• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KEPRIBADIAN SEHAT

C. Kesimpulan

Demikianlah pemaparan model-model kepribadian sehat menurut tujuh ahli psikologi pertumbuhan. Masing-masing ahli mengemukakan pendapatnya berdasarkan pengalaman hidupnya, penelitian yang dilakukan, serta interaksi mereka dengan para kliennya. Secara lebih jelas dapat dilihat tabel perbandingan sifat-sifat model kepribadian sehat berikut ini:

Tabel 1.

Perbandingan Sifat-Sifat Model Kepribadian Sehat Menurut Schlutz Model-model kepribadian sehat—suatu perbandingan sifat-sifat*

Sifat Allport Rogers Fromm Maslow Jung Frankl Perls

Dorongan Intensi- intensi ke masa depan Aktualisasi diri Produktivitas Aktualisasi diri Realisasi diri Arti Ada di sini dan kini Fokus pada kesadaran atau ketidak sadaran

Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kedua-

duanya

Kesadaran Kesadaran

Tekanan pada masa lampau

Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak

Tekanan pada masa sekarang Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tekanan pada masa yang akan datang Ya Tidak ( ? ) ( ? ) Ya Ya Tidak Tekanan pada peningkatan atau reduksi tegangan Peningkat an

Peningkatan ( ? ) Peningkatan ( ? ) Peningkat an ( ? ) Peranan pekerjaan dan tujuan- tujuan Sangat penting Sama sekali tidak ( ? ) Sangat penting ( ? ) Sangat penting Sama sekali tidak

Sifat persepsi Objektif Subjektif Objektif Objektif Objektif ( ? ) Objektif Tanggung

jawab terhadap orang lain

Ya ( ? ) Ya Ya ( ? ) Ya Tidak

* ( ? ) menunjukkan bahwa ahli teori yang bersangkutan itu sendiri tidak menjelaskan hal ini, atau penulis (Schultz—red) tidak menemukan suatu uraian tentang persoalan itu dalam tulisan-tulisannya.

Seperti yang telah dibahas di awal bab ini bahwa untuk mendefinisikan kepribadian sehat tidaklah mudah. Seperti yang kita lihat pada tabel 1, untuk menemukan titik-titik kesamaan diantara para ahli itu tidaklah mudah. Penulis menyadari bahwa masing-masing ahli psikologi mempunyai pengalaman hidup yang tentunya berbeda-beda. Hal ini tampaknya melatarbelakangi perbedaan model-model kepribadian sehat yang mereka kemukakan. Seperti misalnya, Jung yang banyak meneliti tentang Buddhisme dan agama-agama Timur, kemudian mengemukakan konsep yang cukup kontroversial tentang ketidaksadaran kolektif. Ataupun Maslow, setelah kelahiran anaknya yang pertama, langsung membuang kepercayaannya terhadap behaviorisme. Frankl yang punya pengalaman berada di dalam kamp-kamp konsentrasi Nazi, kemudian mengembangkan Logoterapi. Dan lain sebagainya.

Masing-masing ahli punya teori sendiri tentang kepribadian sehat ini sesuai dengan keyakinan mereka yang terus mereka ujikan dalam laboratorium kehidupan mereka bersama dengan klien-klien mereka, ataupun bersama dengan murid-murid mereka. Bahkan ada sifat-sifat kepribadian sehat yang dikemukakan, saling bertentangan antara satu ahli dengan ahli yang lain.

Salah satu hal yang mendapat suara bulat adalah bahwa mereka sependapat, orang yang sehat secara psikologis berfokus pada kesadaran. Mereka dapat mengatur tingkah laku mereka dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang mereka ambil. Mereka dapat menjadi nahkoda bagi nasib mereka sendiri. Meskipun tindakan mereka tidak selalu rasional, tetapi mereka melakukannya dengan suatu kesadaran. Bahkan Jung yang teorinya sangat kental dengan nuansa ketidaksadaran pun sependapat bahwa ketidaksadaran ini harus dibawa ke alam sadar.

Selain itu para ahli juga sependapat tentang pentingnya masa sekarang bagi kepribadian sehat. Hal ini tampaknya sejalan dengan penekanan kesadaran bagi orang dengan kepribadian sehat. Meskipun beberapa ahli mengemukakan pengaruh masa

lampau, dan mereka juga umumnya menyadari bahwa individu tidak kebal terhadap masa lampau, namun orang-orang yang sehat secara psikologis tidak menjadi koban dari bayang-bayang ataupun konflik masa lampau. Mereka dapat mengolah masa lampau sebagai bahan pembelajaran dan masa depan sebagai tenaga pendorong. Akan tetapi, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tidak semua ahli menekankan masa depan dan masa lampau.

Hal pertama yang paling banyak menimbulkan perbedaan pendapat diantara para ahli ini yaitu mengenai dorongan pada kepribadian sehat. Apa yang menjadi dorongan bagi orang-orang untuk mencapai kepribadian sehat? Bagi Allport tujuan ke masa depan menjadi dorongan utama bagi kepribadian sehat. Tujuan ke masa depan adalah ladang dimana mereka (kepribadian sehat) menaruh aspirasi-aspirasi, harapan- harapan dan cita-cita mereka ke dalamnya. Selanjutnya, Rogers dan Maslow mengemukakan aktualisasi diri sebagai dorongan bagi kepribadian sehat. Namun, aktualisasi diri yang dimaksud Rogers agak berbeda dengan pengertian aktualisasi diri yang dibuat oleh Maslow. Bagi Rogers aktualisasi diri adalah sebuah proses terus- menerus dalam hidup, proses yang seringkali sulit dan menyakitkan untuk dijalani, namun merupakan jalan untuk mengembangkan seluruh potensi diri yang unik. Kecenderungan aktualisasi diri menurut Rogers, terdapat dalam setiap makhluk hidup. Sedangkan menurut Maslow (Goble 1987: 50), aktualisasi diri hanya terdapat pada orang-orang berusia lanjut, cenderung dipandang sebagai keadaan puncak atau keadaan akhir, suatu tujuan jangka panjang, bukan sebagai proses dinamis yang terus aktif sepanjang hidup, lebih sebagai ‘Ada’ daripada ‘Menjadi’.

Bagi ahli yang lain, seperti Fromm, memandang kepribadian sehat melalui cara seseorang dalam memuaskan kebutuhannya. Dorongan kebutuhan bagi orang yang memiliki kepribadian sehat dipuaskan dengan cara yang kreatif dan produkif. Sedangkan Jung memandang dorongan kepribadian sehat adalah realisasi diri, yaitu

usaha untuk mengintegrasikan dan mengungkapkan semua segi kepribadian yang merupakan hakekat diri manusia. Dua ahli yang terakhir, Frankl dan Perls, sama-sama menekankan pentingnya tanggung jawab diri sendiri bagi kepibadian sehat untuk menjalankan kehidupannya. Frankl mengemukakan dorongan bagi kepribadian sehat adalah tanggung jawab dan kebebasan untuk menemukan arti kehidupannya. Bagi Frankl,kemauan akan arti adalah dorongan yang fundamental, sehingga mengalahkan dorongan lainnya. Ahli yang lain, Perls mengemukakan dorongan bagi kepribadian sehat adalah situasi-situasi yang belum selesai (unfinished situation). Kalau Fromm menyebutkan bahwa orang berkepribadian sehat akan memuaskan kebutuhannya dengan cara yang kreatif dan produktif, maka Perls menjelaskan orang berkepribadian sehat akan menyelesaikanunfinished situation dengan menyusunnya menurut tingkat kepentingan. Apa yang penting bagi Perls adalah bahwa orang-orang yang sehat dapat mengatur diri mereka sendiri untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang.

Rogers menjadi satu-satunya ahli yang menyatakan bahwa sifat persepsi bagi kepribadian sehat bersifat subjektif. Satu-satunya kenyataan bagi seseorang haruslah dilihat melalui persepsinya pada dunia. Pandangan Rogers ini tampak bertentangan dengan para ahli yang lain. Bagi Fromm misalnya, kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang produktif, yang berpijak kuat pada kenyataan. Orang-orang yang produktif akan mengamati dunia sekelilingnya dengan objektif dan berada dalam dunia nyata, tidak hidup dalam dunia subjektif buatan mereka sendiri seperti orang yang berfungsi sepenuhnya dari Rogers.

Pandangan Rogers yang menekankan subjektifitas menjadikan peranan pekerjaan dan tujuan-tujuan tidak penting bagi kepribadian sehatnya Rogers. Rogers juga tidak menyebutkan keharusan ‘orang yang berfungsi sepenuhnya’ untuk bertanggung jawab terhadap orang lain, hal ini menjadikan teori Rogers kelihatan benar-benar berpusat pada diri. Lain halnya dengan Perls, meskipun Perls juga

menolak pentingnya peranan pekerjaan dan tujuan bagi ‘orang disini dan kini’, namun dia menyatakan orang berkepribadian sehat harus mendasarkan diri dengan persepsi yang objektif. Perls juga menyatakan ‘orang disini dan kini’ tidak harus memiliki tanggung jawab terhadap orang lain. Perls menjelaskan orang yang sehat harus melepaskan tanggung jawab terhadap orang lain. Hal ini dikemukakan Perls dalam doa Gestalt (Schultz, 1993): “saya melakukan halku dan kamu melakukan halmu”(hal 186).

Sebaliknya, sebagian ahli lainnya sangat menekankan peranan pekerjaan dan tujuan-tujuan bagi kepribadian sehat. Mereka diantaranya adalah Allport, Maslow dan Frankl. Allport misalnya, sangat menekankan pentingnya tujuan-tujuan ke masa depan bagi kepribadian sehat. Sedangkan Frankl menjelaskan melalui (bukannya dalam) pekerjaan kita dapat menemukanarti kehidupan (hal yang sangat penting bagi ‘orang yang mengatasi-diri’). Baik Allport, Maslow, Frankl, ditambah dengan Fromm juga menyatakan adanya sifat bertanggung jawab terhadap orang lain bagi kepribadian sehat. Baik melalui interaksi dalam pekerjaan maupun melalui kemampuan untuk memberi dan menerima cinta bersama orang lain.

Demikianlah ringkasan sifat-sifat tujuh model kepribadian sehat dari para ahli psikologi pertumbuhan, beserta perbandingan akan kesamaan dan perbedaannya. Selanjutnya tabel perbandingan sifat-sifat ini akan dipakai sebagai kerangka teori penelitian sebagai upaya untuk mengambarkan model kepribadian sehat menurut Buddhisme Maitreya.

Dokumen terkait