• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif menggunakan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka – teki silang dan metode TGT menggunakan permainan roda impian .memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi Hidrokarbon. Metode pembelajaran TGT dengan Roda Impian lebih baik daripada metode pembelajaran TGT dengan Teka-Teki Silang. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis variansi GLM untuk prestasi belajar kognitif diperoleh harga p-value 0,026, sedangkan untuk prestasi belajar afektif nilai p-value 0,010 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol.

2. Kemampuan awal siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi hidrokarbon. Hal ini ditunjukkan dari hasil análisis variansi GLM diperoleh harga p-value 0,007 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai rata- rata hasil belajar kognitif 72,70 atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah yakni 70,90, sedangkan kemampuan awal tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif.

commit to user

135

3. Motivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif pada materi hidrokarbon. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis GLM diperoleh harga p-value 0,000 atau kurang dari 0,05 yang menolak hipotesis nol. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, rerata hasil belajr kognitif sebesar 75,46 atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah yakni 71,19. Sedangkan motivasi belajar tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar afektif.

4. Tidak ada interaksi antara siswa yang diberi metode pembelajaran baik melalui metode TGT-TTS maupun TGT-RI dengan kemampuan awal siswa baik terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif. Hal ini ditunjukkan dari hasil análisis variansi GLM diperoleh harga p-value prestasi belajar kognitif dan afektif berturut – turut adalah 0,731 dan 0,970 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya menerima hipótesis nol.

5. Tidak ada interaksi antara siswa yang diberi metode pembelajaran baik melalui metode TGT-TTS maupun TGT-RI dengan motivasi belajar siswa baik terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif. Hal ini ditunjukkan dari hasil análisis variansi GLM diperoleh harga p-value prestasi belajar kognitif dan afektif berturut – turut adalah 0,740 dan 0,069 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya menerima hipótesis nol.

6. Tidak ada interaksi antara siswa yang memiliki kemampuan awal dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil análisis variansi GLM diperoleh harga p-value prestasi

commit to user

135

belajar kognitif dan afektif berturut – turut adalah 0,361 dan 0,894 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya menerima hipótesis nol.

7. Terdapat interaksi antara siswa yang diberi metode pembelajaran dengan menggunakan metode TGT-TTS maupun TGT-RI dengan kemampuan awal, dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis variansi GLM diperoleh harga p-value prestasi belajar kognitif dan afektif berturut – turut adalah 0,007 dan 0,020 atau lebih besar dari 0,05 yang artinya menerima hipotesis nol.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis.

a. Pembelajaran dengan metode TGT menggunakan permainan roda impian lebih baik dibandingkan dengan metode TGT menggunakan permainan teka – teki silang pada materi pokok hidrokrabon, sehingga pembelajaran kimia pada materi pokok hidrokrabon sebaiknya disajikan dengan metode TGT menggunakan permainan roda impian.

b. Pada pembelajaran materi pokok hidrokrabon perlu memperhatikan kemampuan awal siswa, karena siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan awal rendah. Sebagai langkah awal guru perlu adanya pengukuran terhadap kemampuan awal siswa yang tepat, sehingga guru dapat mengetahui tingkat kondisi siswa dan dapat meningkatkan kemampuan awal siswa. Upaya yang dapat ditempuh guru untuk meningkatkan kemampuan awal yakni dengan memberikan latihan-latihan

commit to user

135

soal sehingga dapat memantapkan penguasaan konsep-konsep kimia bagi siswa. c. Pada pembelajaran materi pokok hidrokrabon perlu memperhatikan motivasi belajar siswa, karena siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan motivasi belajar siswa rendah dengan ini guru perlu mengukur tingkat motivasi belajar siswa, agar dapat diketahui seberapa besar kapasitas motivasi belajar siswa dalam dalam proses pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidik dalam upaya peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa pada materi Hidrokarbon. b. Pengajaran dengan metode TGT dapat dijadikan suatu pertimbangan bagi guru

sebagai alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa khususnya pada materi hidrokarbon.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam penggunaan metode pembelajaran TGT, hendaknya dilakukan dengan persiapan yang matang, sehingga pembelajaran dapat berjalan lacar sesuai dengan rencana.

2. Hendaknya guru menerapkan model TGT pada materi pokok lain yang sesuai supaya pembelajaran lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan melatih kreativitas siswa.

3. Saat pembagian kelompok, guru diharapkan memperhatikan perbedaan kemampuan awal siswa serta perbedaan jenis kelamin. Kelompok harus dibuat

commit to user

135

seheterogen mungkin agar terjadi interaksi siswa didalam kelompoknya.

4. Guru perlu memperhatikan kemampuan awal siswa. Langkah yang perlu dilakukan oleh guru yakni rutin memberikan latihan soal sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep kimia.

5. Guru perlu melakukan perbaikan tingkat motivasi belajar siswa. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yakni dengan menanamkan rasa percaya diri pada diri siswa, memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk melatih keberaniaannya dalam berpendapat, memberikan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan siswa dengan caranya sendiri. 6. Untuk memperkuat penelitian ini, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut

mengenai penggunaan metode TGT menggunakan permainan teka – teki silang dan roda impian pada materi kimia lain yang bersifat informatif.

Dokumen terkait