• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Kesimpulan

Bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton pada substrat buatan (tali rafia) di perairan mengalir melalui pendekatan oksigen berkisar antara 0,79-2,44 gC/m2/hari pada stasiun tanpa naungan dan 0,44-2,26 gC/m2/hari pada stasiun dengan naungan. Pada pendekatan klorofil, bahan organik yang dihasilkan berkisar antara 11,17-17,14 gC/m2 pada stasiun tanpa naungan dan 7,71-12,40 gC/m2 pada stasiun dengan naungan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana W. 2008. Keterkaitan Struktur Komunitas Makrozoobentos sebagai Indikator Keberadaan Bahan Organik di Perairan Hulu Sungai Cisadane Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[APHA] American Public Health Association. 1995. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 19th Edition. American Public Health Association, Washington, American Water Works Association, Water Enviroment Federation. United Book Press, Inc. Maryland. The United State of America.

Bott T L. 1996. Primary Productiviy and Community Respiration. Hauer F R dan Lamberti G A [editor], Stream Ecology. Academic Press. San Diego. Brower J E and Zar J H. 1990. Field and Laboratory Methods for General

Ecology. 3rd Edition. Wm. C. Brown Publisher. Dubuque, Iowa.

Cole G A. 1988. Textbook of Limnology. 3rd Edition. Waveland Press Inc. USA. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.

Goldman G R and A J Horne. 1983. Limnology. McGraw-Hill International Book Company. Tokyo.

Hauer F R and Hill W R. 1996. Temperature, Light, and Oxigen. Hauer F R dan Lamberti G A [editor], Stream Ecology. Academic Press. San Diego. Kevern N R, Wilhm J L, and Van Dyne G M. 1966. Use of Artificial Substrata to

Estimate the Productivity of Periphyton. Limnol. 11(4): 499-502.

Larned S T and Santos S R. 2000. Light-and Nutrient-Limited Periphyton in Lower Order Stream of Oahu, Hawaii. Hydrobiologia. 432: 101-111. Muharram N. 2006. Struktur Komunitas perifiton dan Fitoplankton di Bagian

Hulu Sungai Ciliwung, Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nuraeni H. 1996. Struktur Komunitas Perifiton pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Pesisir Pulau Kapoposang, Sulawesi Selatan [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Odum. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. edisi ketiga [terjemahan]. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

 

 

 

29

29 Otermin A, Basaguren A, and Pozo J. 2002. Re-colonization by the

Macroinvertebrate Community after a Drought Period in a First-Order Stream (Agüera Basin, Northern Spain). Limnetica. 21(1-2):117-128. Pescod M B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for

Tropical Countries. AIT. Bangkok.

Strickland J D H and Parsons T R. 1965. A Manual of Sea Water Analysis. Fisheries Research of Canada. Ottawa.

Uehlinger U. 2000. Periphyton Biomass in Unpredictable in an Environtment : Exploring the Temporal Variability with a Dynamic Model. Limnol. 27 :3162-3165.

Weitzel R L. 1979. Methods and Measurements of Periphyton Communities : A Review. American Society for testing and Materials. Baltimore.

Welch P S. 1952. Limnologi. 2nd Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York.

Wetzel R G. 1975. Limnology. W B Saunders Co Philadelphia. Pennsylvania. Wetzel R G. 2001. Limnology : Lake and River Ecosystems. 3rd Edition.

Academic Press. San Diego.

Wetzel R G and Westlake D F. 1974. Periphyton. Vollenweider R A, Talling J F, Westlake D F [editor], A Manual on Methods Primary Production in Aquatic Environtments. Burgess and Son (Abingdon) Limited. Great Britain.

Wijaya H K. 2009. Komunitas Perifiton dan Fitoplankton serta Parameter Fisika-Kimia Perairan sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 

 

31

31 Lampiran 1. Prosedur analisis parameter yang diamati (APHA, 1995)

Nitrat (Metode Brucine)

1. Air sampel disaring dengan menggunakan kertas saring.

2. Air sampel yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Kemudian ditambahkan 0,5 ml Brucine, lalu diaduk.

4. Ditambahkan 5 ml H2SO4 pekat (gunakan ruang asam), kemudian diaduk dengan menggunakan vibrofix. Setelah itu, dipanaskan pada hot plate selama 30 menit. Kemudian didiamkan hingga dingin.

5. Untuk pengukuran blanko, 5 ml aquades dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dilakukan prosedur seperti di atas.

6. Absorban diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm. Nitrit (Metode Sulfanilamide)

1. Air sampel disaring dengan menggunakan kertas saring berukuran 0,45 µm. 2. Jika pH tidak berada antara 5 sampai 9, ditambahkan HCL 1N atau NH4OH

sampai pada kisaran tertentu.

3. 10 ml air contoh yang telah disaring, ditambahkan color reagen sebanyak 0,4 ml, kemudian diaduk dan didiamkan selama 10 menit.

4. Ukur absorban dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm. Amonia (Metode Phenol)

1. 25 ml air sampel yang telah disaring kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 ml.

2. Ditambahkan 1 ml Phenol solution, kemudian diaduk.

3 Ditambahkan 1 ml larutan Soddium Nitroposside, kemudian diaduk. 4. Kemudian ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 1 jam. 5. Absorban diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Ortofosfat (Metode Ascorbic Acid)

1. Air sampel disaring dengan milliopore 0,45 µm dengan vacuum pump.

2. Air sampel yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berukuran 125 ml.

3. Kemudian ditambahkan 0,05 ml (1 tetes) indikator Phenolphthalein. Jika berubah warna merah muda, ditambahkan kembali dengan larutan H2SO4 1 N 4. Ditambahkan 4 ml mix reagen, kemudian diaduk, lalu didiamkan selama 10

menit.

5. Absorban diukur pada panjang gelombang 880 nm. Oksigen (Metode Modifikasi Winkler)

1. Botol BOD berukuran 300 ml disiapkan sebanyak 3 buah pada tiap stasiun. Satu untuk botol terang, satu untuk botol gelap, dan satu untuk botol inisisal. Botol gelap dilapisi dengan plastik hitam sehingga cahaya tidak masuk ke dalam botol. 2. Air sungai disaring dengan menggunakan plankton net dan hasil saringannya

dimasukkan ke dalam semua botol BOD. Kemudian substrat buatan dengan luasan 5x1 cm2 dimasukkan ke dalam botol terang dan gelap.

 

 

32

32 3. Botol terang dan gelap dibenamkan dalam air sungai untuk diinkubasi selama 4

jam. Sedangkan botol inisial langsung diukur oksigen terlarutnya dengan metode modifikasi Winkler.

4. Setelah 4 jam, botol terang dan botol gelap diangkat kemudian diukur oksigen terlarutnya dengan metode modifikasi Winkler.

Klorofil-a (Metode Ekstrak Aseton)

1. Akuades sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam botol sampel berukuran 250 ml. 2. Perifiton pada substrat buatan dengan luasan 5x1 cm2 dikerik, kemudian hasil

kerikan dimasukkan ke dalam botol sampel tersebut. 3. Ditambahkan MgCO3 sebanyak 2 tetes.

4. Air sampel disaring dengan kertas membrane filter menggunakan vacuum pump. 5. Kertas saring dibungkus dengan alumunium foil, kemudian diletakkan di dalam

freezer.

6. Kertas saring dari dalam freezer diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang ditutup alumunium foil.

7. Aseton 90% dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut dan dibiarkan hingga kertas saring menjadi larut.

8. Disimpan kembali ke dalam lemari es selama 15 menit.

9. Absorban diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 664, 647, dan 630 nm.

 

 

33

33 Lampiran 2. Contoh organisme yang ditemukan selama pengamatan

Melosira sp. Stauroneis sp.

 

 

34

34 Lampiran 3. Kelimpahan perifiton pada stasiun 1 dan stasiun 2 selama pengamatan

Stasiun Organisme

Kelimpahan Perifiton (ind/cm2) pada Pengamatan Ke-

1 2 3

Bacillariophyceae

Thallasiotrhix 600 1080 840

1 (Terkena sinar matahari langsung) Melosira 480 600 720 Stauroneis 480 720 480 Navicula 240 240 120 Total 1800 2640 2160 Bacillariophyceae Thallasiotrhix 480 720 600 Melosira 360 600 480

2 (Tidak terkena sinar matahari langsung)

Stauroneis 360 480 360

Navicula 120 240 120

 

 

35

35 Lampiran 4. Bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton selama pengamatan

melalui pendekatan oksigen dan klorofil

Hari ke-

NPP Bahan Organik

mgO2/L/4 jam mgC/L/4 jam mgC/L/hr mgC/m2

/hr gC/m2 /hr Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 7 3,36 3,23 1,51 1,45 4,54 4,36 1362,39 1306,58 1,36 1,31 12 6,02 5,58 2,71 2,51 8,13 7,53 2439,51 2259,29 2,44 2,26 17 4,66 2,63 2,10 1,18 6,29 3,55 785,79 444,14 0,79 0,44 Hari ke-

Klorofil-a Bahan Organik

mgChl-a/L mgC/L mgC/cm2 gC/m2

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2

7 75,49 52,09 55,85 38,54 11170,60 7708,05 11,17 7,71

12 115,85 83,82 85,72 62,02 17143,55 12403,35 17,14 12,40

 

 

36

36 Lampiran 5. Analisis ANOVA RAL antara pengaruh cahaya terhadap bahan organik

yang dihasilkan oleh perifiton melalui pendekatan oksigen dan klorofil

Pendekatan Oksigen

Anova: Single Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 3 4.587694 1.529231 0.704571

Column 2 3 4.010018 1.336673 0.824371

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 0.055618 1 0.055618 0.072754 0.800712 7.708647

Within Groups 3.057884 4 0.764471

Total 3.113502 5

Pendekatan Klorofil

Anova: Single Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 3 43.15887 14.38629 9.076646

Column 2 3 31.58454 10.52818 6.181182

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 22.32752 1 22.32752 2.926697 0.162296 7.708647

Within Groups 30.51566 4 7.628914

 

 

37

37 Lampiran 6. Contoh perhitungan

1. Kelimpahan perifiton Diketahui :

N (jumlah perifiton yang diamati) = 7 ind As (luas substrat yang dikerik untuk perhitungan perifiton) = 5 cm2 At (luas penampang permukaan cover glass) = 400 mm2

Ac (luas amatan) = 400 mm2

Vt (volume botol sampel) = 30 ml

Vs (volume sampel/1 tetes) = 0,05 ml Ditanya :

Kelimpahan perifiton (ind/cm2) ? Jawab :

Jadi, kelimpahan perifiton yang diperoleh yaitu sebesar 840 ind/cm2

2. Bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton melalui pendekatan klorofil Diketahui :

Bobot molekul karbon pada klorofil-a (BM C) = 660 Bobot molekul klorofil-a (BM Chl-a) = 892

Nilai klorofil-a yang diperoleh = 74,2236 mg/L

Volume air sampel (Vs) = 0,1 L

Luas substrat yang dikerik (As) = 5 cm2 (0,00002 m2) Ditanya :

Bahan organik yang dihasilkan (gC/m2) ? Jawab :

 

 

38

38 Jadi, bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton melalui pendekatan klorofil yaitu sebesar 14,84 gC/m2.

2. Bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton melalui pendekatan oksigen Diketahui :

Oksigen terlarut pada botol BOD inisial (I) = 14,09 mgO2/L Oksigen terlarut pada botol BOD terang (L) = 8,07 mgO2/L Volume botol BOD = 300 mL Luas substrat yang dikerik = 10 cm2 Ditanya :

Bahan organik yang dihasilkan (gC/m2/hari) ? Jawab :

 

 

39

39 Jadi, bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton melalui pendekatan oksigen yaitu sebesar 2,44 gC/m2/hari.

 

 

40

40 Lampiran 7. Dokumentasi selama penelitian

Pengukuran oksigen terlarut dengan modifikasi Winkler

Tempat untuk meletakkan substrat buatan

Luxmeter DO meter

Gambar GPS map 60 CSx Lokasi pengamatan pada stasiun 2

Dokumen terkait