• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. 1. Kesimpulan

Potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh masayarakat pengrajin anyaman di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan berawal dari keterampilan turun temurun yang dikembangkan oleh kelompok pengrajin anyaman sebagai mata pencaharian. Tenaga kerja yang tersedia karena keterampilan turun temurun, bahan baku yang diperoleh dari wilayah sendiri, pemasaran melalui pasar desa, sistem upah yang masih tradisional mengandalkan nilai kekeluargaan, dan lain-lain yang menjadi faktor pendukung masih tetap berjalannya usaha anyaman ini. Faktor penghambat pun merintangi usaha kerajinan ini, seperti keterampilan dan pengetahuan yang rendah dari tenaga kerja, modal finansial yang kurang untuk mendukung berkembangnya usaha ini, terbatasnya bahan baku, pemasaran yang kuyrang menguntungkan, dan masih banyak lagi.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilaksanakan pada kelompok pengrajin anyaman ini, maka pengembangan usaha dapat dilakukan melalui langkah-langkah strategis dalam penguatan sistem produksi dan pemasaran. Usaha pengembangan usaha kelompok pengrajin anyaman ini dapat mengikis atau mengurangi jumlah keluarga yang berada pada kondisi pra KS padsa kelompok mpengrajin khususnya dan masyarakat Desa Sawah Kulon pada umumnya.

Bertolak dari pernyataan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjadi dasar untuk dirumuskannya rencana strategi pengembangan usaha kerajinan anyaman sebagai berikut :

1. Karakteristik pengrajin anyaman yang sangat didukung oleh modal sosial dan iklim kehidupan desa yang masih tradisionil, dapat dijadikan sebagai potensi untuk mengembangkan usaha anyaman.

2. Kelembagaan produksi dan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh kelompok pengrajin anyaman, sangat didukung dan diperkuat oleh modal sosial. Untuk lebih memiliki nilai ekonomi, maka usaha anyaman ini selain perlu dukungan modal soaial juga memerlukan manajemen bisnis yang lebih mengarah kepada tujuan ekonomi.

3. Rencana strategi pegembangan kelembagaan produksi dan pemasaran dilakukan dengan memperkuat atau mendukung sistem yang sudah dilakukan oleh kelompok pengrajin.

4. Program pengembangan masyarakat yang pernah menyentuh kelompok pengrajin belum berhasil karena tidak ditunjang dengan kapsitas anggota kelompok dalam mengolah usaha kerajinan anyaman.

5. Masih kurangnya keterlibatan atau keberpihakan pemerintah selaku penanggung jawab terhadap penduduk dan wilayah terhadap kelompok pengrajin anyaman.

Faktor pendukung yang telah ada, tumbuh dan berkembang di kalangan anggota dan sesama kelompok pengrajin yang diperkuat oleh lingkungan masyarakat setempat dapat membantu upaya peningkatan usaha kerajinan anyaman. Modal sosial, sumber daya lokal, merupakan potensi untuk mendukung perkembangan usaha tersebut. Pada sisi lain, perkembangan yang akan diperoleh oleh kelompok pengrajin anyaman ini akan diikuti oleh aspek yang lainnya. Membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kondisi pra KS dan KS 1, mengurangi pengangguran, dengan kata lain dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Desa Sawah Kulon secara umum dan khususnya kelopmpok mpengrajin anyaman.

Tujuan dari diadakannya rencana penyusunan program pengembangan usaha kerajinan anyaman melalui penguatan kelembagaan produksi dan pemasaran tidak lain adalah untuk :

1. Kekuatan kelompok sebagai prasyarat utama dalam menjalankan semua rencana program. Sehingga kapasitas anggota kelompok pengrajin ditingkatkan untuk dapat membuka wawasan dan memunculkan kretifitas serta inovasi dalam berpikir.

2. Kelembagaan produksi dan pemasaran yang telah ada dapat didukung oleh rencana program sehingga pola tradisional diperkuat oleh sistem manajeman yang berorientasi ekonomis.

Oleh karenanya rencana program yang disusun akan memperkuat proses kelembagaan produksi dan pemasaran yang telah ada. Agar program dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan yang bertujuan pada keberpihakan, maka program dibuat harus memperhatikan efisiensi, efektifitas, dan keberlanjutan.

8. 2. Rekomendasi Kebijakan

Program yang dibangun tetap mengupayakan pada membangun partisipasi, keswadayaan, dan kemandirian bagi kelompok pengrajin anyaman. Ketergantungan pada program pemerintah nantinya perlu dikurangi. Rekomendasi secara khusus adalah untuk kelompok pengrajin anyaman. Kemampuan pengrajin dalam mengembangkan usaha anyaman adalah modal utama untuk upaya pengembangan kelembagaan produksi dan pemasaran selanjutnya. Dukungan dari luar pengrajin tidak akan berarti apa-apa apabila tidak diperkuat oleh peranan pengrajin sendiri dalam mengupayakan pengembangan usaha anyaman. Maka dari hasil kajian pengembangan masyarakat yang telah dilakukan, terdapat beberapa pokok rekomendasi yang akan diusulkan.

1. Pemerintah Daerah

Seiring dengan berubahnya paradigma pembangunan nasional, dimana saat ini pembangunan lebih diarahkan pada pembangunan ekonomi kerakyatan dengan memperhatikan proses dan tujuan yang dihasilkan melalui partisispasi masyarakat dan kelompok-kelompok yang menjadi target kegiatan. Pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta melalui perlu melakukan kebijakan-kebijakan dengan mengeluarkan Peraturan Daerah yang mendukung keberadaan kelompok usaha pengrajin anyaman. Strategi yang dapat ditempuh oleh pemerintah daerah adalah dengan :

1. Memfasilitasi usaha yang dilakukan oleh kelompok pengrajin anyaman. Membangun lingkungan yang kondusif dalam melakukan aktifitas yang dapat dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat. Dukungan diharapkan muncul dari masyarakat luas sebagai konsumen atau bagian dari pasar, dan dari pihak lain yang memliki kepedulian dan perhatian terhadap keberlanjutan usaha kerajinan anyaman. Dukungan sangat penting dan diperlukan untuk membantu terjadinya perubahan kebijakan terhadap :

a. Menyediakan sarana dan prasarana bagi keberlanjutan kelembagaan produksi dan pemasaran.

b. Menciptakan jalur produksi dan distribusi pemasaran yang konsisten dan berlanjut.

c. Meningkatkan perananan berbagai stakeholder yang bertanggung jawab terhadap pengembangan usaha ekonomi lokal.

2. Mempengaruhi kebijakan yang memungkinkan bagi berkembangnya usaha kerajinan anyaman melalui penguatan kelembagaan produksi dan pemasaran. Kemudahan dalam mengakses sumber daya, dukungan kebijakan yang mendorong usaha kerajian anyaman memiliki ruang memadai bagi mobilitas ekonomi dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan produktif. Kebijakan yang diperlukan oleh usaha kelompok pengrajin anyaman ini adalah berupa :

a. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengrajin

b. Bantuan permodalan dengan menciptakan iklim permodalan pengembangan usaha yang mudah dan manajemen bisnis yang berkembang.

c. Kebijakan pertanian dengan budi daya tanaman pohon pandan. d. Menciptakan ruang pasar yang stabil dan luas bagi produk anyaman. 3. Mempengaruhi kebijakan yang mendorong tumbuhnya kesadaran hak-hak

ekonomi dan berusaha bagi kelompok usaha kecil. Msyarakat khususnya kelompok pengrajin anyaman Desa Sawah Kulon, umumnya kelompok usaha ekonomi kecil dan menengah, menjadi mandiri yang dapat mengatasi permasalahan dan kebutuhannya. Adapun kebijakan secara umum yang dapat mendukung dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dilakukan :

a. Memasyarakatkan gerakan bekerja melalui aktifitas ekonomi yang menghasilkan pendapatan dalam lingkungan rumah tangga.

b. Mengambangkan kawasan areal produktif sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki oleh setiap wilayah.

c. Membantu mengembangkan tumbuhnya produk-produk lokal sehingga dapat memiliki competitif dan comparative advantage.

d. Melindungi setiap kegiatan usaha ekonomi produktif dalam skala kecil dan menengah yang dilakukan oleh masyarakat yang dapat mendukung bagi perkembangan ekonomi regional.

2. Pemerintahan Desa

Aktifitas yang dapat dilakukan oleh pemerintah desa dalam mendukung usaha kerajinan anyaman agar dapat berkembang dan berhasil, diantaranya :

1. Meningkatkan peran tokoh formal dan informal pada kelompok pengrajin anyaman dengan memperkuat kelembagaan produksi dan anyaman yang

telah berjalan sehingga menjadi sitem produksi dan pemasaran yang kuat.

2. Dukungan masyarakat lokal terhadap jalannya usaha kerajinan anyaman sehingga dalam perkembangannya dapat mendukung perkembangan ekonomi masayarakat lokal.

3. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pengrajin anyaman dalam produksi dan pemasaran.

3. Lembaga Swadaya Masyarakat atau swasta

Program pengembangan masyarakat bukan hanya program pemerintah, tetapi juga memerlukan keterlibatan dan peran serta lembaga swadaya masyarakat dan swasta sebagai mitra pemerintah. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh lembaga swadaya dan swasta ini adalah :

1. Membantu menjalin kerjasama kemitraan dengan pemerintah daerah dan ikut mendukung program pengembangan ekonomi lokal dalam upaya mengembangkan kapasitas keluarga pengusaha kecil.

2. Memperkuat gerakan pembelaan (advocaty) untuk mengangkat persoalan yang dihadapi kelompok usaha kecil agar menjadi agenda dalam mempengaruhi penyusun kebijakan.

3. Melakukan kerjasama dengan kelompok usaha kecil dalam menciptakan hasil produksi yang berkualitas dan dapat bersaing dalam pasar bebas, sehingga dapat menjadi sebuah produk unggulan.

4. Menciptakan pasar yang stabil untuk mendukung keberlanjutan kelompok usaha kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rukminto. 2001, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi Komunitas (Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis), Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, UI.

Anindita, Ratya. 2004, Pemasaran Hasil Pertanian, Surabaya, Papyrus.

Baharsyah, Yustika. 1999, Menuju Masyarakat yang Berkelanjutan : Pelajaran dan Krisis, Jakarta, Departemen Sosial.

Dunham, Arthur, 1962, Community Welfare Organization, Principle and Practice, 3 rd Printing, New York, Thomas Y. Crowell Company

Daft L, Richard, 2002, Manajemen, Edisi kelima, jilid 2, Jakarta, Erlangga

Haeruman dan Eriyanti, 2001, Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal, Jakarta, Yayasan Mitra Pembangunan Indonesia

Ife, Jim. 1995, Community Development, Creating Community Alternative, Vision, Analysis and Practice, Australia, Longman

Iskandar, Jusman. 1993, Strategi Dasar Membangun Kekuatan Masyarakat, Bandung, STKS

Israel, Arturo, 1992. Pengembangan Kelembagaan, Jakarta, LP3ES

Kartasapoetra, Ginanjar, 2001, Tenaga kerja di Inodonesia, Jakarta, Bina Aksara KPP-COREMAP, 2001, Buku Panduan Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM)

COREMAP, Jakarta, Kantor Pengelola Program COREMAP-LIPI

Moleong, J. Lxy, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya

Martodireso, Sudadi, 2002, Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama, Jakarta, Kanisius

Nilasari, Irma, dan Wiludjeng, Sri, 2006, Pengantar Bisnis, Yogyakarta, Graha Ilmu

Prawirokusumo, Soeharto, 2001, Ekonomi Rakyat : Konsep, Kebijakan dan Strategi, Yogyakarta, BPFE Press.

Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Gramedia

Sajogyo dan Pudjiwati, 1990, Sosiologi Pedesaan, jilid 1, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press

Suharto, Edi, 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat, Bandung, Refika Aditama

Suharto, Edi, 2003. Kemiskinan dan Keberfungsian Sosial : Studi Kasus Rumah Tangga Miskin di Indonesia, STKS Bandung, Departemen Sosial

Suharto, Edi, 2005, Analisis Kebijakan Publik, Bandung, Alfabeta

Sumodiningrat, Gunawan, 1999, Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Syahyuti, 2003, Bedah Konsep Kelembagaan Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian, Bogor, Puslitbang Sosektan Balitbangtan

Sztompka, Piotr. 2004, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta, Prenada

Tambunan, Tulus, 2001, Pengembangan UKM dalam Persaingan Pasar Bebas, Jakarta, Salemba Empat

Tambunan , Tulus, 1998, Peranan industri kecil dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di pedesaan, Jakarta, UKI Press

Widyaningrum, dkk, 2003, Pola-pola Eksploitasi terhadap Pengusaha Kecil melalui rantai Hulu-hilir, Bandung, Akatiga

Yin. K. Robert, 2002, Studi Kasus Desain dan Metode, Jakarta, PT Raja Grafindo Perkasa

SOSIALISASI PENGEMBANGAN

PENGRAJIN ANYAMAN DESA SAWAH KULON

KECAMATAN PASAWAHAN KABUPATEN PURWAKARTA

Nomor Sifat Perihal : 01/VI/SPPA/06 : Biasa : Pertemuan dengan Mahasiswa Pasawahan, 26 Juni 2006 Kepada Yth. : Bapak/Ibu/Sdr : ... di Pasawahan Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya kegiatan Kajian Pengembangan Masyarakat yang dilakukan oleh Mahasisiwa Pascasarjana IPB di Desa Sawah Kulon dengan mengkhususkan pada Pengembangan bagi Pengrajin Anyaman, maka kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr. untuk hadir pada :

Hari/Tanggal : Kamis/29 Juni 2006

Waktu : 09.30 WIB s.d selesai

Tempat : Aula Desa Sawah Kulon

Acara : Sosialisasi KPM bagi Pengrajin Anyaman Desa Sawah Kulon

Demikian, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

H. Adam Jaya Perwakilan Pengrajin

Tembusan Yth. :

1. Bapak Camat Pasawahan (sebagai laporan) 2. Kasi PMD Kec. Pasawahan

3. Kasi Ekbang Kec. Pasawahan 4. Kepala Desa Sawah Kulon 5. Ketua BPD Sawah Kulon

Daftar Hadir : Peserta Sosialisa Pengembangan Pengrajin Anyaman Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan di Aula Desa Sawah Kulon pada :

Hari/tanggal : Kamis/29 Juni 2006 Waktu : 09.30 – 12.00 WIB

No. N A M A A L A M A T PEKERJAAN TANDA TANGAN

1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. 11. 11. 12. 12. 13. 13. 14. 14. 15. 15. 16. 16. 17. 17. 18. 18. 19. 19 20. 20. 21. 21. Perwakilan Pengrajin, H. Adam Jaya

Lampiran : Hasil Pertemuan antara Mahasiswa, Pengrajin, Aparat Desa dan Kecamatan, serta Tokoh Masyarakat pada Sosialisasi Pengembangan Usaha Anyaman Desa Sawah Kulon Kec. Pasawhan Kab. Purwakarta

Hasil Sosialisasi :

Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sawah Kulon pada tanggal 29 Juni 2006 pada pukul 09.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB dengan dihadiri oleh : sepuluh orang pengrajin dari lima dusun, Kasi Ekbang Kec. Pasawahan, Kepala Desa Sawah Kulon dan aparatnya, Tokoh Masayarakat, dan Mahasisiwa (pengkaji).

1. Pembukaan oleh perwakilan pengrajin Anyaman, yaitu Bapak Haji Adam jaya : Menjelaskan kondisi pengrajin anyaman yang tidak mengalami perkembangan yang berarti selama ini. Oleh karena itu diperlukan sebuah kegiatan untuk mengembangkan usaha dimana kegiatan tersebut harus sesuai dengan aspirasi pengrajin sendiri.

2. Mahasiswa/Pengkaji (Vinny Marliany) : Menjelaskan maksud dan tujuan mengapa tertarik unutk melakukan kajian yang mengambil subyek pengrajin anyaman Desa sawah Kulon dengan fokus pada pengembangan kelembagaan produksi dan pemasaran anyaman.

3. Kepala desa (Bapak Haji Dedi Ahmad) : Mendukung adanya kegiatan kajian yang dilakukan oleh pengkaji dan memohon kepada masyarakat dan pengrajin khususnya untuk dapat berpartisispasi aktif dalam kegiatan ini. Mohon tindak lanjutnya dan jangan berhenti begitu kajian selesai, minimal bisa membuat program yang realistis bagi pengembangan usaha pengrajin anyaman.

4. Kasi Ekbang Kecamatan (Drs. Mulyana Hasan) : Menunggu realisasi kegiatan ini walaupun sebatas pada rancangan program yang nantinya akan dijadikan acuan untuk mengembangkan usaha anyaman ini.

SOSIALISASI PENGEMBANGAN

PENGRAJIN ANYAMAN DESA SAWAH KULON

KECAMATAN PASAWAHAN KABUPATEN PURWAKARTA

Nomor Sifat Perihal : 03/VII/SPPA/06 : Biasa : Pertemuan dan Musyawarah Pasawahan, 15 Juli 2006 Kepada Yth. : Bapak/Ibu/Sdr : ... di Pasawahan Dengan Hormat,

Menindaklanjuti kegiatan Kajian Pengembangan Masyarakat yang dilakukan oleh Mahasisiwa Pascasarjana IPB di Desa Sawah Kulon dengan mengkhususkan pada Pengembangan bagi Pengrajin Anyaman, maka kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr. untuk hadir pada : Hari/Tanggal : Selasa/18 Juli 2006

Waktu : 10.00 WIB s.d selesai

Tempat : Aula Desa Sawah Kulon

Acara : Musyawarah dengan pengrajin dan para tokoh masyarakat Desa Sawah Kulon

Demikian, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

H. Adam Jaya Perwakilan Pengrajin

Tembusan Yth. :

1. Bapak Camat Pasawahan (sebagai laporan) 2. Kasi PMD Kec. Pasawahan

3. Kasi Ekbang Kec. Pasawahan 4. Kepala Desa Sawah Kulon 5. Ketua BPD Sawah Kulon

Daftar Hadir : Musyawarah dengan pengrajin dan para tokoh masyarakat Desa Sawah Kulon dalam rangka Sosialisa Pengembangan Pengrajin Anyaman Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan di Aula Desa Sawah Kulon pada :

Hari/tanggal : Selasa/18 Juli 2006 Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

No. N A M A A L A M A T PEKERJAAN TANDA TANGAN

1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. 11. 11. 12. 12. 13. 13. 14. 14. 15. 15. 16. 16. 17. 17. 18. 18. 19. 19 20. 20. 21. 21. Perwakilan Pengrajin, H. Adam Jaya

Lampiran : Hasil Pertemuan FGD (pertemuan dan musyawarah/diskusi) antara Mahasiswa, Pengrajin dan Tokoh Msyarakat.

Hasil FGD :

Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sawah Kulon pada tanggal 18 Juli 2006 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB dengan dihadiri oleh : Perwakilan pengrajin dari lima dusun, tokoh Masayarakat, dan mahasisiwa (pengkaji).

1. Pemaparan FGD, oleh Mahasiswa/Pengkaji (Vinny Marliany) : Menjelaskan maksud dan tujuan diadakan FGD adalah untuk memperoleh informasi tentang potensi dan permasalahan yang dihadapi pengrajin anyaman dalam proses produksi dan pemasaran secara bersama-sama dengan peserta FGD. Bersama-sama peserta FGD melakukan pengelompokan faktor-faktor yang dianggap sebagai pendukung dan penghambat, kemudian dimasukan ke dalam matriks SWOT yang telah disiapkan pengkaji. Data yang telah ditulis dalam matriks SWOT didukung oleh hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pengkaji sebelumnya.

2. Perwakilan pengrajin (Bapak Diman) : Melihat hasil perumusan potensi dan permasalahan yang tertera dalam matriks SWOT baru menyadari bahwa usaha yang telah dilakukan selama ini masih jalan di tempat dan belum memaksimalkan potensi yang ada, baik dari dalam maupun luar Desa Sawah Kulon.

3. Kepala desa (Bapak Haji Dedi Ahmad) : Memohon kepada para pengrajin anyaman untuk menyadari bahwa kondisi yang tertulis tersebut merupakan kondisi nyata pengrajin anyaman selama ini. Maka dari itu hal-hal yang mendukung perlu dikuatkan, dan hal-hal yang menghambat dicarikan alternatif pemecahan permasalahan oleh pengrajin juga karena ternyata pengrajin sendiri yang lebih mengetahuinya. Partisipasi pengrajin dan warga lainnya dalam merumuskan pemecahan masalah melalui perencanaan program pengembangan kelembagaan produksi dan pemasaran yang dilakukan pengkaji sangat diharapkan demi untuk kepentingan pengrajin dan warga Desa Sawah Kulon sendiri.

4. Kasi PMD Kecamatan (Bapak Dede) : Sangat berharap program yang nantinya akan disusun bisa direalisasikan karena program atau kebutuhan yang datangnya dari masyarakat (bottom-up) biasanya sangat sederhana.

SOSIALISASI PENGEMBANGAN

PENGRAJIN ANYAMAN DESA SAWAH KULON

KECAMATAN PASAWAHAN KABUPATEN PURWAKARTA

Nomor Sifat Perihal : 05/VII/SPPA/06 : Biasa : Pemaparan hasil

pertemuan dan musyawarah

Pasawahan, 21 Juli 2006 Kepada Yth. : Bapak/Ibu/Sdr : ... di Pasawahan Dengan Hormat,

Sehubungan dengan telah dilaksanakan pertemuan dan musyawarah antara pengrajin anyaman dengan beberapa tokoh masyarakat, maka kami akan melakukan pemaparan terhadap hasil pertemuan tersebut. Oleh karena itukami mengundang Bapak/Ibu/Sdr. untuk hadir pada :

Hari/Tanggal : Kamis/27 Juli 2006

Waktu : 10.00 WIB s.d selesai

Tempat : Aula Desa Sawah Kulon

Acara : Pemaparan hasil pertemuan

Demikian, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

H. Adam Jaya Perwakilan Pengrajin

Tembusan Yth. :

1. Bapak Camat Pasawahan (sebagai laporan) 2. Kasi PMD Kec. Pasawahan

3. Kasi Ekbang Kec. Pasawahan 4. Kepala Desa Sawah Kulon 5. Ketua BPD Sawah Kulon

Daftar Hadir : Pertemuan untuk pemaparan hasil musyawarah untuk pengembangan usaha pengrajin anyaman Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan di Aula Desa Sawah Kulon pada : Hari/tanggal : Kamis/27 Juli 2006

Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

No. N A M A A L A M A T PEKERJAAN TANDA TANGAN

1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. 11. 11. 12. 12. 13. 13. 14. 14. 15. 15. 16. 16. 17. 17. 18. 18. 19. 19 20. 20. 21. 21. Perwakilan Pengrajin, H. Adam Jaya

Lampiran : Pemaparan hasil Pertemuan dan musyawarah atau diskusi (FGD) :

Hasil FGD :

Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sawah Kulon pada tanggal 27 Juli 2006 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB dengan dihadiri oleh : Perwakilan pengrajin dari lima dusun, Kasi PMD Kec. Pasawahan, Kepala Desa Sawah Kulon dan aparatnya, Tokoh Masayarakat, dan Mahasisiwa (pengkaji).

1. Pemaparan hasil FGD oleh Mahasiswa/Pengkaji (Vinny Marliany) : Dari hasil pada matriks SWOT, disimpulkan pokok permasalahan untuk memudahkan kegiatan apa yang bisa mengatasi permaslahan tersebut. Tersusunlah program kegiatan, yang mengarah pada pemecahan masalah, yang dilakukan secara partisipati bersama-sama peserta FGD.

2. Perwakilan pengrajin (Bapak Saudi) : Diharapkan rencana kegiatan tersebut akan mudah diterima oleh pemerintah daerah. Memohon kepada pengkaji untuk dapat mensosialisakan rencana kegiatan tersebut kepada pihak-pihak yang terkait dengan rencana program. (Peran sebagai fasilitator dan advokat dituntut oleh pengrajin kepada pengkaji)

3. Kepala desa (Bapak Haji Dedi Ahmad) : Terlihat sederhana, namun pada pelaksanaan kegaiatn harus didukung oleh berbagai pihak. Tetapi yang lebih utama adalah keaktifan pengrajin anyaman sendiri yang tentunga akan didukung oleh aparat desa dan kecamatn dan tokoh-yokah lainnya di desa. 4. Kasi PMD Kecamatan (Bapak Dede) : Sangat berharap program yang

nantinya akan disusun bisa direalisasikan karena program atau kebutuhan yang datangnya dari masyarakat (bottom-up) biasanya sangat sederhana. 5. Wahyu (Perwakilan Karang Taruna) : Sangat mendukung dan mohon untuk

dilibatkan pada kegiatan karena melihat potensi anggota karang taruna yang bisa diandalkan jika diperlukan.

6. Bapak Bayu (Ketua BPD) : Sangat terkejut ternyata masyarakat Desa sawah Kulon, khususnya pengrajin anyaman, mampu berpartisipasi membuat rencana kegiatan untuk kepentingannya sendiri. Diharapkan partisipasi tersebut tidak hanya sebatas perencanaan, tetapi jika dapat terrealisasikan harus mau juga terlibat aktif. Sangat berharap kepada pengkaji untuk mensosialisasikan rencana kegiatan tersebut minimal untuk lingkungan tempat pengkaji bekerja.

Penguatan Kelembagaan Produksi dan Pemasaran Anyaman

di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan Kabupaten

Purwakarta

VINNY MARLIANY

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul Penguatan Kelembagaan Produksi dan Pemasaran Anyaman di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas ini.

Bogor, Pebruari 2007

VINNY MARLIANY NRP. A.154050135

ABSTRAK

VINNY MARLIANY, Penguatan Kelembagaan Produksi dan Pemasaran Anyaman di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Dibimbing oleh NURAINI W. PRASODJO dan NINUK PURNANINGSIH.

Pertumbuhan usaha kecil menengah merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Jumlah unit usaha yang beragam memiliki kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya usaha kecil ini sangat strategis dalam pembangunan ekonomi.

Pengrajin anyaman di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan karena usaha ini telah berjalan cukup lama. Sebagai usaha yang termasuk skala kecil, usaha ini cukup untuk mengatasi kesulitan ekonomi bagi sebagian kecil penduduk Desa Sawah Kulon yang sekaligus dapat pula menyerap tenaga kerja. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan usaha dari proses produksi dan pemasaran telah sering diupayakan, baik oleh pengrajin sendiri maupun dengan program pemerintah. Namun kendala yang dihadapi pengrajin anyaman belum sepenuhnya diatasi dengan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, kajian yang disusun ini menitik beratkan pada penciptaan rencana program untuk mengembangkan kelembagaan produksi dan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh pengrajin anyaman Desa Sawah Kulon.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan dengan wawancara, observasi langsung, dan diskusi kelompok. Data skunder diperoleh dengan melakukan studi dokumentasi. Metode dalam pengungkapan masalah dilakukan dengan MPA (Methode Participatory Asessment) bersama pengrajin anyaman dan perwakilan warga masyarakat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT guna mendapatkan strategi program yang partisipatif.

Hasil kajian menunjukkan bahwa kelembagaan produksi dan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh pengrajin anyaman Desa sawah Kulon, belum memanfaatkan sumber-sumber potensi yang dapat menunjang perkembangan usaha anyaman. Dari segi produksi (penggunaan bahan baku, pelibatan tenaga kerja, penggunaan keterampilan), masih mengandalkan kekuatan internal pada

Dokumen terkait