• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis ini bertujuan memberikan gambaran mengenai persepsi pengembangan karir pada jurnalis di Kota Medan berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dan tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Penelitian deskriptif menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh (Azwar, 2000). Uraian kesimpulan pada penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah tidak terlalu mendalam (Hadi, 2000).

31

Data yang diolah berbentuk skor total masing-masing aspek persepsi pengembangan karir dari responden penelitian. Masing-masing skor persepsi pengembangan karir akan dikategorikan ke dalam kategori negatif, sedang, dan positif. Pengkategorisasian dilakukan berdasarkan signifikansi perbedaan antara mean empirik dan mean hipotetik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

Untuk mendapatkan gambaran skor persepsi pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan, sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap hasil penelitian yaitu dengan menggunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel persepsi pengembangan karir pada penelitian terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p>0.05 (Hadi, 2000). Azwar (2000) menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta karakteristik, mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari penjelasan, pengujian hipotesis, membuat prediksi maupun mencari implikasi (Hadi, 2000).

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini berjumlah 105 orang jurnalis yang berasal dari perusahaan media lokal Medan. Subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan masa kerja sebagai jurnalis, usia, jenis kelamin, kategori industri media, dana jabatan.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Laki - Laki 82 79,1

Perempuan 23 21,9

Total 105 100

33

Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa jumlah subjek penelitian berjenis kelamin wanita ada sebanyak 23 orang (21,9 %) & berjenis kelamin pria ada sebanyak 82 orang (79,1 %)

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Subjek dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan usia dengan 3 pengelompokan sesuai teori tahapan karir menurut Dessler (2000), yaitu: 15-24 tahun (tahap eksplorasi), 25-44 tahun (tahap pemantapan), dan 45 - 64 tahun (tahap pemeliharaan) dengan penyebaran sebagai berikut:

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa jumlah yang paling banyak menjadi subjek penelitian berdasarkan usia adalah kategori usia 25-44 tahun, yakni sebanyak 88 orang (83,8 %), kemudian untuk kategori usia 15-24 tahun sebanyak 12 orang (11,4 %) dan ada sebanyak 5 orang (4,8 %) subjek yang berusia antara 45-64 tahun.

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja sebagai Jurnalis

Subjek dalam penelitian ini juga dibedakan berdasarkan lama masa kerja mereka sebagai jurnalis, digambarkan sebagai berikut:

Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja (Tahun) Jumlah (N) Persentase (%)

1-10 88 83,8

11-20 17 16,2

Total 105 100

Rentang Usia (Tahun) Jumlah (N) Persentase (%)

15-24 12 11,4

25-44 88 83,8

45-64 5 4,8

Total 105 100

34

Tabel 7 menggambarkan bahwa jumlah jurnalis yang paling mendominasi menjadi subjek penelitian berdasarkan masa kerja adalah jurnalis dengan masa kerja satu sampai dengan sepuluh tahun, yakni sebanyak 88 orang (83,8%) dan masa kerja 11-20 orang sebanyak 17 orang (16,2 %).

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Industri Media Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Industri Media

Kategori Media Jumlah (N) Persentase (%)

Cetak 89 84,76

Televisi 11 10,47

Radio 2 1,9

Online 3 2,8

Total 105 100

Tabel 8 menunjukkan jurnalis yang berasal dari media cetak mendominasi sebanyak 89 orang (84,76%), dari media pertelevisian sebanyak 11 orang (10,47%), jurnalis media radio sebanyak 2 orang (1,9%), dan jurnalis media online sebanyak 3 orang (2,8%).

5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah (N) Persentase (%)

Reporter 71 68 Redaksional (Editor, Koordinator Liputan, Redaktur Pelaksana) 32 31 Pemimpin Redaksi 2 1 Total 105 100

Tabel 9 menunjukkan jurnalis yang menempati posisi reporter berjumlah 71 orang (68%), jabatan redaksional sebanyak 32 orang (31%), dan jabatan pemimpin redaksi sebanyak 2 orang (1%).

35

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Utama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran bagaimana persepsijurnalis terhadap pengembangan karirnya. Pembahasan diawali dengan gambaran umum responden penelitian, yang akan dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian.

Sebelum melakukan kategorisasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Data diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal, dengan taraf kepercayaan (α) 0,05. Menurut Hadi (2000), apabila nilai signifikansi > α maka data penelitian telah terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi < α maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian dari Skala Persepsi Persepsi

Kolmogorov-Smirnov Z 0,814 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,522

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Z sebesar 0,814 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,522. Karena nilai p > 0,05, data dalam penelitian ini terdistribusisecara normal. Dengan demikian, subjek penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu persepsipositif, persepsi sedang, dan persepsinegatif.

36

a. Gambaran Umum Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis di Kota Medan

Penelitian ini menggunakan 32 aitem untuk mengukur tingkat persepsi pengembangan karir jurnalis di kota Medan. Hasil perhitungan mean empirik (rata-rata skor dari subjek penelitian) dan mean hipotetik (rata-rata skor dari skala penelitian) adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Mean Empirik dan Mean Hipotetik Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis di Kota Medan

Variabel Empirik Hipotetik

Persepsi Pengembangan

Karir

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 47 160 115,13 23,02 32 160 96 21,3

Skor mean empirik sebesar 115,13 dengan standar deviasi empirik sebesar 23,02. Sedangkan mean hipotetik sebesar 96 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 21,3. Hasil ini menunjukkan mean empirik lebih tinggi dibanding mean hipotetik, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pengembangan karir dari jurnalis di kota Medan yang menjadi subjek penelitian cenderung lebih positif dari rata-rata persepsi pengembangan karir populasi pada umumnya.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh dalam penelitian ini, persepsi pengembangan karir jurnalis kota Medan dikelompokkan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal yaitu persepsi negatif, sedang, dan positif terhadap pengembangan karir jurnalis di kota Medan. Pengkategorian persepsi menggunakan rumus sebagai berikut :

37

Tabel 12. Rumus Kategorisasi Variabel

Rumus Kategori

X < (µ - 1,0 σ) Negatif (µ - 1,0 σ) ≤X < (µ + 1,0 σ) Sedang

X ≥(µ + 1,0 σ) Positif

Keterangan tabel 12:

X : Skor yang didapatkan oleh subjek µ : Mean hipotetik skala persepsi σ : Standar deviasi

Berdasarkan penghitungan dengan rumus tersebut, maka diperoleh pengkategorisasian persepsi pengembangan karir jurnalisdi Kota Medan sebagai berikut :

Tabel 13. Penggolongan Persepsi Jurnalis terhadap Pengembangan KarirnyaBerdasarkan Skor Skala Persepsi Pengembangan Karir

Variabel Rentang Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase Persepsi

X <75 Negatif 4 3,8

77 ≤ X < 117 Sedang 45 42,9

X ≥ 115 Positif 56 53,3

Jumlah 105 100 %

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa mayoritas jurnalis di Kota Medan memiliki persepsi yang tergolong positif yaitu sebanyak 56 orang (53,3%) sedangkan persepsi yang tergolong negatif sebanyak 4 orang (3,8 %) dan sebanyak 45 orang (42,9 %) tergolong memiliki persepsi sedang.

b. Kategorisasi Persepsi terhadap Perlakuan yang Adil dalam Berkarir Skala perlakuan yang adil dalam berkarir terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan dengan lima buah pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai dengan 5. Mean hipotetik pada skala perlakuan yang adil dalam berkarir

38

adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 26,35dengan standar deviasi 5,79. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Perlakuan yang adil dalam Berkarir

Tabel 14 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap perlakuan yang adil dalam berkarir pada responden penelitian lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka perlakuan yang adil dalam berkarir dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Tabel 15. Kategorisasi Skor Aspek Perlakuan yang Adil dalam Berkarier Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase

X <16 Negatif 5 4,8

16 ≤ X <26 Sedang 27 25,7

X ≥ 26 Positif 73 69,5

Jumlah 105 100 %

Berdasarkan pada tabel 15 dapat dilihat bahwapersepsi pengembangan karir pada jurnalis di kota Medan, yaitu pada aspek perlakuan yang adil dalam berkarir,jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 5orang (4,8%), kategori sedang sebanyak 27 orang (25,7 %), dan kategori positifsebanyak 73 orang (69,5%).

Min Max Mean SD

Hipotetik 7 35 21 4,6

Empirik 8 35 26,35 5,79

39

c. Kategorisasi Persepsi terhadap Kepedulian Atasan Langsung

Skala aspek kepedulian atasan langsung terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan dengan lima buah pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai dengan 5. Mean hipotetik pada skala kepedulian atasan langsung adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 25,37 dengan standar deviasi 5,85. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Kepedulian Atasan Langsung

Tabel 16 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi kepedulian atasan langsung pada responden penelitian, lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka perlakuan yang adil dalam berkarir dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Tabel 17. Kategorisasi Skor Aspek Kepedulian Atasan Langsung Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase

X <16 Negatif 7 6,7

16 ≤ X <26 Sedang 38 36,2

X ≥ 26 Positif 60 57,1

Jumlah 105 100 %

Berdasarkan pada tabel 17, terlihat bahwa pada aspek kepedulian atasan langsung, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif sebanyak 7 orang

Min Max Mean SD

Hipotetik 7 35 21 4,6

Empirik 7 35 25,37 5,85

40

(6,7%), kategori sedang sebanyak 38 orang (36,2 %), dan kategori positif sebanyak 60 orang (57,1%).

d. Kategorisasi Persepsi terhadap Informasi tentang Berbagai Peluang Promosi

Skala aspek informasi tentang berbagai peluang promosi terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 24,58 dengan standar deviasi 5,82. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Informasi tentang Berbagai Peluang Promosi

Tabel 18 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi pada responden penelitian lebih negatif dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi informasi tentang berbagai peluang promosi dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Tabel 19. Kategorisasi Skor Aspek Informasi tentang Berbagai Peluang Promosi

Min Max Mean SD

Hipotetik 7 35 21 4,6

Empirik 7 35 24,58 5,82

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase

X <16 Negatif 9 8,6

16 ≤ X <26 Sedang 42 40

X ≥ 26 Positif 54 51,4

Jumlah 105 100 %

41

Berdasarkan pada tabel 19, terlihat bahwa pada aspek informasi tentang berbagai peluang promosi, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 9 orang (8,6%), kategori sedang sebanyak 42 orang (40%), dan kategori positifsebanyak 54 orang (51,4%).

e. Kategorisasi Persepsi terhadap Minat untuk Dipromosikan

Skala aspek minat untuk dipromosikan terdiri dari empat yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi adalah 12 dengan standar deviasi 2,6 ; sedangkan mean empirik adalah 14,2 dengan standar deviasi 3,1. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Minat untuk Dipromosikan

Tabel 20 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap minat untuk dipromosikan pada responden penelitian, lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi terhadap minat untuk dipromosikan dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Min Max Mean SD

Hipotetik 4 20 12 2,6

Empirik 6 20 14,2 3,1

42

Tabel 21. Kategorisasi Skor Aspek Minat untuk Dipromosikan

Berdasarkan pada tabel 21, terlihat bahwa pada aspek minat untuk dipromosikan, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 4 orang (3,8%), kategori sedang sebanyak 55 orang (52,4%), dan kategori positif sebanyak 46 orang (43,8%).

f. Kategorisasi Persepsi terhadap Kepuasan Karir

Skala aspek kepuasan karir terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap kepuasan karir adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 24,5 dengan standar deviasi 5,07. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Kepuasan Karir

Tabel 22 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap kepuasan karir pada responden penelitian lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya.

Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi terhadap kepuasan karir dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase

X < 9 Negatif 4 3,8

9 ≤ X < 15 Sedang 55 52,4

X ≥ 15 Positif 46 43,8

Jumlah 105 100 %

Min Max Mean SD

Hipotetik 7 35 21 4,6

Empirik 9 35 24,5 5,07

43

Tabel 23. Kategorisasi Skor Aspek Kepuasan Karier

Berdasarkan pada tabel 23, terlihat bahwa pada aspek kepuasan karir, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 5 orang (4,8 %), kategori sedang sebanyak 57 orang (54,2%), dan kategori positif sebanyak 43 orang (41%).

2. Hasil Tambahan

Penelitian ini juga memperoleh beberapa hasil tambahan yang dapat memperkaya hasil penelitian, yaitu gambaran persepsijurnalis di Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, kategori industri media, dan.Jabatan. a. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaranpersepsi terhadap pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 24. Gambaran PersepsiJurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin N

Kategori Persepsi

Negatif Sedang Positif

N % N % N %

Laki - laki 82 3 3,7 33 40,2 46 56,1 Perempuan 23 1 4,4 12 52,2 10 43,4 Jumlah 105 4 3,8 45 42,85 56 53,3

Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas subjek laki-laki memiliki persepi pengembangan karir yang positif, sedangkan perempuan memilikipersepsi

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase

X <16 Negatif 5 4,8

16 ≤ X <26 Sedang 57 54,2

X ≥ 26 Positif 43 41

Jumlah 105 100 %

44

pengembangan karir yang berada pada kategori sedang.Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 1. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Usia

Berikut adalah gambaran persepsi pengembangan karir pada jurnalis di kota Medan yang berdasarkan usia yang dibagi ke dalam tiga golongan, yakni 15-24 tahun (tahap eksplorasi), 25-44 tahun (tahap pemantapan), dan 45 - 64 tahun (tahap pemeliharaan):

Tabel 25. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Usia

Rentang Usia (tahun)

N

Kategori Persepsi

Negatif Sedang Positif

N % N % N % 15-24 12 - - 8 65,6 4 34,4 25-44 88 2 2,3 35 39,8 51 57,9 45-64 5 2 40 1 20 2 40 Jumlah 105 4 3,8 44 42 57 54,2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Laki - laki Perempuan

Negatif Sedang Positif

45

Berdasarkan usia, mayoritas subjek yang berada di rentang usia 15 – 24 tahun (tahap eksplorasi) memiliki persepsi di kategori sedang cenderung ke arah positif. Sedangkan subjek yang berada di rentang usia25-64 tahun (tahap pemantapan) memiliki persepsi positif, dan subjek yang berada di rentang usia 45-64 tahun (tahap pemeliharaan) cenderung memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya.

Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 2. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Usia

c. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan lama masa kerja, gambaran persepsi terhadap pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 26. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Masa Kerja

Masa

Kerja N

Kategori Persepsi

Negatif Sedang Positif

N % N % N % 1-10 tahun 89 4 4,5 36 41 48 54,5 11-20 tahun 16 - - 9 56,2 8 43,8 Jumlah 105 4 3,8 45 42,8 56 53,4 0 10 20 30 40 50 60

15-24 tahun 25-44 tahun 45-64 tahun

Negatif Sedang Positif

46

Berdasarkan masa kerja, mayoritas subjek yang berada di masa kerja 1-10 tahun memiliki persepsi positif terhadap pengembangan karirnya, sedangkan pada rentang masa kerja 11-20 tahun, subjek penelitian kebanyakan memiliki persepsi di kategori sedang namun cenderung positif. Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 3. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Masa Kerja

d. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media

Tabel 27. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media

Kategori

Media N

Kategori Persepsi

Negatif Sedang Positif

N % N % N % Cetak 89 3 4 36 40 50 56 Televisi 11 1 9 8 73 2 18 Radio 2 2 100 - - - - Online 3 - - 2 66,7 1 33,3 Total 105 6 5,7 46 43,8 53 50,5

Berdasarkan kategori media, jurnalis media cetak yang memiliki persepsi negatif sebanyak 3 orang (4%), persepsi sedang sebanyak 36 orang (40%), dan

0 10 20 30 40 50 60 1-10 tahun 11-20 tahun Series 1 Series 2 Series 3

47

persepsi positif sebanyak 50 orang (56%). Untuk jurnalis media pertelevisian, 1 orang (9%) mempersepsikan negatif terhadap pengembangan karirnya, 8 orang (73%) mempersepsikan sedang, dan sebanyak 2 orang (18%) mempersepsikan positif. Untuk jurnalis radio, seluruhnya, yakni 2 orang jurnalis sebagai subjek penelitianmempersepsikan negatif. Sedangkan jurnalis dari media online, terdapat 2 orang (66,7%) yang persepsinya berada pada kategori sedang dan 1 orang (33,3%) mempersepsikan positif.

Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 4. Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media

e. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jabatan

Tabel 28. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jabatan

Jabatan N

Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif

N % N % N % Reporter 71 3 4 36 51 32 45 Redaksional 32 2 6 8 25 22 69 Pemimpin Redaksi 2 - - - - 2 100 Total 105 5 5 44 42 56 53 0 10 20 30 40 50 60

Cetak Televisi Radio Online

Negatif Sedang Positif

48

Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa jurnalis pada posisi reporter yang memiliki persepsi negatif sebanyak 3 orang (4%), yang memiliki persepsi pada kategori sedang sebanyak 36 orang (51%), dan yang memiliki persepsi positif sebanyak 32 orang (45%). Untuk jurnalis dengan posisi redaktur, terdapat sebanyak 2 orang (6%) yang memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya, 8 orang (25%) yang memiliki persepsi pada kategori sedang, dan 22 orang (69%) memiliki persepsi positif. Sedangkan 2 orang (100%) yang menduduki posisi pemimpin redaksi, memiliki persepsi positif.

Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 5. Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jabatan

C. Pembahasan

Hasil penelitian pada 105 sampel jurnalis di Kota Medan sebagai perwakilan menunjukkan bahwa jurnalis memiliki tingkat persepsi yang positif terhadap pengembangan karir, yaitu sekitar 56 orang (53,3%) dari seluruh jumlah sampel penelitian, sedangkan jumlah subjek pada kategori persepsi sedang

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Reporter Redaksional Pemimpin Redaksi

Negatif Sedang Positif

49

sebanyak 45 orang (42,9%) dan jumlah subjek pada kategori persepsi negatifyaitu 4 orang (3,8%).

Analisis kuantitatif dari skala persepsi menunjukkan bahwa skor persepsi pengembangan karir pada jurnalis di Kota Medan menunjuk pada kategori positif. Berdasarkan defenisi pengembangan karir yang disampaikan Davis & Werther (1996), yaitu peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir pribadi, maka persepsi positif bermakna bahwa jurnalis yang berada di kota Medan memandang pribadi mereka mampu mengalami peningkatan dalam rencana karir yang mereka miliki di ranah profesi yang mereka geluti.

Penelitian ini melihat persepsi berdasarkan kelima aspek diatas yaitu perlakuan yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan,dankepuasan karir. Pembahasan ini akan dilanjutkan dengan melihat gambaran persepsi pengembangan karir pada setiap aspek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek perlakuan yang adil dalam berkarir, berada pada kategori positif.Hal ini berarti beberapa jurnalis di Kota Medan mendapati bahwa kriteria promosi jabatan benar adanya didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan yang objektif dan rasional, serta diketahui langsung oleh mereka.

Hasil berikutnya menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek kepedulian atasan langsung, berada pada kategori positif. Hal ini bermakna bahwa jurnalis mempersepsikan atasan sudah menjalankan peran pentingnya dalam membantu jurnalis terkait perjalanan pengembangan karirnya. Sejalan dengan

50

yang disampaikan Noe (2002), yakni bahwa manajer memainkan peran penting dalam proses manajemen karir. Dalam banyak kasus, karyawan biasanya mencari manajer mereka untuk meminta saran karir. Menurut Noe juga, untuk membantu karyawan mengatasi isu-isu karir, manajer harus bertindak secara efektif dalam empat peran : pelatih (coach), penilai(appraiser), penasehat (advisor), dan agen perujuk (referral). Dalam melakukan coaching, manajer bertugas untuk merumuskan, mendalami dan memperjelasmasalah-masalah yang dimiliki karyawan sehubungan dengan karirnya dalamperusahaan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek informasi tentang berbagai peluang promosicenderung positif.Hal ini berarti informasi terkait peluang promosi, baik dari segi akses maupun konten, dirasakan merata.

Berikutnya, pada aspek minat untuk dipromosikan, skor menunjukkan bahwa persepsi jurnalis berada pada kategori sedang, bermakna bahwa di satu sisi jurnalis memiliki minat untuk mendapat fasilitas yang lebih baik dan posisi yang meningkat. Namun, di sisi lain merasa enggan. Berdasarkan hasil wawancara pada preliminary research, peneliti mendapati bahwa jurnalis yang enggan mendapatkan pengembangan karir adalah mereka yang merasa passion mereka bekerja adalah dengan ’terjun’ meliput berita di lapangan (outdoor), bukan bekerja redaksional dengan menetap di balik meja, karena menurut mereka hal tersebut membosankan dan membatasi akses mereka dalam merasakan sendiri pemerolehan informasi secara faktual dari lapangan. Sedangkan untuk mereka yang memiliki minat tinggi terhadap promosi, hal ini bisa terjadi karena didukung

51

oleh faktor – faktor seperti usia, jenis kelamin, sifat dan jenis pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan yang pernah ditempuh.

Terkait promosi, Nicholas (2002) menyatakan promosi kerja membantu organisasi mencapai tujuan.Keberhasilan organisasi mengembangkan sumber daya manusianya ditentukan oleh sejauh mana penerapan promosi kerja bagikaryawan.Hal ini menjadikan promosi mempunyai kaitan terhadap suatupencapaian tujuan organisasi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek kepuasan karir berada pada kategori sedang namun lebih mengarah pada positif. Hal ini menandakan bahwa jurnalis memandang positif pada apa yang mereka peroleh dalam berkarir, namun tetap merasa perlu ada perbaikan disana – sini. Hal ini dikarenakan ukuran tingkat kepuasan itu sendiri berbeda – beda. Kepuasan karir dalam profesi jurnalis dapat terwujud dalam bentuk promosi.

Dokumen terkait