• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang kajian desa wisata (tourism village) di desa Selorejo sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi antara lain sebagai berikut ;

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan kajian desa wisata (tourism village) di desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur Tahun 2012 adalah sebagai berikut ;

1. Desa Selorejo memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Potensi wisata internal terdiri atas berbagai potensi wisata yang unik dan khas, motivasi masyarakat yang tinggi, karakter masyarakat yang ramah dan terbuka serta komitmen yang tinggi dari pemerintah desa untuk mewujudkan pembentukan desa wisata. Sedangkan potensi pariwisata eksternal berupa letak stategis Kecamatan Dau yang berada pada jalur utama wisatawan yang menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kota Batu. Analisis potensi berdasarkan aspek atau kriteria sebagaimana konsep desa wisata Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa dari tujuh aspek, hanya aspek kesiapan SDM masyarakat dan aspek fasilitas pendukung pariwisata yang masih perlu ditingkatkan, sedangkan kelima aspek yang lain yaitu; potensi wisata/daya tarik wisata, motivasi masyarakat, sarana dan prasarana, kelembagan dan ketersediaan lahan secara umum telah memadai untuk dikembangkan menjadi desa wisata.

2. Strategi pembentukan desa wisata di Kecamatan Dau dengan menyajikan obyek wisata yang “berbeda” dibandingkan dengan

Universitas Brawijaya 59

obyek-obyek desa wisata yang telah ada, karena posisi geografi Desa Selorejo berdekatan dengan sentra-sentra wisata unggulan Jawa Timur yang telah menyerap wisatawan nusantara dan mancanegara bertahun-tahun seperti Petungsewu Wildlife Center (PWEC) dan juga wisata Sengkaling. Selanjutnya adalah segera mewujudkan lembaga desa wisata dalam rangka untuk mendorong strategi yang lain yaitu peningkatan pengetahun kepariwisataan masyarakat, sosialisasi yang intensif tentang pembentukan desa wisata dalam upaya untuk melibatkan partisipasi masyarakat, serta melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata. Secara detil strategi pembentukan desa wisata terdapat dalam bab IV.

3. Berdasarkan analisis tentang potensi internal dan eksternal Desa Selorejo, maka model desa wisata yang sesuai untuk dikembangkan adalah dengan konsep/tema “Desa wisata

berbasis ecotourism (ekowisata) yang khas, unik, dan mengandalkan potensi alam dan agrowisatanya dalam rangka pemberdayaan masyarakat." Konsep ini didasarkan

atas pentingnya konsep “pembeda” dengan daerah lain dan merebaknya trend pola hidup sehat yang dipromosikan dengan konsumsi sayur/buah . Hal ini sangat sesuai dengan basis potensi Desa Selorejo yang memiliki keunggulan pada komoditas jeruk. Model desa wisata ini akan memiliki daya saing yang tinggi dengan daerah wisata lain dan mampu menyerap wisatawan, baik nusantara mupun mancanegara. Secara detil model pembentukan desa wisata Selorejo terdapat dalam Bab IV.

5.2. REKOMENDASI

Berikut rekomendasi, yang sekaligus sebagai keluaran (output) penelitian atau kajian ini adalah Strategis Pembentukan Desa Wisata dan

Universitas Brawijaya 60

Model Desa Wisata di Desa Selorejo yang sebagaimana terdapat dalam bab IV pada laporan penelitian ini. Sedangkan rekomendasi yang bersifat khusus terkait dengan pembentukan desa wisata adalah sebagai berikut ;

1. Desa Selorejo belum menjadi prioritas dalam perencanaan pengembangan pariwisata (Desa Wisata) di Kabupaten Malang, baik dalam dikumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Malang tahun 2006, Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang No. 3 tahun 2010, Masterplan Agropolitan Kab Malang tahun 2007, sehingga diperlukan landasan hukum perencanaan agar dapat didorong dengan kebijakan pemerintah baik kabupaten, kecamatan maupun pemerintah desa. 2. Diperlukannya komitmen yang besar, khususnya pemerintah

Kabupaten Malang, dalam pengembangan Desa Selorejo, dan melakukan koordinasi dan menyusun perencanaan yang tepat, mengingat pembangunan pada desa wisata ini membutuhkan investasi yang besar mengenai pembangunan infrastruktur atau sarana dan prasarana.

3. Instansi yang terkait, diharapkan dapat mengoptimalkan penggalian dan pembinaan keunggulan potensi-potensi wisata pada desa. Agar menjadi icon wisata yang unik, khas dan berbeda dengan daerah lain, sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk menarik wisatawan ke Desa Selorejo.

4. Instansi terkait diharapkan dapat melakukan pelatihan dan pembinaan SDM secara intensif kepada masyarakat lokal, utamanya yang terkait dengan kepariwisataan, agar dapat menjadi daya dorong yang besar bagi keberhasilan pembentukan desa wisata di Desa Selorejo.

5. Lembaga Desa Wisata memiliki peran yang penting dan urgent pada tahap persiapan, pelaksanaan maupun pemeliharaan (sustainability) pembentukan desa wisata, sehingga perlu untuk dibenahi strukturnya terlebih dahulu dengan melibatkan

pihak-Universitas Brawijaya 61

pihak yang memiliki komitmen tinggi dan kompeten, agar persiapan pembentukan desa wisata dapat berjalan dengan baik dan sesuai target. Karena lembaga ini merupakan media yang mengintegrasikan aspirasi masyarakat dengan pemerintah.

6. Kami dari Prodi Bisnis Pariwisata Universitas Brawijaya berharap agar instansi terkait di lingkungan pemerintah Kabupaten Malang dapat dengan segera menjadikan desa Selorejo sebagai desa wisata, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta dapat menunjang pelestarian lingkungan sosio budaya dan kearifan lokal masyarakat.

Universitas Brawijaya 62

DOKUMENTASI

Universitas Brawijaya 63

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com, 2011, Pengertian Desa Wisata, diakses pada tanggal 2 Juni 2012

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Ketigabelas. Bandung : Remaja Rosda Karya

Kodoatie, RJ. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Chris Veitch. 2004. Akses dan Pariwisata: Agendra Pelebaran. Diakses pada tanggal 3 Juni melalui www.insights.org.uk

Seaton and Bennet. 1996. Marketing Tourism Products.

Chadwick. 1994. Introduction to environmental impact assessment. London: UCL Press

Staruss and Corbin. 2003. Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory. The Second Edition Profil Desa Kecamatan Dau tahun 2008

Dasar Hukum

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999

Dokumen terkait