• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian, adanya analisis serta mengacu pada perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa;

1. Ada perbedaan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning pada mata pelajaran IPS. Perbedaan tersebut pada model pembelajaran VCT mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai, membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun negatif, melatih dan membina siswa tentang bagaimana cara menilai mengambil keputusan terhadap suatu nilai umum untuk dilaksanakannya sebagai warga masyarakat. Serta menekankan pada kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan dilema yang ada dalam masyarakat. Sedangkan model pembelajaran Moral Reasoning lebih menekankan membentuk dan menanamkan nilai-nilai moral bangsa yang semestinya telah tertanam dari ia kecil. Karena pembentukan moral siswa terbentuk dari interaksi dengan orang lain.

2. Keterampilan social siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembalajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri positif pada mata pelajaran IPS. Pada model pembelajaran VCT lebih mudah membentuk keterampilan social siswa karena ditekankan untuk mengetahui nilai-nilai yang positif yang harus dilaksanakan, tetapi pada model pembelajaran Moral Reasoning keterampilan sosial siswa susah untuk dibentuk karena moral siswa sudah terbentuk dan sudah tertanam dari ia kecil.

3. Keterampilan social siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembalajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning bagi siswa yang memiliki konsep diri negative pada mata pelajaran IPS. Pada konsep diri negatif dengan model pembelajaran VCT anak kurang aktif dan cenderung mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan pembelajaran VCT yaitu dapat menilai mengambil keputusan terhadap nilai yang akan dilaksanakan sebagai warga masyarakat serta menyelesaikan dilemma yang ada dalam masyarakat. Karena kurang nya rasa percaya diri yang memiliki konsep diri yang negative siswa memiliki rasa takut salah dalam mengambil keputusan.

4. Adanya interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan konsep diri siswa terhadap keterampilan social siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini sesuai dengan pengujian hipotesis kedua bahwa adanya perbedaan keefektifan model pembelajaran VCT dibandingkan model pembelajaran Moral Reasoning. Dari pengujian hipotesis ini siswa memiliki konsep diri yang positif lebih baik hasil keterampilan sosialnya dengan menggunakan model pembelajaran VCT. Sedangkan pada hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa adanya perbedaan keefektifan model pembelajaran Moral Reasoning dibandingkan dengan model pembelajaran VCT dalam pencapaian keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri yang negatif. Hal ini terlihat dari hasil keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri negative lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning. Dari hipotesis kedua dan ketiga dapat disimpulkan adanya interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri siswa.

5.2 IMPLIKASI

Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, berikut peneliti sampaikan implikasi baik secara teoritis maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan keterampilan social siswa.

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada pembelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Dharmapala Bandar Lampung, terdapat perbedaan keterampilan social siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning. Adapun perbedaan tersebut, pada siswa yang memiliki konsep diri positif, keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning.

Siswa yang memiliki konsep diri yang negatif, keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning lebih baik dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT. Secara teoritis, hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif VCT dan Moral Reasoning pada pembelajaran IPS khususnya pada peningkatan keterampilan social siswa.

Disisi lain dari hasil penelitian diketahui juga bahwa ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan konsep diri siswa pada pembelajaran IPS terhadap keterampilan social siswa. Konsep diri siswa pada pembelajaran IPS juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan social siswa. Keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan berbeda dengan keterampilan social siswa yang memiliki konsep diri yang negatif. Dengan demikian, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan model pembelajaran VCT dan Moral Reasoning pada

pembelajaran IPS dengan menyempurnakan kelembahannya dan turut memperhitungkan konsep diri yang siswa miliki.

2. Implikasi praktis

Dari hasil penelitian diketahui bahwa keterampilan social siswa kelas VIII SMP Dharmapala Bandar Lampung, pada siswa yang memiliki konsep diri positif keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran VCT lebih baik dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning. Oleh karena itu semua pihak terkait dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran VCT dalam rangka meningkatkan keterampilan social siswa untuk siswa yang memiliki konsep diri positif.

Di sisi lain, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa factor sikap siswa juga turut memperhitungkan tingkat konsep diri siswa. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan, acuan, atau rujukan bagi guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan social siswa. Guru hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang akan diberikan sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien yang pada akhirnya akan berimplikasi pada meningkatnya keterampilan social siswa.

5.3 SARAN

Dengan memperhatikan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut;

1. Guru hendaknya menyadari bahwa komponen penilaian tidak hanya penilaian kognitif tetapi sikap dan keterampilan juga.

2. Pada siswa yang memiliki konsep diri yang positif, disarankan guru memakai model pembelajaran VCT pada mata pelajaran IPS agar diperoleh keterampilan social siswa yang optimal

3. Pada siswa yang memiliki konsep diri yang negatif, disarankan guru memakai model pembelajaran Moral Reasoning pada mata pelajaran IPS agar diperoleh keterampilan social siswa yang optimal

4. Adanya penelitian tindak lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini yaitu dengan mengadakan penelitian yang sama dengan focus pada indicator mata pelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ahmadi. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

Bidell, Thomas R. dan Kurt W. Fischer 2005. Cognitive Development in Educational Contexts Implications of Skill Theory. In Neo Piagetioan Theories of Cognitive Development. Ed. Adreas Demetriou. New York: Routledge.

Bruner, Jerome S. 2006. Readiness for Learning. In Search of Pedagogy. New York: Routledge

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Life Skill-Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas

Djaali.2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Gradler, Margaret E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana

Gwendolyn Cartledge, JoAnne Fellows Milburn, 1995. Teaching social skills to children and youth: innovative approaches. University of Virginia

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Kencana: Jakarta.

Herpratiwi. 2009. Teori-teori Belajar. Alfabeta: Jakarta.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kadir.2015.Statistika Terapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kelly, J.A., 1982, Social-Skills Training, A Practical Guide for Interventions. New York: Springer Publishing Co. Meichenbaum, D., 1979, Cognitive- Behavioral Mod~flcation. New York: Plenum Press.

Kohlberg, L. 1977. Moral Education of Psychological View. The Macmillan Company.

Maryani, Enok. 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial. Bandung: Alfabeta

Maulana, Dani. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif. LPMP Lampung

Mustaqim. 20112. Pengaruh Lingkungan Sosial, Civic Knowledge, dan Konsep Diri terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012 (Tesis). FKIP Unila. Tidak diterbitkan.

Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjarwo. 2015. Proses Sosial dan Interaksi Sosial Dalam Pendidikan. Bandung: Mandar Maju

Sudjarwo, Basrowi. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mondar Maju

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Suparno, A. Suhaenah. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan. Bandar Lampung :Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung

Oakley, Lisa. (2004). Cognitive Development. London Routledge

Dokumen terkait