• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan hasil penelitian menunjukkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendapat generasi muda terhadap presiden RI adalah :

a. Ir.Soekarno adalah bapak proklamator, yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Waktu Soekarno (Presiden pertama Indonesia) bersama Mohammad Hatta (Wakil Presiden pertama Indonesia), dua nasionalis paling terkemuka di Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dalam pengambilan keputusan beliau memakai etika ideologi yang mendasari negara atau partai. Berdasarkan kinerja PDB dan pertumbuhan ekonomi, Indonesia mengalami tiga fase perekonomian di era Presiden Soekarno. Fase pertama yakni penataan ekonomi pasca-kemerdekaan, kemudian fase memperkuat pilar ekonomi, serta fase krisis yang mengakibatkan inflasi.

b. HM. Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Beliau merupakan agen perubahan karena beliau indonesia dijuluki dengan macamnya asia.yang membawa indonesia ditakuti dalam sistem pertahanan dan keamanan negara. Dalam pengambilan keputusan cenderung untuk berani dan bertanggungjawab dalam mengambil keputusan. Berdasarkan kinerja PDB dan pertumbuhan ekonomi, presiden soeharto mampu meningkatkan output (hasil produksi ekonomi) berdasarkan kemajuan teknologi yang diiringi dengan penyesuaian ideologi. Hal ini menunjukkan adanya tiga komponen yang berkaitan satu sama lain dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu peningkatan produksi negara, kemajuan teknologi

untuk meningkatkan produktivitas, dan penyesuaian ideologi yang terbuka dalam menerima teknologi baru.

c. Prof.Dr.Ing.BJ.Habibie adalah presiden yang memiliki kegigihan dalam menuntut ilmu, memiliki keberanian dalam menciptakan sesuatu yang baru, presiden memiliki kerendahan hati dalam memberikan ruang kepada para pemimpin berikutnya, dan mampu menempatkan diri dalam posisi yang baik untuk semua sehingga tidak ada satu pun orang di Indonesia yang memusuhi beliau. Pekerja yang tak kenal lelah. respon terhadap perubahan. menurunnya nilai dolar hingga Rp 10.000 per 1 dollar AS. Di mana sebelumnnya mencapai Rp 15.000 per 1 dollar AS. pengambilan keputusan secara umum adalah pada Agustus 1998, para elite militer Indonesia memikirkan ulang Dwifungsi ABRI. Rapat pimpinan ABRI ketika itu menghasilkan keputusan untuk menghapuskan Dwifungsi ABRI. Langkah ini sangat fenomenal karena selama 32 tahun Soeharto berkuasa dengan menggunakan Dwifungsi ABRI. kinerja (berdasarkan PDB dan pertumbuhan ekonomi) menunjukkan bahwa Presiden BJ Habibie mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,79 persen pada 1999. Melalui pemilihan umum (pemilu), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) naik menjadi presiden pada 1999. Pertumbuhan ekonomi di era Gus Dur mulai kembali positif. Pada tahun pertamanya, tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,92 persen pada 2000. Namun pada tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi turun menjadi 3,64 persen. Selain melihat pertumbuhan ekonomi dari sisi kontribusi lapangan usaha, juga dapat dilihat dari sisi pengeluaran. Pada masa pemerintahan Gus Dur, pengeluaran konsumsi rumah tangga mendominasi ekonomi, di luar aspek pengeluaran lain seperti ekspor-impor, investasi, dan belanja pemerintah.

d. Karakteristik KH. Abdurrahman Wahid sebagai presiden merupakan seorang kiai yang sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan

ide, sangat tidak disiplin, dan berkepemimpinan ala LSM. Respon terhadap perubahan, beliau merupakan presiden yang tegas dan teliti dalam mengambil keputusan, beliau pula yang membantu perubahan bangsa menjadi lebih baik walaupun jabatannya hanya tiga tahun. Pengambilan keputusan secara umum cenderung kurang teguh pada pendapatnya atau kurang berpendirian. Gus Dur menerapkan kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah. Pemerintah membagi dana secara berimbang antara pusat dan daerah. Kemudian, pemerintah juga menerapkan pajak dan retribusi daerah. Meski demikian, ekonomi Indonesia pada 2001 tumbuh melambat menjadi 3,64 persen.

e. Karakteristik Megawati Soekarnoputri adalah presiden pertama perempuan yang berani¸memiliki pandangan kedepan, dan menaikan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Respon terhadap perubaha nadalah mampu menstabilkan perekonomian indonesia dan menurunkan persentase penduduk yang berada dalam garis kemiskinan. Pengambilan keputusan secara umum cenderung untuk teguh pada pendapatnya sendiri serta lebih intuitif. Kinerja (berdasarkan PDB dan pertumbuhan ekonomi) berfokus perbaikan sektor perbankan dan ekonomi masyarakat umum hasilnya perekonomian stabil dan pertumbuhan perekonomian pada masa pemerintahanya naik. Walaupun dalam bidang politik yang masih goyang beliau menjual beberapa aset negara kepada negara asing untuk stabilkan nasional.

f. Karakteristik Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden yang bisa mengatasi masalah hukum dan kekerasan dalam waktu yang panjang serta dengan jiwa dan karakter militer yang tegas dan menghargai. Respon terhadap perubahan merupakan presiden yang responsif terhadap perubahan seperti mengajak negara-megara islam untuk memberikan respons terhadap perubahan peta politik Internasional sehingga mampu bertahan di tengah permasalahan global yang

semakin kompleks. Dalam menyikapi perubahan yang disertai dengan langkah maksimal, agar tidak terjadi goncangan yang besar. Pengambilan keputusan secara umum senantiasa mengajak bawahan atau kabinet guna meminta pendapat serta masukan yang membangun dalam proses perumusan kebijakan dan implementasi kebijakan. Kinerja (berdasarkan PDB dan pertumbuhan ekonomi) : pada masa kepemipinan beliau adalah di era reformasi yang berhasil mencapai beberapa kemajuan diantaranya semakin kondusifnya ekonomi nasional, maka kinerjanya cukup baik. Pada masa pemerintahan yang kedua terlihat beberapa kelemahan misalnya kurang sigap dalam menanggapi berbagai isu hingga menjadi hangat sampai membingungkan.

g. Joko Widodo adalah presiden yang bertanggung jawab dan memiliki masa depan negara yang akan lebih baik lagi. Joko Widodo dengan Ma’ruf Amin dapat mengiplementasikan Indonesia dalam merespon begitu cepat terhadap perubahan global. Dalam pengambilan keputusan cenderung lebih bertanggung jawab dan tegas dalam mengambil keputusan. Berdasarkan kinerja PDB dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen. Adapun keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. Sebelumnya, proyeksi Sri Mulyani berada di kisaran minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

2. Karakter presiden tidak terkonfirmasi memiliki hubungan langsung dan tidak langsung yang signifikan dengan kinerja pembangunan. Analisis faktor menunjukkan hubungan yang rekursif antara faktor menjadi citra bangsa di dunia internasional, memiliki wawasan yang luas, jujur, menginspirasi rakyat, dan memiliki sifat adil.

3. Pola pengambilan keputusan terkonfirmasi memiliki hubungan dengan variabel laten kinerja pembangunan pada tingkat signifikasi 10 persen. Pengambilan keputusan secara umum dilakukan berdasarkan pengambilan keputusan kelompok. Faktor lainnya adalah pengambilan keputusan dengan teknik delphi. Dan faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan presiden RI adalah pengambilan keputusan partisipatif.

4. Analisis terhadap variabel respon terhadap perubahan, terkonfirmasi memiliki hubungan dengan variabel laten kinerja pembangunan pada tingkat signifikasi 10 persen. Faktor kepekaan yang besar pengaruhnya terhadap respon seorang presiden RI terhadap perubahan adalah kepekaan terhadap perubahan teknologi, kepekaan terhadap perubahan ekonomi secara nasional & global, kepekaan terhadap perubahan sosial dan kepekaan terhadap perubahan secara umum.

Dokumen terkait