• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Hubungan suatu negara terhadap negara lain merupakan bukti bahwa setiap negara tidak dapat hidup sendiri untuk dapat memenuhi semua kebututhan dan mencapai tujuan negara tersebut terlebih lagi perkembangan dunia yang semakin modern dan kompleks yang membuat masing-masing negara semakin terpacu untuk lebih meningkatkan hubunganya dengan negara lain. Indonesia dan Malaysia sama-sama merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit dengan berbagai macam produk olahan melakukan kerjasama untuk memperkuat posisi masing-masing negara di mata internasional. Tentunya dalam peningkatan produksi harus diimbangi dengan permintaan yang tinggi yang membuat produksi semakin efektif, selain itu kerjasama yang dilakukan kedua negara juga tidak kalah pentingya karena Indonesia-Malaysia juga saling bergantung dalam hal investasi dan pemenuhan tenaga kerja yang semakin menunjang peningkatan produksi.

Dengan adanya MoU 2006 dan 2008 yang telah disepakati antara Indonesia dan Malaysia tentang Investasi dan pengembangan lahan yang merupakan latar belakang disepakatinya MoU 2010, dimana setelah disepakati MoU 2006 dan MoU 2008 menimbulkan kampanye negatif dari para LSM pecinta lingkungan. Beberapa LSM pecinta lingkungan melakukan aksi-aksi kampanye, karena mereka menganggap bahwa industri ini dapat merusak hutan dan mengganggu stabilitas habitat disekitarnya. Dengan adanya kampanye negatif dari

para LSM-LSM tersebut akhirnya Indonesia dan Malaysia membuat suatu kerjasama untuk menghadapi kampanye negatif tersebut demi melanjutkan kesuksesan kedua negara sebagai pemain utama minyak kelapa sawit dunia. Industri kelapa sawit dianggap sebagai kontributor utama kerusakan hutan/deforestasi, rusaknya keanekaragaman hayati dan habitat satwa langka, meningkatnya CO2 akibat dari pembukaan lahan dengan cara membakar, dan lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan lahan gambut yang tidak terkendali. Isu ini merupakan persaingan non harga berupa isu lingkungan dan isu keanekaragaman hayati.

Dengan isu-isu negatif terkait yang ada mengenai kelapa sawit dapat membahayakan posisi Indonesia dan Malaysia sebagai penghasil minyak sawit terbesar didunia karena para negara pengimpor bisa saja mengurungkan niat untuk terus mengimpor kelapa sawit ke negaranya karena dianggap berbahaya dan dapat dicekal penjualanya di pasar internasional Isu ini juga bisa saja ditunggangi oleh para negara produsen kelapa sawit lainya yang ingin mengambil market share dari Indonesia dan Malaysia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku/Literatur/Dokumen Resmi Pemerintah

Abdul, Agung Rasul. 2012. Ekonomi Mikro Dilengkapi Sistem Informasi Permintaan. Jakarta. Mitra Wacana Media

Boediono. 1981. Pengantar Ilmu Ekonomi No 3: Ekonomi Internasional. BPFE. Yogyakarta. Hal 4.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rajawali Pers. Chapter I. Interdependence in World Politics New York. Longman Publishing.

Hal 7.

Departemen Perindustrian.2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa sawit. Diena Lestari. 2010. Produsen CPO RI-Malaysia Bergandeng Tangan. [online]

dalam http://www.bumn.go.id. Diakses pada 12 April 2014.

Drs. RSoeprapto, Hubungan Internasional, Sistem Interaksi dan Prilaku.2004. Faizal, Henry Noor. Ekonomi Manajerial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2007), hlm. 38.

Ismawanto. 2009. Ekonomi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. hal 241.

John W. Creswell. 2009. “Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches”. California: Sage Publications. Hal: 148-161.

Keohane, Robert and Joseph Nye. Power and Interdependence 3rd Edition. 2001. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Edisi 1 Januari Tahun 2001, FISIP UNRI, 2001 halaman 87

Krauss, Ellis S. dan TJ.Pempel. 2004. Beyond Bilateralism: US-Japan Relations in the New Asia Pacific. Stanford University Press. USA. hal 34. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung.

PT Remaja Rosdakarya. Hal 248.

Pahan, Iyung. 2006. Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.

Paradiredja, Ace. Pengantar Ekonomika, (Yogyakarta : BPFE, 2002), hlm. 161.

Prof. Dr. Sugiyono. “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”. Bandung :

Alfabeta CV. Hal : 15.

Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Rosyidi, Suherman. 2004. Pengantar teori ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 64.

Sinaga, Dina Maria dan Mulyo Hendarto. 2012. Analisis Kebijakan Pengelolaan

Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera Utara.Diponegoro

Journal of Economics Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.

Singer, David J (1961). “The Level-of-Analysis Problem in International

Relations”,World Politics. hal.77.

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Website Resmi (Online)

Antara News. 2008. Indonesia-Malaysia Tandatangani JTIC. [online] dalam http://www.antaranews.com. Diakses pada 14 April 2014.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah

pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit. [online] dalam

http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_perkebunan/sawit/ sawit-bagian-a.pdf diakses pada 10 April 2014

Dikti. Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional. 1997 [online] dalam http://ebookbrowsee.net/perkembangan-hubungan-perdagangan-bilateral-pdf-d77789509. diakses pada 29 April 2014

Dirjen Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian. 2009. Roadmap

Industri Pengolahan CPO. [online] dalam

http://agro.kemenperin.go.id/e-klaster/file/roadmap/KICSUMUT_1.pdf. Diakses pada 10 April 2014

DR.Ir. Suhatmansyah IS, Msi. 2009. Pembinaan Organisasi Mitra Pemerintah. Direktorat Jendral Kesatuan Bangsa dan Politik: Departemen Dalam Negeri.

Eye On Aceh. 2007. Tanaman “Emas”? Kelapa Sawit Pasca Tsunami di Aceh. Perpustakaan Republik Indonesia.

Industri Hilir Sawit: Indonesia Harus Siapkan Hard dan Soft

Infrastruktur.[online] dalam

http://elaeisindonesia.com/industri-hilir-sawit-indonesia-harus-siapkan-hard-dan-soft-infrastruktur. Diakses pada 10 April 2014.

Interdependensi Dukung Kesinambungan Pertumbuhan Ekonomi. [online] dalam

http://www.kemlu.go.id/johorbahru/Pages/Embassies.aspx?IDP=63&l= id diakses pada 27 Maret 2014

Indonesia Eximbank. RI-Malaysia Sepakat Bekerjasama. [online] dalam http://www.indonesiaeximbank.go.id/ri-malaysia-sepakat-bekerja-sama. diakses pada 21 Maret 2014

Investasi Kelapa Sawit di Indonesia terancam. Kamis, 26 Agustus 2010. [online]

dalam Antara News.com. Dikutip pada 12 April 2014.

Iyung Pahan.2006. Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir [online] dalam

http://books.google.co.id/books?id=XSptqDdEIcOC%&pg diakses pada 29 April 2014.

KBRI Kuala Lumpur. 2009. Hubungan Ekonomi Indonesia-Malaysia. [online] dalam http://www.kbrikualalumpur.org. Diakses pada 12 April 2014. Kemendag RI. 2011. Kampanye negatif sawit Indonesia. [online] dalam

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/2481 336970842.pdf pada 30 Juni 2014.

Kementrian luar negaeri Indonesia. Daftar perjanjian Internasional

http://www.deplu.go.id/daftarperjanjianInternasionalmalaysia.htm diakses pada 21 maret 2014.

Laporan World Growth. 2011. Manfaat minyak sawit bagi perekonomian

indonesia [online] dalam

http://worldgrowth.org/site/wp-content/uploads

2012/06/WG_Indonesia_palm_oil_benefits_bahasa_report-2_11.pdf diakses pada29 April 2014.

Lichrield dan Drabkin. Konsep Guna Lahan. [online] dalam http://eprints.undip.ac.id/34134/5/1648_chapter_II.pdf. diakses pada 10 April 2014

Media Indonesia. 2010. Indonesia Malaysia Jalin Kerjasama Kampanye Putih

Kelapa Sawit. [online] dalam

http://www.bumn.go.id/ptpn8/publikasi/berita/indonesia-malaysia-jalin-kerjasama-kampanye-putih-kelapa-sawit/. Diakses pada 10 April 2014

Mengapa Minyak Sawit Penting Dalam Kehidupan Sehari-hari. [online] dalam

http://www.rspo.org/file/RSPO_consumer_factsheet_2013_INA.pdf. Diakses pada 15 April 2014.

MPOA Annual Report. 2006. [online] dalam

http://www.mpoa.org.my/pdf/AR2006.pdf. Diakses pada tanggal 14 April 2014.

NN. 2014. [online] dalam www.leadership-park.com/new/more-about-u/black-campaign.html. diakses pada 30 Juni 2014.

Pengertian Tenaga Kerja. [online] dalam http://www.datstatistik-indonesia.com. Diakses pada 8 April 2014

Pengertian Kerjasama Antar Negara. [online] dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2336078-pengertian-kerjasama-ekonomi-antar-negara/#ixzz2x90DBVzw. Diakses pada 27 Maret 2014

Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian.2011. Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Vol 3 No.2 Tahun 2011.

[online] dalam

http://eksim.pertanian.go.id/tinymcpuk/file/analisis_Kinerja_perdagang anVol_13_No2_thn2011.pdf. Diakses pada 10 April 2014

Program Transformasi Ekonomi: Hala Tuju Untuk Malaysia. [online] dalam

http://www.fkm.utm.my/~istaz/etp_roadmap/bab9.pdf. diakses pada 30 Maret 2014.

PT.Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara. 2010. RI-Malaysia Kerjasama

Hadapi Isu Negatif CPO. [online] dalam

http://www.kpbptpn.co.id/news-5099-0-ri-malaysia-kerjasama-hadapi-isu-negatif-cpo.html. Diakses pada 12 April 2014.

PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero). 2007. RI dan Malaysia Harus

Kerjasama Amankan Sawit. [online] dalam

http://www.bumn.go.id/ptpn13/id/polls/berita/ri-malaysia- harus-kerjasama-amankan-sawit/ diakses pada 12 April 2014

Riau Bisnis. 2010. RI-Malaysia Tekad Memerangi Isu Negatif Sawit. [online] dalam http://riaubisnis.com. Diakses pada 14 April 2014.

Undang-Undang Nasional Republik Indonesia Pasal 28 C Ayat 2 Tahun 1945 tentang kebebasan berserikat dan berkumpul, 1945. Jakarta : DPR RI. World Growth. 2011. Manfaat Minyak Sawit Bagi Perekonomian Indonesia.

[online] dalam

http://worldgrowth.org/site/wp-content/uploads/2012/06/WG_Indonesia_Palm_Oil_Benefits_Bahasa_ Report-2_11.pdf.Diakses pada 14 April 2014.

Dokumen terkait