• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya yaitu mulai dari pemaparan latar belakang masalah, perumusan penelitian, serta pengajuan hipotesis. Kemudian pemahaman pada kajian teori, penerapan metode penelitian, serta pengolahan data dengan analisis perhitungan statistik, maka dalam penelitian ini penulis menemukan jawaban sebagai akhir dari penelitian yang penulis lakukan. Selanjutnya beberapa jawaban yang ada, penulis rumuskan dalam bab kesimpulan sebagai akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Adapun beberapa kesimpulan penelitian tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT memberikan pengaruh terhadap pengembangan kecerdasan emosional pada siswa SMPN 1 Minas Kabupaten Siak Riau. Para siswa memiliki kecerdasan emosional ini merujuk kepada kemampuan-kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan membina hubungan pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Pembelajaran yang menggunakan model Peer Teaching memberikan pengaruh terhadap pengembangan kecerdasan emosional pada siswa SMPN 1 Minas Kabupaten Siak Riau. Para siswa memiliki kecerdasan emosional ini merujuk kepada kemampuan-kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan membina hubungan pada saat pembelajaran berlangsung.

3. Model Cooperative Learning tipe TGT memiliki pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan model Peer Teaching dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa SMPN 1 Minas Kabupaten Siak Riau.

B. Implikasi

Berdasarkan beberapa kesimpulan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, implikasi dari penelitian yang diajukan akan merujuk kepada keinginan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dalam kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran. Implikasi hasil penelitian ini ditujukan kepada pihak yang terlibat langsung dalam proses pendidikan terutama bagi guru pendidikan jasmani.

Guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran hendaknya mampu merancang target ranah afektif yang lebih baik lagi bagi siswa, ini semua bisa diawali dengan merubah kebiasaan menggunakan model konvensional dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan model yang termasuk dalam kategori model sosial, yang melibatkan interaksi siswa dari awal sampai akhir pembelajaran, proses seperti ini bisa menjadikan guru pendidikan jasmani mampu melakukan revolusi pembelajaran kearah yang lebih baik.

Dengan penguasaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TGT dan Peer Teaching dari hasil penelitian ini, maka guru pendidikan jasmani kedepannya akan lebih mantap dan tanpa ragu untuk lebih menggali potensi siswa bukan hanya dari sisi kognitif dan psikomotor, melainkan juga dari sudut pandang afektif siswa akan terbiasa dalam proses sosial dan emosional, hal seperti ini bisa menjadi tolak ukur guru pendidikan jasmani dalam melihat kemampuan diri sebagai guru yang berhasil atau tidak dalam menciptakan kualitas generasi penerus dalam hal ini siswa yang kita ajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Guru pendidikan jasmani dapat memberikan kontribusi terhadap kepribadian siswa yang tidak hanya dalam bentuk penguasaan keterampilan saja, tetapi lebih jauh mereka dapat berpengaruh juga pada pengembangan aspek sosial dan moral, termasuk kemampuan kecerdasan emosional siswa. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, para guru dituntut harus memiliki kemampuan dalam memilih, menguasai dan menerapkan model pembelajaran sehingga dapat dijadikan pedoman dan arahan dalam mengelola materi pelajaran, siswa, dan cara mengajarnya. Melalui cara tersebut guru bisa memahami mengenai tujuan apa saja

yang akan dicapai dari pelaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Selain itu dengan pemahaman tersebut guru juga dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ditimbulkan dari lingkungan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diuraikan, dapat disampaikan beberapa saran berkaitan dengan pengembangan kecerdasan emosional siswa melalui penerapan model Cooperative Learning tipe TGT dan model Peer Teaching. Rekomendasi ini ditujukan kepada pihak yang berkepentingan dalam pendidikan, yaitu: Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para guru dan para peneliti selanjutnya. Beberapa rekomendasi tersebut sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah diharapkan dapat membuat suatu kebijakan dengan cara mengalokasikan dananya untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat menunjang terhadap peningkatan kemampuan guru, khususnya dalam hal penguasaan model-model pembelajaran.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Kepala dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat membuat suatu program untuk bekerjasama dengan lembaga terkait lainnya untuk memanfaatkan temuan dalam penelitian ini dengan cara menyosialisasikan kepada para guru pendidikan jasmani melalui penataran atau pelatihan, dengan tujuan agar memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang bagaimana model Cooperative Learning tipe TGT dan model Peer Teaching digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Guru

a. Apabila tujuan pembelajaran yang ingin dikembangkan berkaitan langsung dengan pengembangan kecerdasan emosional, guru dapat menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT.

b. Bagi guru yang ingin menerapkan model Cooperative Learning tipe TGT sebaiknya dilakukan pada kelas yang heterogen dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang seimbang.

c. Untuk menghindari terjadinya kebosanan siswa dari penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT, guru dapat menggunakan model lain yang dapat untuk mengembangkan kecerdasan emosional yakni dengan menggunakan model Peer Teaching.

4. Para Peneliti Selanjutnya

Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dalam mengembangkan kecerdasan emosional melalui model pembelajaran, masih diperlukan penelitian- penelitian selanjutnya, bisa dalam bentuk pengembangan maupun dari sisi kedalamannya. Oleh karena itu, rekomendasi yang dapat disampaikan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Cakupan penelitian ini masih terbatas pada peningkatan aspek afektif (kecerdasan emosional), oleh karena itu lebih baik lagi apabila dilakukan penelitian lanjutan yang melibatkan aspek psikomotor atau kognitif, sehingga hasilnya lebih komprehensif.

2. Penelitian yang dilakukan ini, ruang lingkupnya masih terbatas pada siswa dari lingkungan pedesaan. Oleh karena itu masih terbuka untuk dilakukan penelitian dengan mengambil sampel dari siswa yang ada di perkotaan.

3. Ruang lingkup penelitian ini baru pada tingkat sekolah menengah pertama, sehingga masih terbuka untuk diadakan penelitian lanjutan yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah.

4. Ruang lingkup penelitian ini masih dilakukan dalam satu sekolah, oleh karena itu masih terbuka untuk dilakukan penelitian tidak hanya disatu sekolah tapi berbagai sekolah yang lebih heterogen.

5. Lembaga Prodi Olahraga/Pasca

Lembaga Prodi Olahraga/Pasca untuk bekerjasama dengan lembaga terkait lainnya untuk memanfaatkan temuan dalam penelitian ini dengan cara menyosialisasikan kepada para guru pendidikan jasmani melalui penataran atau pelatihan, dengan tujuan agar saling melengkapi khasanah ilmu dalam hal

pengetahuan dan kemampuan tentang bagaimana model Cooperative Learning tipe TGT dan model Peer Teaching digunakan dalam proses pembelajaran. Mekanismenya mungkin bisa langsung diadakan MOU antara Prodi Olahraga dengan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Siak misalnya, seminar nasional yang langsung diadakan di daerah Kab. Siak dengan mengundang semua guru pendidikan jasmani yang ada di jajaran Kab. Siak.

Dokumen terkait