• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan atau korelasi yang nyata antara pemberian kredit oleh PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur kepada debitur mikro pada kinerja keuangan usaha debitur mikro, yaitu terjadi peningkatan kinerja keuangan debitur mikro yang terdiri dari rasio profit margin, Return on asset dan return on equity.

2. Pengaruh pemberian kredit terhadap profitabilitas usaha debitur mikro berdasarkan jangka waktu kredit, sektor ekonomi usaha debitur, lama usaha debitur, tahun pencairan kredit, besarnya plafond kredit serta berdasarkan total asset usaha debitur, adalah sebagai berikut :

a. Profit margin (PM)

1) Pemberian kredit berdasarkan sektor usaha mempunyai pengaruh

paling besar terhadap kenaikan rataan PM dan sektor usaha industri, jasa serta peternakan mempunyai kenaikan rataan PM lebih tinggi dibandingkan dengan sektor usaha perdagangan.

2) Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan kredit mempunyai

pengaruh urutan yang kedua terhadap kenaikan rataan PM dan

pencairan kredit ≤ tahun 2006 mempunyai pengaruh kenaikan PM

lebih tinggi dibandingkan dengan pencairan kredit tahun 2007.

3) Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh

ketiga terhadap kenaikan rataan PM dan debitur debitur yang telah berusaha > 8 tahun mempunyai rataan PM lebih tinggi dibanding dengan debitur yang lama usahanya < 8 tahun.

4) Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh

keempat terhadap kenaikan rataan PM dan debitur yang mempunyai total asset < Rp. 35 juta mempunyai rataan PM lebih tinggi dibandingkan dengan debitur yang mempunyai total asset > Rp. 35 juta.

5) Pemberian kredit berdasarkan plafond kredit mempunyai pengaruh kelima terhadap kenaikan rataan PM dan debitur yang diberikan

kredit ≤ Rp. 10 juta mempunyai rataan PM lebih tinggi dibandingkan dengan debitur yang mendapatkan kredit > Rp. 10 juta.

6) Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh paling kecil terhadap kenaikan rataan PM dan kredit dengan jangka waktu 24 bulan mempunyai kenaikan rataan PM yang lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kredit 12 bulan.

b. Returan on asset (ROA)

1) Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh paling besar terhadap kenaikan rataan ROA dan kredit dengan jangka waktu 12 bulan mempunyai kenaikan rataan ROA yang lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kredit 24 bulan. 2) Pemberian kredit berdasarkan sektor usaha mempunyai pengaruh

kedua terhadap kenaikan rataan ROA dan sektor usaha industri, jasa serta peternakan mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi dibandingkan dengan sektor usaha perdagangan.

3) Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh ketiga terhadap kenaikan rataan ROA dan debitur debitur yang telah berusaha > 8 tahun mempunyai rataan ROA lebih tinggi dibanding dengan debitur yang lama usahanya < 8 tahun.

4) Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh keempat terhadap kenaikan rataan ROA dan debitur yang mempunyai total asset > Rp. 35 juta mempunyai rataan ROA lebih tinggi dibandingkan dengan debitur yang mempunyai total asset<

Rp. 35 juta.

5) Pemberian kredit berdasarkan plafond kredit mempunyai pengaruh kelima terhadap kenaikan rataan ROA dan debitur yang diberikan kredit ≤ Rp. 10 juta mempunyai rataan ROA lebih tinggi dibandingkan dengan debitur yang mendapatkan kredit > Rp. 10 juta.

6) Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan kredit mempunyai pengaruh urutan yang paling kecil terhadap kenaikan rataan PM

dan pencairan kredit pada tahun 2007 mempunyai pengaruh kenaikan ROA lebih tinggi dibandingkan dengan pencairan kredit

≤ tahun 2006.

c. Returan on equity (ROE)

1) Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh paling besar terhadap kenaikan rataan ROE dan debitur yang mempunyai total asset < Rp. 35 juta mempunyai rataan ROE lebih tinggi dibandingkan dengan debitur yang mempunyai total asset>

Rp. 35 juta.

2) Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh kedua terhadap kenaikan rataan ROE dan debitur debitur yang telah berusaha > 8 tahun mempunyai rataan ROE lebih tinggi dibanding dengan debitur yang lama usahanya < 8 tahun.

3) Pemberian kredit berdasarkan plafond kredit mempunyai pengaruh ketiga terhadap kenaikan rataan ROE dan debitur yang diberikan

kredit ≤ Rp. 10 juta mempunyai rataan ROE lebih tinggi

dibandingkan dengan debitur yang mendapatkan kredit > Rp. 10 juta.

4) Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh keempat terhadap kenaikan rataan ROE dan kredit dengan jangka waktu 24 bulan mempunyai kenaikan rataan ROE yang lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kredit 12 bulan.

5) Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan kredit mempunyai pengaruh kelima terhadap kenaikan rataan ROE dan pencairan kredit pada tahun 2007 mempunyai pengaruh kenaikan ROE lebih tinggi dibandingkan dengan pencairan kredit ≤ tahun 2006.

6) Pemberian kredit berdasarkan sektor usaha mempunyai pengaruh paling kecil terhadap kenaikan rataan ROE dan sektor usaha industri, jasa serta peternakan mempunyai kenaikan rataan ROE lebih tinggi dibandingkan dengan sektor usaha perdagangan.

B. Saran

1. Perlu disosialisasikan faktor-faktor kemudahan dan kesederhanaan prosedur serta syarat dalam pengajuan kredit kepada Bank Jabar Banten Cabang Banjar, agar pengusaha mikro mampu mendapatkan kredit dari bank atau lembaga pembiayaan formal lainnya.

2. Untuk lebih meningkatkan aktivitas usahanya, Bank Jabar Banten perlu terus mengevaluasi dan mengembangkan fitur-fitur kredit mikro yang disesuaikan dengan kriteria debitur mikro, membuka layanan pada lokasi-lokasi strategis dan memiliki potensi pasar yang bagus tetapi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, antara lain memperhatikan hal-hal : a. Meyakini bahwa ekspansi dalam pemberian kredit dapat ditangani

dengan oleh petugas bank dan perlu diperhatikan kemampuan seseorang dalam menangani debitur sehingga dapat dipastikan bahwa kredit dapat dipantau dan dikendalikan oleh bank sehingga kredit dapat menguntungkan kepada kedua belah pihak.

b. Selektif dalam melakukan ekspansi dengan harapan tingkat kesehatan kredit dapat terpelihara dengan baik.

c. Merealisir pemberian kredit kepada lembaga lainnya yang telah berpengalaman dalam bidang pemberian kredit seperti Bank Perkreditan Rakyat atau Koperasi Simpan Pinjam untuk diterus pinjamkan kepada pengusaha mikro namun dengan proses analisa yang mendalam bila dibandingkan dengan pemberian kredit kepada debitur mikro secara langsung, karena jumlah yang diberikannya relatif besar untuk setiap lembaga yang dibiayai.

d. Pembinaan kepada debitur, khsususnya debitur mikro agar lebih ditingkatkan sehingga dapat lebih memudahkan akses bagi pengusaha mikro terhadap lembaga perbankan.

Dokumen terkait