• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan di depan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkawinan dalam suatu masyarakat tidak semuanya dapat berjalan dengan mulus atau dengan baik, tetapi kadangkala dapat terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan yaitu terjadinya perceraian. Perceraian ini dapat terjadi karena adanya alasan-alasan yang bisa diterima atau sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan yang berlaku, di samping itu penyebab yang lain yang ada di masyarakat desa Gebang yang menjadi penyebab perceraian yaitu adanya orang ketiga dalam keluarga (PIL/WIL), adanya pertengkaran yang terus-menerus, tidak dapat memberi keturunan, adanya KDRT, dan faktor ekonomi (penghasilan).

2. Bahwa sikap anak terhadap adanya perceraian orang tua dalam keluarga, anak tidak pernah setuju dengan adanya perceraian itu karena dengan adanya perceraian itu akan membawa banyak dampak bagi anak. Sikap anak di desa Gebang terhadap perceraian orang tuanya yaitu anak sangat tidak setuju, merasa sedih, kecewa, trauma, malas bahkan binggung karena meraka harus memilih ikut ayah atau ibunya. Perceraian akan menyebabkan anak kurang perhatian dan kasih sayang karena keluarga mereka tidak utuh lagi.

3. Perceraian orang tua akan selalu membawa dampak terhadap sikap anak dalam pergaulan. Hal ini menjadikan adanya perbedaan sikap dalam pergaulan antara keluarga utuh dan keluarga bercerai. Sikap anak desa Gebang dalam pergaulan dari keluarga yang utuh umumnya anak yang memiliki keluarga utuh mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta pengawasan dari orang tua secara berlebih. Anak dari keluarga utuh menganggap orang tua mereka sebagai teman. Jadi mereka bisa bercerita dan mengungkapkan segala permasalahan dengan orang tua dalam suatu keluarga. Hal itu dikarenakan keluarga yang dilandasi kasih sayang, pengertian saling

menghormati, tolong menolong maka akan memberikan kemudahan bagi anak untuk bergaul dengan lingkungan yang lebih luas. Sedangkan sikap anak di desa Gebang dalam pergaulan yang berasal dari keluarga yang bercerai yaitu di lingkungan keluarga mereka merasa kurang kasih sayang dan perhatian. Dalam lingkungan sekolah ada yang malas sekolah, tidak naik kelas dan putus sekolah. Dalam lingkungan masyarakat anak cenderung melampiaskan semua masalah dengan jalan pintas yaitu bergaul dengan anak yang nakal, suka bergadang bersama teman-teman, jarang pulang bahkan ada yang sampai terjerumus dalam alkhoholisme yang berdampak buruk bagi kesehatan dan bertingkah laku buruk dalam masyarakat.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa implikasi sebagai berikut :

1. Perkawinan merupakan suatu yang sakral yang harus dijaga keutuhannya, bila perkawinan mengalami masalah dikemudian hari maka setiap suami atau istri harus bisa mengatasi adanya masalah-masalah tersebut dengan baik, agar perceraian dapat dihindarkan. Oleh karena itu setiap orang yang akan menikah harus benar-benar telah siap dalam segala hal, baik dalam hal lahir maupun batinnya, disamping itu setiap pasangan harus sudah tahu dengan pasti dan mendalami pasangannya masing-masing agar tidak menyesal dikemudian hari dan perceraian tidak terjadi.

2. Perceraian yang terjadi dalam sebuah perkawinan menimbulkan dampak terhadap anak, terutama dalam sikap anak, anak tidak pernah setuju dengan adanya perceraian keluarga. Anak merasa sedih, kecewa, trauma dan binggung. Maka apabila dalam keluarga terjadi sebuah perceraian anak harus bisa mengambil satu keputusan yang terbaik bagi dirinya, tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa trauma, dan orang tua harus memberikan kasih sayang dan perhatian yang utuh walaupun menjadi seorang single parents. 3. Dalam sebuah keluarga orang tua berperan penting dalam pembentukan sikap

sikap anak dalam pergaulan antara keluarga utuh dan keluarga yang bercerai. Maka anak yang menjadi korban perceraian harus dapat mengontrol dirinya, tidak boleh putus asa. Dalam lingkungan keluarga harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua sehingga silahturahmi dapat terus terjalin. Dalam lingkungan sekolah anak harus lebih meningkatkan prestasi karena hal itu akan membuat orang tua dan keluarga bangga. Dalam lingkungan masyarakat anak harus bisa memilih teman pergaulan yang baik sehingga tidak terjerumus dalam pergaulan negatif dan harus membentengi diri dengan iman dan taqwa.

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang studi kasus perceraian dan dampaknya pada sikap anak dalam pergaulan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada Kantor Urusan Agama dan Kelurahan Gebang

Agar lebih memperketat jika ada warga yang akan bercerai, harus sesuai prosedur dan alasan atau penyebab perceraian harus dikaji ulang apakah hal itu benar-benar terjadi dan berupaya menawarkan jalan damai kepada suami istri.

2. Kepada para Orang tua

Setiap orang yang akan menikah harus benar-benar telah siap dalam segala hal, baik dalam hal lahir maupun batinnya, disamping itu setiap pasangan harus sudah tahu dengan pasti dan mendalami pasangannya masing-masing agar tidak menyesal dikemudian hari dan perceraian tidak terjadi, harus memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak setelah perceraian sehingga anak tidak terlantar.

3. Kepada Anak

Sebisa mungkin harus bisa mengambil satu keputusan yang terbaik bagi dirinya, tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan rasa trauma, harus dapat mengontrol dirinya, tidak boleh putus asa. Dalam lingkungan keluarga harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua sehingga silahturahmi

dapat terus terjalin. Dalam lingkungan sekolah anak harus lebih meningkatkan prestasi karena hal itu akan membuat orang tua dan keluarga bangga. Dalam lingkungan masyarakat anak harus bisa memilih teman pergaulan yang baik sehingga tidak terjerumus dalam pergaulan negatif dan harus membentengi diri dengan iman dan taqwa.