• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

menarik kesimpulan; bersedia berubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

 Sikap obyektif: melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasi oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sendiri sebagai subyek.

19

 Sikap ingin menemukan: selalu memberikan saran-saran untuk menemukan eksperimen baru, kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

 Sikap menghargai karya orang lain: tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

 Sikap tekun: tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, berusaha bekerja dengan teliti terhadap hal yang ingin diketahuinya.

 Sikap terbuka: bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

 Sikap mau bekerja sama dengan orang lain dalam melakukan percobaan, dalam memecahkan masalah.

Dua puluh komponen sikap ilmiah sebagai berikut: selalu meragukan sesuatu, percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah, selalu menginginkan adanya verifikasi eksperimental, tekun, suka pada sesuatu yang baru, mudah mengubah pendapat atau opini, loyal terhadap kebenaran, objektif, enggan mempercayai tahyul, menyukai penjelasan ilmiah, selalu berusaha melengkapi pengetahuan yang dimilikinya, tidak tergesa-gesa mengambil keputusan, dapat membedakan antar hipotesis dan solusi, menyadari perlunya asumsi, pendapatnya

20

bersifat fundamental, menghargai struktur teoritis, menghargai kuatifikasi, dapat menerima pengertian keboleh-jadian, dan dapat menerima pengertian generalisasi.

E. Keterampilan Sosial Siswa

Model pembelajaran hands on activities sangat berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Model pembelajaran hands on activities juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajara ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit.

Dalam pembelajaran hands on activities, siswa tidak hanya mempelajari materi saja. Namun siswa juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang dapat dikembangkan. Ketrampilan yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran (Suprijono, 2009: 157) antara lain:

1. Berpatisipasi aktif dalam pembelajaran 2. Memberi respon selama pembelajaran 3. Memberi kesempatan pada orang lain 4. Mendengarkan secara aktif.

F. Metode Hands on Activities

Pembelajaran fisika dengan model hands-on activities membantu siswa belajar untuk belajar fisika atau prinsip- prinsip fisika dengan melalui keaktifan membuat sesuatu benda, peralatan, atau hal, yang didasari dengan prinsip fisika. Tekanan model ini adalah siswa dibiasakan dengan aktif membuat atau

21

menciptakan sesuatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika sendiri. Maka model metode hands-on activities dapat berisikan pembelajaran dengan inquiry, discovery, kerja kelompok, eksperimen, dll. Segi utama adalah aktivitas yang menggunakan prinsip fisika. Keuntungan lain dengan metode hands-on aktivites ini adalah siswa dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang berbau fisika (Suparno, 2007:123).

G. Gerak lurus

1. Pengertian Gerak

Gerak adalah perubahan kedudukan atau tempat suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Jadi bila suatu benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap suatu titik acuan, maka benda tersebut dikatakan sedang bergerak. Misalnya, kita mengatakan bahwa mobil itu bergerak. Hal ini dimaksudkan bahwa mobil bergerak terhadap jalan atau kendaraan lain yang digunakan sebagai acuan. Jadi diam atau bergerak merupakan keadaan yang harus ditinjau terhadap benda lain.

Sebuah benda dikatakan bergerak terhadap benda lain jika kedudukan antara kedua benda itu berubah satu sama lain. Untuk mendefinisikan gerak, memerlukan suatu titik acuan. Titik acuan adalah suatu tempat di mana kita dapat mulai mengukur kedudukan suatu benda.

22

Gerak dalam hal ini di bagi menjadi dua, yaitu:  Gerak relatif

Suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum pasti bergerak terhadap benda lainnya. Contoh Ani berjalan kaki terhadap gedung sekolah.

 Gerak semu

Sebuah benda dikatakan melakukan gerak semu apabila benda tersebut tampak seolah-olah bergerak, padahal sebenarnya benda tersebut diam. Contoh matahri seakan-akan yang mengelilingi bumi, padahal yang sebenarnya bumi lah (rotasi bumi) yang berputar mengelilingi matahari.

2. Jarak dan Perpindahan

Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan adaalah perubahan kedudukan suatu benda karena adanya perubahan waktu. Contoh soal :

A B C -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

23

Jarak dari A ke C kemudian ke B = panjang ACB

= panjang AC + panjang CB = 8 + 5 = 13 m

Perpindahan dari A ke C kemudian ke B =

   

m

x xB A

AB    0  3 3

Sebagai titik acuan adalah titik O yang kedudukannya 𝑥𝑜 = 0, kedudukan dapat terletak dikiri dan dikanan titik acuan, sehingga untuk membedakannya digunakan tanda positif atau negatif. Untuk membedakan antara jarak dan perpindahan pada contoh di atas dengan menggunakan persamaan ∆𝑥 = 𝑥𝑖− 𝑥𝑜, persamaan ini diperoleh berdasarkan gerak benda. Karena perpindahan merupakan vektor, maka dari itu tanda positif atau negatif kedudukan awal benda harus diperhatikan. Sedangkan untuk menghitung jarak dengan menggunakan persamaan yang sama namun, karena jarak merupakan besaran skalar yang nilainya selalu positif maka tidak tergantung pada tanda dimana kedudukan awal dan akhir suatu benda. 3. Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan suatu benda adalah hasil bagi antara jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh jarak tersebut. Besaran ini tidak tergantung pada arah. Sedangkan kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu. Besaran ini tergantung pada arah.

     

t s v waktu ditempuh yang jarak kelajuan 

24 Dimana:

V : kelajuan ( m/s )

S : jarak yang ditempuh (m) t : waktu yang ditempuh (s)

Secara sistematik yang sama akan besarnya kecepatan dapat ditentukan sebagai berikut : Kecepatan = 𝒑𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 v = ∆𝒙∆𝒕 v = 𝑿𝟏−𝑿𝟎 𝒕𝟏− 𝒕𝟎 4. Gerak Lurus Beraturan

Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Benda juga dikatakan bergerak lurus beraturan apabila dalam selang waktu yang sama dapat menempuh jarak yang sama dan lintasannya merupakan garis lurus. Dalam hal ini, kecepatan merupakan perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh suatu benda terhadap waktu yang diperlukan. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

25 Dimana:

v : kecepatan (m/s) S : perpindahan (m)

t : waktu yang ditempuh (s) Ciri-ciri GLB:

 Lintasan lurus

 Kecepatan tetap (v konstan)

 Percepatan nol (a=0 )

Hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dan jarak (S) dengan waktu dapat digambarkan dengan grafik v – t dan S – t sebagai berikut V

C B

0 A t Gambar 2. Diagram v -t

26 s

𝛼

t Gambar 3. Diagram S- t

Dari grafik v – t, tampak bahwa kecepatan selalu tetap tidak bergantung oleh waktu, sehingga grafiknya berupa garis lurus yang sejajar dengan sumbu t. Jadi, jarak yang ditempuh oleh benda (S) pada grafik v-t merupakan luas bidang yang dibatasi oleh garis grafik v dan sumbu t dalam selang waktu tertentu.

Pada grafik S- t tampak pada jarak yang ditempuh oleh benda berbanding lurus dengan waktunya sehingga grafiknya berupa garis lurus condong ke atas. Dari persamaan v = S/t , ternyata pada grafik S-t kecepatan benda (v) merupakan tangens sudut antara garis S dan sumbu t. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : v = tg 𝛼. Jadi semakin besar sudutnya semakin besar pula kecepatan gerak lurus beraturan tersebut.

27 5. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubag beraturan adalah gerak benda yang memiliki lintasan berbentuk garus lurus dan memiliki kecepatan gerak berubah secara teratur (percepatan konstan). Secara umum, GLBB dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Gerak lurus berubah beraturan dipercepat

Dalam GLBB dipercepat, kecepatan gerak benda bertambah secara beraturan (percepatan bernilai positif). Dalam GLBB dipercepat berlaku beberapa persamaan matematis, yaitu sebagai berikut.

a = ∆𝒗 ∆𝒕 =

𝑽𝟏−𝑽𝟎 𝒕𝟏−𝒕𝟎

Dari persamaan itu dapat diperoleh besarnya kecepatan akhir dari gerak benda sebagai berikut :

a = ∆𝒗 ∆𝒕 = 𝒗𝒕−𝒗𝒐 𝒕𝒕−𝒕𝒐 sehingga didapat : 𝒗𝒕 = 𝒗𝒐 + a . t St = 𝒗𝒐 . t + 𝟏𝟐 a . 𝒕𝟐 Dimana :

𝑣𝑡 = kecepatan pada detik ke t (m/s) 𝑣𝑜 = kecepatan awal ( m/s)

𝑎 = percepatan (m/𝑠2) 𝑡 = waktu (s)

28

Karena perubahan kecepatan setiap satuan waktu disebut percepatan, maka gerak lurus berubah beraturan dinyatakan sebagai gerak yang lintasannya lurus dan percepatannya selalu tetap. Apabila dibuat grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t), perpindahan (s) terhadap waktu (t) dari gerak lurus berubah beraturan, akan didapatkan sebagai berikut: v t Gambar 4. Grafik v- t s t Gambar 5. Diagram S- t

29

b. Gerak lurus berubah beraturan diperlambat

Dalam GLBB diperlambat, kecepatan gerak benda berkurang secara beraturan (percepatan bernilai negatif).

Ciri GLBB

 Kecepatan berubah (v= berubah)

 Percepatan konstan (a= konstan)

 Lintasannya lurus

6. Aplikasi Konsep GLB dan GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari Benda yang mengalami gerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan yang berubah seiring dengan perubahan waktu. Dengan demikian dalam selang waktu yang sama perubahan jarak yang dicapai benda tidak sama. Bila perubahan jarak yang dicapai semakin bertambah besar, berarti kecepatan benda semakin bertambah pula. Gerak semacam itu dinamakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat. Sebaliknya jika perubahan jarak yang dicapai semakin berkurang, berarti kecepatan benda semakin lambat, maka gerak demikian disebut dengan gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Kecepatan akhir pada saat tertentu berbeda dengan kecepatan awal pada saat t = 0 yaitu saat peninjauan gerak dilakukan.

30

Dalam kehidupan sehari-hari, konsep GLB agak sulit dijumpai. Hal ini disebabkan pada gerak suatu benda, GLB hanya berlangsung pada waktu tertentu, selanjutnya kecepatannya berubah tergantung pada situasi jalan yang dilalui.

GLBB banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Benda yang jatuh, seperti penerjun yang meloncat dari pesawat, bergerak turun dalam kecepatan yang semakin bertambah. Jika pengaruh gaya gesekan diabaikan kecepatan benda yang jatuh bebas akan bertambah 9,8 m/s2 untuk setiap detik benda itu bergerak turun. Gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat.

H. Hubungan Teori Dengan Langkah Penelitian

Teori-teori yang telah dijelaskan di atas berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah:

1. Teori pembelajaran tentang gerak lurus

Teori tentang pemahaman belajar siswa menjadi dasar dari instrumen pembelajaran yang akan dibuat dalam pengambilan data. Pembahasan-pembahasan materi yang akan diajarkan sangat berpengaruh besar pada instrumen tes awal dan tes akhir. Metode dan media pembelajaran hands on activities berpengaruh pada proses belajar mengajar sebagai treatmen. Secara keseluruhan, teori-teori yang telah dijelaskan menjadi dasar peneliti dalam melakukan penelitian.

31 2. Minat, keaktifan sikap ilmiah

Untuk mengetahui minat, keaktifan serta sikap ilmiah siswa, peneliti memberikan kuisioner kepada semua siswa yang akan dijadiakan sampel. Dengan diberikan kuisioner peneliti akan mengetahui apakah siswa tersebut berminat, aktif dan bersikap ilmiah terhadap pembelajaran tentang gerak lurus yang menggunakan metode hands on activities

32 BAB III

METODOLOGI PENELITTIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian model kuantitatif. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan statistik (Suparno, 2007: 135). Jenis penelitiannya adalah jenis komparatif. Penelitian jenis komparatif adalah penelitian yang membandingkan antar dua kelompok untuk melihat mana yang lebih mempuyai dampak (Suparno, 2007: 7).

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas VIIA SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul.

33 2. Sampel Penelitian

Dari semua siswa kelas VIIA diambil satu kelas saja sebagai sampel yang terdiri 26 siswa.

D. DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran hands on activities sebagai treatment. Penelitian ini disusun sebagai berikut :

1. Tes awal

Tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum menerima pembelajaran dengan menggunakan metode hands on activities pada pokok bahasan gerak lurus. Pertanyaan yang digunakan menyangkut tentang materi yang akan diajarkan yaitu tentang gerak lurus.

2. Tes akhir

Tes akhir diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode hands on activities. Soal-soal yang diberikan sama dengan tes akhir, hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pemahaman siswa.

34 3. Hands on activities

Peneliti mengajar siswa dengan tujuan ingin mengaktifkan siswa dalam pembelajran fisika pada gerak lurus dengan menggunakan metode hands on activities

4. Observasi

Selain penulis juga melakukan observasi untuk mengetahui keaktifan siswa belajar fisika pada pokok bahasan gerak lurus menggunakan metode hands on activities.

5. Kuisioner/Angket

Kuisioner atau angket digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat, keaktifan siswa terhadap pembelajaran gerak lurus dengan menggunakan metode hands on activities .

E. TREATMENT

Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2007: 51-52).

Pada penelitian ini perlakuan khususnya adalah melaksanakan pembelajaran tentang gerak lurus dengan metode hands on activities. Waktu peneliti mengajar siswa aktif belajar dengan menggunakan LKS (dapat lihat di lampiran 1).

35

Hands on aktivities

Tujuan:

1. Dapat melakukan percobaan tentang gerak lurus beraturan suatu benda dengan ticker timer.

2. Dapat mengukur kecepatan rata- rata sebuah benda berdasarkan data yang terekam oleh ticker timer.

Alat:

a. Ticker timer

b. Ganjalan (buku, balok) c. Papan landasan d. Trolly/ kereta-keretaan e. Gunting f. Pita rekaman Langkah kerja: ganjalan

36

1) Buatlah landasan miring dengan cara mengganjal salah satu ujung landasan dengan ganjalan yang sudah disiapkan (lihat gambar) !

2) Atur kemiringan sedikit demi sedikit sampai kereta- keretaan yang diletakkan dipuncak landasan tepat akan meluncur kebawah! Jika kereta meluncur makin lama makin cepat, kurangi kemiringan landasan!

3) Hubungkan kereta- keretaan dengan ticker timer dan diberi sentuhan sedikit agar kereta bergerak menuruni landasan sambil menarik pita ketik!

4) Guntinglah pita yang ditarik oleh ticker timer hanya ketika ticker timer bergerak pada kemiringan!

5) Bagi pita menjadi beberapa bagian dimana setiap bagian memiliki selang waktu 5 ketikan! Karena itu berilah tanda pada pita untuk setiap jarak 5 ketikan.

6) Tempelkan tiap potongan kertas secara berurutan kesamping kanan sehingga diperoleh suatu diagram batang!

7) Amati diagram batang yang anda peroleh, kemudian nyatakanlah karateristik dari gerak lurus beraturan!

(a)

Tandai setiap 5 ketik

Panjang 5 ketik = 1/10 sekon (b)

37 (c)

Lakukan percobaan sebanyak 4 kali, dan tulis hasilnya ditabel berikut:

Tabel 1. Untuk GLB dan GLBB

No Waktu (∆𝑡) s

Jarak (∆𝑠) cm

Kecepatan rata- rata (v) cm/s Percepatan (a) cm/ 𝑠2 1 2 3 4 F. INSTRUMENT PENELITIAN

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes ( tes awal dan tes akhir ), kuesioner dan observasi.

1. Tes Awal dan Tes Akhir

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa tentang gerak lurus yang ditunjukan oleh peningkatan

38

pemahaman belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menngunakan metode hands on activities. Peningkatan pemahaman dibatasi pada peningkatan nilai antara tes awal dengan tes akhir. Tes awal dalam penelitian ini berguna untuk mengukur kemampuan awal masing- masing siswa. Dan tes akhir berguna untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini terdiri dari 6 soal berbentuk uraian dengan skor maksimum 100 dan minimum 0. Pembuatan tes awal dan tes akhir berdasarkan kisi- kisi berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi tes awal dan tes akhir.

Materi pokok

Inti materi Soal Skor

Gerak dan perpindahan 1. Pengertian jarak 2. Pengertian perpindahan

1. Apa yang dimaksud dengan jarak.

2. Apa yang dimaksud dengan perpindahan?

15

39 Teori gerak

dan GLB

1. Istilah

2. Analisis

3. Dapatkah Tri yang duduk diam dibangku halte dikatakan bergerak oleh Lusia yang melihatnya dari dalam mobil yang sedang bergerak?

4. Diketahui

Perpindahan 30 meter dan waktu 5 sekon dari sebuah benda yang bergerak lurus. Berapakah kecepatan benda ?

20

20

40 GLBB rata-rata dan percepatan sesaat dengan percepatan rata- rata?

6. Apa yang dimaksud dengan percepatan sesaat ?

15

15

2. Kuesioner

Kuesioner minat, keaktifan dan sikap dibatasi pada pernyataan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Minat, keaktifan, dan sikap ilmiah yang diukur adalah pernyataan- pernyataan kesungguhan, kejujuran, ketekunan, ketelitian, menghargai pendapat organg lain, rela bila pendapatnya ditantang atau dicela, tidak cepat putus asa, bekerja sama, dan bertanya untuk memperjelas pemahaman selama proses pembelajaran berlangsung.

Kuesioner ini terdiri dari 10 item dan pada masing-masing item berisi pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap setiap aspek yang ingin diungkap selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 3. Kisi- kisi kuesiener sebagai berikut:

Unsur utama Bagian Soal

Minat 1,5,8,9

Keaktifan 2,6,7

41

Tabel 4. Kuesioner, keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa

NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 Selama pembelajaran berlangsung, saya mengerjakan semua soal yang diberikan dengan sungguh-sungguh.

2 Selama pembelajaran berlangsung, saya menyelesaikan soal di papan tulis dari hasil pekerjaan saya sendiri atau dari kelompok saya sendiri.

3 Pembelajaran fisika yang dilaksanakan dengan metode hands on activities lebih menyenangkan dan cepat dipahami

4 Selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode hands on activities, saya lebih bersemangat dalam belajar fisika 5 Saya senang belajar fisika menggunakan

metode hands on activities

6 Saya berperan aktif merangkai percobaan, karena saya menyukai pelajaran Fisika yang berupa kegiatan percobaan.

7 Saya menanggapi pembahasan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

42

8 Saya mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru

9 Saya menyukai pelajaran Fisika menggunakan metode hands on activities dalam bentuk teori, rumus-rumus maupun percobaan.

10 Saya selalu siap mengikuti proses belajar mengajar Fisika.

3. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul serta menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu maupun kelompok

Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika pada pokok bahasan gereak lurus menggunakan metode hands on activities. Selama observasi, peneliti mengamati keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa.

43 G. VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Validitas mengukur apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukan pada kesesuaian penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2007: 67).

1. Validitas tes

Validitas tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mengukur apakah isi dari instrument yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur. Isi tes disesuaikan dengan bahan yang diberikan pada waktu pelajaran.

Validitasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soa seperti ditunjukan pada bagian instrument.

2. Validitas kuesioner

Untuk kuesioner validitas yang dilakukan ialah validitas konstruk. Validitas konstruk berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh instrumen yang disusun mampu menghasilkan butir-butir pertanyaan yang telah dilandasi oleh konsep teoritik tertentu. Validitas konstruk disusun dengan mendasarkan diri pada pertimbangan-pertimbangan rasional dan konseptual yang didukung oleh teori yang sudah mapan (Seepo). Dalam penelitian ini kuesioner disusun berdasarkan pada teori yang telah diungkapkan pada landasan teori.

44 H. ANALISIS DATA

1. Ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul tentang materi gerak lurus.

Untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode hands on activities dilaksanakan, diukur melalui tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Penskoran terhadap hasil pekerjaan siswa dilakukan dengan membuat skala skor.

a. Soal No. 1 dan No. 2 (bobot masing- masing soal 30)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skor 30 2) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada menulis

pengertian maka diberi skor 10

3) Jika pekerjaan siswa hanya menjawab setengah dan benar maka skor 7

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 2 5) Jika siswa tidak mengerjakan maka skor 0

b. Soal No.3 dan No. 4 (bobot masing- masing soal 40)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skor 40 2) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada menulis rumus

45

3) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada menulis besaran yang diketahui dan ditanyakan maka skor 8

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 4 5) Jika siswa tidak mengerjakan maka skor 0

c. Soal No. 5 dan No. 6 (bobot masing- masing soal 30)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skornya 30.

2) Jika perkerjaan siswa hanya sesuai dengan sampai pada penilisan rumus maka diberi skor 12.

3) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada penulisan rumus besaran dan yang diketahui dan ditanyakan siswa tidak sesuai maka diberi skor 8.

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 4. 5) Jika siswa tidak mengerjakan sama sekali skor 0.

Setelah semua tes di skor, lalu hasil tes awal dibandingkan dengan hasil tes akhir dengan uji t untuk kelompok dependent.

46

2. Ada tidaknya peningkatan keaktifan, minat serta sikap ilmiah siswa Untuk data kuesioner keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa dilakukan penskoran jawaban untuk memudahkan pengelompokan jawaban. Adapun penskoran dilakukan sebagai berikut:

a. SS (Sangat Setuju) diberi skor 4 b. S (Setuju) diberi skor 3

c. TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

d. STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

Skor minimal 10, dan maksimal 40. Kemudian dilakukan klasifikasi seperti tabel berikut:

Kriteria Klasifikasi keaktifan, minat dan sikap Ilmiah Siswa

Tabel 5. Kreteria klasifikasi minat siswa

INTERVAL KLASIFIKASI JUMLAH SISWA 16 – 19 Sangat berminat 12 – 15 Berminat 8 – 11 Tidak berminat 4 – 7 Sangat tidak berminat

47

Tabel 6. Klasifikasi keaktifan siswa

INTERVAL KLASIFIKASI JUMLAH SISWA 12 – 14 Sangat aktif 9 – 11 Aktif 6– 8 Tidak aktif 3 – 5 Sangat tidak aktif

Tabel 7. Klasifikasi sikap ilmiah siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

Dokumen terkait