• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

penelitian didukung data dilapangan atau merupakan suatu temuan baru.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2015).

a. Tes Dignostik

Pada penelitian ini validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi dan validitas butir soal. Validitas isi mencakup keseluruhan isi yang memuat item-item yang relevan dengan tujuan ukur. Validitas isi dilakukan oleh peneliti untuk ditelaah dan direvisi berdasarkan pendapat para ahli sesuai dengan kisi-kisi soal tes diagnostik.

Setelah dilakukan validitas isi, kemudian peneliti melakukan validitas butir soal dengan melakukan ujicoba instrumen tes diagnostik di kelas X MIA yang bukan kelas subjek

penelitian. Hasil ujicoba validitas tes diagnostik kemudian dihitung dan dianalisis untuk mengetahui kevalidan suatu butir soal dengan menggunakan Product Moment Pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada butir soal dengan skor total yang didapat dengan rumus (Suharsimi, 2006)

Keterangan:

: koefisien validitas atau koefisien korelasi antara variabel X dan variebel Y, dua variabel yang dikorelasikan

: banyak peserta tes

: hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya : kriteria yang dipakai

Nilai yang diperoleh selanjutnya dicek apakah nilai . Jika maka item soal tersebut valid. Di bawah ini adalah tabel nilai Product Moment Pearson dengan

adalah banyak siswa dan taraf signifikansi (Suharsimi, 2006)

Tabel 3. 5 Nilai Product Moment Pearson

N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi 5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 16 0,497 0,623 29 0,367 0,470 4 0,950 0,990 17 0,482 0,606 30 0,361 0,463

5 0,877 0,959 18 0,468 0,590 31 0,355 0,456 6 0,811 0,917 19 0,456 0,575 32 0,349 0,449 7 0,754 0,874 20 0,444 0,561 33 0,344 0,442 8 0,707 0,834 21 0,433 0,549 34 0,339 0,436 9 0,666 0,798 22 0,423 0,537 35 0,334 0,430 10 0,632 0,765 23 0,413 0,526 36 0,329 0,424 11 0,602 0,735 24 0,404 0,515 37 0,325 0,418 12 0,576 0,708 25 0,396 0,505 38 0,320 0,413 13 0,553 0,684 26 0,388 0,496 39 0,316 0,408 14 0,532 0,661 27 0,381 0,487 40 0,312 0,403 15 0,514 0,641 28 0,374 0,478 dst b. Uji Kredibilitas

Moelong (2008) memaparkan tujuan uji kredibilitas data yaitu untuk menilai kebenaran dari temuan penelitian kualitatif. Berikut ini kegiatan yang dapat dilakukan dalam uji kredibilitas antara lain:

1) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian terlebih penelitian kualitatif. Hal ini dikarena adanya perpanjangan pengamatan dapat menunjukkan hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka,

saling mempercayai sehingga data yang sebelumnya diperoleh dapat difokuskan kepada rumusan masalah dalam penelitian.

Lamanya perpanjangan pengamatan bergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya peneliti menggali data sampai dengan makna, yaitu data di balik yang tampak. Keluasan berarti banyaknya informasi yang diperoleh sehingga menambah fokus peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Sedangkan kepastian berarti data yang diperoleh valid atau sesuai dengan realitas yang terjadi.

2) Triangulasi

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Berikut ini triangulasi yang akan peneliti gunakan dalam penelitian sebagai berikut:

i. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2014). Adanya beberapa sumber dalam penelitian kualitatif membantu peneliti dalam menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan

pandangan yang sama, berbeda, dan spesifik dari sumber terkait.

ii. Triangulasi Waktu

Waktu merupakan faktor yang mempengaruhi kredibilitas data. Adanya berbagai teknik yang digunakan dalam penelitian seperti observasi, wawancara, atau teknik lain dapat digunakan untuk mengecek kredibilitas data dengan cara melakukan teknik tersebut dalam waktu atau situasi berbeda. Perbedaan waktu atau situasi yang dilakukan berulang- ulang akan mengakibatkan kepastian data.

c. Pengujian Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014). Pengujian transferability yang dilakukan oleh peneliti dalam membuat laporan penelitian merupakan gambaran atau uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Apabila uraian tersebut memberikan gambaran yang jelas maka hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Hasil suatu

pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2015).

a. Tes Diagnostik

Untuk menghitung taraf reliabilitas tes berbentuk uraian dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Suharsimi, 2013):

Keterangan:

: koefisien reliabilitas suatu tes : banyak soal

: jumlah variansi dari masing-masing soal : variansi total keseluruhan soal

Nilai yang diperoleh selanjutnya dicek apakah meenuhi tabel koefisien reliabitas. Tabel koefisien reliabilitas sebagai berikut: Interval Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

b. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut (Sugiyono, 2014). Pengujian dependability dapat dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan data. Proses audit yang dilaksanakan oleh peneliti berupa jejak aktivitas lapangan mulai dari menentukan masalah, merumuskan masalah, memperoleh data, menganalisis data, menguji data, sampai dengan menarik kesimpulan yang kemudian dilaporkan dan didiskusikan kepada pembimbing sebagai auditor keseluruhan proses penelitian.

3. Pengujian Confirmability

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian (Sugiyono, 2014). Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian disepakati banyak orang. Pengujian confirmability mirip dengan uji dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan bersamaan. Pengujian confirmability berkaitan tentang proses yang dilakukan dalam penelitian.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini berupa kegiatan atau proses penelitian

mulai dari menentukan masalah, merumuskan masalah, membuat proposal penelitian yang diajukan, didiskusikan dan disepakati oleh dosen pembimbing. Selain itu, pada tahap persiapan peneliti tidak hanya mempersiapkan bekal materi tetapi juga mempersiapkan subjek dan objek penelitian yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini berkaitan dengan instasi atau sekolah, maka peneliti juga mempersiapkan surat untuk mengajukan penelitian di SMA Negeri 3 Magelang.

2. Tahap Obervasi

Pada tahap observasi, peneliti melaksanakan kegiatan observasi di lapangan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, faktor- faktor kesulitan belajar siswa, penyebab kesulitan belajar sebelum pada tahap pengambilan data.

3. Tahap Pengambilan Data

Tahap pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti merupakan tindak lanjut pada tahap observasi di lapangan. Peneliti melaksanakan kegiatan observasi pembelajaran. Proses pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti dalam menunjang penelitian berupa tes tertulis atau tes diagnostik, dan wawancara baik dengan guru bidang studi matematika dan subjek penelitian untuk kemudian diambil datanya.

66 BAB IV

PENGUMPULAN DATA, PENYAJIAN DATA, DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1) Keadaan Sekolah

Pada tanggal 15 Juli Kepala SMA Negeri 1 Magelang yaitu Bapak Drs. Wahono ditugasi oleh pemerintah untuk membuka SMA Negeri 3 Magelang dengan menempati gedung bekas SPGN Magelang. Gedung SMA Negeri 3 Magelang yang beralamat di Jalan Medang No. 17 ini ditinggalkan SPGN karena SPGN menempati gedung baru di Jalan Senopati Magelang.

Pada tahun 1985 status gedung SMA Negeri 3 Magelang masih dianggap milik KODIM, oleh karena itu pihak SMA Negeri 3 Magelang diwajibkan menyewa kepada pihak KODIM. Namun pada tahun 1990 status tersebut menjadi milik SMA Negeri 3 Magelang.

SMA Negeri 3 Magelang sudah berganti kepala sekolah sebanyak 6 orang dan terakreditasi “A”. SMA Negeri 3 Magelang sebagai institusi pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi akademik sesuai bakat dan minat peserta didik, serta menumbuhkembangkan semangat menggali potensi diri sehingga tercipta manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.

SMA Negeri 3 Magelang memiliki visi “Unggul dalam Mutu, Betakwa, dan Berbudaya” dan adapun misinya sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran dan membimbing secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan persaingan yang sehat dalam memperoleh prestasi terbaik kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkan kondisi sekolah yang kondusif dan dinamis dalam mekanisme kerja untuk meningkatkan kinerja.

5. Menumbuhkan kualitas dalam beribadah sesuai agama masing- masing, memiliki toleransi yang tinggi sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

6. Menumbuhkembangkan amalan agama sehingga menjadi landasan moral dalam kehidupan sehari-hari.

7. Menumbuhkan budi pekerti, tata karma dalam pergaulan sehingga menjadi pribadi yang santun dan berdisiplin.

8. Menciptakan hubungan tata kerja yang harmonis professional yang dilandasi semangat persaudaraan.

9. Menumbuhkan kembangkan penguasaan teknologi dan informasi komputer dan IPTEK untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2) Keadaan Lingkungan

Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini bertempat di SMA Negeri 3 Magelang beralamatkan di Jalan Medang No.17, Rejowinangun Utara, Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah, 56117. SMA

Negeri 3 Magelang bisa dikatakan sebagai sekolah yang strategis karena terletak dibelakang ruko/perumahan cina (pecinan) dan dibelakang sekolah terdapat sungai manggis dan pasar tradisional. Selain itu, akses ke sekolah mudah dijangkau baik menggunakan kendaran pribadi maupun angkutan umum.

SMA Negeri 3 Magelang sendiri memiliki satu gedung aula, satu mushola, kantin, koperasi sekolah, ruang kelas sebanyak 24 yang masing-masing jenjang kelas X, XI, dan XII sebanyak 8 ruang kelas. Setiap jenjang kelas terdiri atas 5 kelas MIA dan 3 kelas IPS. Selain itu, SMA Negeri 3 Magelang memiliki laboratorium fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer. Dilengkapi pula dengan adanya perpustakaan, UKS, ruang OSIS, ruang Bantara, ruang ibadah PERSIK (Persekutuan Siswa Kristen), ruang ibadah MUDIKA (Muda-mudi Katholik), 3 set ruang kamar mandi yang terbagi bagi setiap jenjang kelas, parkiran bagi motor dan mobil, ruang terbuka hijau, ruang BK (Bimbingan dan Konseling), ruang TU (Tata Usaha), dan ruang WAKA.

Berdasarkan observasi peneliti kondisi lingkungan SMA Negeri 3 Magelang pada saat ini kurang mendukung suasana belajar yang kondusif. Hal ini didukung pula dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran matematika. Suasana yang kurang mendukung tersebut disebabkan adanya pembangun dan/atau renovasi gedung sekolah. Perbaikan tersebut dilakukan sebagai bentuk untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dari segi sarana dan prasarana, sehingga siswa nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Di sisi lain, sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin dalam mengelola ruang terbuka hijau sehingga siswa tidak merasa jenuh atau penat saat berada disekolah. Selain itu, sekolah sudah baik dalam memfasilitasi siswa dalam mencari sumber belajar baik media elektronik maupun cetak. Hal ini terlihat dari ketersediaan buku matematika di perpustakaan dan wifi bagi siswa. Sehingga, siswa lebih mudah dalam mencari informasi dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.

B. Hasil Ujicoba Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik pada pokok bahasan Trigonometri subbab sudut-sudut yang berelasi. Ujicoba instrumen ini dilaksanakan di kelas MIA 2 pada hari Jumat, 31 Maret 2017. Adapun hasil ujicoba instrumen disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Data Hasil Ujicoba Instrumen Tes Diagnostik

No Nama Siswa Soal Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 S1 7 12 12 12 12 3 16 74 2 S2 7 10 8 8 8 8 19 68 3 S3 TIDAK MENGIKUTI 4 S4 2 10 11 11 9 8 10 61 5 S5 2 9 9 8 8 2 12 50 6 S6 7 11 12 12 10 8 19 79 7 S7 7 11 12 12 10 2 16 70 8 S8 7 12 12 12 12 8 19 82

9 S9 7 10 11 1 12 7 18 66 10 S10 6 12 8 10 5 8 7 56 11 S11 7 12 10 12 12 6 13 72 12 S12 7 12 12 12 4 7 19 73 13 S13 7 12 12 11 12 8 19 81 14 S14 7 11 8 10 8 8 7 59 15 S15 TIDAK MENGIKUTI 16 S16 7 10 12 12 12 9 20 82 17 S17 5 11 12 10 8 7 12 65 18 S18 5 11 12 12 12 6 19 77 19 S19 5 11 7 8 7 3 3 44 20 S20 7 11 12 8 12 8 18 76 21 S21 7 8 8 8 5 5 7 48 22 S22 5 10 10 12 12 5 17 71 23 S23 5 6 11 11 8 7 18 66 24 S24 7 12 12 12 12 7 12 74 25 S25 7 12 11 6 12 6 10 64 26 S26 5 10 10 12 12 9 19 77 27 S27 5 12 10 12 10 8 10 67 28 S28 5 8 8 12 9 6 15 63 29 S28 7 12 12 12 12 6 17 78 30 S30 7 12 12 12 12 8 19 82 Jumlah 169 300 296 290 277 183 410 1925 Rata-rata 68,75 28561 90000 87616 84100 76729 33489 168100 568595 11804 20792 20726 20282 19537 12846 29331 1077 3276 3206 3180 2913 1303 6632 3705625 135291

Ketera ngan 5187 1595 82523 11472,7584 0,452 valid 4676 1728 11941,513 0,392 valid 10528 2152 13326,271 0,790 valid 9646 4940 20190,682 0,477 valid 13811 4835 19974,952 0,691 valid 7413 2995 15721,208 0,472 valid 32018 17596 38106,098 0,840 valid Dapat disimpulkan bahwa hasil ujicoba soal tes diagnostik bersifat valid dan reliabel maka tes diagnostik tersebut dapat digunakan sebagai instrumen dalam menentukan subjek penelitian pada penelitian ini.

C. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan Lapangan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIA SMA Negeri 3 Magelang pada pokok bahasan Trigonometri. Peneliti mengawali penelitian ini dengan melakukan observasi tentang kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru dan keadaan atau kondisi kelas. Dalam melaksanakn observasi ini, kapasistas peneliti hanya sebagai observer (bukan pengajar/pemberi materi), sedangkan yang memberikan materi adalah guru bidang studi matematika. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada instrumen yang digunakan peneliti dalam observasi.

Secara umum, observasi yang dilakukan oleh peneliti sebanyak 3 kali, yaitu di kelas MIA 5, MIA 1, dan MIA 3 dalam kurun waktu 1 (satu) minggu, tidak termasuk dalam waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan wawancara kepada siswa dan guru bidang studi matematika. Wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa (sampel) dan guru bidang studi dilakukann di luar kegiatan belajar dan mengajar (KBM), misalnya pada jam pulang sekolah atau di luar waktu sekolah.

Ada beberapa tahapan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tahap observasi kelas, tahap pemberian tes diagnosik, dan tahap wawancara (siswa dan guru bidang studi matematika). Secara khusus untuk tahap wawancara, peneliti tidak mewawancarai semua subjek, namum 3 siswa yang berasal dari siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Magelang yang memperoleh nilai rendah pada tes diagnostik dan mewakili subjek lain yang memiliki kesalahan yang sama dalam menyelesaikan soal-soal pada tes diagnostik.

Secara berkala, peneliti melaksanakan penelitian seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 2 Pelaksanaan Penelitian

No. Hari/Tanggal Rincian Kegiatan

Tahap Persiapan Awal

1 Senin, 16 Januari 2017 Memberikan surat pengantar untuk penelitian di SMA Negeri 3 Magelang.

2 Selasa, 17 Januari 2017 Konfirmasi dengan pihak sekolah mengenai pelaksanaan penelitian.

3 Rabu, 7 Maret 2017 Memberikan soal tes diagnostik untuk divalidasi

4 Senin, 27 Maret 2017 Konfimasi validasi soal tes diagnostik. Tahap Penelitian

5 Rabu, 29 Maret 2017 Observasi pembelajaran di kelas.

6 Jumat, 31 Maret 2017 Observasi pembelajaran di kelas dan pelaksanaan validasi soal tes diagnostik. 7 Selasa, 4 April 2017 Pelaksananan tes diagnostik dan Wawancara

dengan guru bidang studi. 8 Senin, 1 Mei 2017 Pelaksanaan wawancara. 9 Kamis, 4 Mei 2017 Pelaksanaan wawancara. 10 Minggu, 7 Mei 2017 Pelaksanaan wawancara. 11 Kamis, 11 Mei 2017 Pelaksanaan wawancara.

D. Penyajian Data Penelitian

1. Ujicoba Tes Diagnostik

Pada hari Jumat, 31 Maret 2017, peneliti melakukan uji coba tes diagnostik. Berdasarkan kesepakatan dengan guru bidang studi matematika, peneliti menggunakan siswa kelas X MIA 2 sebagai subjek untuk ujicoba tes diagnostik. Subjek yang digunakan berbeda dengan subjek yang akan peneliti gunakan sebagai subjek penelitian. Ujicoba tes diagnostik ini berupa 7 soal uraian mengenai konsep, sudut-sudut yang berelasi, dan penerapannya pada pokok bahasan Trigonometri dalam waktu 60 menit.

Ujicoba tes diagnostik ini dilakukan untuk menguji validitas setiap butir soal yang nantinya akan diberikan kepada subjek penelitian. Soal yang sudah dikerjakan oleh siswa kemudian dikoreksi, dan ditentukan

validitas tiap butir soal. Penentuan validitas soal dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson. Soal yang sudah valid akan peneliti gunakan sebagai tes diagnostik sedangkan soal yang tidak valid tidak akan digunakan atau akan direvisi oleh peneliti.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan Apha Cronbach soal ujicoba tes diagnostik di kelas X MIA 2 diperoleh nilai

berdasarkan tabel reliabilitas nilai berada pada interval sampai dengan maka soal tes diagnostik masuk kategori tinggi. Sehingga soal tes diagnostik tersebut dapat dikatakan reliabel yang artinya soal tes diagnostik tersebut dapat dipercaya untuk dilakukan tes ulangkan pada kelas X MIA yang lain dari populasi kelas X MIA dan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap perbandingan Trigonometri dan sudut-sudut berelasi.

Diagram 4. 1 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas X MIA 2

Sedangkan berdasarkan diagram proporsi ketuntasan belajar siswa kelas X MIA 2 dengan banyak siswa adalah 30 siswa diperoleh 30% dari siswa kelas X MIA 2 tuntas yaitu sebanyak 9 siswa, 63% siswa tidak

TUNTAS, 9, 30% TIDAK TUNTAS, 19, 63% [CATEGORY NAME], [VALUE], [PERCENTAGE]

tuntas yaitu sebanyak 19 siswa dan 7% siswa tidak mengikuti ujicoba tes diagnostik yaitu sebanyak 2 orang.

2. Tes Diagnostik

Pelaksanaan penelitian tahap berikutnya adah tes diagnostik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 April 2017 di kelas X MIA 1, X MIA 3 dan X MIA 4. Dari ketiga kelas tersebut kemudian diambil siswa yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Soal yang diberikan sebagai tes diagnostik merupakan soal yang telah divalidasi setiap butir soalnya. Soal tersebut terdiri dari 7 soal uraian.

Soal tes diagnostik yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian diteliti dan dianalisis oleh peneliti. Selain itu, tes diagnostik tersebut juga digunakan oleh peneliti untuk menentukan kesulitan atau jenis kesalahan dari subjek yang akan diteliti. Adapun hasil tes diagnostik sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Hasil Tes Diagnostik Kelas X MIA 1

No Identitas Siswa Tes Diagnostik Nilai Keterangan berdasarkan PAP Keterangan Berdasaarkan PAN 1 A1 82 TUNTAS TUNTAS 2 A2 82 TUNTAS TUNTAS 3 A3 80 TUNTAS TUNTAS 4 A4 77 TUNTAS TUNTAS 5 A5 77 TUNTAS TUNTAS 6 A6 79 TUNTAS TUNTAS

7 A7 82 TUNTAS TUNTAS 8 A8 43 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

9 A9 76 TUNTAS TUNTAS

10 A10 79 TUNTAS TUNTAS

11 A11 79 TUNTAS TUNTAS

12 A12 72 TIDAK TUNTAS TUNTAS 13 A13 72 TIDAK TUNTAS TUNTAS 14 A14 74 TIDAK TUNTAS TUNTAS 15 A15 65 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 16 A16 74 TIDAK TUNTAS TUNTAS 17 A17 64 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

18 A18 77 TUNTAS TUNTAS

19 A19 67 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 20 A20 64 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 21 A21 72 TIDAK TUNTAS TUNTAS 22 A22 48 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 23 A23 55 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

24 A24 77 TUNTAS TUNTAS

25 A25 37 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

26 A26 76 TUNTAS TUNTAS

27 A27 51 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 28 A28 61 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

29 A29 82 TUNTAS TUNTAS

30 A30 83 TUNTAS TUNTAS

Jumlah 2107 Rata-rata 70,23

Berdasarkan tabel hasil tes diagnostik kelas X MIA 1 sebanyak 15 siswa tuntas berdasarkan PAP dan PAN, sebanyak 10 siswa tidak tuntas

berdasarkan PAP dan PAN. Sedangkan sebanyak 5 siswa tidak tuntas berdasarkan PAP dan tuntas berdasarkan PAN.

Diagram 4. 2 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 1 berdasarkan PAP

Diagram 4. 3 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 1 berdasarkan PAN

Dapat dilihat dari diagram proporsi ketuntasan belajar siswa kelas X MIA 1 siswa yang tuntas dan tidak tuntas masing-masing sebanyak 15 siswa atau 50% dari siswa kelas X MIA 1 berdasarkan PAP. Jika berdasarkan PAN diperoleh sebanyak 20 siswa atau 67% siswa kelas XI MIA 1 tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa atau 10% siswa kelas X MIA 1.

Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa soal tes diagnostik di kelas X MIA 1 koefisien dari daya beda masuk dalam kategori cukup baik bagi soal nomor 1 dan baik bagi soal nomor 2 sampai

Tuntas 50% Belum tuntas

50%

Proporsi Ketuntasan Belajar

Tuntas 67% Belum tuntas

33%

dengan 7 dengan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 dan 6 sedang, dan soal nomor 2,3,4,5, dan 7 mudah.

Tabel 4. 4 Hasil Tes Diagnostik Kelas X MIA 3

No Identitas Siswa Tes Diagnostik Nilai Keterangan berdasarkan PAP Keterangan Berdasaarkan PAN 1 B1 81 TUNTAS TUNTAS

2 B2 73 TIDAK TUNTAS TUNTAS

3 B3 79 TUNTAS TUNTAS

4 B4 50 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

5 B5 80 TUNTAS TUNTAS

6 B6 76 TUNTAS TUNTAS

7 B7 82 TUNTAS TUNTAS

8 B8 57 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 9 B9 74 TIDAK TUNTAS TUNTAS 10 B10 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

11 B11 - - -

12 B12 81 TUNTAS TUNTAS

13 B13 67 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 14 B14 57 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 15 B15 40 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

16 B16 80 TUNTAS TUNTAS

17 B17 82 TUNTAS TUNTAS

18 B18 52 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 19 B19 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

20 B20 80 TUNTAS TUNTAS

22 B22 66 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

23 B23 82 TUNTAS TUNTAS

24 B24 76 TUNTAS TUNTAS

25 B25 81 TUNTAS TUNTAS

26 B26 71 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

27 B27 80 TUNTAS TUNTAS

28 B28 77 TUNTAS TUNTAS

29 B29 80 TUNTAS TUNTAS

30 B30 64 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS Jumlah 2082 TUNTAS TUNTAS Rata-rata 71,79

Berdasarkan tabel hasil tes diagnostik kelas X MIA 3 sebanyak 16 siswa tuntas berdasarkan PAP dan PAN, sebanyak 11 siswa tidak tuntas berdasarkan PAP dan PAN. Sedangkan sebanyak 2 siswa tidak tuntas berdasarkan PAP dan tuntas berdasarkan PAN.

Diagram 4. 4 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 3 berdasarkan PAP

Diagram 4. 5 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 3 berdasarkan PAN Tuntas 55% Belum tuntas 45%

Proporsi Ketuntasan Belajar

Tuntas 60% Belum

tuntas 40%

Dapat dilihat dari diagram proporsi ketuntasan belajar siswa kelas X MIA 3 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 55% dari siswa kelas X MIA 3 dan tidak tuntas sebanyak 13 siswa atau 45% berdasarkan PAP. Jika berdasarkan PAN diperoleh sebanyak 19 siswa atau 60% siswa kelas XI MIA 3 tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau 40% siswa kelas X MIA 3.

Tabel 4. 5 Hasil Tes Diagnostik Kelas X MIA 4

No Identitas Siswa Tes Diagnostik Nilai Keterangan berdasarkan PAP Keterangan Berdasaarkan PAN

1 C1 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 2 C2 67 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

3 C3 76 TUNTAS TUNTAS

4 C4 65 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 5 C5 72 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 6 C6 71 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 7 C7 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 8 C8 71 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

9 C9 75 TUNTAS TUNTAS

10 C10 70 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 11 C11 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

12 C12 80 TUNTAS TUNTAS

13 C13 79 TUNTAS TUNTAS

14 C14 59 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 15 C15 68 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 16 C16 73 TIDAK TUNTAS TUNTAS

17 C17 78 TUNTAS TUNTAS

18 C18 78 TUNTAS TUNTAS

19 C19 79 TUNTAS TUNTAS

20 C20 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

21 C21 78 TUNTAS TUNTAS

22 C22 76 TUNTAS TUNTAS

23 C23 70 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 24 C24 54 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS 25 C25 70 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

26 C26 79 TUNTAS TUNTAS

27 C27 81 TUNTAS TUNTAS

28 C28 69 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS

29 C29 78 TUNTAS TUNTAS

Jumlah 2092 Rata-rata 72,14

Berdasarkan tabel hasil tes diagnostik kelas X MIA 4 sebanyak 12 siswa tuntas berdasarkan PAP dan PAN, sebanyak 16 siswa tidak tuntas berdasarkan PAP dan PAN. Sedangkan sebanyak 1 siswa tidak tuntas berdasarkan PAP dan tuntas berdasarkan PAN.

Diagram 4. 6 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 4 berdasarkan PAP

Tuntas 53% Belum tuntas

47%

Diagram 4. 7 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 4 berdasarkan PAN

Dapat dilihat dari diagram proporsi ketuntasan belajar siswa kelas X MIA 4 siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 47% dari siswa kelas X MIA 4 dan tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 53% berdasarkan PAP. Jika berdasarkan PAN diperoleh sebanyak 13 siswa atau 45% siswa kelas XI MIA 4 tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 55% siswa kelas X MIA 3.

3. Observasi Pembelajaran

Pada penelitian ini, sebelum peneliti melaksanakan ujicoba dan tes diagnostik maka terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pembelajaran. Observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai dengan instrumen observasi pembelajaran. Observasi pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 1 (satu) minggu di kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA5.

Berdasarkan observasi pembelajaran diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

Tuntas 60% Belum tuntas

40%

a. Guru belum melaksanakan kegiatan prapembelajaran secara baik dan maksimal.

b. Guru belum melaksanakan kegiatan apersepsi secara maksimal.

Dokumen terkait