6.1. Kesimpulan
1. Tiga aspek prioritas pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Karanganyar adalah aspek sosial yang merupakan aspek prioritas dengan memiliki bobot tertinggi, yaitu sebesar 0.461, kemudian disusul aspek lingkungan sebesar 0.321 dan yang terendah adalah aspek ekonomi sebesar 0.218. Faktor aspek lingkungan yang merupakan variabel utama adalah variabel jenis komoditas yaitu dengan memiliki bobot tertinggi sebesar 0.167, diikuti variabel sumberdaya lahan sebesar 0.078 dan yang terendah variabel sumberdaya air sebesar 0.076. Faktor aspek ekonomi yang merupakan variabel utama adalah variabel produksi yaitu dengan memiliki bobot tertinggi sebesar 0.061, kemudian diikuti variabel tenaga kerja 0.049, sarana produksi dan modal 0.028, harga 0.027 dan pasar 0.025., Faktor aspek sosial yang merupakan variabel utama adalah variabel
kelembagaan yaitu dengan memiliki bobot tertinggi sebesar 0.151, kemudian diikuti variabel pendidikan 0.136, informasi 0.098, dan kesehatan 0.076.
2. Pola usahatani yang paling berkelanjutan di Kabupaten Karanganyar adalah: 1). Pola usahatani tanaman hias dengan bobot sebesar 0.267; 2). Pola usahatani mixed farming dengan bobot sebesar 0.168; 3). Pola usahatani monokultur palawija dan tumpangsari dengan bobot masing-masing sebesar 0.148; 4) pola usahatani monokultur sayuran dengan bobot sebesar 0.139; dan 5). Pola usahatani monokultur padi dengan bobot sebesar 0.131.
3. Pola relasi gender menunjukkan laki-laki masih mendominasi dalam akses dan kontrol pada pengelolaan usahatani responsif gender seperti: lahan, komoditas yang diusahakan, pendidikan, pelatihan, penyuluhan pertanian, modal, kredit, peralatan, penyemaian atau
pembibitan, pemupukan, pola tanam, pengendalian hama dan penyakit, sedangkan perempuan lebih dominan dalam pengolahan hasil panen, pemasaran, dan hasil penjualan panen, sedangkan peran yang dilakukan bersama antara laki-laki dan perempuan adalah akses dan kontrol dalam hal informasi dan pemeliharaan.
4. Berdasarkan hasil analisis pola usahatani berkelanjutan dan responsif gender, disusun arahan kebijakan sebagai berikut; a). Dalam mengembangkan sistem usahatani perlu diprioritaskan pada pola usahatani tanaman hias dengan mengoptimalkan kelembagaan usahatani khususnya kelembagaan kelompok tani; penentuan jenis komoditas dan proses produksinya b). Meningkatkan akses dan kontrol perempuan terhadap penyuluhan dan pelatihan teknologi pertanian; dan c). Meningkatkan akses dan kontrol laki-laki terhadap pengolahan hasil panen, pemasaran, dan hasil penjualan panen.
6.2. Saran
1. Dalam melakukan pembangunan pertanian, agar keberlanjutannya dapat terjamin disarankan perlu memperhatikan aspek sosial terutama membangun kelembagaan pertanian secara kokoh dan berjalan optimal. Kelembagaan yang dibangun tersebut disarankan dapat diakses secara baik oleh petani suami dan isteri, selain dari pada itu dari aspek lingkungan perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis komoditas tidak merusak lingkungan dan layak diusahakan oleh petani, dari aspek ekonomi perlu memperhatikan proses produksi.
2. Untuk meningkatkan peran laki-laki dan perempuan (akses dan kontrol) dalam pembangunan pertanian disarankan perlu disusun program pembangunan pertanian yang dapat meningkatkan kemampuan petani melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.
3. Pembagian peran suami dan isteri dalam kegiatan usahatani disarankan perlu menjadi perhatian pada saat menyusun target sasaran program pembangunan pertanian (baik untuk kepentingan
terealisasikan. Berdasarkan gambaran pola relasi antara laki-laki dan perempuan pada setiap pola usahatani disarankan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, agar keberlanjutan sistem usahatani pada masa yang akan datang terjamin, yaitu: a). Perlu penyebarluasan informasi pasar terutama kepada perempuan, b). Perlu adanya pendidikan, penyuluhan dan pelatihan tenaga kerja perempuan yang lebih intensif agar dapat berperan lebih optimal dalam semua tahapan kegiatan usahatani, termasuk dalam hal kemampuan mengakses sumber modal dari pihak perbankan dan tehnologi pertanian c). Pada aspek kelembagaan usahatani perlu ditingkatkan peran dalam akses dan kontrol perempuan, karena kelembagaan usahatani merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasil kegiatan usahatani. Perempuan juga dapat
berperan secara optimal dalam kelembagaan usahatani, dan d). Peningkatan akses dan kontrol laki-laki dalam bidang pengolahan
hasil panen, pemasaran, dan hasil penjualan panen, karena bidang-bidang tersebut selama ini masih didominasi oleh perempuan, dan sekaligus digerakkan adanya penyuluhan dan sosialisasi gender secara intensif terutama ditujukan kepada kaum laki-laki, walaupun hal ini masih mengalami kendala yang besar dengan masalah adat dan budaya setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana M.O., 2001. Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Berkelanjutan. FAE 19 (2) 38 -49.
Aminullah E., 2004. Berpikir Sistem dan Pemodelan Dinamika Sistem. Makalah Kuliah Umum. Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Arifin A, 2001, Hutan dan Kehutanan, Kanisius, 2001
Bachrein S, Ishaq I dan Rufaidah V.W., 2000. Peranan Wanita dalam Pengembangan Sistem Usahatani Lahan Kering di Jawa Barat. JPPTP 3 (1) : 6 – 18.
Bernard B. D, Chasana E dan Bachmid S, 1998. Perspektif Gender pada Sistem Usahatani Ladang suatu Studi di Desa Kabiarat Tanibar Selatan, Maluku Tenggara. JPPTP 1(1) : 69 -79.
BPS, 2000. Pembangunan Manusia Indonesia Berbasis Gender. Kerjasama Badan Pusat Statistik dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan.
Calvo J.S., 2003. The force of the current: Watershed Management from a Gender Equity Perspective. ABSOLUTO. San José, C.R.
Cassaman K.G, Kropff M.J, Gaunt J and Peng S., 1993. Nitrogen Use Efficiency of Rice Reconsidered : What are the Key Constraints? Plant Soil 155 (156) : 359 -62.
Conway G.R. and Barbier E.B., 1990. After the Green Revolution; Sustainable Agriculture for Development. Earthscan Publication, London.
Dahlan, 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bahan Kuliah. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Darsiharjo, 2004. Model Pemanfaatan Lahan Kering Berkelanjutan di Daerah Hulu Sungai (Studi Kasus: Daerah Hulu Sungai Cikapundung Bandung Utara). Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
2004. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.
de Vreese R, Konijnendijk C, Ottitisch A and Salbitano F., 2001, NeighbourWoods-Project, Chapter 2 Strategic Aspects, Brussel Belgia. Dewanto K.W., Setiawan S.B, Wahyuni T. 2004. Gerakan Perempuan
Peduli Lingkungan Hidup (GPPLH) Berkelanjutan. Cetakan I. Pustaka GPPLH Jakarta.
Dwijowijoto R.N., 2003. Kebijakan Publik: Fomulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Elex Media Komputindo. IKAPI, Jakarta
Eriyatno, 1998. Ilmu Sistem; Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Jilid I Edisi Ketiga. IPB Press. Bogor.
Fakih M., 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[FAO] Food and Agriculture Organization, 2001. Socio Economic and Gender Analysis (SEAGA) Programme, Information Division FAO. Roma, Italia.
[FAO] Food and Agriculture Organization, 2003. Gender and Development Plan of Action (2002-2007). PBB. Roma, Italia.
Francis J and Jahn S. 2001. Integrating Gender Perspectives: Realising New Options For Improved Water Management. Secretariat of the International Conference on Freshwater. Bonn, Jerman.
Handayani dan Sugiarti, 2002. Teknik Penelitian Berorientasi Gender. Malang: UMM. Press
Ilham N dan Saktyanu K.D., 1998. Perencanaan Sistem Usahatani terpadu dalam Menunjang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan : Kasus Kabupaten Magetan, Jawa Timur. JAE 17 (1) : 33 – 50.
Irawan B dan Pranadji T, 2002. Pemberdayaan Lahan Kering Untuk Pengembangan Agribisnis Berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. FAE 2 (2): 24 – 31. Irianto G, Surmaini E, Suhaeti R. N dan Hamdani A. 2003 Pengintegrasian
Gender dalam Sistem Usahatani Lahan Kering. Kementerian Pemberdayaan Perempuan berkerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Kirby R.A., 1990. The Ecology of Traditional Agroecosystem in Africa. In : M.A. Alteiri and S.B. Hecht (Eds). Agroecology and Small Farm Development. CRC Press, Boston.
KMNLH, 2000. Agenda 21 Sektoral. Perencanaan Pembangunan
Berkelanjutan. Buku 2 Seri Panduan Perencanaan Pembangunan
Berkelanjutan. Kerjasama Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan UNDP. Jakarta
KPP, 2003. Kajian Pengintegrasian Gender dalam Penguatan Ekonomi Lokal Masyarakat Pesisir dan Desa Pantai. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Jakarta.
KPP, 2001. Bunga Rampai Bahan Pembelajaran Pelatihan Pengarusutamaan gender Bidang Kesehatan Reproduksi & Kependudukan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, dan UNFPA. Jakarta
Kusnadi, Hari Sulistiyowati, Sumarjono dan Adi Prasodjo, 2006. Perempuan Pesisir. LKIS. Yogyakarta.
Mangkuprawira TS dan Hubeis AV, 2007. Manajemen Mutu Sumberdaya Manusia. Penerbit Gahlia Indonesia. Bogor.
Marimin, 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo P.T. Jakarta. 197 hal.
Marten, G. G, 2001, Human Ecology, Basic Concepts for Sustainable Development, London.
Meliala, A.D.S., 2006. Pembagian Kerja Gender Dalam Rumah Tangga Petani Pedagang tanaman Hias (Kasus Sentra Bunga Dukuh Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kelurahan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Mithcell B, Setiawan B dan Rahmi D.H. 2003. Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Muhammadi, Aminullah E dan Soesilo B, 2001. Analisis Sistem Dinamis :
Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. UMJ Press. Jakarta. Munasinghe, M., 1993. Environmental Economic and Sustainable
Development. The International Bank for Reconstruction and Development/THE WORLD BANK. Washington, D.C. 20433, U.S.A.
Hortikultura (Kasus Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Pambudy R, 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan Dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam. Disertasi, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pambudy R, Sipayung T, Priatna W.B., Burhanudidin, Kriswantriyono A dan Satria A, 2001. Bisnis dan Kewirausahaan Dalam Sistem Agribisnis. Pustaka Wirausaha Muda, Bogor.
Rwelamira J.K., 1999. Effect of socio-economic and gender issues on sustainable resource management. Land and Agriculture Policy Centre. Johannesburg, Afrika Selatan.
Saaty T.L., 1983. Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World. California : Lifetime Learning Publication, Belmont.
Saaty T.L., 2000. Fundamentals of Decision Making and Priority Theory. 2nd Ed. RWS Publication. Pittsburgh, PA.
Sajogyo, P, 1993. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta:Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.
Salikin A.K., 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius IKAPI. Yogyakarta.
Saragih B., 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. USESE Foundation dan Pusat Studi Pembangunan IPB. Bogor.
Sunarso. 2005. Pembagian Kerja Pada Sistem Usahatani Sayuran (Kasus Kelompok Tani Bambu Duri, Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Suryana A dan Adnyana M.O., 1997. Pengkajian dan Pengembangan Sistem Usahatani Berbasis Komoditas unggulan. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil-Hasil Penelitian Berbasis Perikanan, Peternakan dan Sistem Usahatani di Kawasan Timur Indonesia. Kupang 28 -30 Juli 1997.
Suryana A, Erwidodo dan Prajogo U.H., 1998. Isu Strategis dan Alternatif Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian Memasuki Repelita VII. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sutrisno N, Pujilestari N dan Sawiyo. 2003. Penelitian Pengelolaan Air dan Pengembangan Pertanian Berkelanjutan untuk Penanggulangan Banjir dan Kekeringan. Balai Penelitian Agroklimat. Bogor
Wasito, 2004. Aktivitas Harian Petani Berdimensi Jender dan Etnis. JPPTP 7 (2) : 204 – 213.
Widodo S, 2007. Dinamika gender pada usahatani lahan kering, (Studi Kasus di Desa Kupuk Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo). http://agriwidodo-artikel.blogspot.com/2007/02/dinamika-gender-pada-usahatani-lahan.html
Kebijakan Sistem Usahatani Berkelanjutan
yang Responsif Gender di Kab. Karanganyar
Prov. Jawa Tengah
RESPONDEN AHP
Identitas RespondenNama : ...
Pendidikan Terakhir : ……….
Bidang Keahlian : ……….
Jabatan : ……….
Instansi : ……….
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Pohon Hierarki Keputusan Goal Level I Level II Jenis komoditas Sumberdaya air Sumberdaya lahan 1. Lingkungan Produksi Pasar Harga Modal Tenaga kerja 2. Ekonomi Sarana Produksi Pendidikan Kelembagaan Kesehatan
Memilih usahatani berkelanjutan
3. Sosial
Informasi
Nilai dalam Angka
Skala Kepentingan Keterangan
1 Sama penting Kedua faktor mempunyai dukungan yang sama pentingnya terhadap tujuan
3 Agak penting
Terlihat nyata pentingnya faktor tersebut dibanding faktor lainnya, tetapi tidak meyakinkan
5 Lebih penting Jelas dan nyata faktor tersebut lebih penting dari yang lainnya
7 Sangat penting Jelas, nyata dan terbukti faktor tersebut jauh lebih penting dari yang lain
9 Sangat penting sekali
Jelas, nyata dan terbukti secara
meyakinkan faktor tersebut sangat penting dalam permufakatan
2,4, 6, 8
Nilai tengah antara dua skala kepentingan yang berurutan
Jika diperlukan nilai kompromistis
Isikan tingkat kepentingan untuk masing-masing kriteria penyusun pohon hierarki keputusan dengan menggunakan nilai pada tabel skala penilaian kepentingan relatif.
Kriteria Penilai Level 2 hierarki terhadap Level 1 Hierarki (Tujuan)
Lingkungan Ekonomi Sosial
Lingkungan Ekonomi
Sosial
Kriteria Penilai level 3 hierarki terhadap kriteria Lingkungan
Komoditas SD Air SD Lahan Komoditas
SD Air SD Lahan
Kriteria Penilai level 3 hierarki terhadap kriteria Ekonomi
Produksi Pasar Harga Modal Tenaga Kerja Sarana Produksi Produksi Pasar Harga Modal Tenaga Kerja Sarana Produksi
Kriteria Penilai Level 3 hierarki terhadap kriteria Sosial
Pendidikan Kelembagaan Kesehatan Informasi
Pendidikan Kelembagaan
Kesehatan Informasi
KUESIONER
UNTUK PENENTUAN TINGKAT KEBERLANJUTAN
SISTEM USAHATANI DI KABUPATEN KARANGANYAR
MENGGUNAKAN AHP
No : Nama : Pekerjaan : Pola usahatani:...Dimensi Lingkungan
1. Bagaimana teknik pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani: a. Tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah.
b. Belum sepenuhnya memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah.
c. Memeperhatikan sepenuhnya kaidah-kaidah konservasi tanah. 2. Tingkat Ketersediaan air:
a. Sangat terbatas/minim b. Cukup
c. Tersedia tak terbatas
3. Nilai komoditas yang diusahakan ditinjau dari aspek konservasi tanah: a. Tidak memiliki nilai konservasi tanah
b. Sebagian memiliki nilia konservasi tanah. c. Semuanya memiliki nilai konservasi tanah
Dimensi Ekonomi
1. Tingkat produktivitas komoditas yang diusahakan: a. Rendah
b. Sedang c. Tinggi
2. Cakupan pasar (lingkup pemasaran): a. Lokal
b. Regional/wilayah c. Nasional
3. Harga komoditas hasil pertanian: a. Trend menurun b. Fluktuatif c. Trend meningkat/naik 4. Ketersediaan modal: a. Sangat terbatas/minim b. Cukup
c. Tersedia tak terbatas. 5. Ketersediaan tenaga kerja:
a. Tidak tersedia/sangat kekurangan tenaga kerja b. Tersedia tapi terbatas
c. Cukup tersedia dan memiliki keterampilan dan keahlian sebagai petani.
6. Ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian: a. Sangat terbatas/minim
b. Tersedia terbatas dan harga tinggi
c. Tersedia dan harga terjangkau oleh petani
Dimensi Sosial
1. Tingkat pendidikan rata-rata petani: a. Tidak tamat Sekolah Dasar (SD) b. Tamat SD sederajat
c. Tamat SLTP sederajat d. Tamat SLTA sedrajat 2. Kelembagaan usahatani:
a. Tidak ada kelembagaan usahatani b. Ada tapi belum berfungsi secara optimal c. Ada dan berfungsi secara optimal
3. Status kesehatan petani: a. Buruk
b. Sedang c. Baik
4. Ketersedian sarana dan prasarana informasi: a. Tidak tersedia sama sekali
b. Tersedia tapi terbatas
c. Tersedia cukup seperti telepon, surat kabar harian, radio, dan televisi.
Kebijakan Sistem Usahatani Berkelanjutan
yang Responsif Gender di Kab. Karanganyar
Prov. Jawa Tengah
Identitas Responden
Nama : ...
Alamat : Dusun : ...
Desa : ...
Kecamatan : ...
Besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara dapat berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menuliskan jawaban atau melingkari salah satu pernyataan yang sesuai/tepat
dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Identitas Bapak/Ibu/Saudara dijamin kerahasiaannya. Atas partisipasinya diucapkan terima kasih.
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KARAKTERISTIK RESPONDEN (PETANI)
1. Berapa usia Bapak/Ibu/saudara ?: ...Tahun. 2. Apakah pendidikan formal terakhir Bapak/Ibu/ Saudara ?: a. Tidak sekolah b. Tidak Tamat Sekolah Dasar
c. Tamat Sekolah Dasar d. Tidak Tamat Sekolah Lanjutan Pertama e. Tamat SMP f. Tamat Sekolah Lanjutan Atas.
g. Lainnya: ...
3. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Saudara melakukan kegiatan usahatani ?: a. Kurang dari 5 tahun b. 5 – 10 tahun
c. Lebih dari 10 tahun.
4. Apa pekerjaan pokok Bapak/Ibu/Saudara ?:
a. Bertani b. Beternak sapi potong
c. Berdagang d. PNS
e. Lainnya: ...
5. Apa pekerjaan tambahan Bapak/Ibu/Saudara ?:
a. Bertani b. Beternak sapi potong
c. Berdagang d. PNS
e. Lainnya: ...
6. Berapa proporsi pendapatan Bapak/Ibu/Saudara dari pekerjaan pokok ?: a. Kurang dari 30% b. 30 – 70% c. Lebih dari 70%
7. Berapa luas lahan pertanian yang Bapak/Ibu/saudara miliki ?...M2
8. Sumber air yang dipergunakan untuk kegiatan usahatani ?. a. Air hujan b. Mata air c. Sungai d. Waduk 9. Kondisi sistem pengairan pada kegiatan usahatani ?
a. Tadah hujan b. Irigiasi sederhana c. Irigasi semi teknis d. Irigasi teknis 10. Apa jenis ternak potong yang Bapak/Ibu/Saudara miliki?
a. Sapi b. Kambing c. Ayam d. Kerbau e. Campuran
A. Identifikasi Sumberdaya Pertanian
1. Lingkari sumberdaya pertanian yang kondisinya bermasalah (kualitas
dan kuantitas) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini:
a. Lahan masalah: ………
b. Sumber air masalah: ………
c. Jalan masalah: ………
d. Pasar masalah: ………
e. Lainnya: ... masalah: ………
Yang paling bermasalah: ……… Campur tangan pihak lain untuk perbaikan:
Ada, sebutkan ……… Tidak ada
2. Lingkari sumberdaya pertanian yang kondisinya baik/cukup dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir ini:
a. Lahan b. Sumber air c. Jalan d. Pasar
e. Lainnya: ...
3. Untuk sumberdaya pertanian berikut, siapa yang memutuskan penggunaan sumberdaya tersebut?
a. Air ditentukan oleh ...
b. Lahan ditentukan oleh ...
c. Lainnya: ... ditentukan oleh ... d. Lainnya: ... ditentukan oleh ... 4. Siapa yang memperoleh manfaat terhadap sumberdaya berikut:
a. Air yang berhak: Laki-laki Perempuan
b. Lahan yang berhak Laki-laki Perempuan
c. Lainnya:………… yang berhak Laki-laki Perempuan
d. Lainnya:………… yang berhak Laki-laki Perempuan
B. Identifikasi Kondisi Sosial
1. Berapa jumlah anggota keluarga Saudara, Sebutkan: ………
2. Bagaimana tingkat pendidikan terakhir masing-masing anggota keluarga Bapak : Ibu : Anak I : Anak II : Anak III : Dst… :
3. Dalam satu RT (Rukun Tetangga), berapa jumlah KK (Kepala Keluarga) untuk:
- KK Laki-laki : …… keluarga
- KK Perempuan : …… keluarga
4. Pilih jawaban yang tepat menurut Saudara. Bagaimana kondisi populasi dalam lingkungan Anda?
a. Berkembang , penyebab: ………
b. Berkurang , penyebab: ………
c. Tetap , penyebab: ………
5. Pilih agama yang ada di lingkungan Saudara a. Islam b. Katolik c. Kristen d. Hindu e. Budha Yang dominan: ………
Bagian II: Kondisi Kehidupan Usahatani
A. Identifikasi Pola Usahatani
1. Pilih jenis komoditas utama di lahan pertanian? a. Padi
b. Jagung
c. Bunga (tanaman hias) d. Sayuran
e. Cengkeh f. Jeruk
g. Lainnya: ………
Yang bertanggung jawab terhadap hasil: Laki-laki Perempuan 2. Pilih aktivitas utama dilakukan selain kegiatan usahatani?
a. Ambil kayu bakar b. Berdagang
c. Kegiatan pariwisata d. Mencari rumput e. Buruh tani
f. Lainnya: ………
Yang bertanggungjawab terhadap aktivitas: Laki-laki Perempuan 3. Pilihlah dari nomor 1, 2, dan 3, aktivitas mana yang paling memenuhi
kebutuhan hidup keluarga?
1. Aktivitas di lahan pertanian :……… 2. Aktivitas pertanian di luar lahan :……… 3. Aktivitas di luar pertanian :………
1. Pilih keuntungan utama dari hasil pertanian di lahan: a. Tanaman Pangan 1. Buah 2. Batang 3. Daun 4. Lainnya : ……… b. Ternak Kambing/Sapi/Kerbau 1. Kulit 2. Sisa Kotoran 3. Lainnya : ……… c. Ternak Unggas 1. Kulit 2. Sisa Kotoran 3. Lainnya : ………
2. Siapa yang memutuskan alokasi penggunaan hasil usahatani ?
Laki-laki Perempuan
3. Jika dijual, hasil penjualan komoditas usahatani digunakan untuk : a. Pangan dan sandang b. Pendidikan c. Kesehatan d. Tabungan e. Rekreasi d. Lain-lain:……… dan siapa yang memutuskan?
Laki-laki Perempuan
4. Pilih manfaat yang diperoleh dari kegiatan di luar kegiatan usahatani : a. Mengumpulkan kayu bakar
1. Masak 2. Dijual 3. Lainnya : ……… b. Mengumpulkan air
1. Konsumsi rumah tangga 2. Lahan pertanian 3. Lainnya : ………
c. Kegiatan pariwisata
1. Berdagang 2. Pemandu wisata 3. Lainnya………. d. Mencari rumput
1. Kebutuhan sendiri 2. Dijual 3. Lainnya……….. e. Buruh tani
5. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan di luar kegiatan usahatani digunakan untuk :
a. Pangan dan sandang b. Pendidikan c. Kesehatan d. Tabungan e. Rekreasi d. Lain-lain:……… dan siapa yang memutuskan?
Laki-laki Perempuan
C. Identifikasi Waktu Aktivitas Harian
1. Berapa jam kah anda bekerja di lahan pertanian dalam satu hari? a. kurang dari 3 jam b. 3 – 5 jam c. lebih besar dari 5 jam
2. Berapa jam kah anda bekerja di pertanian di luar lahan dalam satu hari? a. kurang dari 3 jam b. 3 – 5 jam c. lebih besar dari 5 jam 3. Berapa jam kah anda bekerja di luar pertanian dalam satu hari?
a. kurang dari 3 jam b. 3 – 5 jam c. lebih besar dari 5 jam 4. Berapa jam kah anda bekerja menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
dalam satu hari?
a. kurang dari 3 jam b. 3 – 5 jam c. lebih besar dari 5 jam 5. Berapa jam kah anda bekerja untuk komunitas masyarakat dalam satu
minggu?
a. kurang dari 3 jam b. 3 – 5 jam c. lebih besar dari 5 jam D. Kalender Musiman
1. Pola tanam yang anda lakukan dalam satu tahun terakhir: a. Padi – Bera – Padi b. Padi – Sayuran – Padi c. Padi – Palawija – Padi d. Sayuran
e. Lainnya :………-………..-………. E. Identifikasi Pendapatan dan Pengeluaran
1. Bagaimana perbandingan antara pendapatan perempuan dengan laki-laki?
a. Lebih Kecil b. Sama c. Lebih Besar
2. Bagaimana perbandingan antara pengeluaran perempuan dengan laki-laki?
a. Lebih Kecil b. Sama c. Lebih Besar
3. Jika terjadi kekurangan uang maka hal yang anda lakukan adalah: a. Menjual barang-barang di rumah
b. Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu c. Meminjam uang ke orang lain
AKSES KONTROL MANFAAT PARTISIPASI Keterangan
PROFIL SUMBERDAYA 1. Lahan 2. Sumber modal 3. Tenaga kerja 4. Pengelolaan air 5. Pupuk 6. Pestisida 7. Komoditas yang diusahakan 8. Pola tanam 9. Peralatan mekanik (bajak, cangkul, arit ) 10. Hasil Panen 11. Hasil ternak 12. Pemasaran 13. Upah 14. Pendidikan dan latihan 15. Penyuluhan pertanian 16. Penyuluhan kesehatan 17. Media Informasi 18. Kredit 19. Mengola lahan 20. Menanam 21. Pemeliharaan hasil pertanian 22. Pembasmian hama 23. Pemupukan 24. Penyuluhan pertanian 25. Pengolan pasca panen 26. Pemasaran 27. Memberi makan ternak 28. Memandikan ternak 29. Menjual ternak Keterangan:
Isikan ”P” jika perempuan; Isikan ”L” jika Laki-laki Isikan ”L-P” jika Laki-laki dan Perempuan
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan FGD di Kelompok Tani ( Instrumen SEAGA)
DAFTAR PERTANYAAN FGD KABUPATEN KARANGANYAR
(Topik: Pengembangan Usahatani Berkelanjutan yang Responsif Gender) 1. Bagaimana alokasi penggunaan lahan di lokasi ? (hutan, usahatani,
pemukiman, pariwisata, sungai/danau?.
2. Apa saja sumberdaya pertanian yang dimiliki di daerah ini? (hutan, lahan, objek wisata, cagar budaya, damar,……).
3. Apa saja sumberdaya yang hanya dapat di akses oleh laki-laki? Apa saja sumberdaya yang hanya dapat diakses oleh perempuan? Adakah sumberdaya yang dapat diakses laki-laki dan perempuan?
4. Bagaiman cara pengelolaan sumberdaya tersebut?
5. Apa saja peran yang dimainkan oleh laki-laki dan atau perempuan? 6. Siapa yang mengontrol penggunaan sumberdaya tersebut? Apakah
laki-laki/ Apakah perempuan? Apakah kedua-duanya?.
7. Apa saja jenis komoditas yang diusahakan dalam melakukan kegiatan usahatani?
8. Berapa luas lahan rata-rata yang diusahakan?
9. Apa saja tahapan kegiatan uhasatani yang dilakukan? Kapan hal tersebut dilakukan?
10. Bagaimana pembagian peran laki-laki dan perempuan pada setiap kegiatan pertanian tersebut?
11. Siapa saja pihak yang terlibat (lembaga/institusi) dalam pengembangan usahatani?
12. Apa masalah utama yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usahatani? Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Siapa yang melakukan (laki-laki, perempuan, atau bersama-sama).
13. Siapakah yang menjadi pengambil keputusan dalam menentukan jenis komoditas yang diusahakan, luas lahan yang akan dikelolah, kemana menjual hasilnya ? Apakah perempuan, laki-laki, atau bersama-sama?. Catatan:
Buat kesimpulan dari hasil FGD untuk setiap nomor pertanyaan sebagai hasil FGD.
MATRIKS TRANSEK
Kelompok Tani :……… Desa :……… Kecamatan :……….... Kondisi Objek WisataHutan Hotel/Restoran Usahatani Pemukiman Sungai/Danau Jenis Pohon
Kesuburan
Kegunaan lahan
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil FGD
HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) (POLA USAHATANI MONOKULTUR PADI)
Fokus Laki-Laki Perempuan
Alokasi penggunaan
lahan
• Kegiatan usahatani padi
• Waduk Lalung.
• Permukiman.
• Pasar desa (Pasar Sungglung)
• Jalan.
• Sama dengan jawaban laki-laki
Masalah yang dihadapi
• Kelangkaan pupuk
• Kelangkaan air
• Pemasaran hasil pertanian (petani