KESIMPULAN DAN SARAN
2. Kesimpulan khusus
Setelah melakukan penelitian dan analisis, maka dalam tahapan ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan khusus yang didasarkan kepada rumusan masalah yang ditentukan. Kesimpulan tersebut ialah sebagai berikut:
166
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Proses internalisasi nilai kearifan lokal di dalam organisasi mahasiswa kedaerahan lebih mudah dicapai melalui cara pembiasaan, pembelajaran dan pembinaan (Tokoh).
b. Manfaat organisasi kedaerahan secara umum ialah sebagai sarana dalam mengembangkan potensi diri, belajar untuk dapat bersosialisasi, meningkatkan pengetuahuan, rasa kecintaan dan kebanggan terhadap budaya daerah. Selain itu, manfaat lain yakni sebagai sarana dalam mempererat dan mengembangkan jaringan pertemanan, mendapatkan peran panutan (tokoh/alumni), ikut terlibat berperan aktif dalam proses pembangunan daerah, menjadi sarana sebagai tempat mengaktualisasikan diri.
c. Terdapat dua kendala secara umum yang akan ditemukan organisasi mahasiswa kedaerahan dalam proses perjalanannya, yakni antara lain : 1) faktor internal, yakni hambatan yang terdapat dalam faktor internal ini adalah hambatan yang dibawa oleh individu itu sendiri. 2) Faktor eksternal, yakni hambatan yang berasal dari luar individu. Biasanya hambatan ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan sarana prasarana.
d. Upaya yang harus dilakukan organisasi mahasiswa yang berbasis kedaerahan dalam menyelesaikan kendala-kendala (faktor internal dan faktor eksternal) adalah dengan memaksimalkan peran pengurus dan menyediakan sarana prasarana penunjang aktivitas.
B.SARAN
Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi atau saran dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran peneliti adalah sebagai berikut:
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Organisasi PMBB dalam menjalankan kegiatan hendaknya konsisten dan sesuai (disiplin) dengan agenda yang terdapat di dalam hasil rapat kerja (Raker Organisasi).
b. Organisasi hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana untuk peserta agar dapat mengoptimalkan proses kegiatan.
2. Bagi Masyarakat :
a. Masyarakat khususnya pemuda sebaiknya terjun langsung dalam pelestarian nilai-nilai kearifan lokal, misalnya dengan mengikuti sanggar, binaan desa, pos kearifan lokal dan sebagainya.
b. Masyarakat khususnya keluarga mendukung proses pengembangan karakter anak sebagai generasi penerus bangsa dengan mengajarkan nilai-nilai karakter dan kearifan lokal secara aplikatif.
3. Bagi Lembaga Jurusan :
a. Lebih mengintensifkan kajian-kajian tentang kearifan lokal untuk dijadikan bahan kajian studi jurusan pendidikan kewarganegaraan.
b. Memperbanyak melaksanakan pengabdian pada masyarakat untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal.
4. Bagi Pemerintah :
a. Pemerintah khususnya Gubernur melalui Kantor Penghubung Provinsi Banten lebih mengoptimalkan pemberian bantuan anggaran dan sarana prasarana kepada organisasi pemuda mahasiswa yang berbasis kearifan lokal.
b. Membuat regulasi kebijakan dalam pembuatan peraturan daerah mengenai pentingnya memasukan nilai-nilai kearifan lokal pada kegiatan ekstrakurikuler dipersekolahan (sebagai tunas muda).
5. Bagi Peneliti Lain :
a. Sebaiknya mengadakan penelitian lebih lanjutan dan mendalam mengenai proses internalisasi nilai-nilai kearifan lokal pada mahasiswa, sehingga
168
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalahan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang terjadi saat ini dapat diketahui dan diatasi.
b. Sebaiknya peneliti menggunakan penelitian research and development dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mendeskripsikan pengembangan proses internalisasi nilai kearifan lokal pada organisasi mahasiswa kedaerahan dan mengetahui kegiatan yang berpengaruh terhadap pengembangan karakter mahasiswa (pemuda).
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A SUMBER BUKU
1 Affandi, I. (2011). Pendidikan politik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
37, 38 2 Arianti. (2012). Pengertian Definisi Mahasiswa Menurut
Para Ahli. Tersedia: [Online] :
http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-mahasiswa-menurut-para-ahli/. Diakses : 12 Februari 2015.
3 Aspin, D. (2003). Clarification of Term Used in Value
Discussion. Tersedia : [Online] :
http://www.becal.net/toolkit/npdp/npdp2.htm. Diakses : 9 Januari 2015.
19
4 Basuki ,H (2006). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta 57, 5 Brownhill, R, and Smart, P.(1989). Political
Education.London and New York. Routledge
21 6 Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa.
Bandung: Widya Aksara Press.
7 Creswell, JW. (2010). Reseach Design Pendekatan, Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
52, 66, 67,
8 Darmawan, C. 2008. Pengantar Ilmu Politik. Bandung. Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan.
9 Darwis, R. (2008). Hukum Adat.Bandung. Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indnesia
27, 28, 31, 32, 33, 35, 36, 37 10 Djahiri, A. K. (1996). Menulusuri Dunia Afektif, Pendidikan
nilai dan Moral. Bandung: Lab. Pengajaran PMP IKIP Bandung.
3, 16, 17
11 Elly , Burhainy Faizal. (2003). Budaya Papua. Tersedia: [Online] : http://www. papuaindependent.com. Diakses : 24 Agustus 2014
12 Elmubarok, Z. (2007). Membumikan Pendidikan Nilai ( mengumpulkan yang terserak menyambung yang terputus dan menyatukan yang tercerai). Bandung: Alfabeta. 13 Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai,
Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 14 Gunawan, A.H. (2010). Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis
Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
29
15 Hakam, K. A. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press.
14, 17, 19 16 Iman Sudiyat. (1981). Asas – Asas Hukum Bekal Pengantar ,
Liberty, Yogyakarta.
17 Iun, (2003). Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali.
Tersedia : [Online] :
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/17/bd1hl. htm. Diakses : 26 Oktober 2011
26,
18 Johnson, D. P. (1989). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. (Di Indonesia oleh Lawang R.M.Z.) Jilid.2, Jakarta: PT Gramedia.
5, 10
19 Kalidjernih, F. K. (2010). Kamus Study Kewarganegaraan, Perspektif Sosiologikal dan Politikal. Bandung:Widya Aksara.
5, 10, 11, 27
20 Kartono, Kartini. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
` 21 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi
22 Koentjaraningrat. (1984). Teori-teori Antropologi. Jakarta: UI Press.
12 23 Lawang R.M.Z.) Jilid.2, Jakarta: PT Gramedia
24 Mead, G. (1943). Mind, Self, and Society. Chichago: University of Chichago Press.
11 25 Menanti dan Pelly, (1994). Teori-Teori Sosial Budaya.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
26 Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
52, 59, 60, 61,
27 Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
3, 17
28 Nasution, S. (1996). Metode penelitian naturalistik – kualitatif. Bandung : Tarsito
55, 59, 61, 64, 65
29 Nawawi, H. (2006). Kepemimpinan Mengektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.
46, 47, 30 Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 Pelly dan Menanti. 1994. “Teori-Teori Sosial Budaya”.
Jakarta : Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
34 Permana, Cecep Eka. (2010). Kearifan Lokal Masyarakat Baduya dalam Mengatasi Bencana.Jakarta: Wedatama Widia Sastra.
3, 4, 21, 24
35 Prasetyanto, A dan Wahyu Indryo dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni.
36 Purmana, G.W (2008). Peran dan Fungsi Mahasiswa.
Tersedia: [Online] :
http://geowana.wordpress.com/2008/08/10/peran-fungsi-posisi-mahasiswa/. Diakses : 16 Desember 2014
37 Rais, M. (2012), Internalisasi Nilai Integrasi Untuk Menciptakan Keharmonisan Hubungan Antar Etnik. Disertasi pada program pasca sarjana PPU UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
2, 13, 18
38 Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers
39 Sartini, (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara sebagai Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat. 37 (2): 111-120.
3
40 Scott, J. (1971). Internalization of Norms: A Sociological Theory of Moral Commitment. Englewood Cliff, N.J. : Paentice-Hall.
5, 10
41 Setiadi, dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
29, 30
42 Silalahi, U, (1999). Metode dan Metodologi Penelitian. Bandung: Bina Budhaya
43 Soekanto, Soejono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Garafindo Persada.
31
44 Subkhi, Akhmad dan Jauhar, Mohammad. (2013) Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka
46, 47
45 Sudarman, Ari. (2004). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: BPFE 46 Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47 Sugiyono, (2010). Statistika untuk Penelitian . Bandung:
Alfabeta
58, 64,
48 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
54, 66
49 Sumantri, E. (2009). Pendidikan Umum. Bandung: Prodi PU SPS UPI.
50 Sutjipto Raharjo. (1988). Relevansi Hukum adat Dengan Modernisasi Hukum Adat, Makalah Seminar Masa Depan Hukum Adat Fakultas Hukum UII, Yogjakarta. 51 Undang-undang Negara Republik Indonesia no 12 tahun
2008 tentang perubahan atas undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
52 Undang-undang Negara Republik Indonesia no 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilihan umum
53 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah
54 Undang-undang Negara Republik Indonesia tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
28
55 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Kamus Besar Bahasa Indonesia
56 Winardi. (2010). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.