• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data serta analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, Tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko dimulai dari tahap yang mudah menuju ke tahap yang lebih sulit, sehingga diperlukan kemampuan pemahaman siswa yang lebih tinggi. Adapun tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki Lazuardi adalah sebagai berikut: tahap pra menulis, tahap menebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte huruf konsonan, dan tahap menyalin kata, sedangkan tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Fathoni Dewantoko adalah sebagai berikut: tahap pra menulis, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, dan tahap menyalin kata.

Kedua, tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki lazuardi dan fathoni Dewantoko berbeda, tergantung kondisi perkembangan fisik dan psikis anak. Ada beberapa tahapan dalam perkembangan menulis permulaan yang tidak dilalui oleh Fathoni Dewantoko. Tahapan itu antara lain adalah tahap menebalkan huruf dan tahap dikte huruf. Fathoni tidak bisa menebalkan huruf dengan cara menghubungkan titik-titik dikarenakan ia mengalami cacat pada kedua

matanya, sehingga tidak dapat melihat titik-titik dengan jelas. Tahap dikte huruf tidak ia lewati dikarenakan tingkat pemahaman tentang konsep bentuk huruf sangat lemah.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu :Pertama, guru harus lebih banyak mengajarkan materi dikte huruf kepada Rifki Lazuardi, agar Rifki Lazuardi hafal secara keseluruhan huruf abjad dengan baik.

Kedua, karena Fathoni dewantoko mengalami kelainan pada kedua matanya, sebaiknya sebelum Fathoni menulis, guru harus membuat kotak, lingkaran, atau gambar dengan jelas dan berwarna agar tulisan anak tidak melenceng kemana-mana. sebaiknya guru menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia di awal pembelajaran daripada pelajaran menyanyi, menggambar, dan menari. Hal itu dikarenakan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pelajaran menulis membutuhkan kemampuan berpikir anak. Jika pelajaran bahasa Indonesia diletakkan di akhir pembelajaran (siang hari) kondisi anak yang cenderung tidak menyukai pelajaran menulis akan membuat anak mudah bosan dan menangis.

Ketiga, bagi guru yang mengampu siswa SLB Citra Mulia Mandiri Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta agar lebih memperhatikan kondisi siswa, baik kondisi fisik maupun kondisi psikisnya. Hal ini berguna agar guru lebih mudah dalam mendidik siswa.

Keempat, ketika guru mengajar bahasa Indonesia, khususnya pelajaran menulis, guru harus memberikan latihan yang berulang-ulang sampai anak tersebut menguasai tapan-tahapan dalam menulis dengan baik. Jika dalam suatu tahap tertentu anak belum menguasai jangan berpindah ke tahap lain yang lebih tinggi. Ketika tahap awal belum dikuasai, maka anak akan kesulitan dalam menguasai tahapan menulis yang lebih tinggi.

Kelima, peneliti lain. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan dan memperdalam penelitian mengenai perkembangan anak autis, sebaiknya melakukan penelitian dalam jangka waktu yang agak lama agar lebih mengetahui secara lebih jelas mengenai kondisi perkembangan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Nandang. 2006.Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS.

Bungin, Burhan. 2007.Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group. Dardjowidjojo, Soenjono. 1991.PELLBA 4. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika

Atma Jaya.

DEPDIKBUD. 2007.Kurikulum KTSP untuk Satuan Pendidikan Dsar SD/MI Semester I dan II. Jakarta: Cipta Jaya.

DEPDIKBUD. 2007.Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I dan II di SD. Jakarta:P2MSDK.

Enre, Fachruddin Ambo. 1998.Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Gunarsa, Singgih. 1981.Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gunawan, Adi. 2006.Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Julianta. 2001. Laporan Seminar Autisme dalamwww. Penabur.com Handoyo, Y. 2003. Autisma. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer Kelompok

Gramedia.

Imanuel, Hitepeuw. 1999. Autisma dan Penanganan Pendidikannya. Jurnal Ilmu Pendidikan (No.1 Thn XXVI).

Imron, Ali. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya. Kartono, Kartini. 1979.Psikologi Perkembangan. Alumni: Bandung.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Monks, F, J. Knoers, Rahayu, Siti. 1989. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Peeters, Theo. 2004. Autisme. Jakarta : Dian Rakyat.

Rofi’udin, Ahmad dan Darmiyati Zuchdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD.

Rumini. 1993.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP UNY.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Tarigan, Henry. 1984.Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wijayanti, Farita. 1999. Pelaksanaan Pengajaran Membaca dan Menulis Permulaan untuk Anak Tunalaras Kelas II di SLBBagian E Prayuwana Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiyoso, Reno. 1999. Pengajaran Bahasa Indonesia pada Anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas VI di SDLB Hifal, Kodya Pekalongan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2004.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: DEPDIKBUD.

. .

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian...2 LAMPIRAN 2 : Lembar jawaban menebalkan huruf vokal...3 LAMPIRAN 3 : Lembar jawaban menebalkan huruf konsonan...4 LAMPIRAN 4 : Lembar jawaban menyalin huruf vokal...5 LAMPIRAN 5 : Lembar jawaban menyalin huruf konsonan...6 LAMPIRAN 6 : Lembar jawaban menyalin kata...7 LAMPIRAN 7 : Lembar jawaban dikte huruf vokal dan konsonan...8 LAMPIRAN 8 : Lembar jawaban melengkapi kata...9 LAMPIRAN 9 : Lembar penilaian identifikasi huruf...10 LAMPIRAN 10 : Hasi penilaian identifikasi huruf Rifki Lazuardi...11 LAMPIRAN 11 : Hasil penilaian identifikasi huruf Fathoni Dewantoko...12 LAMPIRAN 12 : Hasil pekerjaan Rifki Lazuardi...13 LAMPIRAN 13 : Hasil pekerjaan Fathoni Dewantoko...23 LAMPIRAN 14 : Data hasil tes pra menulis ...33 LAMPIRAN 15 : Data hasil tes menulis permulaan ...34 LAMPIRAN 16 : Data perbedaan tahap perkembangan Rifki dan Fathoni...36 LAMPIRAN 17 : Laporan perkembangan Rifki lazuardi...37 LAMPIRAN 18 : Laporan Perkembangan Fathoni Dewantoko...46 LAMPIRAN 19 : Buku catatan Rifki Lazuardi……….68 LAMPIRAN 20 : Buku catatan Fathoni Dewantoko……….83 LAMPIRAN 21 : Transkip wawancara guru 1………..98 LAMPIRAN 22 : Transkip wawancara guru 2………101 LAMPIRAN 23 : Dokumentasi identifikasi huruf………...105 LAMPIRAN 24 : Dokumentasi menulis huruf………107 LAMPIRAN 25 : Ijin Penelitian………..109 LAMPIRAN 26 : Kurikulum SD SLB……….110

LAMPIRAN 1

Kerjakanlah soal-soal berikut pada lembar jawaban yang tersedia! Soal untuk tes para menulis

a. buatlah garis vertikal, horizontal dan garis lengkung! Soal untuk tes menulis permulaan!

a. tunjukkanlah huruf-huruf berikut kemudian bacalah! b. tebalkanlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u,e, o. c. Salinlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u, e, o.

d. Salinlah huruf-huruf konsonan berikut: b, c, d, f, g, k, m, n, p! e. Salinlah kata-kata berikut: bola, apel, ikan ,meja, kuda. f. Tulislah huruf-huruf vokal yang dibacakan guru! g. Tulislah huruf-huruf konsonan berikut!

LAMPIRAN 4

a:

u:

i:

e:

o:

LAMPIRAN 5

b :

c :

d :

f :

g :

h :

k :

m :

n :

p :

LAMPIRAN 6

1 . bola

2 . a pe l

3 . ik a n

4 . m e ja

5 . k uda

LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8

1 . b...la

2 . ...pe l

3 . ...k a n

4 . m e j...

5 . k ...da

LAMPIRAN 9

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIF Nama :

Huruf Keterangan Identifikasi

a

j

m

n

o

c

e

g

p

i

b

d

h

LAMPIRAN 10

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIF Nama :Rifki Lazuardi

Keterangan Identifikasi

a

Sudah hafal, pengucapan huruf sudah jelas.

j

m

n

o

Siswa tahu hurufnya, pengucapan jelas tetapii guru harusmenggunakan strateginya dengan mengatakan “lingkaran”.

c

Spekulasi. Anak masih sering keliru dengan huruf a.

e

g

p

i

Sudah hafal, suara anak sudah jelas.

b

Sudah hafal, artikulasi kurang jelas, masih terdengar seperti huruf p.

d

LAMPIRAN 11

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIF Nama :Fathoni Dewantoko

Huruf Keterangan Identifikasi

a

Belum terlalu hafal, pengucapan huruf sudah jelas. Masih sering kelirudengan huruf b.

j

m

n

o

Ketikatetapi harus dibantu sedikit oleh guru.guru mengucapkan “lingkkaran” anak langsung tahu hurufnya,

c

Pengucapan huruf kurang jelas, sering terdengar seperti huruf j.

e

g

p

i

Pengucapan jelas, anak tahu hurufnya, tetapi harus dibantu sedikit olehguru.

b

Sering keliru dengan huruf a. Pengucapan huruf jelas.

d

HASIL PEKERJAAN FATHONI

DEWANTOKO

LAMPIRAN 14

T I. ( Data tes Pra menulis)

Kode Data

T I. 1ª Siswa sudah dapat membuat garis lurus dan garis lengkung tetapi harus diberi contoh pada awalnya saja, setelah itu anak dapat mengerjakan sendiri tanpa bentuan. Garis lurus dan garis lengkung sudah jelas.

T I. 2ª Siswa masih kesulitan dalam memahami perintah guru. Siswa belum bisa membuat garis lengkung, tangannnya harus dipegang terus selama mengerjakan soal, tetapi pada waktu membuat garis lurus anak sudah bisa, hanya saja perlu diberi contoh pada awalnya saja. Garis lurus sudah berbentuk, garis lengkung belum jelas.

LAMPIRAN 15

T II. (Data tes menulis permulaan)

Kode Data

T II.1a Dapat menyebutkan huruf vokal a, i, dan o.

Dalam menyebutkan huruf konsonan belum lancar. Anak hanya bisa beberapa huruf yaitu: b dan c. Ketika menyebutkan huruf konsonan artikulasi anak kurang jelas dan masih terbata-bata.

1b Ketika anak menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf anak sudah bisa. Tulisan anak mengikuti titik-titik yang telah disediakan dan sudah rapi. Anak bisa mengerjakan semua soal yang diberikan, yaitu huruf e, u, o, i, k, m, n, p.

1c Sudah bisa menyalin huruf a, i, u, e, o. Tulisan anak sudah membentuk huruf dan bisa dibaca, hanya saja untuk huruf e anak masih kaku dalam membentuk garis lengkung, sehingga memerlukan sedikit bantuan. Untuk huruf i anak hanya membentuk garis dan tidak memberi tanda titik.

1d Konsonan b, c, d, f, g, k, m, n, p. Huruf konsonan f belum rapi, kurang bisa terbaca seringkali seperti huruf t. Huruf b masih sering keliru, sehingga ketika menulis huruf b masih terlihat seperti angka 6.

1e Anak dapat menulis kuda, kaki, buku, bumi, toni. Huruf sudah jelas dan bisa dibaca.

1f Untuk beberapa huruf anak sudah bisa, tetapi guru harus menggunakan trik tertentu agar anak bisa mengingat bentuk hurufnya. Ketika akan menulis huruf a guru mengucapkan ‘lengkung garis ‘, huruf e ‘leeengkung’, huruf i ‘garis titik’, huruf u ‘garis belok naik’, huruf o ‘lingkaran’. Anak seringkali masih salah dan guru harus memberikan sedikit bantuan.

1g Anak belum terlalu hafal bentuk-bentuk huruf, tetapi kalau menghafal huruf dari a-z anak sudah hafal. Ketika akan menulis beberapa huruf konsonan seperti f, k, m, n, s, c, g, t anak belum bisa, tetapi untuk beberapa huruf konsonan anak sudah bisa tetapi ketika akan menulis harus memerlukan bantuan misalnya untuk huruf b guru akan mengatakan ‘garis perut’, huruf p ‘garis ada kepalanya di atas‘

1h ……….

T II. 2a Dapat menyebutkan huruf vokal a. Dapat menyebutkan huruf konsonan b.

Catatan : Anak sudah bisa menghafal haruf dari a-z tetapi untuk menunjukkan huruf anak belum bisa. Membedakan huruf a da b masih bingung. Saat ini anak baru sampai pada identifikasi huruf a dan b.

2b Huruf yang ditulis masih banyak yang salah dan tidak mengikuti titik-titik yang disediakan. Huruf i tidak diberi titik, hanya garis saja. Huruf e, u, dan a belum terbentuk. Huruf o sudah terbentuk dan bisa dibaca tetapi penulisan tidak rapi

Catatan: anak memiliki kelainan pada matanya sehingga penglihatan anak terganggu. Ketika anak tidak dibantu guru dalam menghubungkan titik-titik, anak hanya mencoret-coret soal yang diberikan sehingga hurufnya tidak terbentuk.

2c Sudah bisa menyalin huruf meskipun memerlukan beberapa kali bantuan dari guru dan tulisan harus dihapus berulang-ulang karena huruf tidak terbentuk. Ketika menulis huruf e dan a bentuk hurufnya hampir sama, sehingga seringkali huruf e terbaca a dan huruf a terbaca e. Dalam menulis huruf i anak tidak memberi tanda titik, hanya membuat garis panjang saja sehingga nampak seperti huruf l.

2d Huruf konsonan b, c, d, f, g, k, m, n, p. Huruf b sering terbaca angka 6 karena antara b dan angka 6 bentuknya sama. Huruf d banyak yang salah, masih banyak yang menyerupai huruf a karena tidak diberi garis ke atas. Huruf m sudah bisa dibaca, meskipun penulisan kurang rapi. Huruf n banyak yang salah, huruf masih menyerupai huruf o dan r. Huruf p, d, k, g sudah benar.

Catatan: anak masih memerlukan beberapa bantuan dari gurunya.

2e Sudah bisa menyalin tetapi harus dibantu oleh guru.

2f ……….

2g ………

LAMPIRAN 16

Tahap perkembangan

Tahap perkembangan menulis permulaan Kiki.

Tahap perkembangan menulis permulaan Tony.

Tahap satu Anak belajar duduk dan kontak mata dengan guru, kemudian memegang benda baru diajari bagaimana memegang pensil yang benar. Setelah itu anak belajar mencoret-coret dalam bentuk apapun yang penting anak bisa mencoret. Setelah bisa mencoret kemudian menebalkan titik-titik sehingga membentuk garis vertikal, horizontal, lengkung, dan lingkaran

Pertama kali anak belajar memegang pensil, karena anak belum bisa memegang pensil dengan benar.

Tahap dua Anak mulai menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf.

---Tahap tiga Anak belajar mengenali huruf-huruf yang telah ia tebalkan tersebut dengan cara membacanya berulang-ulang. Huruf pertama yang diajarkan adalah semua huruf vokal, baru setelah anak menguasai huruf vokal anak akan belajar huruf konsonan.

anak membedakan bentuk-bentuk huruf vokal a, i, u, e, o.

Tahap empat Menyalin huruf vokal. menulis huruf vokal a, i, u, e, dan o sambil membaca hurufnya secara berulang-ulang.

Tahap lima Menyalin huruf konsonan. Selanjutnya setelah semua huruf vokal selesai dipelajari, kemudian mulai belajar huruf konsonan. Tahap enam Dikte huruf vokal. ---Tahap tujuh Dikte huruf konsonan. ---Tahap delapan Menulis suku kata. Anak menuliskan kata

LAPORAN PERKEMBANGAN

RIFKI LAZUARDI

LAPORAN PERKEMBANGAN

FATHONI DEWANTOKO

BUKU CATATAN

SISWA

LAMPIRAN 21

TRANSKIP WAWANCARA GURU 1

Saya mengajar di SLB ini sudah 5 tahun sejak sekolah ini berdiri yaitu awal Januari 2003. sekolah ini termasuk sekolah yayasan anak autis. Saya mempunyai keahlian khusus dalam mengajar sekolah luar biasa, karena kebetulan saya adalah lulusan pendidikan luar biasa PGLB, jadi saya mempunya bekal tersendiri untuk mengajar anak luar bisa. Tetapi kalau untuk anak autis belum ada pendidikan khususnya, karena sekolah untuk anak autis adalah sekolah yang baru di Indonesia. Pendidikan yang diajarkan di sekolah ini sama dengan pendidikan yang diajarkan disekolah-sekolah luar biasa lainnya, meliputi bahasa Indonesia, matematika, agama, musik, Komputer, Musik, Olahraga, dll. Untuk mata pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan di sekolah ini meliputi : membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.

Khusus untuk mata pelajaan menulis ada tahapan tersendiri dalam pengajarannya, karena anak tidak bisa kalau belajar secara tiba-tiba. Agar anak autis berkembang maka anak autis harus diajar secara terus-menerus, sinkron, teratur dan terstruktur. Misalnya: hari ini anak belajar kata, besok juga harus belajar hal yang sama supaya anak tidak lupa. Pelajaran yang diberikan untuk anak autis harus terus menerus, tidak langsung berhenti begitu saja, harus diulang secara terus menerus.pembelajaran bagi anak autis berlangsung lama, tetapi yang penting bukan waktunya lama atau tidak, yang penting adalah penguasaannya.

Perkembangan belajar untuk Kiki cukup lambat, pertama kali Kiki masuk Kiki belum dapat bebicara, kemudian di sekolah ini mulai diajari berbicara. Pertama kali mengucapkan huruf a, setelah huruf a bisa kemudian disambung dengan konsonan. Misal: apa, papa, mama. Pembelajaran awal yang penting vokal, setelah itu baru disusul dengan konsonan.

Setelah itu anak mulai diajari untuk menulis. Anak harus belajar dari awal, dari tingkatan yang paling rendah sampai pada anak bisa menulis mandiri. Mengajari Kiki memang dibutuhkan tenaga dan waktu yang sangat ekstra karena pada waktu pertama kali Kiki masuk sekolah ini masih awam, belum tahu apa-apa. Tahap pertama yang dilakukan adalah pertama kali mengajari anak duduk dan kontak mata dengan guru, kemudian memegang benda baru diajari bagaimana memegang pensil yang benar (xi).. Setelah itu anak saya ajari mencoret-coret dalam bentuk apapun yang penting anak bisa mencoret dan sudah mulai menyukai menulis (xi). Setelah bisa mencoret kemudian menebalkan titik-titik sehingga membentuk garis vertikal, horizontal, lengkung, dan lingkaran (xi). Setelah bisa menghubungkan titik-titik untuk membentuk garis, anak mulai menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf (xii). Anak kemudian belajar mengenali huruf-huruf yang telah ia

tebalkan tersebut dengan cara membacanya berulang-ulang. Huruf pertama yang diajarkan adalah semua huruf vokal, baru setelah anak menguasai huruf vokal anak akan belajar huruf konsonan. Setiap hari anak akan belajar menghafal semua huruf abjad sebelum anak tersebut belajar menulis, hal itu dilakukan supaya anak dapat menghafal nama-nama huruf denagn urut (xiii).

Tahap selanjutnya adalah anak mencontoh praktek langsung. Misal: untuk menulis huruf a anak harus diberi contoh pada waktu awal penulisan dengan dipegangi tangannya (difromt) dahulu, untuk huruf selanjutnya anak akan bisa dengan sendirinya, yang penting pada waktu awal akan menulis diberi contoh dulu. Huruf yang ditulis pertama kali huruf vokal dulu (xiv), baru huruf konsonan (xv). Tiap guru mempunyai trik tersendiri agar anak hafal bentuk huruf. Untuk Kiki ini huruf a harus diberi kode lengkung garis, huruf u diberi kode garis belok naik, huruf o diberi kode lingkaran, huruf e diberi kode leengkung, huruf i diberi kode garis titik. Yang lucu dari Kiki ini adalah dia hafal urutan semua huruf abjad dari a-z, tetapi kalau disuruh menunjukkan huruf a yang mana, b yang mana, c yang mana dia kurang begitu bisa. Tetapi kalau saya menyebut ’garis titik’ anak bisa mengerti kalau yang saya maksud adalah huruf i, anak langsung bisa menyebutkannya. Huruf vokal ia hafal semua, tetapi untuk huruf e, kiki masih susah menuliskannya kalau tidak dibantu, karena untuk menuliskan huruf yang banyak lengkungnya belum bisa. Setelah semua huruf vokal sudah, kemudian anak saya ajari untuk menulis huruf konsonan, tetapi tidak semua konsonan saya ajarkan, karena anak akan bingung kalau huruf yang harus dihafal terlalu banyak. Kiki hanya bisa menuliskan beberapa huruf konsonan, yaitu, b, p, dan m. Huruf b saya sering menyebutnya garis ada perutnya. P garis ada kepalanya (xvi). Mungkin ini dikarenakan anak autis cenderung kognitifnya kurang, jadi anak ini bisa menghafal karena kebiasaan yang diulang-ulang. Nah, setelah itu anak mulai diajarkan untuk menulis suku kata (xvii), kalau kalimat anak belum bisa, karena hurufnya terlalu banyak.

Dari kesekian tahap ini yang paling sulit dan paling lama adalah pada waktu menebalkan dalam bentuk lengkung-lengkung. Karena tangan anak masih kaku untuk digerakkan. Kalau membuat garis tinggal mencoret saja sudah jadi garis, tetapi untuk membuat garis lengkung memerlukan koordinasi mata, pikiran, dan tangan. Makanya Kiki dulunya susah untuk menulis huruf yang banyak lengkungannya seperti huruf e, o, dan lain sebagainya. Jadi harus diulang-ulang agar anak terbiasa. Sekarang kiki sedang belajar menulis kata.

LAMPIRAN 22 TRANSKIP WAWANCARA GURU 2.

Wawancara yang kedua dilakukan kepada ibu Diah Damayanti, guru yang mengampu fathoni Dewantoko.

Saya baru 3 tahun bekerja disini, sebenarnya saya bukan dari lulusan pendidikan Luar Biasa. Pada awal saya masuk di sekolah ini karena saya bisa berenang, dan saya disisni khusus untuk mengajari renang anak. Jadi ketika saya mengajar agak kaget juga karena saya belum terbiasa. Saya seringkali emosi ketika mengajari Tony. Dibutukan tenaga dan kesabaran ekstra ketika saya harus mengajari Tony. Dia itu agak susah dalam menerima pelajaran, kemampuan kognitifnya rendah sekali. Tony ini paling senang belajar olah raga dan musik, untuk pelajaran lain seperti membaca, menulis, berbicara, agama dia kurang senang. Tetapi kalau berbicara dia sudah agak lumayan, karena anak dapat berbicara jelas. Anak ini tidak mengalami kesulitan dalam pengucapan, kelainan anak ini hanya pada matanya.

Ketika belajar membaca suara anak terdengar jelas, anak bisa menirukan huruf-huruf yang saya bacakan. Tetapi kalau urusan pelajaran menulis, wah benar-benar dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Tony menghafal huruf abjad dari a-f lancar, selanjutnya perlu dituntun. Anak hafal huruf asal menghafalnya tidak dibalik-balik, harus urut. Kalau hurufnya dibalik-balik dia akan bingung meskipun dituntun. Meskipun anak bisa menghafal huruf tetapi anak sampai saat ini belum bisa membedakan bentuk huruf . Antara huruf a dan b anak masih kesulitan. Anak belum tahu konsep huruf dan angka. Seringkali ketika akan menulis huruf anak menuliskan angka-angka.

Pertama kali anak belajar menulis pada awalnya adalah belajar memegang pensil, karena anak belum bisa memegang pensil dengan benar (xi). Setelah itu saya mengajarkan anak membedakan bentuk-bentuk huruf, baru kemudian anak mulai saya ajarkan menulis. Untuk latihan menulis pertama kali, Tony tidak saya ajarkan menebalkan huruf, karena anak mengalami kelainan pada matanya, jadi anak tidak dapat melihat garis dengan lurus. Dia tidak bisa menghubungkan titik-titik yang tersedia. Saya pernah mencoba membuat titik-titik-titik-titik, tetapi anak tidak bisa, anak hanya mencoret-coret saja. untuk latihan awal Tony saya kenalkan pada bentuk-bentuk huruf vokal a, i, u, e, o (xii). Sambil belajar menulis anak saya biasakan untuk belajar membaca hurufnya. Anak saya ajari membaca huruf itu berulang-ulang baru kemudian saya ajari bagaimana menuliskannya. Sewaktu akan menuliskan huruf, anak tidak bisa sama sekali. Saya harus membantu memegang tangan anak sewaktu menulis. Huruf pertama yang saya ajarkan adalah huruf a, setelah itu, i, dan seterusnya (xiii). Selanjutnya setelah semua huruf vokal selesai dipelajari, kemudian mulai belajar huruf konsonan (xiv).

Anak sudah saya kenalkan pada semua bentuk huruf, baik vokal maupun konsonan. Tetapi untuk penulisan huruf konsonan belum semua

Dokumen terkait