• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PROFIL KESEHA (Halaman 114-118)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Angka Kematian Ibu Kota Yogyakarta mengalami penurunan yang bermakna pada Tahun 2014 yaitu sebesar 46 per 100.000 kelahiran hidup demikian pula dengan angka kematian anak balita sebesar 1,6 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi meskipun trend meningkat akan tetapi masih dapat memenuhi target MDGS sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.

2. Indikator pelayanan KIA yang sudah memenuhi target diantaranya adalah cakupan K1 ( 100 % ) , cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 99,89 %. Kunjungan Neonatal pertama dan kunjungan neonatal lengkap ( KN I 99,84%, KNL 94,37 %), Penanganan komplikasi Obstetri dan Neonatal ( PKO 103%,PKN 89,57%).

3. Indikator pelayananan yang belum dapat memenuhi target adalah kunjungan K4 (92,85%), Cakupan pelayanan bayi dan pelayanan anak balita yaitu sebesar 88,97 % dan 73,07 %. Upaya yang perlu dilakukan adaalah peningkatan peran serta masyarakat , lintas program , lintas sektor serta dukungan steakholder dalam upaya penurunan kematian bayi di Kota Yogyakarta.

4. Angka penemuan kasus TB BTA (+) / Case Detection Rate (CDR) PWS Kota Yogyakarta sebesar 85 % sudah melebihi target nasional, tetapi angka keberhasilan pengobatan TB (Sucses Rate) sebesar 81,07 % belum mencapai target.

5. Penemuan penderita pneumonia sebesar 28,14 % belum mencapai target, akan tetapi dari semua penderita pneumonia yang ditemukan sudah 100% ditangani.

6. Akumulasi penemuan kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan, namun angka prevalensi HIV / AIDS masih rendah yaitu 0,1 dari angka prevalensi maximal 0,5 %.

7. Penemuan penderita diare sebesar 119,7 % sudah melebihi target perkiraan penderita diare. Seluruh penderita diare yang ditemukan sudah 100 % ditangani.

8. Tidak ditemukan kasus baru penyakit kusta.

9. Seluruh penderita DBD sebanyak 418 yang ditemukan sudah 100% ditangani.

10. Tidak ditemukan kasus malaria dan filaria.

11. Cakupan Desa/kelurahan dengan UCI sudah mencapai 100%.

12. Melihat temuan kasus PD3I untuk kasus campak dan Rubella yang lebih tinggi di tahun sebelumnya menunjukkan kinerja surveilans PD3I yang bagus, dengan didukung peran petugas medis untuk aktif menginformasikan setiap kasus PD3I yang mereka temukan baik di Puskesmas maupun Rumah sakit.

13. Kasus Campak yang tinggi pada usia balita dan usia sekolah dasar memberi masukan besar untuk evaluasi program imunisasi campak.

14. Sertifikat bebas polio 2014 memberi konsekuensi untuk menjaring AFP semaksimal mungkin untuk membuktikan bahwa AFP yang ditemukan memang bukan Polio, dengan turunnya penemuan AFP di tahun 2014 bahkan tidak terpenuhinya target minimal penemuan membutuhkan strategi baru surveilans AFP di Kota Yogyakarta yang didukung oleh seluruh elemen khususnya kalangan kesehatan.

15. Dengan jumlah penduduk usia kurang dari 15 tahun sebanyak 92.574 jiwa, kasus AFP yang harus ditemukan ditargetkan paling sedikit 3 kasus berdasarkan target nasional 3/100.000 usia <15 tahun. Perhitungan itu diperoleh dari 3/100.000 X 92.574 = 2,8 atau 3 kasus, sehingga dengan penemuan AFP sebanyak 1 kasus berarti target penemuan AFP di tahun 2014 tidak terpenuhi.

16. Cakupan penjaringan kesehatan siswa baru mencapai 99,8 % . Hal ini dikarenakan, adanya siswa yang tidak berangkat saat skreening. Upaya yang akan dilakukan adalah membuat format data penjaringan dalam bentuk google drive yang di bagikan ke masing masing puskesmas melalui jaringan internet dengan berkoordinasi dengan seksi SIK Dinkes Kota Yogyakarta

serta mengadvokasi puskesmas untuk menganggarkan kegiatan penjaringan ulang siswa yang tidak berangkat saat kegiatan skreening.

17. PHBS Tahun 2014 sudah mencapai 78 % dari yang ditargetkan 67%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan rumah tangga ber PHBS Tahun 2014 sudah cukup baik karena sudah dapat melampaui target.

18. Target Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk indicator Kelurahan Siaga Aktif Mandiri tahun 2014 sebesar 70 %, namun realisasi tahun 2014 baru mencapai 68.7% atau sebanyak 31 kelurahan dari 45 kelurahan yang sudah menjadi kelurahan siaga mandiri. Target belum tercapai dikarenakan belum ada payung hukum tentang Kelurahan Siaga di Tingkat Kota yang menjadi salah satu syarat penentuan stratifikasi Kelurahan Siaga Mandiri.

19. Tahun 2014 Pemerintah kota Yogyakarta menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Daerah oleh UPT PJKD Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Program ini memberikan jaminan kesehatan tidak hanya kepada masyarakat miskin tetapi juga semua penduduk kota yang belum memiliki jaminan kesehatan dengan identitas KTP/KK yang berlaku (Total Covarage).

20. Dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS sejak tanggal 1 Januari 2014 terjadi penurunan pemanfaatan Jamkesda dibandingsebelumnya, karena meningkatnya kepesertaan BPJS non Penerima Bantuan Iur (PBI).

21. Rasio tumpatan dan pencabutan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,2 dibanding tahun 2013. Peningkatan ini menunjukkan bahwa motivasi masyarakat dalam mempertahankan gigi geliginya agar tidak sampai pada tindakan cabut semakin baik, namun tingginya jumlah pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap menunjukkan bahwa masyarakat masih kurang memperhatikan kesehatan gigi dan belum banayk upaya pencegahan agar gigi sehat.

22. Jumlah kunjungan gangguan jiwa mengalami peningkatan sebesar 2,98% dibanding dengan tahun 2013.

23. Sarana kesehatan (rumah sakit) di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 yang mempunyai kemampuan gadar level 1 sebanyak 100%.

24. Tahun 2014 persentase KK memiliki akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan ada 98,78% dan persentase air minum memenuhi syarat kesehatan ada 97,67%, semuanya mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini di atas target indikator program kesehatan lingkungan yang mengacu pada MDG’s goal 7c. Target persentase KK memiliki akses air minum yang memenuhi syarat 95,5% dan target persentase air minum memenuhi syarat kesehatan 92,5%.

24. Persentase penduduk menggunakan jamban sehat tahun 2014 ada 98,7%, di atas target indikator program kesehatan lingkungan yang mengacu pada MDG’s goal 7c, dengan targetnya adalah 96%.

25. Kegiatan STBM tahun 2014 sudah dilaksanakan di 45 kelurahan sampai tahap Pemicuan, dengan 42 kelurahan sudah melakukan deklarasi STOP BAB’S. Jadi masih kurang 3 kelurahan yang belum melakukan Deklarasi STOP BAB’S. Ini sesuai dengan target indikator program kesehatan lingkungan yang mengacu pada MDG’s goal 7c, bahwa tahun 2015 seluruh kelurahan harus sudah melakukan program STBM

26. Hasil inspeksi sanitasi TTU yang memenuhi syarat mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan tahun 2013 (dari 98,16% menjadi 94,25%), dan hasil inspeksi sanitasi TPM yang memenuhi syarat di tahun 2014 ini mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun sebelumnya (94,13% menjadi 94,16%). Keduanya masih berada di atas target indikator program kesehatan lingkungan yang mengacu pada MDG’s goal 7c.

27. Ada keterkaitan antara program STBM dengan kenaikan persentase rumah sehat dan jamban sehat.

28. Berdasarkan data tahun 2014, ada 13 jenis jabatan fungsional kesehatan yang di 18 (delapan belas) puskesmas di wilayah kota Yogyakarta. Dari jenis jabatan fungsional tersebut tenaga yang sudah memenuhi adalah profesi bidan, asisten apoteker, sanitarian, pranata laboratorium dan rekam medik sedangkan tenaga yang masih kurang adalah profesi dokter umum,

dokter gigi, perawat, perawat gigi, nutrisionis dan penyuluh kesehatan masyarakat.

29. Anggaran kesehatan di Kota Yogyakarta sudah mencapai target yang telah diamanatkan oleh UU No 36 tahun 2009 yaitu minimal 10 % dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta.Anggaran kesehatan pada tahun2014 sebasar 14,04 %dari total APBD Kota Yogyakarta.

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PROFIL KESEHA (Halaman 114-118)

Dokumen terkait