INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT
BANTEN PADA MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung
‘PMBB’)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
oleh :
Nurul Hadi
1002222
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PADA MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung)
Oleh:
Nurul Hadi
1002222
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan
Kewarganegaraan
© Nurul Hadi, 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NURUL HADI
1002222
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BANTEN
PADA MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung
‘PMBB’)
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP.196203161988031003
Pembimbing II
Susan Fitriasari, S.Pd, M.Pd NIP.1984022220091222004
Mengetahui:
Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Tempat : Gedung M. Nu’man Sumantri FPIPS UPI Panitia Ujian Sidang Terdiri dari:
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001
3. Penguji : 3.1
Prof. Dr.H. Suwarma AM., SH., M.Pd. NIP. 19530211 197803 1 002
3.2
Dr. H. Cecep Darmawan , S.Pd. S.IP. M.Si NIP. 19690929 199402 1 001
3.3
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
INTERNALIZATION VALUE OF THE LOCAL WISDOM OF BANTEN IN STUDENT COMMUNITY
(case study in the organization of student union of Banten Bandung)
Nurul Hadi
1002222
ABSTRACT
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BANTEN PADA MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung)
Nurul Hadi 1002222
ABSTRAK
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nyata dari pemerintah. (5) upaya yang dilakukan yaitu memberikan peran maksimal pengurus, meningkatkan hubungan dengan seluruh elemen masyarakat Banten dan mengupayakan tersedianya fasilitas penunjang.
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. RumusanMasalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN TEORI... 10
A. Tinjauan Umum Tentang Internalisasi ... 10
1. Teori Internalisasi ... 10
a. Pengertian Internalisasi ... 10
b. Proses Internalisasi... ... 12
B. Tinjauan Umum Tentang Nilai ... 15
1. Pengertian Nilai ... 15
C. Tinjauan Umum Tentang Kearifan Lokal... . 20
1. Pengertian Kearifan Lokal ... 20
a. Fungsi Kearifan Lokal (Local Wisdom) ... 26
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Definisi Masyarakat dan Masyarakat Adat ... 27
2. Unsur-unsur Masyarakat ... 29
3. Sifat Umum Masyarakat Adat Indonesia ... 31
a. Sifat Kepercayaan gaib (Religi Magic) ... 32
b. Sifat Komunal (commune) ... 33
c. Sifat Kontan (Tunai) ... 34
d. Sifat Konkret (Visual) ... 34
4. Peranan Masyarakat Adat ... 35
5. Ciri-ciri Masyarakat Adat ... 37
6. Pembinaan Masyarakat Adat ... 37
7. Dasar Hukum Mengenai Pembinaan Masyarakat Indonesia ... 39
8. Karakteristik Masyarakat Banten ... 41
E. Tinjauan Umum Tentang Mahasiswa ... 43
1. Pengertian Mahasiswa ... 43
a. Mahasiswa Sebagai Iron Stock ... 44
b. Mahasiswa Sebagai Guardian of Value ... 44
c. Mahasiswa Sebagai Agent of Change ... 45
F. Tinjauan Umum Tentang Organisasi Kemahasiswaan... 46
1. Teori Organisasi ... 46
a. Pengertian Organisasi ... 46
2. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan ... 47
3. Jenis dan Fungsi Organisasi Kemahasiswaan ... 48
BAB III METODE PENELITIAN ... 51
A. Pendekatan dan Metode Penelitian... 51
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 55
1. Lokasi Penelitian ... 55
2. Subjek Penelitian ... 55
D. Teknik Pengumpulan Data ... 56
1. Observasi... 57
2. wawancara... 58
3. Studi Dokumentasi ... 60
4. Studi Literatur... 61
E. Instrumen Penelitian ... 62
F. Prosedur Penelitian ... 62
1. Tahap Pra Penelitian ... 62
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 62
G. Teknik analisis data ... 63
1. Reduksi Data (Data Reduction)... 64
2. Penyajian Data (Data Display) ... 65
3. Validasi Data ... 65
a. Triangulasi ... 65
b. Mengadakan Member Check... 66
c. Memperpanjang Masa Observasi... 67
d. Pengamatan Terus Menerus ... 67
e. Menggunakan Referensi yang cukup... 67
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Deskripsi Umum Organisasi Mahasiswa Kedaerahan Banten (Primordial) ... 69
1. Sejarah dan Profil Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung (PMBB) ... 69
2. Visi dan Misi Organisasi Perhimpunan mahasiswa Banten Bandung (PMBB) ... 74
3. Tujuan Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung (PMBB) ... 75
4. Kondisi Objektif Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung (PMBB) ... 76
5. Logo PMBB ... 78
a. Pembina ... 80
b. Penasehat ... 80
c. Pengurus ... 82
B. Deskripsi Hasil penelitian ... 83
1. Deskripsi Hasil Observasi ... 85
2. Deskripsi Hasil Wawancara ... 89
a. Proses Internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi PMBB ... … 89
b. Nilai kearifan lokal yang ada pada mahasiswa Banten yang terhimpun dalam organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung……... 102
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang Tergabung Dalam PMBB... 117
e. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi kendala dalam Proses Internalisasi Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Banten Pada Mahasiswa PMBB ... 122
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 127
1. Hasil Proses Internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi PMBB ... 128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163
A. Kesimpulan ... 163
1. Kesimpulan Umum... 163
2. Kesimpulan Khusus ... 165
B. Saran ... 166
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan yang dihadapi masyarakat semakin kompleks dalam tatanan
kehidupan yang semakin global. Sekat-sekat budaya, Ideologi, dan letak geografis
tidak lagi menjadi hambatan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi.
Globalisasi, adalah sebutan untuk situasi dunia hari ini, dimana budaya, informasi,
komunikasi dan gaya hidup sudah saling terhubung dengan manusia lainnya
diseluruh penjuru belahan dunia. Jarak sudah bukan lagi halangan, karena proses komunikasi sudah dapat dijangkau melalui teknologi.
Dewasa ini, kemajuan teknologi di era globalisasi tidak diimbangi dengan usaha penanaman nilai-nilai karakter jati diri bangsa. Hal ini dapat kita rasakan
ketika banyaknya budaya-budaya luar yang telah masuk tanpa adanya regulasi,
terjadilah disintegralisasi budaya. Atau, pola komunikasi yang pelan-pelan
berubah, masyarakat gemar berkomunikasi di dalam media dunia maya dibanding
dengan langsung bersosialisasi dan bertatap muka. Celakanya, kita seakan
pelan-pelan secara tidak sadar mencoba melupakan jati diri budaya bangsa sendiri
dengan gemar mengadopsi budaya-budaya luar yang kadang sebenarnya sudah
bersebrangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, perlu peran dari berbagai elemen masyarakat khususnya
mahasiswa sebagai kaum intelektual.
Hakikat tugas mahasiswa bukan hanya untuk sekedar belajar saja namun
juga salah satunya sebagai “Agent of Change”, maka mahasiswa selayaknya berperan maksimal dan memiliki kemampuan intelektual untuk membawa masyarakat kearah perkembangan yang lebih baik. Mahasiswa harus menolong
2
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa selaku golongan muda terdidik, dikenal memiliki jiwa
militansi dan idealisme yang tinggi. Hal itu dikarenakan mahasiswa sebagai
pemuda yang memiliki motif mencari identitas dan pengakuan eksistensi dirinya dengan ditopang oleh tingkat pengetahuan. Selain itu, mahasiswa sebagai kaum
intelektual muda memiliki jiwa yang energik, tangguh dan menjadi barisan terdepan dalam setiap kegiatan yang berkenaan dengan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Dengan jiwa militansi dan idealisme yang tinggi mahasiswa
menunjukan ketangguhan dalam mengatasi problematika bangsa, sebagai penjaga keutuhan nilai-nilai yang ada pada masyarakat, dan pembawa perubahan bagi
masyarakat yang lebih baik.
Di sisi lain terkadang mahasiswapun kehilangan pijakan nilai dan pola
perilaku karena adanya perubahan lingkungan, hal ini terlihat dari mulai
banyaknya kasus perilaku-perilaku mahasiswa yang menyimpang seperti seks
bebas, penyimpangan seks, hedonisme, individualis, pragmatis, oportunis dan
lain-lain. Mahasiswa adalah calon-calon pemimpin bangsa yang diharapkan
mampu menyelasaikan persoalan yang dihadapi dengan cerdas, kreatif, dan bijak
tanpa keluar dari tatanan nilai dan budaya Pancasila.
Melihat realitas, mahasiswa saat ini bukan lagi berorientasi terhadap perubahan sosial ke arah yang lebih baik, tetapi berorientasi terhadap kepentingan
pribadi atau golongan, mahasiswa saat ini dikenal lebih individualistis, pragmatis dan oportunis. Hal tersebut merupakan suatu kemunduran bagi gerak langkah
mahasiswa yang sudah dikenal sebagai agen perubahan sosial dan pemegang
estapet kepemimpinan bangsa dan negara. Seperti yang disebutkan oleh
mangandaralam (kurniadi, 1991, hlm. vii) yang menyatakan :
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa Indonesia telah mengalami degradasi nilai-nilai kebajikan dan
harus melakukan pembenahan dari penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa.
Dengan jiwa kepemimpinan yang kuat, mahasiswa dapat memposisikan diri sebagai elemen yang diperhitungkan keberadaannya dan dapat dengan bijak
mejaga nilai-nilai baik di dalam masyarakat.
Pandangan tentang nilai seperti yang diungkapkan Allport (dalam
Disertasi Rais, 2012, hlm. 7), “nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang
bertindak atas dasar pilihannya”. Pengertian nilai yang lain dikemukakan oleh
Mulyana (2004, hlm. 11), “nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat terlihat kesamaan pemahaman
tentang nilai, yaitu (1) suatu keyakinan (2) berhubungan dengan cara bertingkah
laku dan tujuan akhir tertentu. Oleh karena itu, kita harus tetap menjaga nilai yang
ada di dalam bangsa Indonesia.
Menurut Djahiri (1996, hlm. 7), secara tegas dampak ketimpangan nilai
tidak terlepas dari ketimpangan arah tentang pendidikan nilai. Menurut beliau,
ketimpangan arah pendidikan tentang nilai pada puncaknya akan menjadikan “manusia cenderung arogan, eksistensialis, egois, individualistik, materialistik, sekuler, mendewakan ciptaanya sendiri serta lupa bahkan bersombong diri terhadap mahaciptaanya.”
Berdasarkan teori tersebut nilai merupakan sesuatu yang berharga, penting
dan menjadi keyakinan bagi seseorang dalam kehidupan. Namun, besarnya
dampak globalisasi, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tidak disertai
pengembangan dan pembinaan aspek-aspek nilai berakibat tidak hanya
perkembangan masyarakat tidak seimbang. Akan tetapi, lebih jauh dapat menjurus
kepada terjadinya pengikisan harkat dan martabat manusia (dehumanisasi). Terdapat banyak nilai yang terkandung di dalam karakter bangsa yakni
4
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kalangan yang mempertanyakan relevansi nilai kearifan lokal ditengah-tengah
perjuangan umat manusia menatap globalisasi. Kearifan lokal atau yang biasa
disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu objek,
atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Nilai kearifan lokal menjadi identitas atau jati diri dari suatu wilayah dalam suatu bangsa.
Pandangan menurut Gobyah (dalam Sartini, 2004, hlm. 112) mengatakan bahwa “kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg di dalam
suatu daerah”. Selain itu, menurut Permana (2010, hlm. 1), kearifan lokal dapat
diartikan sebagai berikut: “Sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka”.
Dari pendapat di atas, dapat terlihat jelas bahwa kearifan lokal itu sebagai
pandangan hidup yang telah mentradisi dan ajeg di dalam suatu daerah dan
menjadi suatu strategi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengahadapi
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan di lingkungannya. Kearifan lokal
perlu dikembangkan dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini, hal ini dikarenakan dalam kebudayaan lokal dan seni budaya pun banyak nilai-nilai
kehidupan yang terkandung di dalamya, sehingga dapat terwujud menjadi kepribadian setiap individu.
Selain itu, nilai kearifan lokal dapat dijadikan sarana yang tepat untuk
pengembangan potensi pemuda dan pembangunan karakter warga negara.
Menurut Permana (2010:1), kearifan lokal dapat diartikan:
“Sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka di dalam lingkungan masyarakatnya.”
Dari pendapat di atas, jelas bahwasanya kearifan lokal itu sebagai
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalah-permasalahan dalam kehidupan di lingkungannya. Kearifan lokal
perlu dikembangkan dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini, hal ini
dikarenakan dalam perilaku yang berdaskan pengamalan nilai-nilai kearifan lokal di daerah pelan-pelan mulai ditinggalkan. Selain itu, banyak nilai-nilai kehidupan
yang terkandung di dalam kebudayaan lokal dan seni tradisional, sehingga dapat terwujud manjadi kepribadian setiap individu. Hal ini selain dapat sesuai dengan
falsafah kehidupan lokal, juga dapat menjadi jati diri dari suatu daerah atau
kelompok masyarakat.
Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan
dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Nilai-nilai
tersebut dapat diterapkan dengan cara menginternalisasi nilai-nilai itu sendiri di
dalam suatu wadah lembaga pendidikan.
Adapun pengertian Internalisasi menurut Johnson (1986, hlm. 124) seperti
yang tertera di bawah ini :
“Proses dengan mana orientasi nilai budaya dan harapan peran benar-benar disatukan dengan sistem kepribadian. Internalisasi merupakan suatu proses pemahaman oleh individu mengapa sesuatu merupakan nilai (yang positif) hingga individu bersangkutan menerima nilai tersebut sebagai norma yang diyakininya, menjadi bagian pandangannya dan tindakan moralnya”.
Pandangan lain menyatakan bahwa “internalisasi adalah proses dengan
mana orientasi nilai budaya dan harapan peran benar-benar disatukan dengan
sistem kepribadian” (Johnson, 1986, hlm. 124). Selain itu, “internalisasi
merupakan suatu proses dimana individu belajar dan diterima menjadi bagian, dan
sekaligus mengikat diri ke dalam nilai-nilai dan norma-norma sosial dari prilaku
suatu masyarakat” (Kalidjernih, 2010, hlm. 71).
Berdasarkan pendapat tersebut, internalisasi dapat diartikan sebagai suatu
proses penghayatan dimana orientasi nilai budaya dapat disatukan dan sekaligus
6
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdampak adanya proses penerimaan dirinya menjadi bagian dari suatu
kelompok masyarakatnya.
Secara sosiologis menurut Scott (1971, hlm. 12) “internalisasi melibatkan sesuatu yakni ide, konsep dan tindakan yang bergerak dari luar ke suatu tempat di dalam mindah (pikiran) dari suatu kepribadian”. Struktur dan kejadian dalam masyaarakat lazim membentuk pribadi yang dalam dari seseorang sehingga terjadi
internalisasi.
Berdasarkan teori di atas, hal tersebut menjelaskan bahwa internalisasi merupakan suatu proses pemahaman oleh individu yang melibatkan ide, konsep
serta tindakan yang terdapat dari luar kemudian bergerak ke dalam pikiran dari suatu kepribadian hingga individu bersangkutan menerima nilai tersebut sebagai
norma yang diyakininya, menjadi bagian pandangannya dan tindakan moralnya.
Hasil observasi pra penelitian pada mahasiswa yang tergabung aktif di
organisasi kedaerahan dalam hal ini mengenai internalisasi nilai kearifan lokal,
peneliti menemukan hal yang sangat menarik. Salah satunya organisasi
kedaerahan yang mengatas namakan Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung
atau disingkat menjadi PMBB yang mana anggota dan pengurusnya itu adalah
mahasiswa asal Banten yang sedang menempuh kuliah di perguruan tinggi negeri maupun swasta di Bandung Raya, memiliki kegiatan-kegiatan yang sifatnya
menjaga tradisi-tradisi kebudayaan Banten. Selain itu pada kesehariannya dalam berorganisasi selalu mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dari adat istiadat
orang Banten. Seperti contohnya adalah ketika pada saat berkumpul, kebiasaan
dalam berkomunikasi selalu menggunakan logat dan Bahasa asli banten, yakni
Bahasa sunda kuno atau Bahasa jawa serang. Selain itu, adanya kegiatan latihan
debus, babacakan (tradisi makan bersama menggunakan daun pisang), pengajian
rutin malam jumat dan lain-lain.
Banten merupakan salah satu daerah yang kental dengan ajaran agama islam
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selalu menjadi kebanggaan bagi masyarakatnya, karena dianggap bisa
memberikan nilai praktis yang bersifat immateri maupun materi.
Hal yang menarik dari Perhimpunan Mahasiwa Banten Bandung yaitu jaringan silaturahmi antara anggota mahasiswa yang tergabung di dalam
organisasi tersebut dengan tokoh-tokoh Banten (baik yang berdomisili di Banten maupun yang berdomisili di Bandung) juga dengan organisasi kepemudaan
Banten di Bandung bahkan dengan mahasiswa Banten yang berdomisili di seluruh
Indonesia terjalin sangat dekat dan harmonis. Selain itu kadang dalam melaksakan kegiatannya yang bersifat kedaerahan amupun nasional, semua elemen jaringan
Banten di Bandung saling membantu dan mendukung dalam proses terselengganya kegiatan tersebut.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis sangat tertarik
untuk mengkaji mengenai internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten
pada mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Mahasiswa
Banten Bandung atau disingkat menjadi „PMBB‟. Karena itu, peneliti mengkaji
hal tersebut dengan judul “INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT BANTEN PADA MAHASISWA” (Studi Kasus Pada
Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada
mahasiswa Banten yang terhimpun dalam organisasi kedaerahan?
2. Nilai kearifan lokal apa saja yang ada pada mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia yang terhimpun dalam organisasi kedaerahan?
3. Manfaat apa saja yang diperoleh oleh mahasiswa Universitas Pendidikan
8
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kendala apa saja yang dilakukan dalam proses internalisasi nilai kearifan lokal
masyarakat Banten pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang
terhimpun dalam organisasi kedaerahan?
5. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam proses
internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan diteliti
adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui bagaimana proses internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang
terhimpun dalam organisasi kedaerahan
2. Untuk mengetahui nilai kearifan lokal apa saja yang ada pada mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia yang terhimpun dalam organisasi
kedaerahan
3. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh oleh mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia yang terhimpun di organisasi kedaerahan,
dalam proses internalisasi nilai kearifan lokal
4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dilakukan dalam proses internalisasi
nilai kearifan lokal pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang terhimpun dalam organisasi kedaerahan
5. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam proses internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada
mahasiswa
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berorganisasi kedaerahan (primordial), juga untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya internalisasi nilai kearifan lokal untuk menjaga jati diri bangsa. Selain
itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan serta kontribusi pada jurusan pendidikan kewarganegaraan dalam memberikan wawasan bahwa
pentingnya menginternalisasikan nilai kearifan lokal melalui aktif dalam berorganisasi kedaerahan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Mahasiswa yang terhimpun dalam organisasi kedaerahan
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran
bagi mahasiswa selaku pewaris peradaban bangsa akan pentingnya menjaga nilai-nilai kearifan lokal, mengetahui dan sadar akan manfaatnya dan mampu
menurunkan dan menjaga serta menginternalisasikan nilai kearifan lokal di
tengah-tengah masyarakat.
b. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran pemerintah dalam
membina organisasi kedaerahan ditingkat mahasiswa agar dapat mendukung
dalam memaksimalkan proses internalisi nilai kearifan lokal.
c. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi jurusan PKn dalam segi keilmuan,
khususnya rumpun sosial budaya dan pendidikan karakter juga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam
10
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. BAB I tentang pendahuluan, pendahuluan berisikan tentang pemaparan : latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
serta struktur organisasi skripsi.
2. BAB II tentang kajian teori, kajian teori ini berisikan tentang pemaparan
tinjauan umum tentang internalisasi, tinjauan umum tentang nilai, tinjauan umum tentang kearifan lokal, tinjauan umum tentang masyarakat, tinjauan
umum tentang mahasiswa serta tinjauan umum tentang organisasi
kemahasiswaan.
3. BAB III tentang metode penelitian, metode penelitian memaparkan secara
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini dirasa cocok karena dalam penelitian ini, peneliti
menekankan untuk mengetahui gambaran dari permasalahan mengenai internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa dan berfokus
kepada proses bagaimana sesutau itu muncul. Creswell (2010, hlm. 293) menjelaskan salah satu karakteristik dari pendekatan kualitatif yaitu “
pendekatan kualitatif berfokus kepada proses-proses yang terjadi, atau hasil. Peneliti kualitatif khususnya tertarik pada usaha memahami bagaimana sesuatu itu
muncul”.
Adapun alasan dipilihnya pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian
ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa yang aktif dan tergabung
dalam organisasi primordial (kedaerahan). Sehingga peneliti diharapkan bisa
memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam.
Pendapat lain mengenai definisi kualitatif dikemukakan oleh Bogdan
dalam Moleong (2000,hlm. 3) bahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif sifatnya terbuka dan mendalam untuk memperoleh data baik secara lisan
maupun tulisan untuk kemudian dideskripsikan dan dianalisis sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.Pendekatan kualitatif diharapkan dapat memperoleh
informasi yang mendalam tentang masalah yang diteliti oleh peneliti.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utama adalah peneliti sendiri yang
52
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000, hlm. 132)
bahwa:
“Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya”.
Selain itu, Creswell, J.W. (dalam Basuki, 2006, hlm. 83) mengemukakan
bahwa :
„Research that is guided by the qualitative paradigm is defined as: “an
inquiry process of understanding a social or human problem based on building a complex, holistic picture, formed with words, reporting detailed
views of informants, and conducted in a natural setting.’
Artinya adalah :
„Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan se keliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan.‟
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, secara
holistik dan dengan cara deskriptif.
Pernyataan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007, hlm. 4) bahwa ”penelitian kualitatif merupakan
prosedur yang menghasilkan kata-kata deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang dan pelaku yang diamati”. Selain itu, menurut Sugiyono (2008,
hlm. 24) pendekatan kualitatif ini dipilih untuk kepentingan sebagai berikut:
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Untuk memahami interaksi sosial
4. Untuk memahami perasaan orang 5. Untuk mengembangkan teori 6. Untuk memastikan kebenaran data 7. Meneliti sejarah perkembangan
Berdasarlan latar belakang masalah penelitain yang mengkaji tentang internalisasi nilai kearifan lokal pada mahasiswa dan menggunakan sifat
pendekatan penelitian kualitatif yang sifatnya terbuka dan mendalam, penelitian
ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Metode penelitian studi kasus dirasa cocok karena yang menjadi fokus penelitian adalah kasus yang terjadi pada
mahasiswa yang tergabung dan aktif dalam organisasi kedaerahan tentang bagaima cara mengintenalisasikan nilai kearifan lokal masyarakat Banten. Melalui
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ini akan lebih luas dan
mendalam mengembangkan fenomena di lapangan. Menurut Danial dan Wasriah
(2009, hlm. 64):
“Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan kmunitas masyarakat tertent. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.”
Sama halnya dengan pendapat Vredenbergt (1984: 38) yang menyatakan
bahwa :
“Studi kasus (case study) adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian yang eksploratif.”
Adapun alasan dipilihnya pendekatan kualitatif dan metode studi kasus,
karena peneliti akan meneliti proses pengembangan dan perberdayaan potensi
pemuda yang berbasis kearifan lokal, guna membangun karakter warga negara
yang baik. Sehingga peneliti diharapkan bisa memperoleh gambaran dari
54
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti memandang bahwa pendekatan
kualitatif dan metode penelitian studi kasus ini sangat tepat untuk digunakan
dalam penelitian yang peneliti lakukan. Alasan peneliti mengguanakan pendekatan dan metode ini dikarenakan pendekatan dan metode ini dinilai cukup
representatif dengan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni untuk memberikan gambaran mendalam mengenai Internalisasi Nilai Kearifan Lokal
Masyarakat Banten Pada Mahasiswa.
B.Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel penelitian dalam penelitian ini adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang
ditetapkan dan dipelajari sehingga memperoleh informasi untuk menarik
kesimpulan.
Selanjutnya Sugiyono (2013:61) menjelaskan bahwa variabel penelitian
dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Variabel bebas (independen variable)
Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten.
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat krena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Paradigma Penelitian Keterangan :
Variabel Bebas (X) = Internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten.
Variabel Terikat (Y) = Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel penyebab dan variabel yang dipengaruhi
untuk membangun suatu hubungan atau klausal. Varibael penyebab atau variabel bebas (X) dalam penelitian ini ialah Internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat
Banten. Sedangkan variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini ialah Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung.
C. Lokasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di sekretariat Perhimpunan Mahasiswa
Banten Bandung yang bertempatkan di Jalan Taman Sari Bawah no 27/59
kelurahan taman Sari, Kecamatan Bandung Wetan. Alasan pemilihan tempat ini,
karena peneliti menemukan suatu kondisi yang khas dan unik yang di tempat lain tidak ada yaitu adanya pembinaan dan pemberdayaan potensi mahasiswa
primordial yang berbasis kearifan lokal, kemudian adanya perilaku dan kebiasaan (kearifan lokal) yang masih diterapkan dan dibiasakan walaupun tidak tinggal atau
menetap didaerah asalnya. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud dari
pembangunan karakter warga negara, dan dari dulu sampai sekarang ini selalu
dipertahankan oleh organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung
„PMBB‟.
Variabel Bebas X
56
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pengurus, anggota aktif serta alumni yang
tergabung atau mengikuti kegiatan di organisasi kedaerahan Perhimpunan
Mahasiswa Banten Bandung (PMBB). Hal ini dilakukan supaya ada perbandingan
antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain.
Nasution (1996, hlm. 32) mengungkapkan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia,
situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.
Berdasarkan pedapat Nasution di atas, dapat dijelaskan bahwa subjek
penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang
bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Sama halnya dengan
pendapat Moleong (2000, hlm. 165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian
kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”.
Tabel 3.1 Subjek penelitian
No Nama Responden Jabatan/Status
1 Yandi S Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
2 M. Seftia Permana Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
3 Ihwan Sutiawan Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
4 Fahmanudin Anggota Perhimpunan Mahasiswa Banten
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 Dendy Faturochman Anggota Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
6 Aji Nestiadi Anggota Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
7 Ade Fahruroji Alumni Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
8 Deni Hermana Alumni Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
9 Sandri Setiawan Alumni Perhimpunan Mahasiswa Banten
Bandung (PMBB)
Sumber: Dokumentasi PMBB, 2015
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dipilih berdasarkan efisiensi, kemudahan, efektivitas dan kesesuaian dengan tujuan penelitian. Basuki (2006, hlm. 105)
menyatakan bahwa “teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual
penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data”. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk menunjang data mengenai
internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten pada mahasiswa yang didapat dari proses wawancara. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 311). “Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian dimana peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka.”
Observasi ini dilakukan dengan mengunjungi anggota, pengurus dan alumni dari organisasi Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung, juga
58
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai aktivitas sehari-hari di dalam organisasi tersebut dan mengetahui
nilai-nilai kearifan lokal apa saja yang dimiliki oleh masyarakat Banten. Dalam hal ini,
observasi dilakukan untuk mengamati pola pembinaan yang dilakukan organisasi tersebut guna menginernalisasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Banten
dalam aktivitas dan kehidupannya. Peneliti akan mengamati berbagai aktivitas organisasi, pendekatan yang digunakan oleh pengurus, alumni dan pembina, serta
aktivitas lain yang memungkinkan dapat diamati oleh peneliti berkenaan dengan
proses internalisasi nilai kearifan lokal masyarakat Banten.
Data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi
kegiatan penelitian di lapangan. Menurut Patton (dalam Nasution 1996, hlm. 59) manfaat data observasi adalah sebagai berikut:
a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.
b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif.
c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain. d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara.
e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
f. Dalam lapangan, peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan sehingga akan juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa teknik penelitian ini digunakan untuk mendukung peneliti dalam pengumpulan data, sehingga peneliti
dapat mengetahui secara langsung mengenai internalisasi nilai kearifan lokal
masyarakat Banten pada mahasiswa. Melalui observasi peneliti dapat memiliki
kesempatan untuk mengumpulkan data lebih mendalam, terinci dan lebih cermat
sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh yang
didasarkan pada konteks data dalam keseluruhan situasi.
Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan ke lokasi penelitian untuk
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Observasi adalah penyeleksian dan pencatatan perilaku manusia dalam lingkungannya. Observasi digunakan untuk menghasilkan penjelasan yang sangat mendalam mengenai organisasi dan peristiwa, untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, dan untuk melakukan penelitian di saat metode-metode lain tidak memadai”.
Sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 203), Observasi adalah “teknik yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar”.
Merujuk pada pendapat tersebut, kegiatan observasi merupakan langkah
awal untuk memperoleh data yang diperlukan, dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang
diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang
diteliti. Selain itu dengan melakukan observasi peneliti dapat mengamati secara
langsung kegiatan ataupun peristiwa yang dilakukan oleh objek penelitian.
Peneliti juga dapat memperoleh data yang faktual sesuai dengan keadaan
dilapangan.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi lengkap tentang
segala hal yang dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dan dikerjakan. Subjek penelitian ini yaitu para mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang telah
tergabung di dalam organisasi kedaerahan. Wawancara dilakukan secara terstruktur baik secara terfokus maupun tidak terfokus.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari sumber yang
utama sehingga informasi atau data yang dicari dapat ditemukan dari sumbernya langsung tanpa melalui perantara. Hal ini sesuai dengan pendapat Esterbergh
(dalam Sugiyono, 2009, hlm. 317) bahwa wawancara “merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan melalui tanya jawab, sehingga dapat
60
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sama halnya dengan Esterbergh, menurut Moleong (2000, hlm. 135)
wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa melalui wawancara diharapkan mampu mendapatkan informasi dari responden mengenai
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. Melalui wawancara juga
diharapkan mampu mengetahui pandangan seseorang mengenai pendidikan politik masyarakat adat, yang sebelumnya tidak diketahui dan tidak bisa didapatkan
melalui observasi, sesuai dengan tujuan dari wawancara itu sendiri.
Menurut Nasution (1996, hlm. 73) wawancara adalah untuk “mengetahui
apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya
tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.
Sama halnya menurut Sugiyono (2008, hlm. 231) Wawancara adalah
”pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh melalui observasi. Melalui wawancara ini peneliti dapat memperoleh informasi yang
mendalam.
Menurut Moleong (2007, hlm. 186), ”Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan wawancara dan terwawancara (interviewee).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wawancara merupakan proses kegiatan dua orang yang bertukar informasi
mengenai suatu topik dengan cara tanya jawab guna mendapatkan pemahaman
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari organisasi kedaerahan yang dalam hal ini adalah Perhimpunan Mahasiswa
Banten Bandung. Wawancara yang dilakukan kepada sejumlah responden tersebut
diharapkan dapat diperoleh data dan fakta yang coba penulis ungkap dalam penelitian ini.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu berupa tulisan,
gambar, ataupun rekaman yang merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif, Sugiyono (2008, hlm. 240).
Sejalan dengan itu dokumen dibagi dua, yakni dokumen pribadi, yakni catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaannya. Selanjutnya adalah dokumen resmi, yang dibagi menjadi dua, yaitu dokumen internal berupa memo, pengumuman, intruksi, aturan suatu
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Kemudian
dokumen eksternal yang berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu
lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan
kepada media massa.
Selain itu, studi dokumentasi dalam memperkuat data hasil wawancara
digunakan penulis untuk mengkaji analisis dengan dokumen-dokumen yang ada.
Menurut Moleong (2007, hlm. 217) bahwa “studi dokumentasi sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya adalah dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri dari tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumen resmi. Oleh karena bahan dokumen besar manfaatnya dalam penelitian,
62
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatitf data yang didapatkan bisa melalui wawancara
secara langsung dengan objek penelitian, bisa dengan cara observasi, juga melalui
dokumentasi. Studi dokumentasi menurut Nasution (2003, hlm. 85) ialah” pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.”
Arikunto (1998:236) yang mengatakan bahwa “metode dokumentasi
merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya”.
Berdasarkan penadapat tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang
diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi. Data dokumentasi dapat berupa catatan transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
4. Studi Literatur
Faisal (1992, hlm. 30) menjelaskan bahwa “hasil studi literatur bisa
dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah
yang akan diteliti; termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi
penting diteliti.”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam studi
literatur teknik ini dimaksudkan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan pendidikan
politik.
Teknik pengumpulan data melalui studi literatur ini dapat dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan mengkaji berbagai literatur yang
berkaitan dengan kajian penelitian yang dilakukan. Studi literatur ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya mendukung kebenaran data yang
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini Kartono (1996, hlm. 33)
bahwa “studi literatur merupakan teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa studi literatur merupakan teknik dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan
dengan objek dan masalah penelitian yang relevan, untuk memperoleh
informasi-informasi dan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang diteliti. Hal ini dilakukan guna untuk memperkuat data-data yang diperoleh dalam
penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah pedoman observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengambil segala bentuk aktifitas
subyek penelitian untuk memperkuat hasil penelitian penelitian .Pedoman
wawancara yang digunakan peneliti adalah pedoman wawancara terstruktur. Peneliti menggunakan pedoman wawancara tersebut agar dapat memperoleh
informasi yang terekam dalam ucapan dan prilaku dari sumber yang telah ditentukan.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra penelitian yang pertama kali dilakukan adalah memilih masalah,
menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk menyesuaikan
keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Selain itu juga,
dalam tahap pra penelitian ini dengan melaksanakan pendahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek dan subjek penelitian.
64
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data. Dalam mengurus perizinan penelitian, peneliti menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah Pertama, peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI.
b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Jurusan PKn, kemudian diteruskan untuk mendapat izin dari Dekan FPIPS UPI.
c. Setelah itu, memberikan rekomendasi untuk memperoleh izin dari Rektor UPI
dan BAAK.
2.Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri puntuk bisa berinteraksi
dengan objek penelitiannya. Peneliti diharapkan dalam tahap ini memiliki sikap yang selektif, menjauhkan diri dari keadaan yang akan mempengaruhi data, dan
mencari informasi yang relevan.
Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari
responden. Adapun langkah- langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :
a. Mengurusi izin untuk melakukan penelitian
b. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut
ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.
c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai
dokumen tertulis yang ada pada organisasi perhimpunan mahasiswa Banten Bandung.
d. Melakukan observasi mengenai pelaksanaan proses internalisasi nilai kearifan
lokal masyarakat Banten pada mahasiswa
Dengan demikian, setelah selesai tahap persiapan maka peneliti langsung
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan
informasi yang baru.
G. Teknis Analisis Data
Beberapa prinsip analisis data kualitatif adalah data-data yang muncul
bukan rangkaian angka tapi rangkaian kata-kata yang berulang-ulang, berlanjut
dan terus menerus sampai analisis dianggap cukup. Analisis data dalam penelitan
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki tempat penelitian, selama di tempat penelitian dan setelah selesai ditempat penelitian. Sugiyono (2010, hlm. 336)
menjelaskan bahwa:
“Analisis sebelum lapangan dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Analisisi selama di lapangan dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Pertanyaan diajukan sampai data dianggap kredibel. Langkah-langkah analisis data yaitu Reduksi data mengurangi data-data yang tidak diperlukan, data display dan verifikasi data”.
Sama halnya menurut Stainback (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 335)
“analisis data merupakan hal yang sangat kriris dalam proses penelitian kualitatif. Analisis data digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.”
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang
diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, kemudian
obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan
dalam bentuk laporan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada
saat awal proses penelitian serta pada akhir penelitian.
Menurut Nasution (1996:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis
data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus
66
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu
reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Reduksi data (Data Reduction)
Menurut Sugiyono (2008, hlm. 247), “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan
polanya”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reduksi data
merupakan langkah awal dalam menganalisis data.Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi
data ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan terhadap
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
mengumpul;kan data selanjutnya.
Pada tahap ini, peneliti merangkum dan memilih data mana saja yang yang penting, diperoleh dari lapangan dan yang akan digunakan untuk dijadikan bahan
laporan. Hasil data yang sudah direduksi inilah yang akan memberikan gambaran jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Menurut Sugiyono (2008, hlm. 249) menyebutkan, dalam penelitian
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif sehingga data yang di displaykan lebih banyak dituangkan dalam bentuk laporan uraian.
3. Validasi data
Penellitian kualitatif sering kali diragukan, terutama dalam hal keabsahan
datanya (validitas data), oleh karena itu dibutuhkan cara untuk dapat memenuhi kriteria validitas data yang salah satunya ialah dengan cara tringulasi. Sugiyono
(2012, hlm. 372) mengemukakan bahwa “triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”.
Selain itu, Sugiyono (2012, hlm. 373) menjelaskan bahwa triangulasi sumber
untuk menguji krebilitas data, dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
validasi data dibutuhkan suatu cara, salah satu cara yang digunakan ialah dengan
menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data daru berbagai
sumber, cara dan waktu agar hasil data yang diperoleh dapat lebih akurat terutama dari keabsahannya.
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:
a. Triangulasi
Creswell (2010, hlm. 286) menjelaskan tentang strategi triangulasi adalah sebagai berikut:
68
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data
g.
h.
i.
j.
Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 373)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa triangualsi
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang mendalam dan dapat
dipertanggung jawabkan, sehingga hasil data tersebut dapat dipastikan
keabsahannya.
b. Mengadakan Member Check
Tujuan dari member check adalah agar informasi yang peneliti peroleh digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, Craswell (2010, hlm. 287) member check dapat dilakukan dengan cara
“membawa kembali laporan akhir, atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa
laporan/deskripsi/ tema tersebut sudah akurat.”
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan tentang fokus yang diteliti yakni internalisasi nilai kearifan lokal Banten pada mahasiswa. Hal ini dilakukan agar infomasi yang
peneliti peroleh dapat lebih akurat dan dapat pula dipertanggung jawabkan. Observasi Wawancara
Nurul Hadi , 2015
INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Memperpanjang Masa Observasi
Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul
mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara ikut serta dalam aktivitas atau agenda organisasi
Perhimpunan Mahasiswa Banten Bandung dan juga mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan
mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid
yang diperlukan dalam penelitian ini.
d. Pengamatan Terus-menerus
Agar tingkat validitas data yang diperoleh mencapai tingkat yang tertinggi,
peneliti mengadakan pengamatan secara terus-menerus terhadap subjek penelitian untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses internalisasi nilai kearifan lokal
masyarakat Banten pada mahasiswa.
e. Menggunakan Referensi yang Cukup
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara
dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainnya yang diambil dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik perhatian informasi, sehingga informasi yang
diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa validitas data
untuk menghasilkan akurasi hasil penelitian dapat dilakukan dengan melalui
triangulasi, member check, pengamatan terus menerus, dan menggunakan
referensi yang cukup. Hal ini diperlukan guna menjadikan hasil penelitian lebih
dapat dipercaya, sahih dam akurat.
4. Kesimpulan dan verifikasi