• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Sidang Reusam

Sidang Reusam adalah forum yang diselenggarakan di gampong untuk membahas usulan Reusam ( Peraturan-Peraturan Gampong) yang dihadiri oleh seluruh perangkat gampong. Siding reusam dilakukan untuk membahas usulan Reusam yang di ajukan oleh Keuchik sebelum disahkan menjadi Reusam (aturan) sah yang berlaku untuk di terapkan di gampong. Sidang Reusam dilakukan sesuai dengan kebutuhan gampong, tidak ada rentang waktu khusus untuk pelaksanaan sidang reusam.

“…Sidang Reusam adalah forum untuk membahas rancangan reusam yang dibuat oleh Keuchik untuk kemudian dibahas bersama Tuha Peut untuk kemudian disahkan sebagai reusam yang berlaku di dalam gampong. Untuk masalah waktutidak ada waktu khusus, siding reusam dilakukan sesuai kebutuhan” (Informan 1).

Rancangan Reusam Gampong diajukan oleh Keuchik atau Tuha Peuet Gampong Reusam Gampong dibahas bersama antara Keuchik dan Tuha Peuet Gampong. Keuchik menetapkan Reusam Gampong setelah mendapatkan persetujuan Tuha Peuet Gampong. Dalam rangka pembahasan terhadap Rancangan Reusam Gampong, Tuha Peuet Gampong mengadakan rapat/sidang, yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota. Keputusan diambil sekurang-kurangnya dengan persetujuan 50% ditambah 1 (satu) dari anggota yang hadir.

“….Rancangan Reusam Gampong diajukan oleh Keuchik Reusam Gampong dibahas oleh Keuchik dan Tuha Peuet Gampong. Keuchik menetapkan Reusam Gampong setelah mendapatkan persetujuan Tuha Peuet Gampong. Tuha Peuet Gampong mengadakan rapat/sidang, yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari

jumlah anggota. Keputusan diambil dengan persetujuan 50% ditambah 1 (satu) dari anggota yang hadir” (Informan 1).

Reusam Gampong ditandatangani oleh Keuchik dan ditandatangani serta oleh Ketua Tuha Peuet Gampong. Reusam harus disampaikan kepada Bupati atau Walikota melalui Imeum Mukim dan Camat selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah ditetapkan. Bupati atau Walikota harus sudah mengesahkan Reusam Gampong paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak diterima. Apabila dalam masa tenggang waktu 45 (empat puluh lima) hari belum mendapat pengesahan, maka Reusam Gampong tersebut dinyatakan tidak berlaku.

“…Reusam harus disampaikan kepada Bupati atau Walikota melalui Imeum Mukim dan

Camat selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah ditetapkan. Bupati atau Walikota harus sudah mengesahkan Reusam Gampong paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak diterima. Apabila dalam masa tenggang waktu 45 (empat puluh lima) hari belum mendapat pengesahan, maka Reusam Gampong tersebut dinyatakan tidak berlaku” (Informan 1).

Sidang Reusam dilakukan sebagai bentuk adat masyarakat Aceh yang selalu bermusyawarah untuk menentukan setiap kebijakan yang diambil. Dalam siding reusam ini dibahas juga persoalan-persoalan menyangkut pembangunan gampong dan peningkatan kesejahteraan masyarakat gampong.

6. Kenduri

Kenduri merupakan salah satu bentuk perayaan Gampong yang melibatkan keseluruhan masyarakat Gampong. Secara umum ada beberapa kenduri yang biasanya dilakukan di gampong

yaitu, kenduri blang, kenduri Laot, dan kenduri Maulid. Di gampong ini sendiri hanya Kenduri Maulid yang dilakukan secara rutin karena di gampong ini tidak ada sawah atau laut.

“…Ada beberapa Kenduri yang biasa dilakukan masyarakat Aceh, yaitu Kenduri Blang (sawah) yang dilakukan pada setiapa awal musim tanam, Kenduri laot (Laut) biasanya dilakukan oleh nelayan sebagai wujud syukur atas rezeki yang dilimpahkan, serta Kenduri maulod (maulid) adalah bentuk perayaan terhadap hari kelahiran nabi Muhammad SAW” (Informan 2).

Pelaksanaan kanduri Maulid (kenduri Maulid) pada masyarakat Aceh terkait erat dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terakhir pembawa dan penyebar ajaran agama Islam. Kenduri ini sering pula disebut kanduri Pang Ulee.

“…Masyarakat Aceh sebagai penganut agama Islam melaksanakan kenduri maulid setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut maulod awai (maulid awal) dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut maulod teungoh (maulid tengah) dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan. Selanjutnya, kenduri maulid pada bulan Jumadil Awal disebut maulod akhee (maulid akhir) dan dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Akhir” (Informan 2).

Kenduri Maulid diadakan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu selama tiga bulan.hal tersebyt dimaksudkan agar setiap perayaan Maulid yang dilakukan menjadi sangat

meriah dan penuh persiapan. Pada pelaksanaannya setiap gampong memilih satu tanggal selama tiga bulan tersebut untuk dijadikan hari perayaan Maulid.

“…Pelaksanaan kenduri maulid berdasarkan rentang tiga bulan di atas, mempunyai tujuan supaya warga masyarakat dapat melaksanakan kenduri secara keseluruhan dan merata. Maksudnya apabila pada bulan Rabiul Awal warga belum mampu melaksanakan kenduri, pada bulan Rabiul Akhir belum juga mampu, maka masih ada kesempatan pada bulan Jumadil awal. Umumnya seluruh masyarakat mengadakan kenduri Maulid hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda-beda, tergantung pada kemampuan menyelenggarakan dari masyarakat” (Informan 1).

Kenduri Maulid ini adalah sebuah tradisi yang telah terjaga dengan baik di dalam sendi kehidupan Masyarakat Aceh. Kenduri ini dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta persatuan gampong dikarenakan dalam setiap pelaksanaannya, setiap masyarakat ikut berpartisipasi untuk memeriahkan acara dan bisanya ide-ide mengenai pembangunan gampong bisa tercetus dalam acara kenduri ini.

Kenduri Maulid oleh masyarakat Aceh dianggap sebagai suatu tradisi. Hal itu didasarkan pada fungsinya sebagai pemersatu masyarakat. Karena dalam acaa kenduri mauled ini tidak ada perbedaan antara si Kaya dan si Miskin. Semua orng bersatu untuk merayakan Maulid” (Informan 4).

Di dalam suatu Pemerintahan gampong, kenduri Maulid ini dianggap suatu perayaan yang sangat penting bagi pembangunan gampong. Keduri mauled ini bisa dijadikan satu tolak ukur dari keberhasilan konsolidasi antara perangkat gampong dengan seluruh masyarakatnya.

Keberhasilan dari acara mauled ini dilihat dari tingkst partisipasi masyarakat Gampong dalam menyukseskan acara Kenduri Maulid.

7. Bantuan Keuangan Pemakmoe Gampong (BKPG) Sebagai Pendorong

Dokumen terkait