• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan membahas kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat prosedur pemberian izin travel ibadah haji berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.

i

ABSTRAK

PROSEDUR PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH

HAJI KHUSUS *Teuku Mhd. Ali Akbar **Suria Ningsih, SH., M.Hum ***Hemat Tarigan, SH., M.Hum

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang mampu dan diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia terdiri dari dua pihak yaitu oleh pemerintah dalam ini Kementerian Agama dan oleh swasta yakni travel atau Biro perjalanan Haji dan Umroh (BPHI).

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana dasar hukum izin travel ibadah haji khusus, bagaimana pemberian dan pengawasan ibadah haji dan apa kendala pemberian izin travel ibadah haji khusus sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012.

Metode yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yaitu memfokuskan pengkajian penerapan kaedah-kaedah atau norma-norma dalam hokum positif yang dicari melalui perpustakaan (library research).

Adapun dasar hukum izin travel ibadah haji khusus adalah terdiri dari atas pada masa kolonial Belanda terdiri dari ordanantie Haji tahun 1922 kemudian pada tahun 1932 oleh pilgrims ordonantie dalam perubahan dengan staatblaad 1932 Nomor 544. Setelah Indonesia merdeka maka adapun payung hukum tersebut terdiri dari UUD 1945 terutama Pasal 29, UU No. 13 Tahun 2008, Peraturan Menteri No. 79 tahun 2012, Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji khusus. Penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus pada ayat (1) menteri menetapkan izin PIHK, ayat (2) izin PIHK diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri kepada biro perjalanan setelah memenuhi persyaratan antara lain ; memiliki izin sebagai PPIU yang masih berlaku, memiliki izin usaha, memiliki nomor Pokok wajib Pajak (NPWP), memiliki akta pendirian perseroaan terbatas yang telah disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, memiliki surat keterangan domisili perusahaan, memiliki rekomendasi dari instansi pemerintah provinsi yang membidangi pariwisata, memiliki susunan pengurus dan komisaris perseroan terbatas, memiliki laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir yang sudah diaudit, menyerahkan uang jaminan sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dalam bentuk bank garansi yang diterbitkan oleh bank umum milik Negara dan berlaku selama 3 (tiga) tahun, telah menyelenggarakan perjalanan ibadah umroh sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun dengan jumlah jemaah umroh paling sedikit 300 (tiga ratus) orang dan tidak memiliki catatan negatif dalam

ii

penyelenggaraan ibadah umroh dan ayat (3) Kementerian agama melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen persyaratan.

Kata Kunci : Izin, Travel, Haji Khusus * Mahasiswa

** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II

1

PROSEDUR PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH

HAJI KHUSUS

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

TEUKU MHD. ALI AKBAR 100200208

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2

LEMBAR PENGESAHAN

PROSEDUR PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH

HAJI KHUSUS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

TEUKU MHD. ALI AKBAR 100200208

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disetujui Oleh

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

SURIA NINGSIH, SH., M.Hum

NIP. 196002141987032002

Diketahui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Suria Ningsih, SH., M.Hum Hemat Tarigan., SH., M.Hum NIP. 196002141987032002 NIP. 195601211979031005

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

i

ABSTRAK

PROSEDUR PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH

HAJI KHUSUS *Teuku Mhd. Ali Akbar **Suria Ningsih, SH., M.Hum ***Hemat Tarigan, SH., M.Hum

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang mampu dan diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia terdiri dari dua pihak yaitu oleh pemerintah dalam ini Kementerian Agama dan oleh swasta yakni travel atau Biro perjalanan Haji dan Umroh (BPHI).

Perumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana dasar hukum izin travel ibadah haji khusus, bagaimana pemberian dan pengawasan ibadah haji dan apa kendala pemberian izin travel ibadah haji khusus sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012.

Metode yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yaitu memfokuskan pengkajian penerapan kaedah-kaedah atau norma-norma dalam hokum positif yang dicari melalui perpustakaan (library research).

Adapun dasar hukum izin travel ibadah haji khusus adalah terdiri dari atas pada masa kolonial Belanda terdiri dari ordanantie Haji tahun 1922 kemudian pada tahun 1932 oleh pilgrims ordonantie dalam perubahan dengan staatblaad 1932 Nomor 544. Setelah Indonesia merdeka maka adapun payung hukum tersebut terdiri dari UUD 1945 terutama Pasal 29, UU No. 13 Tahun 2008, Peraturan Menteri No. 79 tahun 2012, Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji khusus. Penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus pada ayat (1) menteri menetapkan izin PIHK, ayat (2) izin PIHK diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri kepada biro perjalanan setelah memenuhi persyaratan antara lain ; memiliki izin sebagai PPIU yang masih berlaku, memiliki izin usaha, memiliki nomor Pokok wajib Pajak (NPWP), memiliki akta pendirian perseroaan terbatas yang telah disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, memiliki surat keterangan domisili perusahaan, memiliki rekomendasi dari instansi pemerintah provinsi yang membidangi pariwisata, memiliki susunan pengurus dan komisaris perseroan terbatas, memiliki laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir yang sudah diaudit, menyerahkan uang jaminan sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dalam bentuk bank garansi yang diterbitkan oleh bank umum milik Negara dan berlaku selama 3 (tiga) tahun, telah menyelenggarakan perjalanan ibadah umroh sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun dengan jumlah jemaah umroh paling sedikit 300 (tiga ratus) orang dan tidak memiliki catatan negatif dalam

ii

penyelenggaraan ibadah umroh dan ayat (3) Kementerian agama melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen persyaratan.

Kata Kunci : Izin, Travel, Haji Khusus * Mahasiswa

** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul Prosedur Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Berdasarkan

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus

Di dalam menyelesaikan skripsi ini, telah mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafruddin, SH, MH, DFM selaku wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.

iv

6. Bapak Hemat Tarigan, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II Penulis yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses pengerjaaan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Utari Maharani Barus, SH., M.Hun yang telah menjadi Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah berjasa dalam penyelesaian studi penulis pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. 8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

9. Seluruh pegawai administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu dalam proses administrasi mulai dari penulis masuk kuliah hingga penulis menyelesaikan studi.

10.Kedua orang tua penulis Ayahanda Teuku Iskandar dan Ibunda Asnani yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun material sehingga terselesaikanya skripsi ini.

11.Teman-teman stambuk 2010, Irfan Munandar, Rahman, Arief Suman, Dika Prayuda, Fadli Silalahi, Akbar Sitepu dan Zaki Nasution serta Ahmad Fadly yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan. Oleh karena itu penulis meminta maaf kepada pembaca skripsi ini karena keterbatasan pengetahuan dari penulis. Besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

v

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kita semua dan bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapatkan berkah dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Rabbal Al-Amin.

Medan, Juli 2015 Hormat Saya

vi DAFTAR ISI ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 8

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Metode Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II DASAR HUKUM PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI ... 17

A. Sejarah Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia. ... 17

B. Pengertian Izin dan Travel. ... 25

C. Dasar Hukum Izin Travel Ibadah Haji dan Ibadah Haji Khusus Indonesia. ... 40

BAB III PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI ... 44

A. Prosedur Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Khususnya Travel Ibadah Haji Khusus... 44

B. Pengawasan Pemberian Izin Travel Ibadah Haji ... 46

vii

BAB IV KENDALA PEMBERIAN IZIN TRAVEL IBADAH HAJI KHUSUS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

TAHUN 2012 ... 56

A. Kendala Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus. .... 56

B. Upaya mengatasi kendala Pemberian Izin Travel Ibadah Haji Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

Dokumen terkait