• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Perbandingan metode analisis karbohidrat total menggunakan dua metode yang berbeda yaitu metode karbohidrat total SNI 01-2891-1992 yang menggunakan metode Luff Schoorl secara titrimetri dan metode kandidat yang menggunakan Anthrone sulfat secara spektrofotometri pada sampel pangan cair terpilih yang mewakili kadar karbohidrat rendah, sedang dan tinggi yaitu kecap manis, kecap asin dan santan yang dilakukan menunjukkan nilai presisi yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji F tetapi hasil yang berbeda nyata berdasarkan uji t pada tingkat kepercayaan 95%. Estimasi error antara kedua metode dikonfirmasi melalui uji korelasi menggunakan regresi linear yang dilakukan dengan menggunakan tambahan data sekunder dari matriks sampel pangan yang berwujud padat. Metode Anthrone sulfat tidak dapat menggantikan Metode Luff-Schoorl dalam SNI 01-2891-1992 untuk total karbohidrat, karena Metode Anthrone sulfat dan metode Luff Schoorl tidak memiliki kesesuaian hasil yang dapat diterima.

Verifikasi terhadap metode karbohidrat total SNI 01-2891-1992 menggunakan presisi dan akurasi. Presisi dievaluasi berdasarkan ripitabilitas dan reprodusibilitas. Akurasi dievaluasi dengan uji rekoveri pada matriks sampel pangan cair dan bahan acuan serta membandingkan nilai hasil analisis bahan acuan dengan rentang nilai pada bahan acuan.

Ripitabilitas metode pada bahan acuan dan matriks pangan cair menunjukkan nilai presisi yang dapat diterima untuk semua sampel dan bahan acuan yang dianalisis bulan pertama sedangkan untuk sampel dan bahan acuan yang dianalisis pada bulan kedua dengan selang waktu dua bulan dari bulan pertama, hanya satu dari tiga bahan acuan yang memiliki ripitabilitas yang baik dan hanya satu dari tiga sampel matriks pangan cair yang memiliki ripitabilitas yang baik. Hasil uji reprodusibilitas juga menunjukkan bahwa dua dari tiga bahan acuan yang dianalisis pada bulan pertama dan kedua memiliki nilai yang berbeda nyata dan satu dari tiga sampel matriks pangan cair yang dianalisis pada bulan pertama dan kedua memiliki nilai yang berbeda nyata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reprodusibilitas metode SNI 01-2891-1992 tidak begitu baik. Hal ini dapat disebabkan adanya perubahan atau ketidakstabilan dari reagen Luff-Schoorl, sampel pangan cair atau ketidakkonsistenan analisis yang disebabkan oleh prosedur analisis yang panjang.

Uji rekoveri pada matriks pangan cair yaitu kecap manis, kecap asin dan santan menunjukkan nilai rekoveri yang tidak masuk dalam range rekoveri yang dapat diterima. Begitupula halnya dengan uji rekoveri pada bahan acuan yaitu susu bubuk, tepung kedelai dan tepung kacang hijau memperlihatkan nilai rekoveri yang tidak masuk dalam range rekoveri yang dapat diterima, meski hasil analisis bahan acuan masih masuk dalam rentang dari nilai bahan acuan. Dengan demikian, meski memiliki presisi yang dapat diterima akurasi dari metode karbohidrat total SNI 01-2891-1992 itu sendiri masih diragukan karena kemungkinan masih rentan terhadap interferensi dan pengaruh matriks.

5.2. Saran

Pengembangan dan validasi metode analisis terhadap total karbohidrat yang dapat diaplikasikan untuk pangan secara umum perlu dilakukan. Perhatian lebih perlu diberikan pada analisis total karbohidrat dengan metode kolorimetri kondensasi tanpa melakukan hidrolisis asam terlebih dahulu seperti pada prosedur karbohidrat total SNI 01-2891-1992. Perlakuan pendahuluan untuk menghilangkan substansi yang menginterferensi perlu dilakukan sesuai dengan matriks dimana metode itu hendak diterapkan. Investigasi lebih lanjut terhadap penyebab bias dari metode dan analisis mengenai ruggedness dan selektivitas dari metode juga perlu dilakukan. Selain Anthrone sulfat, metode analisis dengan fenol sulfat juga perlu dipertimbangkan karena diperkirakan menganalisis jenis karbohidrat yang lebih luas dibandingkan Anthrone sulfat.

DAFTAR PUSTAKA

Ameen VZ dan Powell GK. 1985. A simple spectrophotometric method for quantitative fecal carbohydrate measurement. Clinica Chimica Acta, 152: 3-9.

Badan Standardisasi Nasional. 1992 Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Jakarta:Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Beck, DJ dan BG Bibby. 1961. A modified anthrone colorimetric technique for use in investigations related to cariogenicity of foodstuffs. Journal of Dental Research 40: 161-170.

BeMiller JN dan Whistler RL. 1996. Carbohydrate. Di dalam: Fennema O.(ed). 1996. Food Chemistry. New York: Marcel Dekker.

BeMiller, JN. 2010. Carbohydrate analysis. Di dalam: S. Nielsen (eds). 2010. Food Analysis. New York: Springer Science.

Brooks JR, Griffin VK dan Kattan MW. 1986. A modified method for total carbohydrate analysis of glucose syrups, maltodextrins, and other starch hydrolysis products. Cereal Chemistry. 63 (5): 465-466.

Cembrowski GS dan Sullivan AM. 1992. Quality Control and Statistics. Di dalam. Bishop ML, Duben-Engelkirk JL dan Fody EP (eds). 1992. Clinical Chemistry Principles Procedures, Correlation. Philadelphia: Lippincott.

Christian VA dan Vaclavik EW. 2003. Essentials of Food Science 2ndEdition. London: Kluwer

Academic.

Courtin CM, Van den Broeck H dan Delcour JA. 1999. Determination of reducing end sugar residues in oligo- and polysaccharides by gas–liquid chromatography. Journal of

Dara F. 2010. Bahan Acuan (Reference Material) dalam Metrologi. http://kimia.lipi.go.id/wp-content/uploads/2010/05/certified-reference-material-fitri.pdf [21 Agustus 2011]

Davidson, E. A. (1967). Carbohydrate reactions. In: Carbohydrate Chemistry. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc.

Direktorat Gizi. 1967. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bharata.

Dreywood, R. 1946. Qualitative test for carbohydrate material. Industrial. and Engineering

Chemistry, Analytical Edition 18: 499.

[EMA] The European Agency for the Evaluation of Medicinal Products. 1995. ICH Topic Q 2 B.

Validation of Analytical Procedures: Methodology.

http://www.pharmacontract.ch/support/pdf_support/Q2a.pdf. [17 Maret 2010]

Ermer, J. 2005. Performance parameters, calculations and tests. Di dalam : Method Validation in Pharmaceutical Analysis (J. Ermer dan J.H.McB.Miller, eds.). Weinheim: WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.

Fales FW, Russel JA dan Fain JN. Some applications and limitations of the enzymic, reducing (Somogyi), and Anthrone methods for estimating sugar. Clinical Chemistry 7(4): 289-303

Faulks RM dan Timms SB. 1985. A rapid method for determining the carbohydrate component of dietary fibre. Food Chemistry 17:273-287

Fennema, OR. 1996. Food Chemistry. New York: Marcel Dekker.

Garfield FGE, Klesta dan J Hirsch. 2000. Quality Assurance Principles for Analytical

Laboratories. USA:AOAC International.

Giese, G. 2004. Method Validation. Institute of Hygiene and Environment, City of Hamburg.

http://www.havakalitesi.cevreorman.gov.tr/english/training_4-6/paper_method_validation.pd f. [1 Juni 2010]

Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya. Majalah Ilmu

Kefarmasian 1(.3): 117 – 135..

Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. McGraw-Hill Companies, Inc., USA.

Hurd CD dan Isenhour. 1932. Pentose reactions I furfural formation, Journal of American

Chemical Society 54:317.

Jelita K. 2011. Verifikasi Metode Analisis Serat Pangan dengan Metode AOAC dan ASP terhadap Parameter Repeatabilitas, Selektivitas dan Ruggedness. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor.

Jermyn AH. 1975. Increasing of the Anthrone method for carbohydrate. Analytical Biochemistry 68: 332-335.

Judoamidjojo RM, Itoh T, Tomatsu A dan Matsuyama A. 1985. The analytical study of kecap—Indonesian soy sauce. Di dalam Makalah Internasional Symposium on Agriculture Product, Processing and Technology, Bogor.

Judoamidjodjo RM. 1987. Studies on chemical and microbiological aspect of kecap as fundamental to improve ITS quality. Di dalam Kumpulan Seminar Bioteknologi Pertanian PAU Bioteknologi, IPB.

Kennedy JF dan White Ca. 1988. Classification and description of monosaccharides, oligosaccharides, and polysaccharides. Di dalam: Kennedy JF (ed). 1988. Carbohydrate chemistry. Oxford: Clarendon express.

Kirk, R. E. dan O. F. Othmer. 1950. Encyclopedia of Chemical Technology. The Interscience Encyclopedia, inc. New York.

Koch DD dan Peters T. Selection and Evaluation of Methods. Di dalam Burtis CA dan Ashwood ER(eds). 1999. Tietz Textbook of Clinical Chemistry. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Koehler, LH. 1952. Differentiation of carbohydrates by anthrone reaction rate and color intensity.

Leyva A, Quintana A, Sanchez M, Rodriguez EN, Cremata J, Sanchez JC. 2008. Rapid and sensitive Anthrone—sulfuric acid assay in microplate format to quantity carbohydrate in biopharmaceutical product: method development and validation. Biologicals 36: 134-141.

Lin FM dan Wilkens WF.. 2006. Volatile Flavor Components of Coconut Meat. Journal of Food

Science 35(5): 538-539

Loomis WE dan Shull CA. 1937. Methods in Plant Physiology. New York: Mc-Graw Hill BookCo., Inc.

Ludwig, TG dan HJ Goldberg. 1956. The Anthrone Method for Determination of Carbohydrate in Oral Rinsing. Journal of Dental Research 35: 90

Lumsden JH. 2000. Laboratory test method validation. Revue de Medicine Veterinaire 151 (7): 623-630

Miller, G. L. 1959. Use of dinitrosalicyclic acid reagent for determination of reducing sugars.

Analytical Chemistry 31: 426-8.

Miller, G. L., Slater, R., Birzgalis, R. dan Blum, R. 1961. Application of different colorimetric tests to cellodextrins. Analytical. Biochemistry, 2: 521-528.

Momose, T, Ueda, Y, Sawada, K, dan Sugi, A.et al. 1957. Organic analysis VIII reaction mechanism of anthrone with sugars . Pharm Bull (Tokyo) 5: 31.

Morris, DL. 1948. Quantitative determination of Carbohydrate with Dreywood’s anthrone reagent.

Science, 107: 254.

Mullins E. 2003. Statistics for the Quality Control Chemistry. Laboratory. UK: Royal Society of Chemistry.

Nielsen, S. 2010. Introduction to food analysis. Di dalam: S. Nielsen (eds). 2010. Food Analysis. New York: Springer Science.

Nuryatini. 2010. Ketertelusuran Pengukuran.

Pirt SJ dan Whelan WJ. 2006. The determination of starch by acid hydrolysis. Journal of the

Science of Food and Agriculture 2(5):224-228.

Safarik I dan Satruckova H. 1992. Direct determination of total soil carbohydrate content. Plant

and Soil 143: 109-114.

Santoso HB. 1994. Kecap dan Tauco Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.

Sattler L dan FW. Zerban. 1948. The Dreywood anthrone reaction as affected by carbohydrate structure, Science, 108:207.

Sawyer, R. 1984. Food composition and analytical accuracy. Di dalam: Birch GG dan K.J. Parker (eds). Control of Food Quality and Food Analysis. New York: Elsevier.

Seow CC dan Gwee CN. 1997. Coconut milk: chemistry and technology. Journal of Food Science 32: 189-201.

Shaffer PA dan Hartmann AF. 1920. The Iodometric determination of copper and its use in sugar analysis. Journal of Biological Chemistry 45: 365-390.

Shaffer PA dan Somogyi M. 1932. Copper-iodometric reagents for sugar determination. Journal of

Biological. Chemistry 100: 695-713

Shriner RL. 1932. The determination of starch by acid hydrolysis. Plant Physiology 7(3):541-546.

Smith, JS. 2010. Evaluation of analytical data. Di dalam: S. Nielsen (eds). 2010. Food Analysis. New York: Springer Science.

Southgate DAT. 1976. Determination of Food Carbohydrates. London: Applied Science Publisher Ltd.

Sullivan DM dan Carpenter DE. 1993. Methods of Analysis for Nutritional Labeling. Gaithersburg: AOAC International.

Tangsuphoom N dan Coupland JN. 2008. Effect of heating and homogenization on the stability of coconut milk emulsions. Journal of Food Science 70(8): 466-470.

Thompson M, Ellison SLR dan Wood R. 2002. Harmonized guidelines for single laboratory validation of methods of analysis (IUPAC Technical report). Pure Applied Chemistry 74(5): 835-855.

Walton RM. 2001. Validation of laboratory tests and methods. Seminars in Avian and Exotic Pet

Medicine 10(2):59-65.

Weinmann H. 1946. Determination of total available carbohydrate in plants. Plant Physiology 22: 279-290.

Westgard, JO. 1998. Points of care in using statistics in methods comparison studies (editorial).

Clinical Chemistry 44: 2240-2242.

Wolfrom, ML et al. 1948. Chemical interaction of amino compounds and sugars III the conversion of D-glucose to 5-(hydroxymethyl)-2-furaldehyde. Journal of American Chemical Society 70: 514

Yemms EW dan Willis AJ. 1954. The estimation of carbohydrates in plant extracts by anthrone.

56

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data hasil analisis perbandingan metode

Kurva standard glukosa

Tabel kurva standar glukosa (Metode Anthrone) Absorbansi Konsentrasi glukosa (mg/ml)

0.205 0.04

0.403 0.08

0.644 0.12

0.844 0.16

1.078 0.2

Tabel hasil analisis total karbohidrat dengan Metode Anthrone

Sampel Ulangan Absorbansi % KH

Kecap Manis 1 0.273 46.71 2 0.275 45.89 3 0.280 47.83 Kecap asin 1 0.673 1.49 2 0.682 1.52 3 0.687 1.52 Santan 1 0.779 1.75 2 0.780 1.75 3 0.782 1.75

57

Tabel hasil analisis total karbohidrat dengan metode SNI 01-2891-1992

Sampel Ulangan Pembacaan volume Volume titran blanko-titranselisih %Karbohidrat

Awal Akhir Kecap Manis 1 0.25 7.80 7.55 17.35 39.48 2 7.9 15.50 7.60 17.30 38.17 3 15.65 23.50 7.85 17.05 38.48 Kecap asin 1 0.1 19.80 19.70 5.20 2.24 2 0.3 20.00 19.70 5.20 2.24 3 0.1 20.00 19.90 5.00 2.15 Santan 1 0 21.55 21.55 3.35 1.45 2 4.05 21.40 17.35 7.55 1.51 3 0 21.40 21.40 3.50 1.51 Keterangan: blanko 24, 90 ml

Data pendamping (matriks pangan padat)

Tabel hasil analisis total karbohidrat dengan Metode Anthrone

Sampel Ulangan Berat sampel (g) Absorbansi %KH

Tepung beras 1 0.1062 0.514 80.84 2 0.1076 0.515 80.69 3 0.1069 0.517 80.92 Susu bubuk 1 0.5470 0.757 25.45 2 0.5455 0.760 25.52 3 0.5453 0.761 25.56 Sarden 1 5.1782 0.763 1.72 2 5.1384 0.797 1.79 3 5.1337 0.797 1.79

Tabel hasil analisis total karbohidrat dengan metode SNI 01-2891-1992

Sampel Ulangan Berat sampel (g) Volume titran %KH

Tepung beras 1 0.1062 21.50 67.71 2 0.1076 21.50 67.46 3 0.1069 21.55 66.37 Susu bubuk 1 0.5470 17.90 30.75 2 0.5455 18.10 29.82 3 0.5453 17.80 31.18 Sarden 1 5.1782 22.00 1.25 2 5.1384 21.95 1.27 3 5.1337 22.00 1.25 Keterangan: blanko 24, 90 ml

58

Lampiran 2. Uji Statistik Perbandingan Metode dengan SPSS 17.0

Kecap manis

Group Statistics

Metode N Mean Std. Dev Std. Error Mean Analisis total

karbohidrat KandidatSNI 01-2891-1992 33 46.810038.7100 0.973860.68462 0.562260.39526

Independent Samples Test Equal

Variances Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df (2-tailed)Sig. DifferenceMean DifferenceStd. Error Lower Upper KH Assumed 0.254 0.641 11.785 4 0.000 8.10000 0.68729 6.19178 10.00822

Not assumed 11.785 3.589 0.001 8.10000 0.68729 6.10237 10.09763

Kecap Asin

Group Statistics

Metode N Mean Std. Dev Std. Error Mean Analisis total

karbohidrat

Kandidat 3 1.5100 .01732 .01000

SNI 01-2891-1992 3 2.2100 .05196 .03000

Independent Samples Test Equal

Variances Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. T df (2-tailed)Sig. DifferenceMean DifferenceStd. Error Lower Upper KH Assumed 6.400 .065 -22.136 4 .000 -.70000 .03162 -.78780 -.61220

59

Santan

Group Statistics

Metode analisis N Mean Std. Dev Std. Error Mean Analisis total

karbohidrat

Kandidat 3 1.7500 0.00000 0.00000

SNI 01-2891-1992 3 1.4900 0.03464 0.02000

Independent Samples Test Equal Variances

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper KH Assumed 16.000 0.016 13.000 4 0.000 0.26000 0.02000 0.20447 0.31553

Not assumed 13.000 2.000 0.006 0.26000 0.02000 0.17395 0.34605

Uji F (F-test)

Hasil uji F F hitung F table, df=2 Hasil

Kecap manis 4.09 19 Varian tidak berbeda

kecap asin 9.00 19 Varian tidak berbeda

60

Lampiran 3. Prosedur Analisis Proksimat

A. PROSEDUR ANALISIS

1.

Analisis Kadar Air, Metode Oven (AOAC, 1995)

Kadar air diukur dengan metode oven biasa karena kandungan bahan volatil pada sampel rendah dan sampel tidak terdegradasi pada suhu 100 oC. Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven suhu 105 oC selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator selama 5 menit atau sampai tidak panas lagi. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya. Lalu ditimbang sampel sebanyak 5 g di dalam cawan tersebut. Dikeringkan sampel dalam oven sampai beratnya konstan (perubahan berat tidak lebih dari 0.003 g). Setelah itu cawan didinginkan di dalam desikator, ditimbang berat akhirnya, dan dihitung kadar airnya dengan persamaan berikut

Keterangan :

x = berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (g) y = berat cawan dan sampel setelah dikeringkan (g) a = berat cawan kosong (g)

2.

Analisis Kadar Abu, Metode Oven (AOAC, 1995)

Cawan porselen dibakar dalam tanur selama 15 menit kemudian didinginkan di dalam desikator. Setelah cawan dingin, ditimbang. Kemudian sampel sebanyak 5 g ditimbang di dalam cawan lalu diabukan di dalam tanur hingga diperoleh abu berwarna putih dan beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama pada suhu 400 oC lalu dilanjutkan pada suhu 550 oC, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang.

Perhitungan : Keterangan :

W1 = berat sampel (g) W2= berat abu (g)

3.

Analisis Kadar Protein (AOAC, 1995)

Sampel sebanyak 0.1 – 0.2 g dimasukkan ke dalam labu Kjedahl 100 ml, lalu ditambahkan 2 g K2SO4, 40 mg HgO, dan 2.5 ml H2SO4 pekat. Setelah itu, didestruksi selama 30 menit sampai cairan berwarna jernih dan dibiarkan sampai dingin. Selanjutnya ditambahkan air suling secukupnya dan 10 ml NaOH pekat sampai berwarna coklat kehitaman dan didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi H2BO3dan indikator, kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N. Larutan blanko juga dianalisis seperti sampel. Kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus :

Kadar

4.

Analisis Kadar Lemak, Metode Soxhlet (AOAC, 1995)

Labu lemak yang telah bebas lemak dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang setelah dingin. Sampel sebanyak 5 g dibungkus dalam kertas saring kemudian ditutup kapas yang bebas lemak. Sampel dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang kondensor dan labu pada ujung-ujungnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam alat lalu sampel direfluks selama 6 jam. Setelah itu pelarut didestilasi dan ditampung pada wadah lain. Labu lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh berat tetap.

61

Kemudian labu lemak dipindahkan ke desikator, lalu didinginkan dan ditimbang. Perhitungan :

Keterangan :

W1 = Berat sampel (g) W2= Berat lemak (g)

5.

Analisis Kadar Karbohidrat By Difference (AOAC, 1995)

Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode by difference, dilakukan dengan cara : Kadar karbohidrat (%b/b) = 100% - (kadar air + kadar protein + kadar lemak + kadar abu)

62

Lampiran 4. Metode Anthrone dan Luff Schoorl

1. Analisis total karbohidrat Metode Kandidat (dengan Anthrone Sulfat) Penyiapan reagen

Reagen disiapkan baru setiap hari dengan melarutkan 0.1 g anthrone dalam 100 mL asam sulfat 98% pada suhu ruang.

Persiapan contoh

1. Timbang dengan seksama lebih kurang 5 g cuplikan ke dalam Erlenmeyer 500 mL. 2. Tambahkan 50 mL larutan HCl 3%, didihkan selama 3 jam dengan pendingin tegak. 3. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan lakmus atau fenolftalein)

dan ditambahkan sedikit CH3COOH3% agar suasana larutan sedikit asam

4. Pindahkan isinya ke dalam labu 500 mL dan impitkan hingga tanda garis kemudian saring dan encerkan seperlunya

Prosedur analisis

1. Masukkan 5,0 ml contoh (dari persiapan contoh) ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai tanda tera dengan air destilasi

2. Masukkan sebanyak 1 ml contoh tersebut ke dalam tabung reaksi bertutup 3. Tambahkan 5 ml pereaksi Anthrone dan ditutup.Vortex dan kocok hingga merata 4. Panaskan tabung reaksi di atas penangas air 1000C selama 12 menit

5. Setelah didinginkan, pindahkan larutan ke dalam kuvet dan baca absorbansinya dengan UV-Vis spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm

6. Tentukan konsentrasi gula dalam contoh dengan menggunakan kurva standar hubungan antara konsentrasi glukosa standar dengan absorbansinya dan dengan memperhitungkan pengenceran yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana:

G = konsentrasi gula dari kurva standar (g) FP = faktor pengenceran

W = berat contoh (g)

2. Analisis total karbohidrat dengan metode SNI 01-2891-1992 Pembuatan pereaksi Luff-Schoorl

1. Larutkan 143,8 g Na2CO3anhidrat dalam 300 ml air suling. 2. Larutkan 50 g asam sitrat dengan 50 mL air suling.

3. Tambahkan 25 gram Cu2SO4.5H2O ke dalam 100 ml air suling

4. Pindahkan larutan tersebut larutan tersebut ke dalam labu 1 liter, tepatkan sampai tanda garis dengan air suling dan kocok.

5. Biarkan semalam dan saring bila perlu. Larutan ini mempunyai kepekatan Cu2+0,1 N Na2CO3

6. Larutkan kalium iodide KI 20% 7. Larutkan asam sulfat H2SO425%

8. Larutkan natrium tiosulfat Na2S2O3, 0, 1 N 9. Penunjukkan larutan kanji 0,5%

Pengujian kepekatan larutan Luff-Schoorl

1. Pipet 25 mL larutan Luff, tambahkan 3 g KI dan 25 mL larutan H2SO46N 2. Titar dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 M dengan petunjuk larutan kanji 0,5% 3. Larutan natrium tiosulfat yang dipergunakan untuk titrasi 25x2 mL

63

suling dan kocok

5. Pipet 10 mL larutan hasil pengenceran tersebut dan masukkan ke dalam erlenmeyer berisi 25 mL HCl 0,1 N

6. Masukkan erlenmeyer tersebut ke dalam penangas air mendidih dan biarkan selama 1 jam, kemudian angkat dan dinginkan.

7. Encerkan dengan air suling dan titar dengan larutan NaOH 0,1 N dengan indikator fenolftalein

8. Pipet 10 mL larutan hasil pengenceran (b) masukkan ke dalam erlenmeyer dan titar dengan HCl 0,1 M dengan indikator fenolftalein

9. Larutkan HCl 0,1 M yang dipergunakan untuk titrasi harus sekitar 6,0 sampai 7,6 mL 10. Larutan Luff harus mempunyai pH 9,3-9,4

Cara kerja

1. Timbang dengan seksama lebih kurang cuplikan ke dalam Erlenmeyer 500 mL. 2. Tambahkan 50 mL larutan HCl 3%, didihkan selama 3 jam dengan pendingin tegak. 3. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan lakmus atau fenolftalein)

dan ditambahkan sedikit CH3COOH 3% agar suasana larutan sedikit asam

4. Pindahkan isinya ke dalam labu 500 mL dan impitkan hingga tanda garis kemudian saring

5. Pipet 10 mL saringan ke dalam Erlenmeyer 500 mL, tambahkan 25 mL larutan Luff (dengan pipet) dan beberapa butir batu didih serta 15 mL air suling.

6. Panaskan campuran tersebut dengan nyala tetap. Usahakan agar larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stopwatch), didihkan terus selama tepat 10 menit (dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stopwatch) kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak berisi es.

7. Setelah dingin tambahkan 15 mL larutan KI 20% dan 25 mL H2SO425% perlahan-lahan. 8. Titar secepatnya dengan larutan tiosulfat 0,1 M (gunakan penunjuk larutan kanji 0,5%) Perhitungan:

(blanko-penitar) x N tiosulfat x 10, setara dengan terusi yang tereduksi. Kemudian lihat dalam daftar Luff –Schoorl berapa mg gula yang terkandung untuk mL tio yang dipergunakan

dimana: W1 = bobot cuplikan (mg)

W = glukosa yang terkandung untuk ml tio yang dipergunakan (mg) FP = faktor pengenceran

Standardisasi larutan tiosulfat

1. Sebanyak 0,5 gram K2Cr2O7 ditimbang dan dilarutkan dengan akuades 2. Ditepatkan hingga 100 ml dengan labu takar

3. Ambil 25 ml ke dalam erlenmeyer

4. Ditambahkan 10mL KI, 25mL HCl, dan akuades hingga 200 ml 5. Titar dengan natrium tiosulfat hingga berwarna kuning

6. Tambahkan indikator kanji

7. Titar dengan natrium tiosulfat hingga berwarna hijau toska (hijau jamrud) 8. Dilakukan sebanyak 3 kali ulangan

64

Tabel penetapan gula Luff-Schoorl

Na2S2O3,

0,1N (ml) Glukosa, Fruktosa, Gula Inversi (mg)

1 2.4 2 4.8 3 7.2 4 9.7 5 12.2 6 14.7 7 17.2 8 19.8 9 22.4 10 25.0 11 27.6 12 30.3 13 33.0 14 35.7 15 38.5 16 41.3 17 44.2 18 47.1 19 50.0 20 53.0 21 56.0 22 59.1 23 62.2

65

Lampiran 5 Verifikasi Metode Karbohidrat Total SNI 01-2891-1992

Analisis tanggal 28 Juli 2011 Kacang hijau

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) blanko (ml) mg glukosa %KH % recovery

1 0,5018 11,95 24,78 28,1840 56,1658 104,7673 2 0,5014 12,10 24,78 27,8322 55,5091 103,5424 3 0,5016 12,00 24,78 28,0667 55,9544 104,3731 4 0,5014 12,10 24,78 27,8322 55,5091 103,5424 5 0,5014 12,10 24,78 27,8322 55,5091 103,5424 6 0,5015 12,10 24,78 27,8322 55,4980 103,5217 7 0,5019 12,10 24,78 27,8322 55,4538 103,4392 %KH (Karbohidrat) Rataan : 55,66% Standard deviasi : 0,2827 RSD analisis : 0,51 2x RSD AOAC : 2,18 2/3 RSD Horwitz : 1,45 Kedelai

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) blanko (ml) mg glukosa %KH % recovery

1 0,5002 20,85 24,78 8,2522 16,4977 99,14491 2 0,5003 21,15 24,78 7,6008 15,1924 91,30076 3 0,5002 21,00 24,78 7,9265 15,8466 95,23196 4 0,5002 21,00 24,78 7,9265 15,8466 95,23196 5 0,5005 20,90 24,78 8,1436 16,2709 97,78195 6 0,5005 21,00 24,78 7,9265 15,8371 95,17488 7 0,5003 21,00 24,78 7,9265 15,8434 95,21293 %KH (Karbohidrat) Rataan : 15,90% Standard deviasi : 0,4099 RSD analisis : 2,58 2x RSD AOAC : 2,64 2/3 RSD Horwitz : 1,76 Susu bubuk

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Blanko (ml) bl-titer (ml) mg glukosa %KH

1 0,5006 15,45 25,50 10,1807 22,9227 45,7905 2 0,5004 15,40 25,50 10,2313 23,0412 46,0456 3 0,5003 15,60 25,50 10,0287 22,5672 45,1073 4 0,5000 15,60 25,50 10,0287 22,5672 45,1343 5 0,5002 15,45 25,50 10,1807 22,9227 45,8271 6 0,5000 15,40 25,50 10,2313 23,0412 46,0825 7 0,5002 15,40 25,50 10,2313 23,0412 46,0641 %KH (Karbohidrat) Rataan : 45,72% Standard deviasi : 0,4264 RSD analisis : 0,93 2x RSD AOAC : 2,25 2/3 RSD Horwitz : 1,50

66

Analisis tanggal 11 Oktober 2011

Kacang Hijau

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,1494 7,05 7,05 53,85

2 5,0049 7,10 7,20 56,65

3 5,2058 7,10 7,50 56,86

Kedelai

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,0613 6,90 13,52 13,52

2 5,0143 7,08 15,38 15,38

3 5,1475 7,95 15,29 15,29

Susu Bubuk

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,0587 7,65 17,40 35,87

2 5,2166 7,10 17,95 36,00

3 5,0854 7,10 17,95 36,93

Analisis tanggal 7 Oktober 2011 Kecap manis

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,2178 15,30 9,75 37,33

2 5,1232 15,75 9,30 36,20

3 5,0744 15,55 9,50 37,36

Kecap asin

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,3262 15,30 9,75 1,83

2 5,3239 13,60 11,45 2,16

3 5,0430 14,55 10,50 2.09

Santan

Ulangan Berat sampel (g) Titer (ml) Vblanko-titrant (ml) %KH

1 5,2093 17,90 7,15 1,35

2 5,0331 17,70 7,35 1,44

67

Hasil uji rekoveri pada berbagai bahan acuan dengan spike glukosa

Bahan acuan kacang hijau

Ulangan Glukosa(g) Berat bahan acuan(g) W total (g) Titer (ml) Blanko (ml) mg glukosa %KH %rekoveri 1 0,0505 0,4500 0,5005 12,00 24,30 29,2334 58,41 82,90 2 0,0503 0,4500 0,5003 11,95 24,30 29,3501 58,66 85,55 3 0,0500 0,4501 0,5001 12,00 24,30 29,2334 58,46 83,62 4 0,0506 0,4503 0,5009 11,95 24,30 29,3501 58,59 84,71 5 0,0503 0,4504 0,5007 11,95 24,30 29,3501 58,62 85,11 6 0,0501 0,4504 0,5005 12,00 24,30 29,2334 58,41 83,12 7 0,0504 0,4504 0,5008 12,00 24,30 29,2334 58,37 82,62 %KH (Karbohidrat) Rataan : 58,50% Standard deviasi : 0,1189 RSD analisis : 0,22 2x RSD AOAC : 2,17 2/3 RSD Horwitz :1,47 %Rekoveri Rataan : 83,95% RSD analisis : 1,48

Bahan acuan kedelai

Ulangan Glukosa(g) bahan Berat acuan(g) W total (g) Titer (ml) Blanko (ml) mg glukosa %KH %rekoveri 1 0,0500 0,4500 0,5000 18,65 24,30 11,9340 23,87 95,58 2 0,0504 0,4501 0,5005 18,70 24,30 11,8260 23,63 92,65 3 0,0505 0,4504 0,5009 18,75 24,30 11,7180 23,39 90,23 4 0,0502 0,4500 0,5002 18,80 24,30 11,6100 23,21 88,75 5 0,0500 0,4504 0,5004 18,85 24,30 11,5020 22,99 86,81 6 0,0503 0,4503 0,5006 18,85 24,30 11,5020 22,98 86,33 7 0,0504 0,4502 0,5006 18,60 24,30 12,0420 24,06 96,90 %KH (Karbohidrat) Rataan : 23,44% Standard deviasi : 0,4229 RSD analisis : 1,80 2x RSD AOAC : 2,49 2/3 RSD Horwitz : 1,66 %Rekoveri Rataan : 91,03% RSD analisis : 4,64

68

Bahan acuan susu bubuk

(9,0066 g susu bubuk+1,0002g glukosa sebagai sampel)

Ulangan Berat sampel (g) W total(g) Titer(ml) Blanko(ml) glukosamg %KH %rekoveri

1 0,5011 0,5011 14,50 24,90 23,7524 47,40 62,53 2 0,5014 0,5014 14,50 24,90 23,7524 47,37 62,25 3 0,5013 0,5013 14,50 24,90 23,7524 47,38 62,34 4 0,5012 0,5012 14,45 24,90 23,8709 47,63 64,80 5 0,5014 0,5014 14,25 24,90 24,3450 48,55 74,07 6 0,5012 0,5012 14,50 24,90 23,7524 47,39 62,44 7 0,5015 0,5015 14,40 24,90 23,9894 47,84 66,88 %KH (Karbohidrat) Rataan : 47,65% Standard deviasi : 0,4341 RSD analisis : 0,91 2x RSD AOAC : 2,24 2/3 RSD Horwitz : 1,49 %Rekoveri Rataan : 65,05% RSD analisis : 6,68

Hasil uji rekoveri pada berbagai sampel matriks pangan cair dengan spike glukosa

Kecap manis Ulangan Glukosa(g)

Dokumen terkait