• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persepsi pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan mayoritas tergolong positif, yakni sebanyaksebanyak 56 orang (53,3%). Hal ini bermakna jurnalis yang berada di kota Medan memandang pribadi mereka mampu mengalami peningkatan dalam rencana karir yang mereka miliki 2. Persepsi pengembangan karir dibentuk dari berbagai aspek, yakni perlakuan

yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan, dan kepuasan karir. Persepsi terhadap aspek perlakuan yang adil dalam berkarir berada pada ketegori positif. Demikian juga dengan persepsi pada kepedulian atasan langsung berada pada kategori positif. Persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi juga bernilai positif, persepsi terhadap minat untuk dipromosikan berada pada kategori sedang, dan persepsi terhadap kepuasan karir juga berada pada kategori sedang.

3. Berdasarkan analisis korelasi masing – masing aspek pengembangan karir, dapat dilihat bahwaaspek perlakuan yang adil dalam berkarir memiliki hubungan yang paling kuat dalam pembentukan persepsi (0,939). Artinya persepsi jurnalis lebih ditentukan oleh sejauh mana mereka menilai apa yang

57

seharusnya dan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan karir mereka sebagai jurnalis.

4. Berdasarkan kriteria demografi, masa kerja, kategori industri media, dan jabatan, pengkategorian adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas subjek laki-laki memiliki persepi pengembangan karir yang positif, sedangkan perempuan memilikipersepsi pengembangan karir yang berada pada kategori sedang,

b. Berdasarkan usia, mayoritas subjek yang berada di rentang usia 15 – 24 tahun (tahap eksplorasi) memiliki persepsi di kategori sedang cenderung ke arah positif. Sedangkan subjek yang berada di rentang usia 25-64 tahun (tahapa pemantapan) memiliki persepsi positif, dan subjek yang berada di rentang usia 45-64 tahun (tahap pemeliharaan) cenderung memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya

c. Berdasarkan masa kerja, mayoritas subjek yang berada di masa kerja 1-10 tahun memiliki persepsi positif terhadap pengembangan karirnya, sedangkan pada rentang masa kerja 11-20 tahun, subjek penelitian kebanyakan memiliki persepsi di kategori sedang namun cenderung positif d. Pada kategoriindustri media cetak, mayoritas jurnalis memiliki persepsi

positif. Kemudian pada jurnalis media pertelevisian, mayoritas memiliki persepsi padakategori sedang. Pada jurnalis media radio, seluruh jurnalis yan menjadi subjek penelitian memiliki persepsi negatif. Lalu pada industri media online, mayoritas jurnalis memiliki persepsi padakategori sedang

58

e. Berdasarkan posisi yang diduduki para jurnalis yang menjadi subjek penelitian ini, jurnalis pada posisi reporter mayoritas memiliki persepsi pada kategori sedang. Jurnalis yang menduduki posisi redaksional (editor, koordinator liputan, redaktur pelaksana) mayoritas memiliki persepsi positif , dan jurnalis yang menduduki posisi pemimpin redaksi, seluruhnya memiliki persepsi positif

b. Saran

1. Saran Teoritis

a. Bagi peneliti berikutnya yang tertarik dengan topik persepsi pengembangan karir khususnya pada jurnalis, sebaiknya menambahkan metode wawancara subjek penelitian agar memperoleh hasil yang mendalam yang mungkin belum terungkap dari skala penelitian, seperti: bentuk pencapaian kepuasan karir jurnalis ataupun seberapa besar minat mereka sebagai jurnalis mempengaruhi keputusan mereka untuk bertahan menjadi jurnalis,

b. Bagi peneliti berikutnya, sebaiknya memperbanyak jumlah sampel penelitian agar data penelitian dapat lebih digeneralisasi di berbagai lingkup industri media, termasuk radio, pertelevisian, dan online, mengingat subjek penelitian ini mayoritas berasal dari media cetak, c. Bagi pihak berikutnya yang berniat meneliti persepsi pengembangan

karir pada jurnalis, disarankan menggunakan alat ukur yang bisa mengungkap persepsi pengembangan kariri jurnalis yang berorientasi pada jenjang karir fungsional, mengingat penelitian inihanya mengungkap persepsi pengembangan karir berorientasikan jenjang karir struktural.

59

2. Saran Praktis

a. Bagi perusahaan media, agar dapat mempertahankan aspek – aspek yang mendatangkan persepsi positif bagi jurnalisnya, sebagaimana tercantum dalam hasil penelitian ini agar tercipta loyalitas dari para jurnalis bagi perusahaannya

b. Bagi personil sumber daya manusia perusahaan media, dapat membantu perencanaan jalur karir yang sesuai kualifkasi jurnalisnya.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut Duncan (1981), istilah persepsi dalam ilmu perilaku khususnya psikologi, lebih diperuntukkan untuk mengartikan perbuatan yang lebih dari sekedar mendengarkan, melihat, atau merasakan sesuatu.

MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melaluipanca inderanya.

Sugihartono (2007) mengemukakan bahwa persepsi adalahkemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untukmenerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Ada yangmempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsinegatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

Walgito (2004) mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Respon sebagaiakibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang

11

akan mendapatkan respon dari individutergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan haltersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yangdimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatuobjek.

B. Pengertian Karir

Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Wahyudi, 2002).

Istilah “karir” menurut Encyclopediaof Career Development (Greenhaus; Callanan, 2006) berasal dari bahasa Latin dan Perancis, sejatinya bermakna sebuah jalur atau track record.Karir merupakan sejarah pekerjaan seseorang.Karir

12

juga diartikan sebagai semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama kehidupan dalam pekerjaannya (Davis & Werther, 1996)

Hall dan Goodale (1986) juga mengemukakan pandangan yang lebih luas tentang definisi karir yaitu suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang Senada dengan itu, Mathis (2004) menyatakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya.

C. Pengembangan karir

1. Pengertian Pengembangan Karir

Mangkuprawira (2003) menyatakan pengembangan karir meliputi kegiatan- kegiatan personalia yang dilakukan untuk mencapai sebuah rencana karir.Oleh karena itu setiap pegawai dalam meniti karirnya memerlukan adanya perencanaan karir untuk menggunakan kesempatan karir yang ada. Disamping itu perlu adanya manajemen karir dari organisasi untuk mengarahkan dan mengontrol jalur-jalur karir pegawai karena hal ini ada hubungannya dengan pengembangan pegawai.

Menurut Davis & Werther (1996), pengembangan karir merupakan peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir pribadi. Sedangkan persepsi pengembangan karir mengacu pada cara seseorang memandang dan menilai karir mereka.Defenisi ini menjadi dasar teori yang dipilih untuk penelitian ini.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, terlihat bahwa pengembangan karir harus dilalui dengan penyusunan prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang

13

karyawan guna mendukung peningkatan karirnya. Prasyarat-prasyarat itu sifatnya saling mendukung, dalam arti setiap peningkatan karir seorang karyawan harus melalui beberapa kriteria yang sudah ditentukan seperti prestasi, bobot tugas/pekerjaan, adanya lowongan jabatan, efisiensi dan lainnya. Dalam pelaksanaan tanggung jawab pengembangan karir, sukses karir bukan sekedar promosi ke jabatan yang lebih tinggi, tetapi sukses karir yang dimaksudkan seorang karyawan mengalami kemajuan dalam bekerja, berupa perasaan puas dalam setiap jabatan yang dipercayakan oleh organisasi (Feldam & Arnold, 1995). Otte & Hutcheson (1992) mengemukakan peran berbagai pihak dalam pengembangan karir karyawan seperti dalam tabel berikut :

Tabel 1. Peran dalam Pengembangan Karir Individu

Menerima tanggung jawab untuk karirnya sendiri Menilai ketertarikan, kemampuan, dan nilai diri Mencari informasi karir

Membangun tujuan dan perencanaan karir Memanfaatkan kesempatan pengembangan Berbicara kepada manajer tentang karirnya Mengikuti perencanaan karir yang realistis Manajer

Memberikan feedback kinerja secara berkala Memberikan perkembangan tugas dan dukungan

Berpartisipasi dalam diskusi terkait pengembangan karir Mendukung rencana pengembangan karir karyawan Organisasi

Mengkomunikasikan misi, kebijakan, dan prosedur Memberikan pelatihan dan kesempatan pengembangan Memberikan informasi karir dan program karir

Menawarkan pilihan karir yang beragam

14

2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir

Pengembangan karir bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas kerja pegawai sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan bisnis oganisasi atau perusahaan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan karir, antara lain (Siagian, 1994):

1. Meningkatkan kemampuan manajerial karyawan dalam memikul tanggung jawab yang lebih besar,

2. Mendorong keinginan karyawan untuk berbuat sesuatu yang lebih besar dalam kehidupan kekaryaannya,

3. Adanya perasaan puas karyawan dalam kehidupan kekaryaannya

4. Mengurangi karyawan yang meninggalkan perusahaan

3. Aspek-Aspek Pengembangan Karir

Menurut Davis dan Werther (1996) terdapat lima aspek dari pengembangan karir yaitu:

a. Perlakuan yang adil dalam berkarir

Perlakuan yang adil hanya bisa terwujud jika kriteria promosi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional dan diketahui secara langsung di kalangan karyawan.

b. Kepedulian atasan langsung

Para karyawan pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung mereka dalam perencanaan karir masing-masing.Salah satu

15

bentuk kepedulian itu adalah memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga para karyawan tersebut mengetahui potensi yang perlu dikembangkan dan kelemahan yang perlu diatasi.

c. Informasi tentang berbagai peluang promosi

Para karyawan pada umumnya mengharapkan bahwa mereka memiliki akses informasi tentang berbagai peluang untuk dipromosikan.Alasan ini penting terutama bila lowongan yang tersedia diisi melalui seleksi internal yang sifatnya kompetitif.

d. Minat untuk dipromosikan

Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat karyawan untuk pengembangan karir adalah pendekatan fleksibel dan proaktif.Artinya minat untuk mengembangkan karir sifatnya sangat individualistik. Seorang karyawan memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, sifat dan jenis pekerjaan seseorang, pendidikan, dan pelatihan yang pernah ditempuh.

e. Kepuasan karir

Setiap orang ingin meraih kemajuan termasuk kemajuan dalam meniti karir.Ukuran keberhasilan yang digunakan memang berbeda- beda.Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat kepuasan seseorang yang berlainan. Kepuasan dalam konteks karir tidak selalu berarti keberhasilan dari berbagai faktor pembatas yang dihadapi seseorang,

16

karyawan puas apabila mencapai tingkat tertentu dalam karirnya atau seseorang bisa puas karena mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu sudah merupakan hasil yang maksimal.

D. Jurnalistik

1. Pengertian jurnalistik

Jurnalistik berasal dari kata journal atau dujour yang merupakan terjemahan dari bahasa Latin, diurnal yang berarti harian atau setiap hari.Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik (Kusumaningrat, 2007).Yost (dalam Sa’adah, 1994) menyebut pengertian jurnalistik sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan bahan berita untuk kemudian disebarluaskan. Adapun beberapa syaratnya, yakni:

a. Tanggung Jawab (Responsibility)

b. Kebebasan Pers (Freedom of the Press)

c. Merdeka (Independent)

d. Kejujuran, Kebebasan, Akurat (Sincerity, Truthfulness, Accuracy)

e. Tidak Memihak (Impartiality)

f. Berlaku Adil/Jujur, sesuai dengan aturan yang berlaku (Fair Play)

g. Kesopanan (Decency)

Senada, MacDougall (dalam Kusumaningrat, 2007) menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan

17

peristiwa.Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun.Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu negara demokratis (Kusumaningrat, 2009).

Menurut Peraturan Dewan Pers Nomor 1/peraturan-dp/ii/2010, wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik berupa mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran lainnya.

2. Jenjang Karir Jurnalis

Jenjang karir jurnalis secara struktural adalah sebagai berikut: a. Reporter,

b. Asisten redaktur, c. Redaktur,

d. Asisten redaktur pelaksana, e. Redaktur pelaksana,

f. Wakil pemimpin redaksi, dan g. Pemimpin redaksi.

Sedangkan jenjang karir jurnalis secara fungsional berdasarkan Peraturan Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-DP/II/2010 tentang Standar Kompetensi Wartawan, penjabarannya adalah sebagai berikut:

a. Jenjang Kompetensi Wartawan

1. Jenjang Kompetensi Wartawan Muda

18

2. Jenjang Kompetensi Wartawan Madya 3. Jenjang Kompetensi Wartawan Utama b. Kompetensi kunci terdiri atas:

1. Kompetensi Wartawan Muda: melakukan kegiatan. 2. Kompetensi Wartawan Madya: mengelola kegiatan.

3. Kompetensi Wartawan Utama: mengevaluasi dan memodifikasi proses kegiatan.

E. Persepsi Pengembangan Karir oleh Jurnalis

Manusia sesuai hakikatnya, menurut Herzberg (1966) memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, yakni mulai dari terhindar dari rasa sakit hingga kebutuhan untuk mengembangkan diri. Demikian denganapa yang dikatakan Maslow, bahwakebutuhan dasar manusia dapat diurutkan secara teoritis, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial/berkelompok, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri (Kenneth & Gary, 1992). Dalam konteks keorganisasian, kebutuhan mengembangkan diri ini tertuang dalam konteks pengembangan karir.

Pengembangan karir adalah adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir (Handoko, 2000). Pengembangan karir dipandang bermanfaat bagi kelangsungan hidup keprofesian jurnalis karena meliputi penambahan wewenang, fasilitas (baik materi maupun non materi).Jenjang karir jurnalis ditetapkan oleh Dewan Pers Indonesia, yang keberadaan dan status serta wewenangnya diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Standar yang ditetapkan

19

sama, namun berjalannya jenjang karir ini berbeda – beda tergantung perusahaan media masing – masing.

Perbedaan persepsi jurnalis terhadap jalannya pengembangan karir di perusahaan mereka, sebagaimana dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa jurnalis yang bertugas di Medan mendatangkan pemikiran bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut dengan sampel yang lebih luas dan demi melihat aspek apa dari variabel pengembangan karir itu sendiri yang memberi pengaruh terbesar dalam membentuk persepsi jurnalis terhadap karirnya.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bekerja adalah sarana untuk membangun kepribadian dan sisi kemanusiaan bagi seseorang. Selain itu, kerja merupakan cara alami manusia untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Auerbach (1996) mengungkapkan bahwa dalam dunia psikologi, kata ’kerja’ terkait dengan perilaku manusia yang umumnya memiliki tujuan membutuhkan motivasi dan keahlian, membutuhkan kedisiplinan, kemauan dan waktu yang berkesinambungan, terstruktur dengan tugas dan waktu, memiliki dimensi sosial dan kerja sama tim, mencakup beberapa kombinasi kemampuan fisik dan psikis serta dibayar oleh orang lain.

Pada praktiknya, dalam suatu area yang menjadi bidang kerja individu terdapat istilah: pekerjaan dan karir. Dua hal ini memiliki kesamaan dan perbedaan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan), pencaharian yang dijadikan pokok penghidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan karir, menurut Gibson (1995) adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang berkelanjutan.Ditambahkan oleh Rivai (2000) bahwa karir terdiri atas pengalaman yang diurutkan secara tepat menuju pada peningkatan aspek tanggung jawab, status jabatan, wewenang, dan kompensasi karyawan pada sebuah perusahaan.

2

Karir merupakan suatu arah umum yang dipilih oleh seseorang untuk mengejar keseluruhan kehidupan kerjanya (Mondy dan Noe, 1996).Karir berbeda dengan pekerjaan.Di dalam karir terdapat konsep pekerjaan, sehingga karir memiliki pengertian lebih luas daripada sekedar pekerjaan.

Pada dasarnya manusia ingin berkembang. Sesuai dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia dapat diurutkan secara teoritis, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial/berkelompok, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri (Kenneth dan Gary, 1992). Kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang, menemukan identitas dirinya serta menyadari akan potensi yang dimiliki termasuk dalam kebutuhan akan pengaktualisasian diri. Salah satu hal yang terkait dengan kebutuhan akan pengaktualisasian diri dalam dunia kerja adalah adanya pengembangan karir (lihat bagan 1).

Bagan 1

Hubungan Aktualisasi Diri dan Pengembangan Karir Berdasarkan Teori Kebutuhan Maslow

Sumber: Keneth dan Gary (1992)

Pengembangan karir menurut Davis dan Werther (1996) adalah peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir pribadi. Sedangkan persepsi pengembangan karir mengacu pada cara seseorang memandang dan menilai karir mereka. Aspek – aspek yang membentuk persepsi

3

tersebut menurut Davis & Werther (1996), terdiri dari: perlakuan yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan, dan kepuasan karir.

Sistem pengembangan karir menurut Bernardin dan Russel (1993, dalam Sulistiyani & Rosidah 2003) adalah usaha secara formal dan terorganisir serta terecana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan karir individu dengan organisasi secara keseluruhan.

Secara umum manfaat penerapan sistem jenjang karir menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003) adalah mengembangkan prestasi pegawai, mencegah pegawai minta berhenti karena pindah kerja, meningkatkan loyalitas pegawai, memotivasi pegawai agar dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya, mengurangi subjektivitas dalam promosi, memberi kepastian hari depan, mendukung organisasi memperoleh tenaga yang cakap dan terampil melaksanakan tugas. Hamidi (2000) menjelaskan bahwa ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja dapat disebabkan karena ketidakpastian mengenai karir dimana karyawan tersebut bekerja.

Individu yang memandang karir sebagai hal yang positif akan besar pengaruhnya bagi keberhasilan dalam bidang ekonomi, baik itu secara individual maupun organisasional. Hal ini dikarenakan karir merupakan urutan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang diduduki seseorang sepanjang hidupnya (Hidayat, 2001). Selanjutnya, Hidayat (2001) menambahkan bahwa rangkaian kerja yang berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku seseorang dalam perusahaan dimana sikap dan perilaku merupakan dua komponen dalam

4

pelaksanaan karir.Sebagaimana disampaikan Gibson (1990) bahwa persepsi seseorang terhadap karir akan memberikan suatu bentuk tingkah laku tertentu sesuai dengan bagaimana ia mempersepsikan karirnya.

Dari peringkat sembilan lapangan pekerjaan utama versi Badan Pusat Statistik Indonesia.jurnalistik atau tepatnya bidang komunikasi menempati salah satu posisinya. Orang yang bekerja untuk media massa disebut wartawan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi IV Tahun 2008 mendefenisikan wartawan atau jurnalis sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (Pasal 1 UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers).

Menurut Noe (2002), ada tiga pihak yang berperan penting dalam pengembangan karir karyawan di suatu perusahaan. Ketiga pihak tersebut adalah individu (karyawan yang bersangkutan), manajer, dan perusahaan.Ketiga pihak ini memiliki tanggung jawabnya masing-masing dalam hal pengembangan karir karyawan. Persepsi seorang karyawan mengenai sejauh apa peran dirinya sendiri, peran manajer, dan peran perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab pengembangan karir akan membentuk persepsi karyawan terhadap pengembangan karir yang ada di perusahaan tersebut secara umum.

Pada salah satu wawancara informal yang diadakan dengan “VL”, Pemimpin Redaksi salah satu media cetak di Medan yang berjejaring nasional, terkait peran manajerial dalam membentuk persepsi pengembangan karir jurnalisnya, dirinya menyampaikan sebagai berikut:

5

“Kalau di perusahaan ini, pengembangan karir ya bisa dilihat dari gimana jalan jenjang karirnya.Jadi setiap satu bulan sekali kita adakan penilaian kinerja masing – masing jurnalis.Ya yang namanya jurnalis itu, mulai dari reporter lapangan sampai Pimred (Pemimpin Redaksi), itu semua disebutnya jurnalis.Pihak yang menilai dan dinilai itu sesuai jenjangnya.Kalo reporter lapangan, yang menilai itu koordinator liputan.Nah koordinator liputan itu dinilai oleh wakil pemimpin redaksi.Selanjutnya, Wakil Pimred dan Redaktur Pelaksana (baik foto maupun tulis) dinilai oleh Pimred.Nanti setelah dapat hasil penilaian perbulan, kemudian diakumulasi untuk satu tahun. Baru kemudian diputuskan, pihak yang dinilai berhak mendapatkan grade apa. Semua dijalankan sesuai peraturan perusahaan, baik waktu dan tata caranya, tidak ada pengecualian. Penilaiannya berdasarkan disiplin, dedikasi, kreativitas, skill, dan team work,”(Komunikasi Personal, 22 Agustus 2014)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bagaimana peran pihak atasan dalam mengawasi kinerja jurnalisnya.

Wawancara berikutnya dengan “WJ”, asisten sekretaris redaktur salah satu

media cetak di Medan, juga memberi penjelasan perannya sebagai atasan dari reporter, yang disampaikan sebagai berikut:

“Peran saya ya memotivasi dan memberi info terkait peningkatan mutu serta pola kerja jurnalistik, bisa terlihat misalnya dalam melakukan evaluasi atas peliputan, memberi ide peliputan, memberi pengarahan terkait Kode Etik Jurnalistik, melakukan cek / ricek atas info dari publik terkait peliputan, dan lain – lain,”(Komunikasi personal, 20 November 2013).

Noe (2003) juga berpendapat bahwa karir dapat senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan lingkungan kerja seseorang.

Hal tersebut ditemui peneliti dalam hasil wawancara informaldengan salah

seorang jurnalis sebuah perusahaan media cetak di Medan, “HF”, yakni sebagai

berikut:

6

“Jenjang karir di perusahaan tempatku ya cukup ketat.Mulai dari penilaian

kinerja, pelatihannya, sampe peluangnya. Jadi kami satu samalain memang mau gak mau berkompetisi untuk dapetin posisi tertentu di jenjang karir

itu, fasilitas juga menjanjikan,”(Komunikasi Personal, HF, 10 Desember

Dokumen terkait