• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara terhadap para informan, bahwa ada beberapa kesimpulan yang dapat di peroleh mengenai Budaya Organisasi pada Pemerintahan Gampong Bireuen Meunasah capa, yakni sebagai berikut:

1. Ada sebuah falsafah kehidupan masyarakat Aceh, yakni “Adat bak po teumeureuhom,

Hukom bak Syiah Kuala, Qanun bak Putro Phang, Reusam bak Laksamana“ yang

bila diartikan “ Adat dari Sultan (pemimpin), Hukum dari Ulama, Peraturan dari Putri Pahang (mahkamah Rakyat), Diplomasi dan etika dari Panglima”. Hal ini masih dapat diartikulasikan dalam persfpektif modern bernegara serta mengatur pemerintahan yang demokratis dan bertanggung jawab. Bentuk pemerintahan gampong adalah bentuk kearifan lokal masyarakat modern yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama. Hal ini tampak dalam setiap aktifitas gampong yang tidak lepas dari kolaborasi antara keduanya seperti dalam acara kenduri.

2. Terdapat pemisahan yang tegas antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Keuchik dan Imam Meunasah adalah pejabat yang memiliki kewenangan eksekutif, tetapi dengan bidang kerja yang berbeda satu dengan lainnya. Keuchik adalah pimpinan gampong yang mengurusi mengenai administrasi pemerintahan dan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan yang bersifat birokrasi. Sementara Imam meunasah adalah eksekutif gampong yang berwenang menjaga nilai-nilai keagamaan dan adat dalam

masyarakat. Imam Gampong mengelola Meunasah (surau) dan bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh aktifitas keagamaan gampong.

3. Lembaga legislatif Tuha Peut menjadi lembaga yang mengontrol jalannya pemerintahan gampong. Tuha Peut mengaesahkan Reusam yang dibuat oleh Keuchik melalui mekanisme siding Reusam yang juga dihadiri oleh perangkat gampong lainnya seperti Tuha Lapan dan Imam Meunasah.Sedangkan Tuha Lapan adalah lembaga yang dibentuk untuk mengurusi bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan Gampong, seperti bidang pendidikan, kependudukan dan penerangan. Tuha Lapan juga merupakan perwakilan keterlibatan seluruh pihak di dalam pemerintahan gampong, karena disitu terdapat perwakilan pemuda dan perempuan.

4. Secara organisasi Pemerintahan Gampong adalah organisasi yang kompleks dan sangat maju. Nilai-nilai adat dan agama yang menjadi dasar dari Pemerintahan Gampong membuat Pemerintahan Gampong cukup mampu menjadi sebuah organisasi yang memiliki keseimbangan, baik dalam pengambilan kebijakan maupun dalam penegakan hukum/nilai yang berlaku. Melalui lembaga-lembaga yang ada serta sokongan dana dari pemerintah provinsi melalui progam Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) , Pemerintahan Gampong mampu mempercepat pembangunan Gampong (desa), karena nilai-nilai adat dan agama yang ada di dalamnya mampu menjadi alat pemersatu dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pembangunan Gampong ke arah yang lebih baik.

Bersasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan :

1. Nilai Agama dan adat yang membentuk budaya organisasi pada pemerintahan gampong Bireuen Meunasah Capa harus tetap dipertahankan dan dikawal pelaksanaannya. Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi jangan sampai membuat masyarakat gampong menjadi tergerus. Budaya organisasi yang ada harus bias beradaptasi dengan kemajuan zaman sehingga masyarakat gampong tidak kehilangan identitas dan kearifan lokal yang ada.

2. Kepada perangkat pemerintahan yang lebih tinggi yaitu kabupaten/kota maupun pemerintah provinsi tidak hanya memberikan dana segar sebagai bantuan untuk gampong,tetapi harus juga mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) perangkat gampong. Hal ini supaya pengelolaan dan pembangunan gampong harus lebih efektif dan efisien. Rendahnya kualitas SDM membuat pembangunan di tidak tampak, padahal dengan dukungan dana yang ada seharusnya kondisi gampong jauh lebih baik.

3. Kepada perangkat pemerintahan Gampong maupun lembaga-lembaga adat yang dibentuk hendaknya lebih mengetahui fungsi dan wewenang masing-masing. Selama ini terjadi tumpang tindih wewenang antara perangkat pemerintahan dan lembaga- lebaga tersebut dikarenakan ketidaktahuan.

4. Secara akademik penelitian ini bisa dilanjutkan terutama membahas lebih dalam tentang Budaya organisasi dan pengaruhnya di dalam gampong secara utuh. Keterbatasan penulis dalam penelitian ini bisa diperbaiki oleh peneliti setehnya supaya literatur mengenai budaya organisasi dan pemerintahan gampong lebih banyak dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsini. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah

Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Grafindo Persada.

. 2008. Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Eko, Sutoro. 2007. Bergerak Menuju Mukim dan Gampong, Yogyakarta : IRE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara

Kartohadikoesoemo, Soetardjo.1984. Desa, Jakarta: PN Balai Pustaka.

Manan, Bagir.2001. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat studi hukum UII Moeljono, Djokosantoso.2003.Budaya Korporat dan Keunggulan Koperasi. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Singarimbun. Masri dan Sofian Effendi.2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES. Soeparmo. 1977.Mengenal Desa: Gerak dan Penelolaannya, Jakarta: PT. Intermasa, Sugiyono. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Stonner, James A.F. Teori Organisasi (Struktur, Desain, dan Aplikasi). Jakarta: Prenhallindo. Reid, Anthony, Asal Mula Konflik Aceh : Dari Perebutan Pantai Timur Sumatera

hingga Akhir Abad ke 19, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Karyawan. Jakarta : Bumi aksara

Thoha, Miftah (2003), Birokrasi dan Politik di Indonesia, PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta.

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Arcan.

Undang-Undang : UUD 1945 Pasal 18

Undang-Undang No. 5/1979 tentang pemerintahan desa Undang-Undang No 22/1999 tentang otonomi daerah

Undang-Undang No. 32/2004 tentang otonomi daerah Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

Qanun Pemerintah Aceh No. 5 tahun 2003 tentang Pemerintahan Gampong

Karya Ilmiah:

Muklir dan M. Akmal : ”Demokratisasi Pemerintahan Gampong Dalam mendukung Otonomi Khusus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”, 2010

Suryono dalam Jurnal Administrasi Negara 2001 Jurnal Otonomi Daerah edisi Agustus-September 2007

Website :

Dokumen terkait