• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan, dan saran dari hasil-hasil penelitian tersebut.

A. Kesimpulan

1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran DI lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran DI lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa. 3. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran DI lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

4. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti pembelajaran DI lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa.

5. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran (pendekatan DI dan konvensional) dan pengetahuan awal matematis (atas dan bawah) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis.

6. Terdapat interaksi antara pembelajaran (pendekatan DI dan konvensional) dan pengetahuan awal matematis (atas dan bawah) terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis.

7. Terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis siswa setelah pembelajaran DI.

78

Candra Ditasona, 2013

Penerapan Pendekatan Differentiated Instruction Dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penalaran Matematis Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Implikasi

Mengacu pada hasil-hasil penelitian sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka implikasi dari hasil-hasil tersebut diuraikan berikut ini:

1. Penerapan pendekatan Differentiated Instruction (DI) hendaknya dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di jenjang SMA dalam upaya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis siswa.

2. Penerapan pendekatan Differentiated Instruction (DI) dapat dijadikan sebagai upaya dalam meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang lebih berkualitas. C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, dan temuan selama penelitian maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan Differentiated Instruction (DI) hendaknya dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di jenjang SMA dalam upaya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis siswa.

2. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji mengenai pengaruh pendekatan Differentiated Instruction (DI) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan penalaran matematis pada aspek/indikator yang lain.

3. Untuk cakupan yang lebih luas, peneliti lainnya dapat mengambil subjek penelitian yang mewakili seluruh kategori sekolah.

79

Candra Ditasona, 2013

Penerapan Pendekatan Differentiated Instruction Dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penalaran Matematis Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alberta Education. (2010). Making a Difference: Meeting Diverse Learning Needs with Differentiated Instruction. Alberta: Government of Alberta. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Atun, I. (2006). Pembelajaran matematika dengan strategi kooperatif tipe student teams achievement divisions untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi siswa SMA. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Bao, J. (2010). Teaching and Learning Strategies for Differentiated Instruction in the Language Classroom. [Online]. http://steinhardt.nyu.edu/teachlearn /dclt/Summer_Institute_2010.

BNSP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2012. . (2012). Standar Kompetensi Lulusan. [Online]. Tersedia: http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=63/ [4 Agustus 2012]

Butler, M. and Van Lowe, K. (2008). Using Differentiated Instruction in Teacher Education. International Journal for Mathematics Teaching and Learning. [Online]. Tersedia: http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/default.htm [30 Desember 2011]

Chamberlin, M.T. The Potential of Prospective Teachers Experiencing Differentiated Instruction in a Mathematics Course. International Electronic Journal of Mathematics Education. 6, (3).

Chamberlin, M.T. dan Powers, R. (2010). The Promise of Differentiated Instruction for Enhancing The Mathematical Understanding of College Students. Teaching Mathematics and its Applications: An International Journal of The Institute of Mathematics and Its Aplictions, 29(3), 113-139. Darmayanti, S. (2010). Meningkatkan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa dengan Pembelajaran Matematika Realistik. Tesis pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Dwijanto. (2007). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah dan berpikir

80

kreatif matematik mahasiswa. Disertasi pada SPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Fajar, S. (2009). Apa Implikasi dari Inti Psikologi Kognitif terhadap Pembelajaran Matematika?. Artikel. [Online]. Tersedia: http://fadjarp3g. wordpress.com/2009/09/04/apa-implikasi-dari-inti-psikologi-kognitif/ [4 Agustus 2012]

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences : The Theory in Practice A Reader. New York : Basic Books.

Goos, M., et al. (2007). Teaching Secondary School Mathematics: Research and Practice for the 21st Century. Australia: Allen & Unwin.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [18 Juli 2012].

Harris, R (1998). Introduction To Problem Soving. http://www.virtualsalt.com /crebook3.htm. Diakses pada tanggal 15 Maret 2001.

Harta, I. (2011). Differetiated Instruction: What, Why and How?. Yogyakarta: SEAMEO for Qitep in Mathematics. Tidak diterbitkan.

Heacox, D. (2002). Differentiating Instruction in The Regular Classroom. USA:Free Spirit Publishing

Herawati. (2007). Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik dalam Kelompok Kecil. Tesis pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Johnson, P.A. (1999). Constructivist: A Short Summary. Slippery Rock University of Pensylvania.

Kurniawan, R. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Lestari, A. (2008). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif. Tesis pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Martin, H. (2006). Differentiated Instruction for Mathematics. Walch Publishing. NCTM. (2000). Principle and Standards of School Mathematics. Reston: NCTM.

81

Nunley, K.F. (2006). On Target: Strategies That Differentiate Instruction, Grade 4-12. ESA Region 6 & 7: Black Hills.

Noer, H. S. (2007). Pembelajaran open-ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kreatif. Tesis pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan Permendiknas. (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BSNP.

Pranoto, I. (2011). Differentiating Students Based on Some Criteria. Yogyakarta: SEAMEO for Qitep in Mathematics.

Priatna, N. (2003). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Kelas III SLTP di Kota Bandung. Desertasi pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Roberts, J.L. and Inman, T.F. (2007). Strategies for Differentiating Instruction: Best Practice for The Classroom. Texas: Prufrock Press.

Royanto, L.R.M. (2010). Overview of Learner Differences. Yogyakarta: SEAMEO for Qitep. Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksata Lainnya. Bandung: Tarsito.

. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Safari, (2005). Penulisan Butir Soal. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia.

Shadiq, F. (2007). Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika 15-16 Maret 2007 di P4TK (PPPG) Matematika. Yogyakarta: Depdiknas, P4TK Matematika Yogyakarta.

Subakti, J. (2009). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMU Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

82

Sudihartini, E. (2009). Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Menggunakan Teknik Solo/Superitem. Tesis pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suhena, E. (2009). Pengaruh Strategi REACT dalam Pembelajaran Matematika terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Desertasi pada UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Cetakan ke-2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suherman, E. dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sujono. (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud

Sumarmo, U. (1999). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik pada Guru dan Siswa SMP.. Laporan Penelitian. FPMIPA IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematika: Apa, mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia pada http://Math.sps.upi.edu/wp content/uploads/2010/2/ BERFIKIR-DAN-DISPOSISI-MATEMATIK-SPS-2010.pdf indikator mtk. [14 September 2012].

Surapranata. (2006). Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi pada UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Redaksi Fokus Media. (2005). Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokus Media.

Tomlinson, C.A. (1999). The Differentiated Classroom: Responding to the Needs of All Learners. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

83

. (2000). What is Differentiated Instruction? Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Valiande, S. dan Tarman, B. (2011). Differentiated Teaching and Constructive Learning Approach by The Implementation of ICT in Mixed Ability Classrooms. Journal of Kirsehir Education Faculty (JKEF), 169-184. von Glasersfeld, E. (1993). Questions and answers about radical constructivism.

In K. Tobin (Ed.), The practice of constructivism in science education (pp. 23-38). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

. (1996). Introduction: Aspects of constructivism. In C. T. Fosnot (Ed.), Constructivism: Theory, perspectives, and practice (pp. 3-7). New York, NY: Teachers College Press, Columbia University.

Walker, D. dan Lambert, L. (1995). Learning and leading theory: A century in the making. In L. Lambert et al., The constructivist leader (pp. 1-27). New York: Teachers College Press.

Wormeli, R. (2006). Fair Isn’t Always Equal: Assessing & Grading in the Differentiated Classroom. Portland, ME: Stenhouse.

Dokumen terkait