• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman, keaktifan, minat, sikap ilmiah dan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran gerak lurus dengan menggunakan metode Hands On Activities - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemahaman, keaktifan, minat, sikap ilmiah dan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran gerak lurus dengan menggunakan metode Hands On Activities - USD Repository"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMAHAMAN, KEAKTIFAN, MINAT, SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE HANDS ON ACTIVITIES

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

VERONIKA ERNI NIM. 071424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Kekasih jiwaku Yesus Kristus yang amat dan sangat kucinta yang tak terlukiskan kasih yang diberikan bagiku. Karya Nya megah tiada bandingannya. Dengan kasih MU setia menjagaku kan ku nyatakan bahwa Yesuslah Tuhan. Yesus kau lah raja dalam hidupku berkuasa berjaya untuk selamanya.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan di dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2012 Penulis,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Veronika Erni

Nomor Mahasiswa : 071424005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMAHAMAN, KEAKTIFAN, MINAT, SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE HANDS ON ACTIVITIES

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Juli 2012

Yang menyatakan

(7)

vii ABSTRAK

Erni, Veronika. 2012. Pemahaman, Keaktifan, Minat, Sikap Ilmiah dan

Keterampilan Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Gerak lurus Dengan

Menggunakan Metode Hands On Activities. Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul pada materi gerak lurus dengan menggunakan metode Hands on Activites; (2) mengetahui apakah metode Hands- on Activites dapat meningkatkan keaktifan, minat dan sikap ilmiah belajar siswa VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul; (3) mengetahui ketrampilan-ketrampilan apa saja yang dapat dikembangkan siswa VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul melalui metode hands-on activites dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan gerak lurus.

Subyek penelitian yaitu kelas VIIA SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul. Sampel yang diteliti berjumlah 26 siswa. Treatment pada kelas VIIA yaitu pembelajaran menggunakan metode hands on activities. Instrument yang digunakan yaitu: tes, kuisionar dan observasi.

(8)

viii ABSTRACT

Erni, Veronika. 2012. Understanding the activity, interests, scientific attitudes,

and social skill of students in learning straight motion using hands on activities

method. JPMIPA Physics Education. FKIP. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The purpose of this research was to: (1) determine the improvement of students’ understanding of junior Kanisius Bantul class VII on the subject of straight motion using hands on activities method, (2) determine whether the method of hands on activities can enhance the activity, interests, and scientifically attitude of students, (3) find out what skills can be developed by students through the method of hands on activities in learning physics on the subject of a straight montion,

The subject of this research was Bambanglipuro Bantul junior high school class VII. The sample studied was 26 students. The treatment, was using a hands on learning activities. Instrument used was a test, questionnaire ad observation.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama- tama penulis panjatkan Tuhan Yesus Kristus dan Juru selamat, nama di atas segala nama dan Raja di atas segala Raja. Semua ini karena begitu besar melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudul PEMAHAMAN, KEAKTIFAN, MINAT, SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISIWA DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE HANDS ON ACTIVITIES.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Terkhusus untuk kekasih jiwaku, Yesus Kristus. Kebanggaanku batu keselamatanku, kota benteng kekuatanku, sember kemenanganku, sumber pengharapan, sumber segalanya.

(10)

x

3. Dosen penguji, terima kasih atas segala saran-saran dan kritik yang telah disampaikan selama pendadaran.

4. Kepala sekolah SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian selama kurang lebih dua minggu.

5. Guru mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang, dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswi kelas VIIA dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

6. Seluruh dosen dan karyawan JPMIPA yang telah membantu penulis dalam membrrikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan. 7. Siswa-siswi SMP yang telah memberikan dukungan dalam perolehan

data penelitian.

8. Kedua orang tuaku tercinta yang penuh kasih dan sayang, yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk OM Bernadus Bala Boto’or yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Keluarga besar di Mangat, Pinoh, dan Bantul yang tercinta atas segala doa, dukungan, dan segalanya yang diberikan buat saya.

(11)

xi

12.Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2007: Usi, Jane, Lulik, Kenil, Ephin, Christin, Wah, Wawan , Mas Yoga, Mbak Ventri.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini menjadi berkat untuk setiap pembaca.

Yogyakarta, 26 Juli 201

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

(13)

xiii

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pemahaman Belajar ... 7

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Pembelajaran ... 10

3. Pemahaman Konsep ... 12

B. Keaktifan Belajar ... 12

1. Pengertian Keaktifan ... 12

2. Indikator Keaktifan ... 15

C. Minat Belajar Siswa ... 16

D. Sikap Ilmiah Siswa ... 18

E. Keterampilan Sosial Siswa ... 20

F. Metode Hands on Activities ... 20

G. Gerak Lurus... 21

(14)

xiv

2. Jarak dan Perpindahan... 22

3. Kelajuan dan Kecepatan ... 23

4. Gerak Lurus Beraturan ... 24

5. Gerak Lurus Berubah Beraturan ... 27

6. Aplikasi Konsep GLB dan GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari ... 29

H. Hubungan Teori dengan Langkah Penelitian ... 30

1. Teori Pembelajaran tentang Gerak Lurus ... 30

2. Minat, Keaktifan, Sikap Ilmiah ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sempel ... 32

D. Desain Penelitian ... 33

1. Tes Awal ... 33

2. Tes Akhir ... 33

(15)

xv

4. Observasi ... 34

5. Kuisioner/Angket ... 34

E. Treatment ... 34

F. Instrument Penelitian ... 37

1. Tes Awal dan Tes Akhir ... 37

2. Kuisioner ... 40

3. Observasi ... 42

G. Validitas dan Realibilitas ... 43

1. Validitas Tes ... 43

2. Validitas Kuisioner ... 43

H. Analisis Data ... 44

1. Ada Tidaknya Peningkatan Pemahaman Siswa SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul tentang materi Gerak Lurus ... 44

2. Ada Tidaknya Peningkatan Keaktifan, Minat serta Sikap Ilmiah Siswa ... 46

(16)

xvi

Tentang Gerak Lurus Menggunakan Metode

Hands on Activities ... 47

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 50

A. Deskripsi Penelitian ... 50

1. Observasi Guru ... 50

2. Observasi Aktivitas siswa di Kelas ... 51

B. Data ... 54

1. Data Tes Awal ... 54

2. Data Tes Akhir ... 55

3. Data kuisioner ... 57

4. Data Keterampilan pada saat observasi ... 61

C. Analisis ... 63

1. Ada Tidaknya Peningkatan Pemahaman Siswa SMP kelas VIIA Kanisius Bambang Lipuro Bantul tentang Gerak Lurus ... 63

(17)

xvii

3. Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran

Menggunakan Metode Hands on Activities ... 67

D. Pembahasan Umum ... 69

E. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Untuk GLB dan GLBB ... 37

Tabel 2 Kisi-kisi Tes Awal dan Tes Akhir ... 38

Tabel 3 Kisi-kisi Kuisioner ... 40

Tabel 4 Kuisioner Keaktifan, Minat, Sikap Ilmiah Siswa ... 41

Tabel 5 Kriteria Klasifikasi Minat Siswa ... 46

Tabel 6 Klasifikasi Keaktifan Siswa ... 47

Tabel 7 Klasifikasi Sikap Ilmiah Siswa... 47

Tabel 8 Keterampilan Sosial yang Muncul pada Siswa ... 49

Tabel 9 Klasifikasi Keterampilan Sosial Siswa ... 49

Tabel 10 Jadwal Waktu Pelaksanaan Pengambilan Data ... 53

Tabel 11 Analisis Skor Tes Awal ... 54

Tabel 12 Data Skor Tes Akhir ... 55

Tabel 13 Data Hasil Skor Minat Siswa ... 57

Tabel 14 Data Hasil Skor Keaktifan Siswa ... 58

(19)

xix

Tabel 16 Data Keterampilan Sosial Siswa Pada Saat Obsrvasi ... 61

Tabel 17 Skor Tes Awal dan Tes Akhir ... 63

Tabel 18 Paired Sample Statistics ... 65

Tabel 19 Paired Sample Correlations ... 65

Tabel 20 Paired Sample Test ... 65

Tabel 21 Klasifikasi Minat Siswa ... 66

Tabel 22 Klasifikasi Keaktifan Siswa ... 66

Tabel 23 Klasifikasi Sikap Ilmiah Siswa... 67

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin dari Kampus ... 77

Lampiran 2 Surat dari Sekolah ... 78

Lampiran 3 Tes Awal ... 79

Lampiran 4 Jawaban Tes Awal... 80

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 81

Lampiran 6 Hands On Activities... 91

Lampiran 7 Tes Akhir ... 95

Lampiran 8 Jawaban Tes Akhir ... 96

Lampiran 9 Kunci Jawaban Tes Awal dan tes akhir Siswa ... 97

Lampiran 10 Kuisioner ... 98

Lampiran 11 Contoh Jawaban Kuisioner Siswa ... 100

Lampiran 12 Hasil Pengisian Kuisioner ... 102

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Fisika dianggapnya sebagai suatu pelajaran yang sangat sukar dan harus dihindari. Padahal fisika sesungguhnya merupakan ilmu yang sangat menarik dan menyenangkan. Fisika bukanlah hal yang menakutkan tetapi merupakan suatu kawan bermain yang menyenangkan jika kita dapat memahami konsep-konsepnya dengan baik. Pengajar dituntut untuk mengajar dengan cara yang menarik agar berhasil menarik minat siswa untuk belajar fisika.

(22)

2

menerapkan gagasan-gagasan mereka sendiri. Guru boleh menyediakan tangga-tangga yang menuntun siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dan siswa sendirilah yang harus mendaki tangga-tangga tersebut (Slavin, 2003:527). Guru dapat mengaktifkan siswa salah satunya dengan menggunakan variasi metode pembelajaran yang disesuaikan dengan bahan ajar, karena ada beberapa metode pembelajaran yang kurang cocok untuk bahan ajar tertentu. Dengan menggunakan variasi metode pembelajaran guru diharapkan dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Tercapainya tujuan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh siswa setelah mereka selesai mengalami proses pembelajaran karena indikator tersebut merupakan hasil langsung dari pendidikan (Sumadji, 1998: 41; Winkel, 1997: 58-59). Di lain pihak siswa tidak dapat dikatakan telah berhasil mempelajari fisika tanpa mempunyai kemampuan mengolah informasi-informasi yang ada untuk mengkonstruksi pengetahuan dan memecahkan masalah-masalah fisika. Untuk itu pemilihan metode pembelajaran fisika yang cocok perlu diperhatikan oleh para pendidik agar sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasi. Maka dalam penelitian ini, pembelajaran fisika dengan metode hands –on activites dipilih sebagai pendekatan untuk menjadikan siswa pelajar yang konstruktivis dalam memahami fisika.

(23)

3

Fungsi fasilitator dan moderator dapat dijabarkan dalam tugas sebagai berikut (Suparno, 1997: 66):

 Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan anak bertanggung jawab dan membuat rancangan, proses, dan penelitian;  Menyediakan atau memberikan kegiatan- kegiatan yang merangsang

anak ingin tahu dan membantu anak mengeskpresikan gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka serta menyediakan sarana yang merangsang anak berpikir;

 Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran anak berjalan

denga lancar atau tidak;

SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul adalah SMP swasta yang terletak di desa. SMP ini dilengkapi beberapa hal seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas yang lengkap.

(24)

4 b. Perpustakaan

Untuk menunjang proses belajar mengajar, di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul memiliki sebuah perpustakaan. Perpustakaan ini memiliki koleksi yang cukup banyak. Selain menyediakan buku-buku pengetahuan umum, perpustakaan ini juga menyediakan buku pelajaran, dan juga kamus yang sangat membantu para siswa dalam kegiatan belajar mereka.

c. Ruang kelas

Ruang kelas yang ada sudah cukup nyaman dan terang. Di setiap kelas dilengkapi dengan meja dan kursi yang disesuaikan dengan jumlah siswa di setiap kelas tersebut. Di setiap kelas juga terdapat meja dan kursi untuk guru, papan tulis, alat tulis dan penghapus.

Selama ini belum pernah ada penelitian tentang penggunaan metode hands on activities di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul. Maka berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti apakah metode hands on activities dapat efektif membantu siswa SMP Kanisius

(25)

5 B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sejauh mana peningkatan pemahaman siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul tentang pokok bahasan gerak lurus dengan menggunakan metode hands on activite ?

2. Apakah metode hands- on activites dapat meningkatkan keaktifan, minat dan sikap ilmiah belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul?

3. Ketrampilan-ketrampilan apa saja yang dapat dikembangkan siswa VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul melalui metode hands on activities dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan gerak lurus?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul pada materi gerak lurus dengan menggunakan metode Hands- on Activites ?

2. Mengetahui apakah metode Hands- on Activites dapat meningkatkan keaktifan, minat dan sikap ilmiah belajar siswa VII SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul ?

(26)

6 D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Untuk sekolah dan guru

a. Dapat memperoleh manfaat akan pembelajaran gerak lurus dengan metode hands on activities dan dapat menggunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran fisika

b. Termotivasi untuk semakin kreatif dalam mengembangkan pembelajaran fisika dengan metode hands- on activities

2. Untuk siswa

(27)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemahaman Belajar

Pemahanam menurut Kartika Budi (1987: 233), merupakan salah satu aspek kognitif dalam pelaksanan kegiatan belajar mengajar karena menjadi aspek yang paling menonjol atau yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan belajar mengajar, maka pertama- tama yang akan dicapai adalah pemahaman atau pengertian yang kita pelajari. Menurut Sardiman (1986: 57), pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Oleh karena itu belajar harus mengerti maknanya, maksud dan impikasi serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahani suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar memahami adalah tujuan akhir dari setiap belajar.

(28)

8

pemahaman yang kuat untuk mengerti bahan- bahan yang dipelajari kedalam suatu konsep atau pengertian secara menyeluruh.

1. Pengertian Belajar

Pada prinsipnya belajar merupakan suatu perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Tyson dan Caroli mendefinisikan mengajar sebagai suatu cara dan sebuah proses timbal balik antara siswa dengan guru yang sama- sama aktif melakukan kegiatan (Mubbin Syah, 1995:183). Menurut kaum konstruktivis (Suparno, 1997:61), belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti, mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut.

 Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.

 Konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomen atau persoalan baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

 Belajar bukan merupakan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu perkembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.

(29)

9

ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

 Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.

 Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar, konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Pengertian belajar tidak hanya sekedar peristiwa menambahnya pengetahuan seseorang, tetapi banyak hal yang terkait dengan belajar itu sendiri. Berikut ini dijabarkan pengertian belajar dari beberapa ahli pendidikan antara lain:

 Belajar merupakan suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan (Winkel, 2007:59).  Belajar merupakan perubahan perilaku yang diakibatkan oleh

pengalaman (Dahar, 1989:21).

 Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Burton dalam Usman, 1990:2).

(30)

10

 Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenisdan jenjang pendidikan (Muhubbin Syah, 1995: 88)

Dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa ”belajar” pada manusia merupakan interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1987:36).

2. Pengertian Pembelajaran

Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan harus mulai diperkenalkan sejak SD adalah pembelajaran konstruktivisme. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode konstruktivisme, anak sejak awal sudah dibiasakan untuk aktif belajar, bukan hanya pasif atau sekedar menerima pengetahuan dari guru. Bagi kaum konstruktivisme, belajar adalah proses organik untuk menemukan sesuatu bukan merupakan proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Sedangkan mengajar menurut kaum konstruktivis adalah bukan memindahkan pengetahuan dari seseorang guru kepada murid, melainkan sesuatu kegiatan yang memungkinkan anak membangun sendiri pengetahuannya.

(31)

11

1997:62). Pembelajaran menekankan pada kegiatan atau keaktifan siswa, bukan kegiatan guru. Ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, dalam arti seberapa banyak dan seberapa sering siswa terlibat secara aktif.

Pembelajaran bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi merupakan kegiatan yang meningkatkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran berarti partisipasi pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis. Peranan guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belalajar murid berjalan dengan baik dalam (Suparno, 1997: 14).

Sesuai dengan hakekatnya, tujuan pembelajaran fisika meliputi 3 aspek yaitu (Kartika Budi, 1989:161)

 Pengetahuan yang meliputi pemahaman konsep, hukum-hukum dan teori beserta penerapannya.

 Kemampuan melakukan proses, antara lain pengukuran, percobaan, bernalar sesuai dengan diskusi didalamnya.

(32)

12

siswa menguasai dan terampil melaksakan proses sains, sedangkan dari aspek sikap keilmuan tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan.

3. Pemahaman Konsep

Menurut White RT (1993:49), pemahaman dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang menggunakan pengetahuan, untuk mengatasi situasi. Pemahaman tidak hanya mempersoalkan jumlah pengetahuan, meski pengetahuan lebih luas secara alami cenderung untuk melahirkan pemahaman dan pola gabungan antara unsur- unsurnya juga penting dalam pemahaman. Pemahaman suatu konsep tidaklah hanya suatu fungsi yang menyangkut tingkat pengetahuan tentang sesuatu, tetapi juga menyangkut tingkat pengetahuan tentang pengintegrasian pengetahuan itu (White RT, 1993:51).

B. Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan

Mc Keachie (dalam Dimyati, 1999:45), berkenaan dengan prinsif keaktifan mengemukakan bahwa “ individu merupakan manusia belajar

(33)

13

Menurut Sagala (2006: 124-134), keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain:

a. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain- lain. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaknya senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.

Sudjana (1988:72) mengemukakan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal.

(34)

14

Paul. B. Diedrich (dalam Rohani, 1991: 8-9) mengklasifikasikan aktifitas menjadi:

a. Visual activities, seperti: membaca, melihat gambar, percobaan, mengamati pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, diskusi.

c. Listening activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti: menulis, keterangan, laporan.

e. Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi.

g. Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat-ingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

(35)

15 2. Indikator Keaktifan

Keaktifan belajar dapat dilihat dari (Ardana): a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. b. Kerjasamanya dalam kelompok.

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli. d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal. e. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok. f. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.

g. Memberi gagasan yang cemerlang.

h. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang. i. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain. j. Memanfaatkan potensi anggota kelompok.

k. Saling membantu dan menyelesaikan masalah.

(36)

16

siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan sehari-hari yang menggunakan prinsip fisika.

C. Minat Belajar Siswa

Menurut Sardiman (1986:76), minat diartikan sebagai sesuatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri- ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan- keinginan atau kebutuhan- kebutuhannya sendiri. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu yang baru. Dapat pula melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987:105). Minat berhubungan dengan perasaan. Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual yang khusus berpengaruh terhadap semangat atau gairah belajar. Melalui perasaan siswa mengarahkan penilainan yang agak spontan terhadap pengalaman- pengalaman belajar di sekolah. Perasan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan sikap positif, maka guru dapat membuat siswa merasa senang dalam belajar. Cara menimbulkan minat pada siswa adalah sebagai berikut (Winkel, 1987: 30-31):

(37)

17

 Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu mudah.

 Menggunakan alat- alat pelajaran yang nenunjang proses belajar mengajar.

 Bervariasi dalam cara mengajar, namun tidak berganti- ganti metode sehingga siswa tidak menjadi bingung.

Selain perasaan, motivasi juga berhubungan dengan minat. Minat merupakan alat mativasi yang pokok. Proses belajar mengajar akan lancar bila disertai dengan minat dan minat dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut (Winkel, 1987: 30-31):

 Membangkitkan adanya suatu kebutuhan  Menghubungkan adanya persoalan masa lalu

 Memberikan kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik  Menggunakan berbagai cara untuk mengajar

(38)

18 D. Sikap Ilmiah Siswa

Sikap cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penelilain terhadap obyek itu, berguna atau berharga baginya atau tidak. Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan sekali dalam mengalami tindakan lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak (Winkel, 1987:77). Dalam penelitian ini sikap siswa diukur dengan kuesioner pengukuran sikap dan dilihat dari skor yang diperoleh siswa dari menjawab kuesioner pengukuran sikap. Kuesioner pengukuran sikap ini dibuat berdasarkan komponen-komponen dan indikator sikap. Beberapa langkah ilmiah yang biasa dilakukan oleh para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah menurut (Mukayat B, 1985: 31-34) antara lain:

 Sikap ingin tahu: apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indra sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah.

 Sikap kritis: tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik kesimpulan; bersedia berubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

(39)

19

 Sikap ingin menemukan: selalu memberikan saran-saran untuk menemukan eksperimen baru, kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

 Sikap menghargai karya orang lain: tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

 Sikap tekun: tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, berusaha bekerja dengan teliti terhadap hal yang ingin diketahuinya.

 Sikap terbuka: bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

 Sikap mau bekerja sama dengan orang lain dalam melakukan percobaan, dalam memecahkan masalah.

(40)

20

bersifat fundamental, menghargai struktur teoritis, menghargai kuatifikasi, dapat menerima pengertian keboleh-jadian, dan dapat menerima pengertian generalisasi.

E. Keterampilan Sosial Siswa

Model pembelajaran hands on activities sangat berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Model pembelajaran hands on activities juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajara ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit.

Dalam pembelajaran hands on activities, siswa tidak hanya mempelajari materi saja. Namun siswa juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang dapat dikembangkan. Ketrampilan yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran (Suprijono, 2009: 157) antara lain:

1. Berpatisipasi aktif dalam pembelajaran 2. Memberi respon selama pembelajaran 3. Memberi kesempatan pada orang lain 4. Mendengarkan secara aktif.

F. Metode Hands on Activities

(41)

21

menciptakan sesuatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika sendiri. Maka model metode hands-on activities dapat berisikan pembelajaran dengan inquiry, discovery, kerja kelompok, eksperimen, dll. Segi utama adalah aktivitas yang menggunakan prinsip fisika. Keuntungan lain dengan metode hands-on aktivites ini adalah siswa dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang berbau fisika (Suparno, 2007:123).

G. Gerak lurus

1. Pengertian Gerak

Gerak adalah perubahan kedudukan atau tempat suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Jadi bila suatu benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap suatu titik acuan, maka benda tersebut dikatakan sedang bergerak. Misalnya, kita mengatakan bahwa mobil itu bergerak. Hal ini dimaksudkan bahwa mobil bergerak terhadap jalan atau kendaraan lain yang digunakan sebagai acuan. Jadi diam atau bergerak merupakan keadaan yang harus ditinjau terhadap benda lain.

(42)

22

Gerak dalam hal ini di bagi menjadi dua, yaitu:  Gerak relatif

Suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum pasti bergerak terhadap benda lainnya. Contoh Ani berjalan kaki terhadap gedung sekolah.

 Gerak semu

Sebuah benda dikatakan melakukan gerak semu apabila benda tersebut tampak seolah-olah bergerak, padahal sebenarnya benda tersebut diam. Contoh matahri seakan-akan yang mengelilingi bumi, padahal yang sebenarnya bumi lah (rotasi bumi) yang berputar mengelilingi matahari.

2. Jarak dan Perpindahan

Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan adaalah perubahan kedudukan suatu benda karena adanya perubahan waktu. Contoh soal :

A B C -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

(43)

23

Jarak dari A ke C kemudian ke B = panjang ACB

= panjang AC + panjang CB = 8 + 5 = 13 m

Perpindahan dari A ke C kemudian ke B =

   

m kedudukan dapat terletak dikiri dan dikanan titik acuan, sehingga untuk membedakannya digunakan tanda positif atau negatif. Untuk membedakan antara jarak dan perpindahan pada contoh di atas dengan menggunakan persamaan ∆𝑥 = 𝑥𝑖− 𝑥𝑜, persamaan ini diperoleh berdasarkan gerak benda. Karena perpindahan merupakan vektor, maka dari itu tanda positif atau negatif kedudukan awal benda harus diperhatikan. Sedangkan untuk menghitung jarak dengan menggunakan persamaan yang sama namun, karena jarak merupakan besaran skalar yang nilainya selalu positif maka tidak tergantung pada tanda dimana kedudukan awal dan akhir suatu benda.

3. Kelajuan dan Kecepatan

Kelajuan suatu benda adalah hasil bagi antara jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh jarak tersebut. Besaran ini tidak tergantung pada arah. Sedangkan kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu. Besaran ini tergantung pada arah.

(44)

24 Dimana:

V : kelajuan ( m/s )

S : jarak yang ditempuh (m) t : waktu yang ditempuh (s)

Secara sistematik yang sama akan besarnya kecepatan dapat ditentukan sebagai berikut :

Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Benda juga dikatakan bergerak lurus beraturan apabila dalam selang waktu yang sama dapat menempuh jarak yang sama dan lintasannya merupakan garis lurus. Dalam hal ini, kecepatan merupakan perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh suatu benda terhadap waktu yang diperlukan. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

(45)

25 Dimana:

v : kecepatan (m/s) S : perpindahan (m)

t : waktu yang ditempuh (s)

Ciri-ciri GLB:

 Lintasan lurus

 Kecepatan tetap (v konstan)

 Percepatan nol (a=0 )

Hubungan antara kecepatan (v) dengan waktu (t) dan jarak (S) dengan waktu dapat digambarkan dengan grafik v – t dan S – t sebagai berikut V

C B

(46)

26 s

𝛼

t Gambar 3. Diagram S- t

Dari grafik v – t, tampak bahwa kecepatan selalu tetap tidak bergantung oleh waktu, sehingga grafiknya berupa garis lurus yang sejajar dengan sumbu t. Jadi, jarak yang ditempuh oleh benda (S) pada grafik v-t merupakan luas bidang yang dibatasi oleh garis grafik v dan sumbu t dalam selang waktu tertentu.

(47)

27 5. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubag beraturan adalah gerak benda yang memiliki lintasan berbentuk garus lurus dan memiliki kecepatan gerak berubah secara teratur (percepatan konstan). Secara umum, GLBB dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Gerak lurus berubah beraturan dipercepat

Dalam GLBB dipercepat, kecepatan gerak benda bertambah secara beraturan (percepatan bernilai positif). Dalam GLBB dipercepat berlaku beberapa persamaan matematis, yaitu sebagai berikut.

a = ∆𝒗

∆𝒕 = 𝑽𝟏−𝑽𝟎

𝒕𝟏−𝒕𝟎

Dari persamaan itu dapat diperoleh besarnya kecepatan akhir dari gerak benda sebagai berikut :

a = ∆𝒗

(48)

28

Karena perubahan kecepatan setiap satuan waktu disebut percepatan, maka gerak lurus berubah beraturan dinyatakan sebagai gerak yang lintasannya lurus dan percepatannya selalu tetap. Apabila dibuat grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t), perpindahan (s) terhadap waktu (t) dari gerak lurus berubah beraturan, akan didapatkan sebagai berikut:

v

t Gambar 4. Grafik v- t

s

(49)

29

b. Gerak lurus berubah beraturan diperlambat

Dalam GLBB diperlambat, kecepatan gerak benda berkurang secara beraturan (percepatan bernilai negatif).

Ciri GLBB

 Kecepatan berubah (v= berubah)

 Percepatan konstan (a= konstan)

 Lintasannya lurus

(50)

30

Dalam kehidupan sehari-hari, konsep GLB agak sulit dijumpai. Hal ini disebabkan pada gerak suatu benda, GLB hanya berlangsung pada waktu tertentu, selanjutnya kecepatannya berubah tergantung pada situasi jalan yang dilalui.

GLBB banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Benda yang jatuh, seperti penerjun yang meloncat dari pesawat, bergerak turun dalam kecepatan yang semakin bertambah. Jika pengaruh gaya gesekan diabaikan kecepatan benda yang jatuh bebas akan bertambah 9,8 m/s2 untuk setiap detik benda itu bergerak turun. Gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat.

H. Hubungan Teori Dengan Langkah Penelitian

Teori-teori yang telah dijelaskan di atas berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah:

1. Teori pembelajaran tentang gerak lurus

Teori tentang pemahaman belajar siswa menjadi dasar dari instrumen pembelajaran yang akan dibuat dalam pengambilan data. Pembahasan-pembahasan materi yang akan diajarkan sangat berpengaruh besar pada instrumen tes awal dan tes akhir. Metode dan media pembelajaran hands on activities berpengaruh pada proses belajar mengajar sebagai treatmen.

Secara keseluruhan, teori-teori yang telah dijelaskan menjadi dasar peneliti dalam melakukan penelitian.

(51)

31 2. Minat, keaktifan sikap ilmiah

(52)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITTIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian model kuantitatif. Penelitian kuatitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan statistik (Suparno, 2007: 135). Jenis penelitiannya adalah jenis komparatif. Penelitian jenis komparatif adalah penelitian yang membandingkan antar dua kelompok untuk melihat mana yang lebih mempuyai dampak (Suparno, 2007: 7).

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

(53)

33 2. Sampel Penelitian

Dari semua siswa kelas VIIA diambil satu kelas saja sebagai sampel yang terdiri 26 siswa.

D. DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran hands on activities sebagai treatment. Penelitian ini disusun sebagai berikut :

1. Tes awal

Tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum menerima pembelajaran dengan menggunakan metode hands on activities pada pokok bahasan gerak lurus. Pertanyaan yang

digunakan menyangkut tentang materi yang akan diajarkan yaitu tentang gerak lurus.

2. Tes akhir

Tes akhir diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode hands on activities. Soal-soal yang diberikan sama dengan tes akhir, hal ini

(54)

34 3. Hands on activities

Peneliti mengajar siswa dengan tujuan ingin mengaktifkan siswa dalam pembelajran fisika pada gerak lurus dengan menggunakan metode hands on activities

4. Observasi

Selain penulis juga melakukan observasi untuk mengetahui keaktifan siswa belajar fisika pada pokok bahasan gerak lurus menggunakan metode hands on activities.

5. Kuisioner/Angket

Kuisioner atau angket digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat, keaktifan siswa terhadap pembelajaran gerak lurus dengan menggunakan metode hands on activities .

E. TREATMENT

Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2007: 51-52).

(55)

35

Hands on aktivities

Tujuan:

1. Dapat melakukan percobaan tentang gerak lurus beraturan suatu benda dengan ticker timer.

2. Dapat mengukur kecepatan rata- rata sebuah benda berdasarkan data yang terekam oleh ticker timer.

Alat:

a. Ticker timer

b. Ganjalan (buku, balok) c. Papan landasan

d. Trolly/ kereta-keretaan e. Gunting

f. Pita rekaman

Langkah kerja:

(56)

36

1) Buatlah landasan miring dengan cara mengganjal salah satu ujung landasan dengan ganjalan yang sudah disiapkan (lihat gambar) !

2) Atur kemiringan sedikit demi sedikit sampai kereta- keretaan yang diletakkan dipuncak landasan tepat akan meluncur kebawah! Jika kereta meluncur makin lama makin cepat, kurangi kemiringan landasan!

3) Hubungkan kereta- keretaan dengan ticker timer dan diberi sentuhan sedikit agar kereta bergerak menuruni landasan sambil menarik pita ketik!

4) Guntinglah pita yang ditarik oleh ticker timer hanya ketika ticker timer bergerak pada kemiringan!

5) Bagi pita menjadi beberapa bagian dimana setiap bagian memiliki selang waktu 5 ketikan! Karena itu berilah tanda pada pita untuk setiap jarak 5 ketikan.

6) Tempelkan tiap potongan kertas secara berurutan kesamping kanan sehingga diperoleh suatu diagram batang!

7) Amati diagram batang yang anda peroleh, kemudian nyatakanlah karateristik dari gerak lurus beraturan!

(a)

Tandai setiap 5 ketik

(57)

37 (c)

Lakukan percobaan sebanyak 4 kali, dan tulis hasilnya ditabel berikut:

Tabel 1. Untuk GLB dan GLBB

No Waktu

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes ( tes awal dan tes akhir ), kuesioner dan observasi.

1. Tes Awal dan Tes Akhir

(58)

38

pemahaman belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menngunakan metode hands on activities. Peningkatan pemahaman dibatasi pada peningkatan nilai antara tes awal dengan tes akhir. Tes awal dalam penelitian ini berguna untuk mengukur kemampuan awal masing- masing siswa. Dan tes akhir berguna untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini terdiri dari 6 soal berbentuk uraian dengan skor maksimum 100 dan minimum 0. Pembuatan tes awal dan tes akhir berdasarkan kisi- kisi berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi tes awal dan tes akhir.

(59)
(60)

40

Kuesioner minat, keaktifan dan sikap dibatasi pada pernyataan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Minat, keaktifan, dan sikap ilmiah yang diukur adalah pernyataan- pernyataan kesungguhan, kejujuran, ketekunan, ketelitian, menghargai pendapat organg lain, rela bila pendapatnya ditantang atau dicela, tidak cepat putus asa, bekerja sama, dan bertanya untuk memperjelas pemahaman selama proses pembelajaran berlangsung.

Kuesioner ini terdiri dari 10 item dan pada masing-masing item berisi pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju terhadap setiap aspek yang ingin diungkap selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 3. Kisi- kisi kuesiener sebagai berikut:

Unsur utama Bagian Soal

Minat 1,5,8,9

Keaktifan 2,6,7

(61)

41

Tabel 4. Kuesioner, keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa

NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 Selama pembelajaran berlangsung, saya mengerjakan semua soal yang diberikan dengan sungguh-sungguh.

2 Selama pembelajaran berlangsung, saya menyelesaikan soal di papan tulis dari hasil pekerjaan saya sendiri atau dari kelompok saya sendiri.

3 Pembelajaran fisika yang dilaksanakan dengan metode hands on activities lebih menyenangkan dan cepat dipahami

4 Selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode hands on activities, saya lebih bersemangat dalam belajar fisika 5 Saya senang belajar fisika menggunakan

metode hands on activities

6 Saya berperan aktif merangkai percobaan, karena saya menyukai pelajaran Fisika yang berupa kegiatan percobaan.

(62)

42

8 Saya mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru

9 Saya menyukai pelajaran Fisika menggunakan metode hands on activities dalam bentuk teori, rumus-rumus maupun percobaan.

10 Saya selalu siap mengikuti proses belajar mengajar Fisika.

3. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul serta menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu maupun kelompok

(63)

43 G. VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Validitas mengukur apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukan pada kesesuaian penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2007: 67).

1. Validitas tes

Validitas tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mengukur apakah isi dari instrument yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur. Isi tes disesuaikan dengan bahan yang diberikan pada waktu pelajaran.

Validitasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soa seperti ditunjukan pada bagian instrument.

2. Validitas kuesioner

(64)

44 H. ANALISIS DATA

1. Ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul tentang materi gerak lurus.

Untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode hands on activities dilaksanakan, diukur melalui tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Penskoran terhadap hasil pekerjaan siswa dilakukan dengan membuat skala skor.

a. Soal No. 1 dan No. 2 (bobot masing- masing soal 30)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skor 30

2) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada menulis pengertian maka diberi skor 10

3) Jika pekerjaan siswa hanya menjawab setengah dan benar maka skor 7

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 2

5) Jika siswa tidak mengerjakan maka skor 0

b. Soal No.3 dan No. 4 (bobot masing- masing soal 40)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skor 40

(65)

45

3) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada menulis besaran yang diketahui dan ditanyakan maka skor 8

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 4

5) Jika siswa tidak mengerjakan maka skor 0

c. Soal No. 5 dan No. 6 (bobot masing- masing soal 30)

1) Jika pekerjaan siswa sesuai dengan lembar jawaban maka skornya 30.

2) Jika perkerjaan siswa hanya sesuai dengan sampai pada penilisan rumus maka diberi skor 12.

3) Jika pekerjaan siswa hanya sesuai sampai pada penulisan rumus besaran dan yang diketahui dan ditanyakan siswa tidak sesuai maka diberi skor 8.

4) Jika pekerjaan siswa tidak sesuai maka diberi skor 4.

5) Jika siswa tidak mengerjakan sama sekali skor 0.

(66)

46

2. Ada tidaknya peningkatan keaktifan, minat serta sikap ilmiah siswa Untuk data kuesioner keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa dilakukan penskoran jawaban untuk memudahkan pengelompokan jawaban. Adapun penskoran dilakukan sebagai berikut:

a. SS (Sangat Setuju) diberi skor 4

b. S (Setuju) diberi skor 3

c. TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

d. STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

Skor minimal 10, dan maksimal 40. Kemudian dilakukan klasifikasi seperti tabel berikut:

Kriteria Klasifikasi keaktifan, minat dan sikap Ilmiah Siswa

Tabel 5. Kreteria klasifikasi minat siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

JUMLAH SISWA 16 – 19 Sangat berminat

12 – 15 Berminat 8 – 11 Tidak berminat 4 – 7 Sangat tidak berminat

(67)

47

Tabel 6. Klasifikasi keaktifan siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

Tabel 7. Klasifikasi sikap ilmiah siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

3. Keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran fisika tentang gerak lurus menggunakan metode hands on activities

(68)

48 a. Kesungguhan selama pembelajaran

b. Memberi respon selama pembelajaran

c. Memberi kesempatan pada orang lain

d. Mendengarkan secara aktif

e. Berperan aktif selama pembelajaran.

Untuk mengetahui keterampilan siswa, peneliti menganalisis data dari keterampilan siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Peneliti menentukan kriteria skor setiap butir keterampilan yang dilakukan oleh siswa. Kriteria Penskoran:

(1) Skor 5 apabila keterampilannya sangat baik

(2) Skor 4 apabila keterampilannya baik

(3) Skor 3 apabila keterampilannya cukup

(4) Skor 2 apabila keterampilannya kurang

(5) Skor 1 apabila keterampilan sangat kurang

(69)

49

Tabel 8. Keterampilan sosial yang muncul pada siswa

Kode Siswa

Keterampilan sosial siswa Jml. Skor

Kriteria

A B C D E

Skor terendah 5, skor tertinggi 25. Setelah dihitung jumlah skor keterampilan sosial siswa, kemudian jumlah skor yang diperoleh siswa tersebut dikategorikan dalam skala kriteria seperti di bawah ini sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang, sangat kurang.

Tabel 9. Klasifikasi keterampilan sosial siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

21 – 25 Sangat terampil.

17 – 20 Terampil

13 – 16 Cukup terampil.

9 – 12 Tidak terampil

(70)

50 BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul, pada tanggal 27 Januari 2012 – 10 Februari 2012. Penelitian ini ditujukan untuk kelas VIIA karena sesuai dengan materi pembelajaran yang telah dirancang peneliti yaitu tentang gerak lurus. Pada tahun pelajaran 2012/2013 di SMP Kanisius Bambanglipuro Bantul, kelas VII terdiri dari 2 kelas. Dari 2 kelas yang ada, peneliti hanya memilih 1 kelas untuk dijadikan sampel penelitian.

Sebagai upaya mempersiapkan diri untuk melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi guru yang mengajar dan observasi aktivitas siswa di kelas. Observasi yang dilakukan peneliti adalah :

1) Observasi Guru

Peneliti melakukan observasi terhadap guru fisika yang sedang melakukan belajar mengajar selama 2 JP. Dalam observasi ini, peneliti melihat/ mengobservasi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas VIIA. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh guru antara lain:

a. Pembukaan Proses Belajar Mengajar

(71)

51

perhatian siswa. Pada awal pelajaran, guru memberi salam, kemudian memberi waktu kepada siswa untuk menyiapkan alat tulis.

b. Kegiatan Inti Proses Belajar Mengajar

Peneliti memperhatikan bagaimana guru menyampaikan materi pelajaran serta metode yang digunakan oleh guru saat mengajar adalah metode ceramah. Ketika guru menerangkan, guru juga mencatat di papan tulis dan siswa diberi waktu tersendiri untuk mencatat. Ketika materi telah diberikan, guru memberikan contoh soal dan latihan kemudian siswa di tunjuk/di suruh maju mengerjakan di papan tulis. c. Penutupan Proses Belajar Mengajar

Peneliti mengamati bagaimana cara guru memberikan tugas / PR, memberikan kesimpulan, ketrampilan guru mengakhiri dan menutup pelajaran.

2) Observasi Aktivitas Siswa di Kelas

Pada awal kegiatan pembelajaran siswa dalam keadaan yang siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat ketika guru memasuki kelas, siswa-siswa tidak ramai dan telah duduk di tempat duduk masing-masing.

(72)

52

yang antusias mengikuti pembelajaran tetapi juga ada beberapa siswa yang tampak bermain-main HP dan mengobrol dengan teman sebelahnya.

Dengan mengamati aktivitas siswa di kelas, peneliti dapat mempelajari keadaan, karakteristik, dan kemampuan siswa. Dari hasil observasi tersebut, peneliti dapat mempersiapkan diri, materi, dan metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Mengawali rangkaian kegiatan pengumpulan data, peneliti memberi tes awal kepada kelas VIIA yang akan dijadikan sampel. Tes awal dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2012 jam ketiga dan jam keempat. Tes awal pada penelitian ini terdiri dari 6 buah soal dan bertipe uraian. Kegiatan selanjutnya adalah pemberian treatment kepada seluruh sampel berupa pembelajaran dengan metode hand on activities. Setelah diberi treatment, keseluruhan sampel kembali diberi tes akhir dengan soal yang sama pada soal tes awal. Tes akhir berguna untuk mengukur kembali kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain diberi tes akhir, siswa juga diberi kuesioner tentang minat, keaktifan dan sikap ilmiah. Berikut ini adalah jadwal dan proses pengambilan data metode hands on activities yang dilakukan di kelas VIIA SMP Kanisius

(73)

53

Tabel 10. Jadwal waktu pelaksanaan pengambilan data

(74)

54 B. DATA

1. Data Tes Awal

Pada tabel 11 di bawah dituliskan data skor tes awal siswa

(75)

55

Pada tabel 12 berikut dituliskan data sebagai tes akhir siswa setelah belajar dengan metode hands on activities

(76)
(77)

57

Y 10 10 12 12 15 12 71

Z 15 15 8 12 15 12 82

Rata- rata 70,85

3. Data Kuisioner

(78)
(79)

59

G 4 3 3 10

H 4 4 3 11

I 4 4 3 11

J 3 3 3 9

K 3 3 3 9

L 4 3 3 10

M 4 3 3 10

N 3 4 4 11

O 3 3 3 9

P 3 3 3 9

Q 3 3 3 9

R 3 4 3 10

S 3 3 4 10

T 3 3 3 9

U 3 3 3 9

V 3 3 3 9

W 3 4 4 11

X 3 3 3 9

Y 4 3 3 11

(80)
(81)

61

4. Data keterampilan sosial siswa pada saat obvervasi Pada tabel 16 dituliskan data skor keterampilan siswa

Tabel 16. Data keterampilan sosial siswa pada saat observasi

Nomor siswa

(82)

62

K 3 3 3 3 3 15 Cukup terampil

L 3 3 2 2 3 13 Cukup terampil

M 3 3 3 3 2 14 Cukup trampil

N 3 2 2 3 3 13 Cukup terampil

O 3 2 2 2 3 12 Tidak terampil

P 3 3 2 2 2 12 Tidak terampil

Q 3 3 3 2 2 13 Cukup terampil

R 3 3 3 3 3 15 Cukup terampil

S 3 2 2 2 2 11 Tidak terampil

T 3 3 2 2 3 13 Cukup terampil

U 3 3 3 3 3 15 Cukup terampil

V 3 3 3 2 3 14 Cukup terampil

W 4 3 3 3 3 16 Cukup terampil

X 3 3 3 3 3 15 Cukup terampil

Y 3 3 3 3 3 15 Cukup terampil

(83)

63 C. ANALISIS

1. Ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa SMP kelas VIIA Kanisius Bambanglipuro Bantul tentang materi gerak lurus.

Pada tabel 13 dituliskan skor data tes awal dan tes akhir dari siswa

Tabel. 17. Skor tes awal dan tes akhir

(84)

64

P 38 75

Q 30 74

R 34 73

S 38 76

T 38 72

U 37 68

V 37 72

W 42 72

X 34 76

Y 35 71

Z 37 82

Rata- rata 35,58 70,85

(85)
(86)

66

Dari hasil analisis diperoleh nilai t = -31. 266. p = 0.000 < α = 0.05 maka significan, artinya tes akhir lebih baik dari tes awal, maka pembelajaran gerak lurus menggunakan metode hands on activities meningkatkan pemahaman siswa.

2. Ada Tidaknya Peningkatan Keaktifan, Minat Serta Sikap Ilmiah Siswa

Berikut ini rangkuman skor yang diperoleh siswa dari pengisian kuesioner keaktifan, minat dan sikap ilmiah yang telah diklasifikasikan.

Tabel 21. Klasifikasi minat siswa

INTERVAL KLASIFIKASI

Tabel 22. Klasifikasi keaktifan siswa

(87)

67

Tabel 23. Klasifikasi sikap ilmiah siswa

INTERVAL KLASIFIKASI metode hands on activities dapat membantu keaktifan, minat dan sikap ilmiah siswa.

Hasil pengamatan dilihat dari foto-foto kegiatan siswa, siswa kelihatan aktif melakukan kegiatan aktif melakukan kegiatan hands on activities.

3. Keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran menggunakan metode hands on activities

1) Observasi

Keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode hands-on activites diambil dari hasil pengamatan keterampilan sosial siswa oleh observer selama kegiatan observasi dan pembelajaran berlangsung. Peneliti hanya membatasi pada keterampilan antara lain:

(88)

68

b. Memberi respon selama pembelajaran

c. Memberi kesempatan pada orang lain

d. Mendengarkan secara aktif

e. Berperan aktif selama pembelajaran.

Tabel 24. Kriteria keterampilan sosial siswa yang muncul pada siswa

INTERVAL KLASIFIKASI JUMLAH

21 - 25 Sangat terampil 0

17 – 20 Terampil 1

13 – 16 Cukup terampil 22

9 – 12 Tidak terampil 3

5 – 8 Sangat tidak terampil 0

(89)

69 D. Pembahasan Umum

1. Pemahaman awal dan pemahaman akhir

Berdasarkan analisis dari jawaban siswa pada tes awal dan tes akhir, hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman tentang gerak lurus. Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil peningkatan skor siswa yang diperoleh ketika tes akhir. Bila dibandingkan dengan hasil tes awal yang ditunjukkan oleh tabel 13 dapat dilihat adanya peningkatan pemahaman tentang materi gerak lurus.

Ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada materi gerak lurus dapat dilihat dari hasil analisis yang diperoleh pada tabel 16. Dari hasi analisis diperoleh nilai p = 0 .000 < α = 0.02 maka signifikan, artinya ada perubahan yang sigfinikan, sehingga dapat dikatakan ada peningkatan pemahaman antara hasil tes awal dan tes akhir.

(90)

70

dideskripsikan memiliki keaktifan, minat dan sikap ilmiah. Selain dilihat dari data kuisioner, keaktifan siswa dapat dilihat dari observasi foto.

3. Keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran menggunakan metode hands on activities

Dari analisis siswa cukup terampil, peneliti hanya membatasi keterampilan siswa yang muncul pada kegiatan pembelajaran tentang bagaimana kesungguhan siswa selama pembelajaran, respon siswa selama kegiatan pembelajaran, apakah siswa dapat memberi kesempatan kepada temannya, dan apakah selama pembelajaran siswa mendengarkan materi yang diberikan.

Untuk mengetahui ada tidaknya keterampilan yang ditunjukkan oleh siswa, pengamatan dilakukan tidak hanya ketika pembelajaran dilakukan dengan metode hands on activities tetapi juga ketika pada saat observasi. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan siswa, peneliti melakukan analisis dengan membandingkan keterampilan siswa secara keseluruhan pada saat observasi.

(91)

71 E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dijumpai peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengawasi atau observasi sendirian, sehingga dalam mengobservasi sebanyak 26 siswa peneliti merasa kesulitan.

2. Selama observasi siswa, peneliti tidak menggunakan lembar observasi yang rinci

(92)

72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan pemahanan tentang Gerak Lurus dengan metode hands on activities yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan metode hands on activities dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa tentang gerak lurus. Dari mean 𝑥 1 = 35,58, 𝑥 2 = 70,85 dan significan.

2. a. Penggunaan metode hands on activities dalam proses pembelajaran mengakibatkan dampak positif bagi siswa terutama peran aktifnya,. Hal ini terbukti selama dalam penelitian siswa benar-benar aktif baik dalam bertanya, menjawab pertanyaan, merangkai alat, menganalisis data, dan membuat kesimpulan dalam pembelajaran dengan metode hands on activities.

(93)

73

c. Penggunaan metode hands on activities dalam proses pembelajaran mengakibatkan dampak positif bagi sikap ilmiah siswa. Hal ini terbukti dan dapat dilihat sikap ingin tahu siswa, sikap objektif, sikap ingin menemukan dan sikap mau bekerja sama dengan orang lain dalam melakukan percobaan, memecahkan masalah

3. Dari berbagai analisis yang ditunjukkan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode hands on activities cukup membantu keterampilan sosial siswa.

B. Saran

1. Disarankan bagi guru untuk menggunakan metode hands on activities sebagai alternatif metode pembelajaran dalam menyajikan materi pembelajaran fisika.

2. Gunakan metode mengajar yang sesuai dengan konsep yang diberikan. Karena memberikan metode pengajaran yang tepatb dapat membantu pemahaman belajaran siswa.

Gambar

Tabel 16 Data Keterampilan Sosial Siswa Pada Saat Obsrvasi ...........................
Gambar 1. Kedudukan benda pada suatu garis lurus
Gambar 2. Diagram v -t
Gambar 3. Diagram S- t
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji residual menunjukan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating tidak mampu memoderasi hubungan antara asimetri informasi, ukuran perusahaan, leverage dan

Pengemasan Pesan - Menemui pelanggan (menjemput bola) lewat website adalah salah satu cara yang dipakai untuk promosi - Mengemas pesan dengan cara yang tepat menurut 24.. Mobile

battery (accumulator) dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk pemanas air.. mandi. Juga merancang rangkaian kontrol pemanas air, sehingga panas

[r]

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan penulis kepada perusahaan adalah meningkatkan pengawasan kepada karyawan agar kinerja karyawan bias lebih

[r]

Berbicara pada pola pembinaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan atlet pada saat berlatih, untuk mengetahui kesiapan pelatih dalam

Hubungan antara karakteristik air umpan yang ditunjukkan dengan nilai LSI dengan interval dapat digambarkan pada grafik seperti yang terlihat pada Gambar 4.18, yang dikhususkan