• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengendalian kualitas produk jadi kain batik jenis santung pada perusahaan batik bengawan indah surakarta hendri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengendalian kualitas produk jadi kain batik jenis santung pada perusahaan batik bengawan indah surakarta hendri"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK JADI KAIN BATIK

JENIS

SANTUNG

PADA PERUSAHAAN BATIK BENGAWAN INDAH

SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Untuk dapat melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat mencapai

Derajat Ahli Madya Program Studi D3 Manajemen Bisnis

Disusun oleh :

HENDRI CAHYONO F3509032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK JADI KAIN BATIK JENIS

SANTUNG PADA PERUSAHAAN BATIK BENGAWAN INDAH SURAKARTA

HENDRI CAHYONO

F3509032

Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan kualitas produk dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga untuk menekan jumlah produk cacat yang dihasilkan. Dapat dikatakan dengan melaksanakan pengendalian kualitas pada perusahaan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu bisa meningkatkan laba perusahaan dan menekan biaya kecacatan produk. Dalam upaya melakukan pengendalian kualitas yang optimal, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai pada produk akhir.

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas produk kain batik jenis Santung periode tahun 2011 pada perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan kain batik, mengetahui rata-rata kecacatan kain, mengetahui kecacatan kain yang out of control, mengetahui jumlah prosentase masing-masing kerusakan kain dan mengetahui penyebab kerusakan pada produk akhir kain batik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data jumlah produksi kain batik tahun 2011 sebanyak 1.182.500 m dan data jumlah produk yang cacat sebanyak 806 m dengan menggunakan diagram P-Chart, maka dapat diketahui rata-rata kecacatan produk sebesar 0,04367dengan batas pengendali atas (UCL) sebesar 0,0593 dan batas pengendali bawah (LCL) sebesar 0,02804. Terlihat bahwa masih ada kecacatan produk yang mengalami out of control, yaitu pada bulan Juni. Sedangkan analisis menggunakan diagram Pareto dapat diketahui prosentase jenis kecacatan yang paling banyak adalah warna yang luntur sebesar 41,19 %. Berdasarkan analisis menggunakan diagram sebab akibat,, diketahui penyebab dari kecacatan produk yang paling dominan terjadi karena kurangnya konsentrasi dan pengawasan akibat kelelahan serta kurangnya perawatan rutin pada mesin sehingga sering menyebabkan terjadinya kecacatan produk akhir kain batik.

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain ”

(Aa Gym)

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri ”

(QS. Ar-Ra‟du : 11)

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah kamu berharap ”

(QS. Al-Insyirah : 6-8)

“ Orang sukses selalu kelebihan cara, orang gagal selalu kelebihan alasan “

(Bong Chandra)

Karya ini kupersembahkan

kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Teman-teman MB „09

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK JADI KAIN BATIK JENIS SANTUNG PADA

PERUSAHAAN BATIK BENGAWAN INDAH SURAKARTA” ini dapat selesai dengan

lancar tanpa ada suatu halangan apapun.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Ahli Madya pada

program studi Diploma III Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis,

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Moh. Amien Gunadi, MP selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah

memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Haji Suparto selaku pemilik perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta yang telah

memberikan izin untuk magang kerja.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah membantu,

(7)

6. Seluruh Staff dan karyawan perusahaan batik Bengawan Indah yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan selama magang kerja berlangsung.

7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat

membangun. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, 4 Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Pemikiran... 6

F. Metode Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas ... 17

(9)

C.Sumber Kualitas ... 19

D.Tujuan Pengendalian Kualitas ... 20

E. Langkah-Langkah Untuk Mengatasi Kualitas ... 21

F. Aktivitas Pengendalian Kualitas ... 22

G. Pentingnya Kualitas Sebagai Strategi Bisnis ... 22

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 23

BAB III PEMBAHASAN ... 26

A. Diskripsi Perusahaan ... 26

1. Sejarah Perusahaan ... 26

2. Lokasi Perusahaan ... 28

3. Struktur Organisasi ... 28

4. Sistem Penggajian dan Tunjangan Karyawan... 32

5. Waktu Kerja ... 34

6. Jenis Produk ... 34

7. Pemasaran ... 34

8. Alat-Alat untuk Produksi ... 35

9. Bahan Baku ... 36

10. Alur Proses Produksi ... 37

B. Laporan Magang Kerja ... 43

1. Pengertian Magang ... 43

2. Manfaat Magang ... 44

(10)

C. Analisis Pembahasan Masalah ... 47

1. Data yang digunakan untuk pembahasan ... 47

2. Membuat Grafik P-Chart ... 49

3. Analisis Diagram Pareto ... 51

4. Diagram Sebab-Akibat... 56

BAB IV PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Daftar Kegiatan Magang Minggu I ... 45

Tabel III. 2 Daftar Kegiatan Magang Minggu II ... 45

Tabel III. 3 Daftar Kegiatan Magang Minggu III ... 46

Tabel III. 4 Daftar Kegiatan Magang Minggu IV ... 46

Tabel III. 5 Data Jumlah Produksi dan Cacat Kain ... 47

Tabel III. 6 Komposisi Jenis Kerusakan ... 52

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. 1 Kerangka Pemikiran... 6

Gambar I. 2 Contoh Grafik P-Chart ... 12

Gambar I. 3 Contoh Diagram Pareto... 14

Gambar I. 4 Contoh Diagram Sebab-Akibat ... 16

Gambar III. 1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 29

Gambar III. 2 Proses Produksi ... 37

Gambar III. 3 Gambar Proses Pengeprint-an ... 40

Gambar III. 4 Gambar Alat Steamer ... 41

Gambar III. 5 Gambar Alat Pencuci Kain Batik ... 42

Gambar III. 6 Tempat Penjemuran Kain Batik ... 43

Gambar III. 7 Tabel P-Chart POM For Windows ... 50

Gambar III. 8 Grafik P-Chart ... 50

Gambar III. 9 Diagram Pareto ... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Kerja

(14)

ABSTRACT

ANALYSIS QUALITY CONTROL OF PRODUCT SO SANTUNG BATIK FABRIC IN BEAUTIFUL RIVER BATIK SURAKARTA

HENDRI CAHYONO F3509032

Quality control is an attempt to maintain a quality product with quality standards set by the company and also to reduce the number of defects produced. Can be said to carry out quality control on the company then the company will gain a double advantage, namely to increase profits and reduce the cost of product defects. In an effort to control the optimal quality, companies need to do a quality control system from raw materials,

production process to final product.

In this case, the author conducted research on product quality control batik fabric types santung period of 2011 to the company Bengawan Beautiful batik Surakarta. This study aims to determine the process of making batik cloth, knowing the average disability of fabric, cloth disability know that out of control, knowing the percentage amount of each fabric damage and determine the cause of damage to the product end of batik cloth. Based on the results of research that has been made of the data the number of 41.19%. Based on the analysis using a causal diagram,, are known causes of disability are the most dominant product due to lack of concentration and control due to fatigue and lack of routine maintenance on the machine so often lead to disability batik fabric end product.

Based on the above conclusion, the author of the advice can be given to the company is to increase supervision to employees to optimize employee performance bias, attention to maintenance of production machinery and production machinery to attach the operating instructions are accompanied by verbal explanation and attention to the quality of the raw materials used , so the number of defective products can be minimized.

(15)

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK JADI KAIN BATIK JENIS

SANTUNG PADA PERUSAHAAN BATIK BENGAWAN INDAH SURAKARTA

HENDRI CAHYONO F3509032

Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan kualitas produk dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga untuk menekan jumlah produk cacat yang dihasilkan. Dapat dikatakan dengan melaksanakan pengendalian kualitas pada perusahaan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu bisa meningkatkan laba perusahaan dan menekan biaya kecacatan produk. Dalam upaya melakukan pengendalian kualitas yang optimal, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai pada produk akhir.

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas produk kain batik jenis Santung periode tahun 2011 pada perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan kain batik, mengetahui rata-rata kecacatan kain, mengetahui kecacatan kain yang out of control, mengetahui jumlah prosentase masing-masing kerusakan kain dan mengetahui penyebab kerusakan pada produk akhir kain batik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data jumlah produksi kain batik tahun 2011 sebanyak 1.182.500 m dan data jumlah produk yang cacat sebanyak 806 m dengan menggunakan diagram P-Chart, maka dapat diketahui rata-rata kecacatan produk sebesar 0,04367dengan batas pengendali atas (UCL) sebesar 0,0593 dan batas pengendali bawah (LCL) sebesar 0,02804. Terlihat bahwa masih ada kecacatan produk yang mengalami out of control, yaitu pada bulan Juni. Sedangkan analisis menggunakan diagram Pareto dapat diketahui prosentase jenis kecacatan yang paling banyak adalah warna yang luntur sebesar 41,19 %. Berdasarkan analisis menggunakan diagram sebab akibat, diketahui penyebab dari kecacatan produk yang paling dominan terjadi karena kurangnya konsentrasi dan pengawasan akibat kelelahan serta kurangnya perawatan rutin pada mesin sehingga sering menyebabkan terjadinya kecacatan produk akhir kain batik.

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan penulis kepada perusahaan adalah meningkatkan pengawasan kepada karyawan agar kinerja karyawan bias lebih optimal, memperhatikan pemeliharaan mesin-mesin produksi serta melampirkan instruksi pengoperasian mesin produksi yang disertai dengan penjelasan secara lisan dan memperhatikan kualitas pada bahan baku yang digunakan, sehingga banyaknya produk yang cacat dapat diminimalkan.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri di era globalisasi ini sangat pesat.Hal ini

dapat diketahui dari persaingan antar perusahaan yang semakin meningkat

dan lebih ketat.Bukan hanya perusahaan berskala besar dan

internasional,bahkan perusahaan kecil pun juga mengalami persaingan

global. Keadaan inilah yang menuntut para pengusaha harus mampu

mempertahankan usaha yang dilakukannya bahkan bisa memajukan

usahanya di era globalisasi ini. Produksi di dalam suatu perusahaan

merupakan kegiatan yang cukup penting. Dikarenakan apabila kegiatan

produksi di suatu perusahaan terhenti maka kegiatan di dalam perusahaan

tersebut akan terhenti pula. Oleh sebab itu maka perusahaan dituntut untuk

dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam mengalokasikan sumber

daya yang dimilikinya dan aktifitas di dalamnya sesuai dengan yang

diharapkan oleh perusahaan tersebut.

Perusahaan yang berorientasi profit harus bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap beroperasi dan sukses.

(17)

dari produk/jasa yang dihasilkan merupakan kunci keberhasilan

perusahaan.Perusahaan dapat memfokuskan diri untuk mengidentifikasi

kebutuhan konsumen,cara-cara memenuhi kebutuhan itu dan akhirnya

mengusahakan konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk/jasa yang

ditawarkan perusahaan.

Perusahaan juga harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan

produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.Fungsi pengendalian

kualitas ialah menjaga konsistensi kualitas sebuah produk yang dilakukan

secara berkelanjutan.Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan

demikian maka konsumen merasa puas. Hanya dengan kepuasan konsumen

itulah perusahaan akan mendapat keuntungan.Sebaliknya apabila konsumen

tidak merasa puas dengan produk yang dibelinya maka mereka akan

meninggalkan perusahaan kita dan kita akan kehilangan pelanggan serta

akhirnya akan menderita kerugian.Jadi pengendalian kualitas menjadi dasar

utama strategi produksi.

Perusahaan batik Bengawan Indah sebagai salah satu penghasil batik

di Surakarta di hadapkan olehmunculnya perusahaan batik sejenis khususnya

di wilayah Surakarta. Hal ini harus mendapat perhatian yang serius dari

pihak manajemen perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta,khususnya

(18)

Bengawan Indah Surakarta dapat mempertahankan eksistensinya sebagai

perusahaan penghasil produk-produk batik yang berkualitas.

Dari hal tersebut,maka perlu dilakukan penelitian di perusahaan batik

Bengawan Indah Surakarta dengan fokus penelitian berkaitan dengan

masalah pengendalian kualitas produk akhir kain batik. Penelitian ini

mencoba menerapkan sistem pengendalian kualitas untuk mengetahui

seberapa jauh produk akhir yang akan didistribusikan kepada konsumen

benar-benar merupakan produk yang berkualitas atau masih terdapat banyak

kekurangan yang terdapat pada produk akhir tersebut. Dengan penerapan

sistem pengendalian kualitas,maka pengawasan terhadap kualitas produk

akhir kain batik pada perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta dapat

lebih terkontrol dan terprogram dengan baik.

Berdasarkan persoalan diatas, maka penelitian ini diberi judul

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK JADI KAIN

BATIK JENIS SANTUNG PADA PERUSAHAAN BATIK

BENGAWAN INDAH SURAKARTA”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah

(19)

2. Apakah pengendalian kualitas sudah optimal atau belum?

3. Apa saja jenis kerusakan yang terjadi pada kain batik jenis Santung?

4. Apa faktor-faktor penyebab kerusakan pada kain batik jenis Santung?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL) dan batas

pengendalian bawah (LCL) dengan metode P-Chart.

2. Untuk mengetahui pengendalian kualitas sudah optimal atau belum.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada kain batik

jenis Santung.

4. Untuk mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada kain batik

jenis Santung.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Hasil penulisan ini dapat membantu untuk mengetahui proses

pengendalianproduksi,setelah mengetahui apakah proses berada dalam

(20)

langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas produksi serta sebagai bahan

masukan bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

2. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya sehingga

mampu membandingkan teori yang diperoleh diperkuliahan dengan

penerapan dilapangan dan menambah pengetahuan tentang teknik

pengendalian kualitas.

3. Bagi pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian

selanjutnya dan sebagai bahan referensi terutama bagi bidang studi

(21)

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Secara garis besar kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Rekomendasi untuk perbaikan

Gambar I. 1

Kerangka Pemikiran Pengendalian Kualitas Kain Batik

Proses Produksi

Produk Baik

Pengendalian Kualitas

Produk Cacat

Hasil Analisis

Analisis Pengendalian Kualitas 1. Diagram P – Chart 2. Diagram Pareto

3. Diagram Sebab - Akibat Konsumen

(22)

Keterangan:

Pengendalian kualitas terhadap produk dilakukan untuk menjaga dan

mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan sesuai dengan

standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan pengendalian

kualitas yang dilakukan, produk diklasifikasikan menjadi produk baik dan

produk rusak dengan menggunakan analisa diagram P-Chart yaitu untuk

mengetahui apakah kerusakan masih dalam batas pengendalian atau tidak.

Diagram pareto berfungsi untuk membantu menemukan permasalahan

yang paling penting untuk segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai

dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah)

dan diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu

masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

F. METODE PENELITIAN

1. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan batik BENGAWAN

INDAH di jalan Truntum 7 No.10 Janti Rejo, Sondakan,

Surakarta.Alasan dipilihnya perusahaan batik BENGAWAN INDAH

(23)

2. Sumber data

a. Data primer

Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan

staff ataupun karyawan perusahaan batik Bengawan Indah yang

berkaitan langsung dengan pengendalian kualitas produk seperti

tentang kerusakan produk dan penyebab

kerusakan-kerusakan tersebut.

b. Data sekunder

Data ini diperoleh melalui studi pustaka yang berupa

keterangan atau fakta dengan cara mempelajari buku-buku,

dokumen-dokumen, laporan-laporan perusahaan dan sebagainya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti diantaranya tentang

sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data kerusakan.

3. Metode pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini

yaitu denganmenggunakan tiga cara pengamatan:

a. Observasi

Merupakan pengamatan yang dilakukan dengan cara terjun

(24)

yang dilakukan oleh pengelola dan semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan produksi.

b. Wawancara

Wawancara dengan para narasumber sangat penting dilakukan

untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan maupun

permasalahan yang berkaitan dengan sasaran penelitian.Sebelum

melakukan wawancara peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan

sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

c. Studi pustaka

Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah pengumpulan

data lewat penelaahan kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari beberapa referensi. Referensi diperoleh dari data-data

tertulis dan tercetak yang relevan seperti buku-buku, artikel dan

Tugas Akhir sebelumnya yang relevan dan ada kaitannya dengan

objek penelitian.

4. Metode pembahasan

a. Analisis P-Chart

Menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan

(25)

(Handoko, 2000 : 438)Langkah-langkah yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1) Menghitung besarnya sampel

Keterangan :

n = Besarnya ukuran sampel.

N = keseluruhan jumlah produksi.

2)

Menghitung rata-rata proporsi kerusakan

Keterangan :

np = Jumlah produk rusak.

n = Jumlah sampel.

(26)

Keterangan

:

p = Standar deviasi.

p = Rata-rata kerusakan.

n= Besarnya atau ukuran sampel.

4) Menentukan batas kendali

a) Upper Control limit (UCL)

b) Lower control limit (LCL)

Keterangan :

p =Rata-rata bagian yang ditolak dalam sampel.

p=Jumlah standar deviasi

(

Z=2 untuk batas kendali 95,45% dan

(27)

5) Membuat grafik P – Chart

Karakteristik UCL

Produk yang CL

Diteliti LCL

Sub Group

Gambar I.2

Contoh Grafik P-Chart

Grafik P–Chart dibuat untuk mengetahui tingkat pengendalian

kualitas yang dilakukan perusahaan serta

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk ditindak lanjuti, mencari

penyebabnya, mengatasi dan memperbaikinya.

a. Diagram Pareto

1.Pengertian

Metode untuk mengolah kesalahan, masalah, atau cacat

untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian

masalah. Diagram ini berdasarkan pekerjaan Vilfredo Pareto,

seorang pakar ekonomi diabad ke - 19 (Render, Barry dan Heizer,

(28)

1) Tujuan

Tujuan dari penggunaan Diagram Pareto ini adalah untuk

mencari permasalahan kualitas yang pada umumnya sering

terjadi, kemudian merangking permasalahan yang ada.

2) Tahapan

Pertama kita mencari permasalahan kualitas apa saja

yang muncul, setelah itu menentukan kesalahan yang paling

banyak terjadi hingga ke paling sedikit. Setelah menemukan

porsi permasalahan yang terjadi, langkah selanjutnya yaitu

membuat grafik dari porsi permasalahan yang ada.

3) Alat

Diagram Pareto bentuknya seperti Diagram Batang

namun tiap batangnya menunjukan porsi permasalahan yang

(29)

Berikut ini merupakan contoh dari Diagram Pareto:

Gambar I.3 Contoh Diagram Pareto

a. Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Charts)

1) Pengertian

Diagram sebab akibat merupakan salah satu daribanyak

alat yang dapat membantu mengidentifikasi masalahkualitas dan

titik inspeksi untuk masalah pengendaliankualitas sehari-hari.

Diagram sebab akibat juga disebutdiagram Ishikawa atau diagram

Tulang Ikan (Render, Barry,dan Heizer, 2009 : 318).

2) Tujuan

Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat ini

(30)

daripengendalian mutu. Diagram sebab akibat juga

digunakanuntuk penelusuran akar penyebab terjadinya

masalahsecara aktif.

3) Tahapan

Pada umumnya untuk memulai suatu diagram

sebabakibat adalah dengan menggunakan 2 kategori, diantaranya:

a) Bagi manufacturing - 4 M.

Man, Method, Machine, Material

b) Bagi aplikasi layanan.

Equipment, Policies, Procedures, People.

Berdasarkan beberapa kategori tersebut maka dapat memberikan

sebuah gambaran yang baik untuk analisis

awal.Biladikembangkan secara sistematis, maka

masalah-masalahmutu yang mungkin terjadi dan tempat pemeriksaan

dapatdiketahui.

4) Alat

Diagram sebab akibat bentuknya menyerupai

tulangikan.Untuk lebih jelasnya kita lihat pada gambar berikut

(31)

Dibawah ini merupakan contoh dari diagram sebab akibat:

Gambar I. 4

Contoh Diagram SebabAkibat(Fish bone Chart)

5) Menggunakan Diagram SebabAkibat

Menurut (Zulian Yamit, 2004:47) Diagram Ishikawajuga

dikenal dengan nama diagram sebabakibat (fishbone). Diagram ini

digunakan untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi

penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya. Penggunaan diagram ini untuk

mengetahui jenis dan tingkat kerusakan produk kain batik jenis

Santung di perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta.

Man Material

Method Machine

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian kualitas dan Pengendalian Kualitas

1. Kualitas adalah keseluruhan feature dan karakteristik produk atau jasa

mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render,

Barry dan Heizer,2009 : 301).

2. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

yang mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan, dimana

kualitas juga merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang

berkualitas pada masa yang mendatang), (Tjiptono dan Diana, 2003 : 3).

3. Pengendalian kualitas adalah pengaturan aktivitas proses agar elemen

kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas yang dapat diterima

(Griffin, 2004 : 162).

4. Pengendalian kualitas adalah suatu pendekatan usaha yang mencoba

memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus

atau produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya (Nasution,

(33)

5. Pengertian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur

ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau

persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada

perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar

(Purnomo, 2004 : 242).

B. Dimensi Kualitas

Berdasarkan perspektif, David Garvin mengembangkan dimensi

kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar

perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang

menghasilkan barang (Garvin dalam Yamit, 2004:10).Kedelapan dimensi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3. Kehandalan atau (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan.

4. Kesesuaian yang spesifikasi (conformance to specification)yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang

(34)

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

digunakan.

6. Serviceabilitymeliputi, kecepatan, kompetensi, kenyamanan mudah

direparasi.

7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

C. Sumber Kualitas

Ada lima sumber kualitas yang bisa dijumpai (Tjiptono dan

Diana,2003 : 34), yaitu:

1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari

manajemen puncak.

2. Sistem informasi yang menekankan ketetapan baik pada waktu maupun

detail.

3. Desain produk yang menekankan kehandalan dan perjanjian

ekstensifproduk sebelum dilepas kepasar.

4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang

terpelihara baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan

(35)

5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.

D. Tujuan Pengendalian kualitas

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang terpadu dalam

perusahaan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan dapat berjalan

baik dan hasilnya sesuai standar yang ditetapkan.

Tujuan pengendalian kualitas dilaksanakan dengan tujuan (Ahyari,

2002 : 239) yaitu:

1. Peningkatan kepuasan konsumen.

2. Penggunaan biaya yang serendah-rendahnya.

3. Selesai tepat pada waktunya.

Selain itu, alasan dari penerapan pengendalian kualitas (Handoko,

2000 : 454) adalah:

1. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan motif.

2. Mengilhami kerja tim yang lebih baik.

3. Mendorong keterlibatan dalam tugas.

4. Meningkatkan motivasi para karyawan.

5. Menciptakan kemampuan memecahkan masalah.

(36)

7. Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan

diantaramanajer dan karyawan.

8. Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi.

9. Memajukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan.

10. Mendorong penghematan biaya.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip

pengendalian kualitas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan atau direncanakan semula atau sebelumnya.

E. Langkah–Langkah untuk Mengatasi Kualitas

Langkah untuk memperbaiki kualitas (Tjiptono dan Diana, 2003 :

336) adalah sebagai berikut:

1. Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan peluang

untuk melakukan perbaikan.

2. Menetapkan tujuan perbaikan.

3. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Menyediakan pelatihan.

5. Melaksanakan proyek–proyek yang ditujukan untuk pemecahan

(37)

6. Memberikan penghargaan.

7. Mengkomunikasikan hasil.

8. Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.

9. Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam sistem

reguler perusahaan.

F. Aktivitas Pengendalian Kualitas

Aktivitas pengendalian kualitas (Purnomo, 2004 : 242) yaitu:

1. Pengamatan terhadap performasi produk atau proses.

2. Membandingkan performasi yang ditampilkan dengan standar yang

berlaku.

3. Mengambil tindakan–tindakan bila terdapat

penyimpangan-penyimpanganyang cukup signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan–

tindakan untuk mengkoreksinya.

G. Pentingnya Kualitas sebagai Strategi Bisnis

Kualitas sangat penting dalam strategi bisnis (Purnomo, 2004 : 242),

yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi

(38)

2. Kemampuan proyek.

3. Peningkatan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku.

4. Persaingan yang semakin insentif.

5. Kemampuan yang luar biasa dalam produktivitas melalui program

ketekhnikan kualitas yang efektif.

H. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Menurut (Yamit, 2004:349) secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan.

2. Peralatan dan perlengkapan.

3. Bahan baku atau material.

4. Pekerja atau staff organisasi

Sedangkan faktor-faktor secara khusus yang mempengaruhi kualitas adalah:

1. Pasar atau tingkat persaingan

Persaingan merupakan penentu dalam menetapkan tingkat kualitas

output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat persaingan akan

memberikan pengaruh perusahaan untuk menghasilkan produk yang

(39)

2. Tujuan Organisasi

Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume

outputproduk, barang-barang yang berharga rendah atau menghasilkan

barang yang berharga mahal.

3. Testing Produk

Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan

dapat berakibat dalam mengungkapkan kegagalan dalam kekurangan

yang terdapat dalam produk.

4. Desain Produk

Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan produk

itu sendiri.

5. Proses Produksi

Prosedur untuk memproduksi produkdapat juga menentukan

kualitas produk yang dihasilkan.

6. Kualitas Input

Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga kerja

tidak terlatih atau perlengkapan yang digunakan tidak lengkap maka

(40)

7. Perawatan Perlengkapan

Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku

cadangtidak tersedia maka kualitas produk akan kurang dalam

semestinya.

8. Standar Kualitas

Jika perhatian terhadap kualitas dalam perusahaan tidak tampak, tidak

ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas tinggi sulit

dicapai.

9. Umpan Balik Konsumen

Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan

(41)

BAB III

DISKRIPSI PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan batik Bengawan Indah merupakan perusahaan batik yang

memproduksi kain batik dengan cara rakel atau printing. Perusahan batik

Bengawan Indah berdiri pada tahun 1980 sebagai perusahaan yang

memproduksi kain batik. Adapun lokasi proses produksi kain batik memiliki

tiga lokasi. Lokasi I sebagai tempat perakelan atau proses printing yang

beralamatkan pada Jalan Truntum No. 7 Jantirejo, Sondakan, Laweyan,

Surakarta. Lokasi II adalah sebagai tempat pencucian, pewarnaan dasar,

pengeringan, penjemuran, pencucian, pemotongan, dan lain-lain yang

beralamatkan di Jalan Gringsing 2 No. 8 Jantirejo, Sondakan, Laweyan,

Surakarta. Dan Lokasi III sebagai tempat proses Finishing yang beralamatkan

pada Jalan Truntum No. 9 Jantirejo, Sondakan, Laweyan, Surakarta.

Pemilik batik ini adalah bapak Haji Suparto. Beliau merupakan

wirausahawan yang memiliki usaha yang bergerak pada industri kain batik,

perdagangan kain batik, showroom dan retail store. Awal mula merintis

perusahaan dimulai sejak tahun 1974, dengan memproduksi kain batik cap

dan tulis. Disamping itu beliau juga menjual alat untuk membuat kain batik

(42)

perusahaan memproduksi kain batik cap dan tulis dengan jumlah minimum.

Setelah perusahaan mengalami perkembangan yang baik, maka permintaan

menjadi bertambah. Sedangkan produksi kain batik dengan cap dan tulis

memerlukan waktu yang lama dan tidak menghasilkan kain batik dengan

jumlah maksimal. Menurut pemilik hal ini tidak menguntungkan bagi beliau.

Maka beliau mengambil inisiatif untuk menambahkan proses rakel pada

pembuatan kain batik. Pembuatan secara rakel atau printing dirasa sangat

menguntungkan, karena waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi lebih

cepat dan menghasilkan kain batik yang lebih banyak sehingga dapat dijual

dengan jumlah yang banyak pula dan juga perusahaan dapat memenuhi

kebutuhan dari para konsumen secara cepat.

Dalam perkembangannya perusahaan ini sempat mengalami

kemunduran yang terjadi pada tahun 1990. Ini diakibatkan penipuan yang

dilakukan oleh rekan bisnis. Sehingga pemilik mengalami kerugian yang

besar pada saat itu. Akan tetapi perusahaan dapat bangkit dan berproduksi

kembali. Kemunduran juga dirasakan setelah dicanangkannya Kampung

Batik Laweyan sebagai kampung wisata batik. Hal ini terjadi karena

bertambahnya pesaing sehingga produksi menurun dan perusahaan berjalan

statis.

Walaupun berjalan secara statis perusahaan ini tetap memiliki

semangat kerja yang tinggi. Pemilik memberikan motivasi kepada karyawan

(43)

harus tetap berjalan untuk menjadi sumber pendapatan dan kesejahteraan

karyawan. Serta dapat menjaga warisan budaya lokal yaitu kain batik.

2. Lokasi Perusahaan

Perusahaan batik Bengawan Indah merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang manufaktur, dengan memproduksi kain batik.

Perusahaan ini memiliki tiga lokasi, dimana lokasi I sebagai tempat perakelan

atau proses printing yang beralamatkan pada Jalan Truntum No. 7 Jantirejo,

Sondakan, Laweyan, Surakarta. Lokasi II adalah sebagai tempat pencucian,

pewarnaan dasar, pengeringan, penjemuran, pencucian, pemotongan, dan

lain-lain yang beralamatkan di Jalan Gringsing 2 No. 8 Jantirejo, Sondakan,

Laweyan, Surakarta. Dan Lokasi III sebagai tempat proses Finishing yang

beralamatkan pada Jalan Truntum No. 9 Jantirejo, Sondakan, Laweyan,

Surakarta.

3. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, mulai dari struktur

organisasi yang sederhana sampai dengan yang memiliki banyak staff dan

(44)

Dibawah ini adalah struktur organisasi dari perusahaan batik Bengawan Indah

Surakarta:

Sumber data olahan perusahaan batik Bengawan Indah

Gambar III. 1

Struktur organisasi perusahaan batik Bengawan Indah

Job Description:

a. Pemimpin Perusahaan:

Pemimpin perusahaan merupakan pemilik dari perusahaan batik

tersebut, yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

Sehingga memiliki wewenang dalam memutuskan perencanaan dan

kebijakan pada perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan yang ada.

Dalam perusahaan ini pemimpin juga ikut serta dalam pengawasan

(45)

Pemimpin perusahaan turut ambil bagian dalam penentuan

kebijakan yang berkaitan dengan segala aspek yang ada dalam perusahaan

secara garis besar.

b. Manajer Produksi:

Tugas dan wewenang manajer produksi mengamati dan

mengawasi jalannya proses produksi yang berlangsung, memberikan

perintah kepada Kepala Lokasi I, Kepala Lokasi II, dan Kepala Lokasi III.

Kepala Lokasi III yang berkaitan dengan proses produksi, ikut mengawasi

proses produksi Lokasi II secara langsung. Serta memberikan laporan

kepada Pimpinan tentang kondisi produksi dalam sepekan dan juga

menerima perintah dari pimpinan tentang kebijakan yang berkaitan

dengan produksi.

c. Manajer Pemasaran:

Tugas dan wewenang manajer pemasaran adalah memberikan

pengarahan kepada karyawan tentang kebijakan harga dan penjualan dari

pimpinan perusahaan, menerima tugas dan kebijakan dari pimpinan

perusahaan kemudian meneruskannya kepada karyawan, serta menerima

pesanan dari konsumen dan mengawasi kinerja karyawan.

d. Manajer Keuangan:

Bertugas menangani masalah administrasi keuangan yaitu

(46)

dan pengeluaran perusahaan. Bagian keuangan bertanggung jawab atas

pelaksanaan dan administrasi keuangan pada perusahaan.

e. Kepala Lokasi I:

Kepala lokasi I memiliki tugas dan wewenang mengawasi

jalannya proses perakelan atau peng-print-nan yang ada pada Lokasi I,

menerima perintah dari manajer produksi akan kebijakan tentang jumlah

kain yang akan dirakel, memberikan laporan akan hasil perakelan kepada

manajer produksi, serta memberikan pengarahan kepada karyawan akan

kebijakan jumlah produksi.

f. Kepala Lokasi II:

Tugas dan wewenang Kepala Lokasi II, mengawasi jalannya

proses pewarnaan, penjemuran, penjahitan, pencucian, proses steam,

pengeringan, pemutihan dan proses pengangkutan untuk curring.

g. Kepala Lokasi III:

Tugas dan wewenang Kepala Lokasi III adalah mengawali proses

jalannya quality control, mengawasi jalannya proses quality control,

menerima bahan batik yang telah jadi dari Lokasi II serta mencatat kain

batik yang telah jadi dan yang keluar dari gudang penyimpanan barang

jadi.

h. Ketua kelompok:

Ketua kelompok merupakan karyawan pada Lokasi I yang

(47)

lain pada bagian rakel. Tugas dan wewenang Ketua kelompok yaitu

mengkoordinasi dalam pengerjaan proses perakelan dan ikut serta dalam

menyelesaikan proses perakelan.

i. Karyawan:

Bertugas menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya atas

beban yang diberikan serta bertanggung jawab atas pekerjaan yang

dilakukannya.

j. Bagian Pencampuran Obat:

Tugas bagian pencampuran obat adalah melakukan penakaran

komposisi untuk pembuatan pasta bahan perakelan serta memberikan

saran tentang kebutuhan bahan baku kimia kepada Kepala Lokasi I.

4. Sistem Penggajian dan Tunjangan bagi Pekerja pada Perusahaan

a. Sistem Penggajian

Penggajian adalah salah satu proses dimana perusahaan

memberikan upah berupa barang atau uang untuk membayar kinerja

karyawan yang dimiliki. Sistem penggajian pada Perusahaan Batik

Bengawan Indah terdapat tiga mekanisme:

1) Sistem Mingguan

Penggajian secara mingguan adalah pemberian gaji kepada

karyawan setiap minggunya. Tarif yang diberikan adalah per minggu.

Pemberian gaji tersebut dihitung sesuai dengan absensi kedatangan

(48)

per minggu adalah karyawan pada bagian rakel, karyawan pencucian,

karyawan penjemuran, karyawan gudang, karyawan finishing,

karyawan steam, dan karyawan pewarnaan.

2) Sistem Bulanan

Penggajian secara bulanan adalah pemberian gaji kepada

karyawan setiap bulannya. Tarif yang diberikan adalah per bulan.

Perhitungan gaji tersebut sudah ditentukan tarifnya pada setiap

bulannya. Karyawan penerima gaji secara bulanan adalah karyawan

yang sudah bekerja lama pada perusahaan tersebut dan juga pada

bagian manajerial perusahaan.

3) Sistem Borongan

Penggajian secara borongan adalah pemberian gaji yang

didapatkan bila karyawan melakukan jam lembur. Tarif gaji dihitung

berdasarkan jumlah kain yang diproses. Perusahaan memberikan gaji

borongan hanya kepada bagian printing.

b. Tunjangan Perusahaan

Perusahaan batik Bengawan Indah memberikan tunjangan kepada

karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Tunjangan tersebut berupa

uang, bahan pokok, jatah makan siang, jatah makan pagi, tunjangan hari

(49)

5. Waktu Kerja

Kebijakan perusahaan batik Bengawan Indah tentang jam kerja

karyawan menyesuaikan jenis karyawan pada perusahaan. Pada pabrik yang

didalamnya terdapat proses mem-printing, jam kerja karyawan biasa dimulai

pukul 08.00-15.00 WIB. Dilain waktu proses pengerjaan bisa berlangsung

begitu cepat, sehingga jam kerja berlangsung hanya 6 jam, yaitu satu jam

lebih cepat dari jam kerja yang ada. Para karyawan memanfaatkan satu jam

tersisa untuk menyelesaikan proses secara borongan. Jika pada saat proses

printing cuaca mendung maka karyawan diliburkan.

Pada lokasi pabrik yang lain, dimana proses produksinya adalah

pencucian, steam, pengeringan, pemotongan, finishing dan lain-lain.

Perusahaan menetapkan jam kerja mulai dari pukul 08.00-16.00. Jika pada

saat jam masuk kerja mulai dari pukul 08.00-10.00 kondisi cuaca turun hujan.

Maka untuk hari tersebut karyawan diliburkan.

6. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan batik Bengawan Indah adalah

kain batik printing. Dengan jenis kain santung dan katun. Bahan kain tersebut

digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian kemeja laki-laki, blus wanita,

pakaian anak-anak, seragam, daster, bed cover, dan taplak meja.

7. Pemasaran dari Perusahaan

Pemasaran produk perusahaan batik Bengawan Indah dilakukan

(50)

perusahaan untuk memasarkan produk antara lain dengan mendirikan

showroom yang berlokasi di Pusat Grosir Solo, pasar Klewer dan rumah

kediaman pemilik. Kegiatan lain yang dilakukan untuk memasarkan produk

yaitu mensponsori kegiatan sosial.

Produk yang dipasarkan pada showroom-showroom perusahaan adalah

kemeja, daster, pakaian anak-anak dan baju setelan. Perusahaan juga menjual

sabun yang khusus untuk mencuci kain batik.

8. Alat-alat Untuk Produksi

Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses produksi pada

perusahaan batik Bengawan Indah adalah sebagai berikut:

1. Mesin grounding

2. Mesin steam

3. Plangkan

4. Meja perakelan

5. Mesin pengaduk pasta

6. Wadah

7. Bak cuci

8. Kompor pemanas bak cuci

9. Timbangan

10. Pengait untuk pengukuran dan pemotongan

(51)

9. Bahan Baku

Dalam proses pembuatan kain batik, dibutuhkan bahan baku untuk

menghasilkan produk jadi. Berikut ini adalah bahan baku/bahan pendukung

untuk pembuatan kain batik:

1. Zat warna

2. Kain santung

3. Kain katun

4. Detergent cuci

5. Sodium Alginate

6. Sodium Bikarbonat

(52)

10.Alur Proses Produksi

Sumber data olahan perusahaan batik Bengawan Indah

Gambar III. 2

Proses produksi perusahaan batik Bengawan Indah

Proses produksi merupakan salah satu bagian dari suatu perusahaan

yang berbasis produksi. Untuk menciptakan suatu produk dibutuhkan proses

yang tertata. Proses produksi kain batik printing pada perusahaan batik

(53)

1. Proses Pewarnaan:

Proses pewarnaan merupakan proses awal untuk pewarnaan kain

dasar, proses ini disebut juga proses grounding. Hal ini bertujuan untuk

menghasilkan kain batik yang berwarna dasar, selain warna putih. Pabrik

menggunakan zat kimia yang kemudian dicampurkan dengan air dan

waterglass kedalam mesin grounding. Penggunaan waterglass bertujuan

untuk mengikat warna dasar.

2. Pemutihan:

Proses pemutihan kain dasar bertujuan untuk memutihkan kain

yang akan digunakan sebagai dasaran motif batik yang akan dirakel.

Proses pemutihan kain ini dilakukan dengan cara merendam kain dasar

kedalam kolam penampungan yang berisi air dan obat pemutih. Sehingga

kain akan terlihat putih.

3. Penjemuran I:

Penjemuran I merupakan proses yang dilakukan setelah pemutihan

dan pemberian warna dasar. Karyawan melakukan penjemuran dengan

menggunakan panas matahari. Tempat penjemuran merupakan area

terbuka yang terdapat tiang. Tiang tersebut digunakan untuk

membentangkan kawat besi yang berfungsi untuk gantungan kain saat

menjemur. Setelah dijemur kain diteliti terlebih dahulu, jika kondisi kain

kurang baik maka kain diproses pewarnaan ulang kembali dan kalau kain

(54)

4. Proses Curring:

Proses kalender merupakan proses setelah penjemuran.

Mekanisme proses curring sama halnya dengan proses setrika. Yaitu

bertujuan agar kain yang telah dijemur dapat halus dan rapi, sehingga

kemudian dapat diproses.

5. Proses Pemotongan:

Setelah proses curring adalah proses pemotongan. Proses ini

bertujuan untuk memotong bahan kain polos agar memiliki panjang

sesuai dengan panjang meja printing yang ada. Panjang kain yang

diinginkan untuk proses perakelan adalah 36-38 m.

6. Pencampuran Pasta:

Pasta merupakan campuran dari Sodium Alginate dan Sodium

Bikarbonat dengan zat warna seperti Alfazol Oarange, Begazol Yellow,

Reavtive Red, Begazol Black dan lain-lain.

7. Perakelan atau peng-print-an:

Setelah dilakukan pemotongan proses selanjutnya adalah

perakelan. Kain yang sudah dipotong dengan panjang 36-38 m kemudian

dibentangkan diatas meja perakelan. Saat pembentangan kain tidak boleh

terdapat lipatan, dikarenakan akan merusak motif yang diinginkan.

Setelah itu dua orang pekerja mengoperasikan alat perakelan yaitu

(55)

Gambar III. 3

Proses Pengeprint-an batik Bengawan Indah

8. Pengeringan:

Setelah dilakukan perakelan proses selanjutnya adalah

pengeringan. Proses pengeringan dilakukan dengan cara menggantung

kain yang sudah dirakel atau dianginkan. Hal ini bertujuan agar tidak

merusak motif yang telah dirakel sebelum proses steam.

9. Proses steaming:

Proses yang dilakukan setelah proses pengeringan adalah

penguncian warna atau proses steam pada tungku. Penguncian warna

dilakukan dengan cara menguapi kain, untuk memperbesar penetrasi

warna dalam serat kain. Untuk menguapi kain ini maka digunakan mesin

(56)

Gambar III. 4

Alat Steamer di perusahaan batik Bengawan Indah

10. Proses penjahitan:

Proses yang dilakukan setelah proses steam adalah proses

penjahitan. Proses ini bertujuan untuk menyatukan antara ujung kain agar

saling berkaitan saat ditarik dalam proses pencucian.

11. Proses Pencucian:

Proses pencucian berfungsi untuk menghilangkan zat-zat yang

sudah tidak diperlukan lagi pada kain batik. Pencucian kain batik

menggunakan air panas dan dingin yang telah dicampur dengan detergent

khusus kain batik untuk mencerahkan warna yang dihasilkan. Kain

(57)

Gambar III. 5

Alat pencuci kain batik di perusahaan batik Bengawan Indah

12. Penjemuran II:

Proses penjemuran II dengan menggunakan panas matahari.

Proses ini dilakukan dengan cara menjemur kain batik dengan panas

matahari diarea terbuka. Proses ini dilakukan setelah proses pencucian.

Kemudian kain diteliti kembali sebelum masuk ke proses finishing jika

sudah bagus maka siap untuk proses selanjutnya dan kalau belum bagus

(58)

Gambar III. 6

Tempat penjemuran kain batik

13. Proses Finishing:

Proses finishing adalah proses akhir dari seluruh proses produksi

kain batik printing. Proses ini dilakukan setelah proses keseluruhan

selesai dikerjakan. Untuk lebih memastikan kelayakan kain untuk

dipasarkan atau disortirkan.

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang

Magang Kerja adalah suatu upaya mengarahkan mahasiswa agar

dapat merasakan situasi dunia kerja, melihat dan melakukan pekerjaan

yang berhubungan dengan program studi, yang disini berkaitan dengan

program studi manajemen bisnis. Magang kerja bersifat wajib dengan

berorientasi pada dunia kerja. Diharapkan mahasiswa dapat

(59)

kerja. Sebelum melakukan kuliah magang, mahasiswa terlebih dahulu

diberikan kuliah praktis atau pembekalan mengenai proses magang

nantinya. Selain itu magang kerja digunakan sebagai syarat dalam

penulisan tugas akhir yang harus dan wajib dilaksanakan oleh mahasiswa

jenjang Diploma III Manajemen Bisnis.

2. Manfaat Magang

Agar mahasiswa dapat menerapkan materi-materi yang didapat

selama proses pembelajaran diperkuliahan pada proses magang yang

berkaitan erat dengan bidang manufaktur. Selain itu mahasiswa dapat

mendapatkan pengalaman langsung dan pengetahuan tentang aktifitas

dalam usaha.

3. Pelaksanaan Magang

Magang kerja dilakukan di perusahaan batik Bengawan Indah

Surakarta. Pelaksanaan dilaksanakan selama satu bulan yaitu tepatnya 23

hari dimulai pada tanggal 30 Januari sampai dengan tanggal 24 Februari

2012, dengan libur pada hari Minggu. Mahasiswa magang masuk setiap

harinya, kecuali hari minggu mulai dari pukul 09.00-16.00 sore.

Pada saat kuliah magang, mahasiswa magang melakukan magang

kerja sesuai dengan instruksi pembimbing lapangan dari perusahaan batik

Bengawan Indah. Pekerjaan yang dilakukan adalah membantu proses

produksi yang dilakukan, sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki

(60)

Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat magang kerja

di perusahaan batik Bengawan Indah dalam bentuk tabel.

Tabel III. 1

Daftar Kegiatan Magang Minggu I

No Tanggal Bulan Sumber Data Olahan Mahasiswa Magang

Tabel III. 2

Daftar Kegiatan Magang Minggu II

(61)
(62)

6 11 Februari Sumber Data Olahan Mahasiswa Magang

Tabel III. 3

Daftar Kegiatan Magang Minggu III

(63)
(64)

pendataa Sumber Data Olahan Mahasiswa Magang

Tabel III. 4

Daftar Kegiatan Magang Minggu IV

(65)
(66)

C. Analisis Pembahasan Masalah

1. Data yang digunakan untuk pembahasan

Data yang diambil dari obyek penelitian yang digunakan sebagai bahan

penulisan tugas akhir yaitu berupa data produksi pada tahun 2011 dan data

produk cacat pada kain batik jenis Santung dari bulan Januari sampai dengan

bulan Desember 2011.

Adapun data-data yang diperoleh dari perusahaan batik Bengawan

Indah Surakarta selama proses penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel III. 5

Data jumlah produksi dan produk cacat kain batik jenis Santung periode Januari sampai Desember 2011

Bulan Jumlah

Produksi Sampel Cacat Kain

Proporsi

(67)

a. Menentukan Sampel

= 1537,85 dibulatkan menjadi 1538

b. Menghitung rata-rata proporsi kerusakan

= 0,04367

c. Menentukan Standar Deviasi

(68)

d. Menentukan batas kendali

1) Upper control limit (UCL)

UCL = p  p

= 0,04367 + 3(0,00521)

= 0,0593

2) Lower control limit (LCL)

LCL = p  p

= 0,04367 - 3(0,00521)

= 0,02804

2. Membuat Grafik P–Chart

Data menggambarkan tingkat kerusakan yaitu dengan jumlah

produksi 1.182.500 m masih terdapat cacat kain sebanyak 806 m dengan

proporsi kerusakan sebesar 0,52402. Dengan melihat kondisi tersebut

maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas

perusahaan terlaksana dengan baik. Berdasarkan analisis P–Chart pada

tahun 2011 diketahui batas kendali atas (UCL) sebesar 0,0593 dan batas

kendali bawah (LCL) sebesar 0,02804. Sedangkan proporsi kerusakan

rata-rata atau garis pusat pengendalian kualitas adalah 0,04367. Dengan

(69)

terendah tidak ada. Setelah mengetahui batas kendali atas (UCL), batas

kendali bawah (LCL) dan garis pusat. Maka dapat dibuat bagan Control

P-Chart untuk kain batik jenis Santung sebagai berikut:

Gambar III. 7

Tabel P-Chart menggunakan POM For Windows

Gambar III. 8

(70)

Dari grafik P–Chart diatas terlihat bahwa pengendalian kualitas

kain batik jenis Santung di perusahaan batik Bengawan Indah Surakarta

pada tahun 2011 terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan

hanya satu produk kain yang out of control dibandingkan dengan yang in

control. Proporsi kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Juni 2011 yaitu

sebesar 0,05981.

3. Analisis Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan grafik batang yang menunjukkan

masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Diagram ini digunakan

untuk:

a) Menentukan urutan pentingnya masalah–masalah atau

penyebab-penyebab dari masalah yang ada.

b) Memberi perhatian pada hal kritis dan penting melalui pembuatan

rangking terhadap masalah atau penyebab dari masalah itu.

Diagram pareto menyatakan bahwa dari 100% permasalahan

kerusakan yang ada terdapat jumlah kerusakan terbesar yaitu kerusakan

karena luntur sebanyak 41,19%. Dengan demikian diagram pareto sangat

membantu perbaikan proses produksi dan pengawasan agar produk yang

rusak dapat dikurangi atau diperkecil. Sehingga dengan diagram pareto

(71)

Berikut adalah data Diagram Pareto per jenis kerusakan dari perusahaan batik Bengawan indah Surakarta:

Tabel III. 6

Komposisi jenis kerusakan perusahaan batik Bengawan Indah

B

Jenis Kerusakan

J

F

M

A

M

(72)

J

A

S

O

N

(73)

T

Sumber data olahan perusahaan batik Bengawan Indah

a. Menghitung prosentase jenis kecacatan:

1) Luntur:

=

41,19 % (332 m)

2) Belang:

=

25,19 % (203 m)

(74)

=

19,48% (157 m) 4) Kotor:

=

14,14 % (114 m)

Secara keseluruhan, prosentase jenis kecacatan kain batik jenis Santung

periode bulan Januari sampai Desember 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut

ini:

Tabel III. 7

Prosentase jenis kerusakan perusahaan batik Bengawan Indah Jenis

Sumber data olahan perusahaan batik Bengawan Indah

(75)

1) Menentukan komposisi kerusakan produk akhir yaitu jenis kerusakan,

banyaknya dan prosentase (% ) kerusakan.

2) Menentukan diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan

yang jumlahnya paling besar ke jumlah kerusakan paling kecil.

3) Membuat diagram pareto.

Dibawah ini merupakan diagram pareto dari perusahaan batik Bengawan

Indah Surakarta.

Gambar III. 9

(76)

Dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kerusakan

yang terbanyak terdapat pada kerusakan warna yang luntur pada kain

dengan prosentase 41,19%. Faktor tersebut sebagaimana yang kemudian

diuraikan pada diagram sebab akibat adalah karena faktor manusia dalam

proses produksi kain batik jenis Santung. Selain didorong oleh

faktor-faktor lain, kerusakan berikutnya untuk belang dengan prosentase 25,19%

akibat dari faktor metode, untuk kerusakan sobek dengan prosentase

19,48% akibat dari faktor mesin, untuk kerusakan karena kotor dengan

prosentase 14,14% sebagai akibat dari faktor material.

4. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat merupakan salah satu alat yang dapat

membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya masalah dalam

proses pembuatan kain batik yang dapat ditinjau dari berbagai aspek.

Bahan baku rusak Tenaga kerja kurang teliti Kurang pelatihan, pengawasan

Penggunaan obat salah Mesin tua Servis terlambat M

K

M

M a

(77)

Gambar III. 10

Diagram Sebab Akibat perusahaan batik Bengawan Indah

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan kain batik jenis

Santung ditinjau dari 4 faktor, yaitu:

1) Faktor Manusia

Karyawan yang kurang terlatih membuat pekerjaan menjadi tidak

teratur dan dapat menghasilkan produk yang kurang maksimal.

Sumber faktor penyebab kerusakan ini diperoleh dari karyawan

pabrik Bengawan Indah Surakarta. Dengan demikian perlu dilakukan

pelatihan-pelatihan kerja untuk karyawan baru maupun karyawan

lama, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan secara teratur dan

menghasilkan produk yang maksimal. Konsentrasi yang tinggi sangat

dibutuhkan namun banyaknya pekerjaan sering membuat konsentrasi

karyawan terpecah. Masalah ini sangat terasa dialami oleh pekerja

yang kelelahan. Sumber faktor penyebab kerusakan ini diperoleh dari

karyawan pabrik Bengawan Indah Surakarta. Dengan demikian perlu

dilakukan pemberian waktu untuk istirahat pada jam tertentu agar

konsentrasi tidak pecah dan dapat meneliti kembali pekerjaannya.

Sedikitnya petugas pengawas bila dibandingkan dengan jumlah

mesin juga berpengaruh terhadap proses produksi. Sumber faktor

(78)

Bengawan Indah Surakarta. Dengan demikian perlu dilakukan

penambahan petugas pengawas yang sebanding dengan jumlah mesin

sehingga dalam proses produksi berjalan dengan baik.

2) Faktor Material

Bahan baku yang digunakan tidak lain adalah kain jenis Santung.

Apabila kain itu rusak atau kotor (akibat proses sebelumnya), maka

akan menghambat penyerapan zat warna dalam serat kain dan

mengakibatkan pewarnaan menjadi belang. Sumber faktor penyebab

kerusakan ini diperoleh dari karyawan pabrik Bengawan Indah

Surakarta. Dengan demikian perlu dilakukan pemberian tempat

tersendiri untuk kain jenis Santung karena kain Santung mudah sekali

terkena kotoran dan rusak sehingga sangat berpengaruh pada proses

produksi selanjutnya.

3) Faktor Mesin

Masalah ini merupakan masalah yang paling banyak dihadapi oleh

industri batik kecil karena mahalnya biaya untuk pembelian mesin

dengan tekhnologi baru. Sumber faktor penyebab kerusakan ini

diperoleh dari karyawan pabrik Bengawan Indah Surakarta. Dengan

demikian perlu dilakukan penyisihan hasil sisa penjualan untuk

membeli mesin dengan tekhnologi baru. Bisa juga karena terlambat

(79)

berupa lambatnya kinerja mesin dan tidak selesai konstruksi. Sumber

faktor penyebab kerusakan ini diperoleh dari kepala produksi pabrik

Bengawan Indah Surakarta. Dengan demikian perlu dilakukan

penjadwalan servis secara rutin yaitu dua kali dalam satu minggu,

sehingga mesin tidak ada gangguan dalam proses produksi.

4) Faktor Metode

Cara penggunaan obat salah, hal ini disebabkan karena bila metode

dalam pencampuran resep obat pewarna salah, maka akan

menyebabkan terjadinya kerusakan kain yaitu flek. Jadi pencampuran

obat atau resep haruslah pas (tepat) agar tidak terjadi kerusakan

produk. Sumber faktor penyebab kerusakan ini diperoleh dari

karyawan pabrik Bengawan Indah Surakarta. Dengan demikian perlu

dilakukan perbandingan yang tepat antara obat dan kain yang akan

(80)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengendalian

kualitas pada kain batik jenis Santung di perusahaan batik Bengawan Indah

Surakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Data menunjukkan tingkat kerusakan yaitu dengan jumlah produksi

1.182.500 m, masih memiliki cacat kain sebanyak 806 m dengan proporsi

kerusakan sebesar 0,52402. Dengan melihat kondisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas perusahaan telah

terlaksana dengan baik. Berdasarkan analisis P-Chart pada tahun 2011

diketahui rata-rata kerusakan sebesar 0,04367. Batas kendali atas (UCL)

sebesar 0,0593 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,02804.

2. Kami juga menganalisis dengan menggunakan diagram pareto untuk

mengetahui kerusakan-kerusakan yang sering muncul atau sering terjadi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerusakan tertinggi adalah

lunturnya warna pada kain karena terlihat dalam data kerusakan, cacat

tersebut mendapat angka yang tertinggi yaitu 41,19%. Disusul dengan

(81)

3. Untuk menganalisis penyebab-penyebab kerusakan tersebut maka

dibuatlah diagram sebab akibat. Didalam diagram tersebut

diidentifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu:

a) Faktor Mesin:

1) Mesin tua

2) Servis terlambat

b) Faktor Manusia

1) Kurang pelatihan

2) Kurang pengawasan

3) Tenaga kerja kurang teliti dan konsentrasi

c) Faktor Material

1) Bahan baku rusak

d) Faktor Metode

1) Cara penggunaan obat salah

B. Saran

Berdasarkan kerusakan yang dialami oleh perusahaan batik Bengawan

Indah, maka kami menyarankan agar tingkat kerusakan tersebut dapat diatasi.

Adapun saran tersebut kami mengambil dari faktor-faktor penyebab

kerusakan dalam diagram sebab-akibat, dimaksudkan apabila sebab-sebab

tersebut dapat teratasi maka kerusakan dapat diminimalisasi. Saran tersebut

Gambar

Tabel III. 1
Gambar I. 1
Gambar I.2 Contoh Grafik P-Chart
Gambar I.3 Contoh Diagram Pareto
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari masalah di atas, akan dibuat aplikasi berbasis web dengan memanfaatkan file .srt yang dimiliki atau dipersiapkan khusus dalam sebuah file video untuk kemudian disimpan

Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa perilaku antisosial pada remaja Di SMA Swasta Raksana Medan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdiri dari identitas, kontrol

Wicaksono,Sabdo., 2009, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Penduduk Kerja Di Kecamatan Sukmajaya Depok Menuju Tempat Kerja Dengan

Bila pengaruh defisiensi kekuatan struktur diketahui dengan baik dan bila dimensi struktur serta sifat bahan yang dibutuhkan untuk tujuan analisis dapat diukur

Metode pembelajaran resitasi ini peserta didik dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah mereka miliki,

Sebab, pintu pengakomodiran hukum Islam melalui jalur Perundang-undangan Daerah (Proglegsda) merupakan satu-satunya pintu yang paling efektif dalam mentransformasikan

pada perancangan beberapa ruangan akan menggunakan dinding ½ bata dan 1 bata .pada beberapa bagian ruang akan menggunakan dinding batu bata dalam

Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban dan penghapusan