Dinilai Respon Terhadap Soal/Masalah

Skor Komulatif penyelesaian tetapi masih kurang

lengkap.

Ada upaya untuk

mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui tetapi masih salah.

1-2

5

Mengidentifikasi kecukupan unsur dari

suatu masalah

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian dan dapat

mengidentifikasi kecukupan unsur unsur yang diperlukan dan menggunakan semua informasi yang ada.

5-6

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap.

3-4

Ada upaya untuk

mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui tetapi masih salah. 1-2 3 Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika

Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat/relevan dengan solusi yang lengkap dan benar.

5-6

Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat/relevan dengan beberapa solusi terdapat kekeliruan.

3-4

Ada penyelesaian dengan prosedur yang kurang tepat/relevan.

1-2

Keterangan :

 Bila tidak ada respon atau jawaban kosong setiap indikator yang dinilai diberi skor = 0.

 Untuk perhitungan setiap indikator yang dinilai :

o Skor = 2 bila semua benar,

o Skor =1 bia terdapat beberapa yang salah

Sebelum tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis digunakan dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis ini diujicobakan pada siswa kelas XII SMK ditempat penelitian yang telah menerima materi trigonometri.

Untuk memperoleh soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus dinilai validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk mendapatkan validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran maka soal tersebut diujicobakan pada kelas lain di sekolah yang sama. Pengukuran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes tersebut diuraikan berikut ini.

1)Validitas Butir Soal

Menurut Arikunto (2003: 168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Dari hasil tersebut akan diperoleh validitas teoritik dan validitas empirik.

a. Validitas Teoritik

Validitas teoritik untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan aturan yang ada. Pertimbangan terhadap soal tes kemampuan kumunikasi dan pemecahan masalah matematis yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas muka diberikan oleh ahli.

Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segimateri yang dievaluasikan (Suherman, 2001: 131). Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Apakah soal pada instrumen penelitian sesuai atau tidak dengan indikator.

Validitas muka dilakukan dengan melihat tampilan dari soal itu yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya dan tidak salah tafsir. Jadi suatu instrumen dikatakan memiliki validitas muka yang baik apabila instrumen tersebut mudah dipahami maksudnya sehingga testi tidak mengalami kesulitan ketika menjawab soal.

Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validitas muka dan validitas isi instrumen oleh para ahli yang berkompeten. Uji coba validitas isi dan validitas muka untuk soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis dilakukan oleh 5 orang penimbang. Untuk mengukur validitas isi, pertimbangan didasarkan pada kesesuaian soal dengan materi ajar trigonometri SMK kelas XI, dan sesuai dengan tingkat kesulitan siswa kelas tersebut. Untuk mengukur validitas muka, pertimbangan didasarkan pada kejelasan soal tes dari segi bahasa dan redaksi.

Setelah instrumen dinyatakan sudah memenuhi validitas isi dan validitas muka, kemudian secara terbatas diujicobakan kepada lima orang siswa di luar sampel penelitian yang telah menerima materi yang diteskan. Tujuan dari uji coba terbatas ini adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa sekaligus memperoleh gambaran apakah butir-butir soal tersebut dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

b.Validitas Empirik

Validitas empirik adalah validitas yang ditinjau dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat evaluasi yang dibuat melalui perhitungan korelasi produk momen dengan menggunakan angka kasar (Arikunto, 2003: 72) yaitu:

r xy ∑ ∑ ∑ √ ∑ –(∑ } ∑

rxy = Koefisien validitas X = Skor tiap butir soal Y = Skor total

N = Jumlah subyek

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Kategori rxy Interpretasi 0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang 0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ rxy≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber : (Suherman & Sukjaya, 1990)

Setelah instrumen dinyatakan memenuhi validitas isi dan validitas muka, kemudian soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis tersebut dujicobakan secara empiris kepada 42 orang siswa kelas XII di tempat penelitian. Data hasil uji coba soal tes serta validitas butir soal selengkapnya ada pada Lampiran B. Perhitungan validitas butir soal menggunakan software Anates V.4 For Windows. Untuk validitas butir soal digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor total. Hasil validitas butir soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 berikut.

Kriteria validitas butir soal tes kemampuan komunikasi matematis dan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

No No Soal

Koefisien Korelasi

r tabel

pearson Kriteria Kategori

1 1 0,813 0,304 Valid Sangat tinggi

2 4 0,893 0,304 Valid Sangat tinggi

Tabel 3.7

Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah

No No Soal

Koefisien Korelasi

r tabel

pearson Kriteria Kategori

1 2 0,928 0,304 Valid Sangat tinggi

2 3 0,946 0,304 Valid Sangat tinggi

3 5 0,894 0,304 Valid Sangat tinggi

Keterangan :

Jika r hitung ≥ r tabel, maka butir soal valid Jika r hitung r tabel, maka butir soal tidak valid

Hasil perhitungan validitas berdasarkan tabel 3.6 dan tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa ke enam soal berada pada kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut, soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.

2) Reliabilitas butir soal

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama (Arikunto, 2003: 90). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Alpha (Suherman & Sukjaya, 1990)

[ ] ∑ Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

∑σi2 = jumlah varians skor tiap–tiap item σt2 = varians total

Tabel 3.8.

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Besarnya nilai r11 Interpretasi

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 Sedang

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber : (Suherman & Sukjaya, 1990)

Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak maka dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus alpha-croncbach dengan bantuan program Anates V.4 for Windows.

Hasil perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran B. Berikut ini merupakan hasil ringkasan perhitungan reliabilitas

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah dan Komunikasi

Kemampuan Reliabilitas Interpretasi

Komunikasi 0,83 Sangat Tinggi

Pemecahan masalah 0,93 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis berada pada kategori sangat tinggi, artinya soal memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah(Zuhri,2007:42). Suatu soal dikatakan tidak baik apabila soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, suatu soal juga dikatakan tidak baik apabila soal tersebut

tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah. Dua kondisi tersebut mengindikasikan bahwa soal tersebut tidak mempunyai daya pembeda.

Pengelompokan siswa didasarkan pada kemampuan matematika sebelumnya dan terdiri dari tiga kelompok, yakni kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan perbandingan 30%, 40% dan 30% (Dahlan, 2004). Siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas adalah siswa yang mendapat skor tinggi dalam penilaian, sedangkan siswa yang termasuk kelompok rendah adalah siswa yang mendapat skor rendah dalam penilaian. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:

Keterangan:

DP = Daya pembeda

= Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal kelompok atas

Menurut Suherman (2001: 161) klasifikasi interpretasi daya pembeda soal

sebagai berikut:

Tabel 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda

Kriteria Daya Pembeda Keterangan

DP ≤ 0 Sangat Jelek

0 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

Tabel 3.11

Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Komunikasi No No Soal Daya Pembeda (%) Interpretasi

1 1 39,77 Cukup

2 4 37,50 Cukup

3 6 20,45 Cukup

Tabel 3.12

Uji Daya Pembeda Soal Tes Pemecahan masalah No No Soal Daya Pembeda (%) Interpretasi

1 2 38,64 Cukup

2 3 36,36 Cukup

3 5 27,27 Cukup

Berdasarkan Tabel di atas, didapat daya pembeda dengan klasifikasi cukup Hal tersebut menunjukkan bahwa soal-soal tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

4) Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal tes (Arikunto, 2006: 207). Tingkat kesukaran pada masing-masing butir

soal dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

= Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal kelompok atas = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Menurut Zuhri (2007: 45) klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut:

Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran

Kriteria Indeks Kesukaran Kategori

IK = 0,00 Sangat Sukar 0,00  IK  0,3 Sukar 0,3  IK ≤ 0,7 Sedang 0,7  IK ≤ 1,00 Mudah Sumber : (Zuhri, 2007: 45) Tabel 3.14

Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Komunikasi No No Soal Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi

1 1 52,84 Sedang

2 4 32,39 Sedang

3 6 28,41 Sukar

Tabel 3.15

Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah No No Soal Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi

1 2 32,95 Sedang

2 3 29,55 Sukar

3 5 27,27 Sukar

Dari hasil uji coba instrumen di atas diperoleh 3 soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 3, 5 dan 6. Soal dengan kriteria tingkat kesukaran sedang, yaitu soal nomor 1, 2 dan 4. Ini berarti sebagian siswa kelompok atas maupun bawah

dapat menjawab benar butir-butir soal tersebut. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.

Sedangkan hasil rekapitulasi hasil uji coba instrument adalah sebagai berikut :

Tabel 3.16

Rekapitulasi Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Komunikasi Nomor

Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran 1 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 4 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 6 SangatTinggi Sangat tinggi Cukup Sukar

Tabel 3.17

Rekapitulasi Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah Nomor

Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran 2 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 3 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sukar 5 SangatTinggi Sangat tinggi Cukup Sukar

Dokumen terkait