• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam tesis ini adalah sebagai berikut:

1. Dasar filosofis pidana kerja sosial dalam filsafat pemidanaan.

Pidana kerja sosial dilatarbelakangi oleh dampak negatif yang ditimbulkan dari pidana perampasan kemerdekaan jangka pendek. Pidana penjara jangka pendek tidak membuat narapidana ke arah yang lebih baik, sehingga dicari alternatif untuk menggantikannya yang salah satunya adalah pidana kerja sosial.

Pidana kerja sosial memenuhi unsur pembinaan (treatment) dan memberikan perlindungan kepada masyarakat (social defence). Unsur pembinaan yang berorientasi pada individu pelaku tindak pidana. Dengan pidana kerja sosial, terpidana tetap mempunyai kepercayaan diri yang sangat diperlukan dalam pembinaan narapidana. Terpidana dapat menjalankan kehidupannya secara normal sebagaimana orang yang tidak menjalani pidana. Adanya kebebasan ini memberi kesempatan kepada terpidana untuk tetap menjalankan kewajibannya kepada keluarga dan masyarakat. Terpidana dapat menghindari dehumanisasi (pengasingan diri dari masyarakat), maka secara otomatis terpidana dapat melakukan sosialisasi dengan masyarakat.

Pidana kerja sosial mengandung unsur perlindungan masyarakat. Selama menjalankan pidana, narapidana akan dibina dan dibimbing dari sisi pembentukan sikap dan tingkah lakunya ke arah yang baik dan aktif berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga ia tidak mengulangi kejahatan lagi. Pidana kerja sosial itu merupakan sanksi pidana, bukan sanksi tindakan.

2. Prospek pidana kerja sosial dalam pembaharuan hukum pidana Indonesia.

Pidana kerja sosial merupakan alternatif dari pidana perampasan kemerdekaan jangka pendek. Pidana kerja sosial akan dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana yang tidak terlalu berat. Menurut Pasal 86 Rancangan KUHP Tahun 2006, pidana kerja sosial akan dijatuhkan terhadap pelaku yang divonis pidana yang tidak lebih dari enam bulan atau pidana denda yang tidak lebih dari kategori I. Pidana kerja sosial merupakan budaya asli bangsa Indonesia karena di dalam hukum adat Indonesia, tidak mengenal hukuman penjara atau hukuman kurungan. Pidana kerja sosial di negara lain telah menjadi jenis hukuman pokok yang diatur di dalam KUHPnya. Misalnya seperti negara Belanda, Perancis, Jepang, Rusia, Finlandia, Norwegia, India, Portugis, Montenegro, Serbia, Armenia, Republik Azerbaijan, Hungaria, Kazakhstan, Latvia, Maldova, Ukraina, Macedonia, Kroasia. Dan ada juga negara lain yang menjadikan pidana kerja sosial hanya sebagai pengganti tetapi tidak dimasukkan ke dalam jenis hukuman pokok atau hukuman tambahan. Misalnya seperti Yunani, Bosnia and Herzegovina, Mongolia, Estonia. Sedangkan di Indonesia, masih merupakan konsep di dalam RUU KUHP Tahun 2006. Lamanya pelaksanaan pidana kerja sosial juga berbeda

di tiap negara. Tetapi pidana kerja sosial di tiap negara adalah sama yang mana pelaksanaannya tidak diberi upah, dengan melaksanakan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat.

3. Pidana kerja sosial sama tujuannya dengan pemasyarakatan menurut UU No.12 Tahun 1995. Pidana kerja sosial maupun pemasyarakatan bertujuan untuk membina narapidana dan menjadikan manusia yang baik dan berguna bagi dirinya, sesamanya dan bagi nusa bangsa. Dengan pidana kerja sosial maka terpidana dapat terhindar dari prisonisasi dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat agar setelah habis masa pidananya, narapidana tidak kesulitan beradaptasi dengan masyarakat. Dengan adanya kesesuaian tujuan antara pidana kerja sosial dengan pemasyarakatan,maka pidana kerja sosial dapat dijadikan alat yang dipakai dalam upaya penanggulangan kejahatan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pidana kerja sosial ini hanya akan dapat dilakukan apabila didukung sistem nilai yang ada di masyarakat, maka perlu kebijakan legislatif dan pemerintah.

2. Kepada pemerintah, perlu lebih cermat melihat nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat untuk kemudian dimasukkan ke dalam hukum positif di masa akan datang, seperti halnya pidana kerja sosial atau bentuk pidana baru lainnya yang sesuai dengan perasaan keadilan yang terdapat dalam masyarakat.

3. Kepada masyarakat, perlu benar-benar menerima kehadiran narapidana yang bekerja di lingkungan sekitarnya dan tidak menghalangi pelaksanaan pidana kerja sosial.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Ali, Mahrus, Kejahatan Korporasi. Kajian Relevansi Sanksi Tindakan Bagi

Penanggulangan Kejahatan Korporasi. Yogyakarta: Arti Bumi

Intaran.2008.

Anwar, Yesmil dan Adang. Pembaharuan Hukum Pidana. Jakarta: Grasindo.2008. Andenaes, John. Some Further Reflections on General Prevention dalam Detterence,

The Legal Threat in Crime Control. Franklin E Zimring dan Gordon J.

Hawkins Chicago and London: The University of Chicago Press. 1973. Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Jakarta: Kencana Prenada, 2008.

---. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003. ---. Sari Kuliah Perbandingan Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. 2006.

---. Perbandingan Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada. 2003.

Asshiddiqie, Jimly.Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Angkasa. 1996.

Atmasasmita, Romli. Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi. Bandung: Mandar Maju. 1995.

---. Sistem Peradilan Pidana. Perspektif Ekstensialisme dan Abolisionisme. Bandung: Binacipta. 1996.

---. Strategi Pembinaan Pelanggar Hukum Dalam Konteks Penegakan

Hukum Di Indonesia. Bandung: Alumni. 1982.

Cavadino, Michael and James Dignan. The Penal System An Introduction. London. Sage Publication. 1997.

2007.

Clemmer, Donald. Prisonization dalam The Sociology of Punishment and Correction. Norman Johnston, Leonard Savitz dan Marvin E.Wolfgang. New York: John Wiley & Sons.1962.

---. Prisonization dalam Crime and Its Treatment. John Barron Mays. London: Longman Group Limited. 1970.

Cragg, Wesley. The Practice of Punishment: Thowards A Theory of Restorative

Justice. London: Routledge. 1992.

Ediwarman. Selayang Pandang Tentang Kriminologi. Medan: USU Press. 1994. Farid, A.Z. Abidin dan A.Hamzah, Bentuk-bentuk Khusus Perwujudan Delik

(Percobaan,Penyertaan dan Gabungan Delik) dan Hukum Penitensier.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008.

Gerber Rudolph J dan Patrick D McAnany. The Philosophy of Punishment dalam The

Sociology of Punishment and Correction. Norman Johnston, Leonard Savitz

dan Marvin E.Wolfgang. New York: John Wiley & Sons. 1962.

Hamdan,H.M. Pembaharuan Hukum Tentang Alasan Penghapusan Pidana. Medan: USU Press. 2008.

---. Politik Hukum Pidana. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1997.

Hamzah, Andi dan Siti Rahayu. Suatu Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan di

Indonesia. Jakarta: Akademi Persindo. 1984.

Hamzah, Andi. Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita. 1993.

---. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.

---. Perbandingan Hukum Pidana Beberapa Negara. Jakarta: Sinar Grafika. 1995.

Harsono, Hs, CI. Sistem Baru Pembinaan Narapidana. Jakarta: Djambatan.1995. Hart, H.L.A. Law, Liberty and Morality. Jakarta: Genta Publishing. 2009.

Hiariej, Eddy O. Asas Legalitas dan Penemuan Hukum dalam Hukum Pidana. Jakarta: Erlangga. 2009.

Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Jakarta: Kencana Prenada.

2006.

Ibrahim, Johnny. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia. 2007.

Kant, Immanuel. Philosophy of Law dalam A Reader on Punishment. Duff, R.A dan David Garland. New York: Oxford University Press. 1994.

Lubis, Todung Mulya dan Alexander Lay. Kontroversi Hukuman Mati Perbedaan

Pendapat Hakim Konstitusi. Jakarta: Kompas. 2009.

Makarao, Mohammad Taufik. Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2005.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2007.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Bandung: Alumni. 1992.

Muladi. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Semarang: Universitas Diponegoro. 1995.

---. Lembaga Pidana Bersyarat. Bandung: Alumni. 1992.

---. Kapita Selekta Hukum Pidana. Semarang: Universitas Diponegoro. 1995. Mulyadi, Lilik. Kapita Selekta Hukum Pidana. Kriminologi dan Viktimologi. Jakarta: Djambatan. 2007.

Mulyadi, Mahmud. Criminal Policy. Pendekatan Integral Penal Policy dan Non

Penal Policy dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan. Medan: Pustaka

Bangsa Press. 2008.

Nasution, Bahder Johan. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju. 2008.

Press. 1968.

Panjaitan, Petrus Irwan dan Pandapotan Simorangkir. Lembaga Pemasyarakatan

dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

1995.

Poernomo, Bambang. Kapita Selekta Hukum Pidana. Yogyakarta: Liberty. 1988. ---. Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan. Yogyakarta: Liberty. 1986.

Prakoso, Djoko dan Nurwachid. Studi tentang Pendapat-pendapat Mengenai

Efektifitas Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

1985.

---. Masalah Pemberian Pidana Dalam Teori dan Praktek Peradilan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1984.

---. Hukum Penitensier di Indonesia. Yogyakarta: Liberty. 1988. Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah. Politik Hukum Pidana. Kajian

Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005.

Priyatno, Dwija. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 2006.

Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 2003.

Sahetapy, J.E. Suatu Studi Khusus Mengenai Ancaman Pidana Mati Terhadap

Pembunuhan Rencana. Jakarta: Rajawali. 1982.

Sakidjo, Aruan dan Bambang Poernomo. Hukum Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1990.

Saleh, Roeslan. Stelsel Pidana Indonesia. Jakarta: Aksara Baru. 1987.

Sholehuddin, M. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Ide Dasar Double Track

Sistem dan Implementasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Shidarta, B. Arief. Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum. Ilmu Hukum. Teori

Sjahdeini, Sutan Remy. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Jakarta: Grafiti Press. 2007.

Sudarto. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung: Alumni. 2006

Suparni, Niniek. Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika. 1996.

Syamsudin,M. Operasionalisasi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Tongat. Pidana Kerja Sosial Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Djambatan. 2001.

---. Pidana Seumur Hidup Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia. Malang: UMM Press. 2004.

Tresna.R. Azaz-azaz Hukum Pidana. Jakarta: Tiara. 1959.

Utrecht, E. Hukum Pidana I. Surabaya: Pustaka TInta Mas. 1994.

Waluyo, Bambang. Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika. 2004.

B. Peraturan Perundang-undangan

Rancangan Undang-undang tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana Tahun 2006.

Penjelasan Rancangan Undang-undang tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana Tahun 2006.

UU No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Standard Minimum Rules for Non Custodial Measures, The Tokyo Rules. Resolusi PBB 45/110 tertanggal 14 Desember 1990.

Criminal Code of French (Act of 9 March 2004 No. 204) Netherlands Penal Code

Criminal Code of Greek

Criminal Code of Russian Federation (Act of 13 Juni 1996 No.64 FZ) Criminal Code of Finnish (Act of 2001 No.520)

Criminal Code of Norway (Act of 22 May 1902 No.10 dengan amandemen Act of 21 Desember 2005 No.131)

Criminal Code of India (Act of 1860 No.45) Criminal Code of Portuguesse

Criminal Code of Republic of Montenegro (Act of 2003 No.70 diamandemen dengan Act of 2004 No.13)

Criminal Code of Serbia (Act of 2003 No.39) Criminal Code of Republic Armenia

Criminal Code of Republic Azerbaijan

Criminal Code of Hungary (Act of 1978 No.4)

Criminal Code Kazakhstan (Act of 16 July 1997 No.167 diamandemen dengan Act of 9 Desember 2004 No.10.

Criminal Code of Republic Latvia

Criminal Code of Republiic Moldova (Act of 18 April 2002 No.985-XV) Criminal Code of Ukraina Act of 5 April 2001 No.2341-III)

Criminal Code of Macedonia (Act of 13 September 2005 No.1078) Criminal Code of Bosnia and Herzegovina (Act of 2003 No.36) Criminal Code of Kroasia (Act of 15 July 2003 No.111)

Criminal Code of Mongolia Criminal Code of Estonia

Criminal Code of Scotland

C. Jurnal, Makalah, Koran dan Situs Internet

Direktorat Jendral Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM RI, Visi, Misi dan

Strategi Kegiatan Bulan Tertib Pemasyarakatan, Disampaikan dalam

Seminar Pencegahan Penyiksaan dan Mekanisme Nasional Untuk Pencegahan Penyiksaan di Indonesia, Jakarta 2008.

Mudzakkir, Kajian Terhadap Ketentuan Pemidanaan Dalam Draft RUU KUHP, Makalah disampaikan pada Sosialisasi Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Peraturan

Perundang-undangan Departemen Kehakiman dan HAM RI, Jakarta: 29 Juli 2004.

Muladi, The Prospect Alternative Sanctions in Indonesia, Universitas Diponegoro, Semarang Indonesia.

Widodo dan Wiwiek Utami, Pidana Kerja Sosial dan Pidana Pengawasan Sebagai

Alternatif Pengganti Pidana Penjara Bagi Pelaku Tindak Pidana

Cybercrime, Jurnal Hukum dan Dinamika Masyarakat UNTAG Semarang,

Edisi Oktober 2008.

Perlu Pidana Kerja Sosial Untuk Pelaku Pidana Korupsi, Suara Pembaruan, Kamis 28 Agustus 2008.

Hamid Awaludin, Menyoal Hukum Rajam, Kompas, 28 September 2009.

Widodo, Ancaman Pidana Kerja Sosial Terhadap Pelaku Cybercrime di Indonesia, http://fh.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=19&It em id=3, diakses pada10 februari 2009.

Solusi Atas Over Capasity Lembaga Pemasyarakatan,

http://majalah.depkumham.go.id/node/122, diakses pada 5 Mei 2009.

Kerja Sosial Narapidana Gagasan Sulit, Perlu Kesiapan Matang, www.kompas.com, diakses pada 10 Februari 2009.

Community Service, http://www.uscourts.gov/fedprob/supervise/community.html, diakses pada 20 Oktober 2009.

Hukuman Kerja Sosial Jadi Alternatif Pidana Penjara dan Denda, http://cms.sip.co.id/hukumonline/detail.asp?id=1999&cl=Berita, diakses pada 10 Februari 2009.

Benefits of community service order, http://www.jhs-niagara.ca/cso.htm, diakses 10 Februari 2009.

E.C Spaans, Community Service In The Netherlands: Its Effect on Recidivism and Net Widening, http://www.icj.sagepub.com/cgi/content/abstract/8/1/1, diakses pada 22 September 2009.

Tri.D.Pamenan, Koruptor Bisa Dikenakan Sanksi Kerja Sosial,

http://www.web.bisnis.com/umum/hukum/lid75854.html diakses pada 10 Februari 2009.

Alexander Velikanof, Community Service May Replace Jail Terms,

http://www.cdi.org/russia/Johnson/2009-139-6.cfm, diakses pada 22 September 2009.

Community Service Order in Scotland,

http://www.weslothian.gov.uk/social_health/criminaljusticesocialwork/583, diakses pada 10 Februari 2009.

What is community Service Order, http://www.justice.tas.gov.au/communitycorrections/community_service_orders/what

_is_a_cso, diakses pada 10 Februari 2009.

Community Service Order Suitability Assessment, http://www.justice.tas.gov.au/communitycorrections/community_service_orders/what

_is_a_cso, diakses pada 10 Februari 2009.

What If A Condition Of A Community Service Order Is Broken?, http://www.justice.tas.gov.au/communitycorrections/community_service_orders/what _is_a_cso, diakses pada 10 Februari 2009.

Community Service,

http://www.californiaduihelp.com/sentencing_alternatives.community_service.asp, diakses 20 Oktober 2009.

French Penal Code,

http://www.legifrance.gouvfr/html/codes_traduits/code_penal_textan.htm

The Criminal Code of The Russian Federation, http://www.russian-criminal- code.com/Partl/SectionIII/Chapter9.html

Finnish Penal Code (Act 550 of 1999), www.finlex.fi/pdf/saadkaan/E8890039.pdf Criminal Code of Norway (Act of 22 May 1902 No.10 dengan amandemen Act of 21 Desember 2005 No.131),

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Indian (Act of 1860 No.45),

http://www.vakilno1.com/bareacts/IndianPenalCode/553.htm

Portuguese Penal Code, www.verbojuridico.com/download/portuguesepenalcode.pdf Criminal Code of Republic Montenegro (Act of 2003 No.70 diamandemen dengan Act of 2004 No.13),

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Serbia (Act of 2003 No.39),

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Republic Armenia,

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Republic Azerbaijan,

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Hungary (Act of 1978 No.4),

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes

Criminal Code of Republic Kazakhstan ( Act of 16 July 1997 No.167 diamandemen dengan Act of 9 Desember 2004 No.10),

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Latvia,

http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes

Criminal Code of Republic Maldova (Act of 18 April 2002 No.985-XV), http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes

Criminal Code of Ukraina (Act of 5 April 2001 No.2341-III), http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes

Criminal Code of Republic Macedonia (Act of 13 September 2005 No.1078), http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes

Criminal Code of Bosnia and Herzegovina (Act of 2003 No.36), http://www.legislationline.org/documents/section/criminal_codes Criminal Code of Kroasia (Act of 15 July 2003 No.111),

http://www.lexadin.n/wlg/legis/nofr/eur/exwecro.htm

Criminal Code of Mongolia, www. ecoi.net/file-upload/432tmpphpqd46LN.pdf Criminal Code of Estonia,

Dokumen terkait