• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Berdasarkan analisa kisaran inang dan sikuen nukleotida gen CP dapat disimpulkan bahwa Potyvirus yang berasosiasi dengan penyakit mosaik pada tanaman nilam di daerah Bogor adalah Telosma mosaic virus (TeMV). Hasil penelitian ini merupakan laporan pertama (first report) tentang infeksi alami TeMV pada tanaman nilam di Indonesia.

Saran

Perlu dilakukan sikuen nukleotida seluruh genom Potyvirus isolat nilam Bogor ini untuk memperkuat kesimpulan di atas.

Addy HS.2009. Biotechnology molecular. http://tophotnews.wordpress.com/2009/ 11/25/reverse-transcription-pcr-rt-pcr/ [21 September 2011].

Akin HM. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Barani AM. 2008. Strategi perkembangan nilam di Indonesia. Di dalam: Rizal M

et al., editor. Pengendalian Terpadu Organisme Penganggu Tnaman Jahe dan Nilam. Prosiding Seminar Nasional.; Bogor, 4 November 2008. Bogor: Balittro. Hlm 7-14.

Ditjenbun. 2007. Komoditan tanaman nilam. Deptan http://ditjenbun.deptan.go.id /budtansim/images/pdf/nilam.pdf [18 September 2011].

Fauquet CM, Mayo MA, Maniloff J, Desselberger U, Ball LA, editor. 2005. Virus Taxonomy Eight Report of the International Committee on Taxonomy of Viruses. San Diego: Virol Div Int Union of Microb Soc.

Filho PEM, Resende RDO, Lima MI, Kitajiam EW. 2002. Patchouli virus X, a new potexvirus from Pogostemon cablin. Annals of Applied Biology 141(3): 267-274.

Francki RIB, Milne RG, Hatta T. 1985. Atlas of plant viruses. CRCpress Boca Raton ,FL vol II.

Higgs PG, Attwood TK. 2005. Bioinformatics and Molecular Evolution. UK: Blackwell Publishing.

Hollings M, Brunt AA. 1981. Potyvirus Group CMI/Aab. Descriptions of plant viruses 245.

Matthews REF. 1970. Plant Virology. New York: Academic Press Inc.. Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Ed ke-2. Bogor: IPB Press. Nando. 2010. 2011, Harga Minyak Nilam Berpotensi Tembus Rp 1 Juta Per Kg.

http://pekanbaru.tribunnews.com/2010/11/19/2011-harga-minyak-nilam- berpotensi-tembus-rp-1-juta-per-kg [15 November 2011].

Natsuaki KT, Tomaru K, Ushiku S, Ichikawa Y, Sugimura Y, Natsuaki T, Okuda S, Teranak M. 1994. Characterization of two viruses isolated from Patchouli in Japan. Plant Disease 78(11):1094-1097.

Noveriza R, Suastika G, Hidayat SH, Kartosuwondo U. 2010. Identification of A

Potyvirus Associated with Mosaic Disease on Patchouli Plants in Indonesia (Abstract). ISSAAS International Congress 2010 “Agricultural Adaptation in Response to Climate Change”; Denpasar, 14-18 November 2010: 227- 273(17).

Sudaryani T, Sugiharti E. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Jakarta: Penebar Swadaya.

24

Sukamto, Rahardjo IB, Sulyo Y. 2007. Detection of Potyvirus on Patchouli plant (Pogostemon cablin Benth) from Indonesia. Proceeding of International Seminar on Essensial Oil; Jakarta, 7-9 November 2007: 72-77.

Winterhalter AC. 2005. Potyvirus (Virology down under). http://www.uq.edu.au/ vdu/VDUPotyvirus.htm [5 Agustus 2011].

Yusron M, Wiratno. 2001. Budidaya tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Yuwono T. 2006. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction. Yogyakarta: di Offset.

RITA KURNIA APINDIATI. Identifikasi Telosma mosaic virus Penyebab Penyakit Mosaik pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Dibimbing oleh GEDE SUASTIKA.

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah satu dari sekian banyak tanaman penting yang digunakan untuk minyak esensial sebagai material dasar pada industri yang berbeda. Tanaman nilam terinfeksi oleh virus yang menyebabkan penyakit pada daun dengan gejala mosaik ditemukan di daerah Bogor, Jawa Barat. Setelah dideteksi melalui enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) menggunakan antiserum terhadap Broad bean wilt virus, Cucumber mosaic virus,

Tobacco mosaic virus, dan Potyvirus terlihat bahwa sampel tanaman nilam bergejala mosaik tersebut bereaksi kuat terhadap antiserum Potyvirus dan tidak terhadap antiserum lainnya. Oleh karena itu, identifikasi terfokus pada Potyvirus.

Reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) menggunakan primer spesifik untuk genus Potyvirus berhasil mengamplifikasi RNA genom virus pada gen coat proteinnya. Analisis sikuen nukleotida pada produk RT-PCR mengindikasikan bahwa virus tersebut adalah Potyvirus seperti yang telah dilaporkan sebelumnya. Berdasarkan homologi sikuen nukleotida, Potyvirus

tersebut terindentifikasi sebagai Telosma mosaic virus (TeMV). Penelitian ini merupakan laporan pertama infeksi TeMV pada tanaman nilam di Indonesia.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah satu dari sekian banyak tanaman penting yang digunakan untuk minyak esensial sebagai material dasar di industri yang berbeda. Minyak nilam banyak digunakan dalam industri kosmetika dan banyak dicari konsumen dari luar negeri (Sudaryani & Sugiharti 1990). Nilam merupakan salah satu komoditas ekspor penting di Indonesia yang memasok sekitar 70% kebutuhan dunia akan minyak nilam dengan volume ekspor rata-rata di atas 1.000 ton per tahun. Pada tahun 2009 Indonesia dapat mengekspor minyak nilam sebesar 1.000 ton atau 66,66% dari kebutuhan dunia yang mencapai 1.500 ton. Minyak nilam Indonesia diekspor ke Eropa sebanyak 30%, Amerika Serikat sebanyak 35%-40%, dan sisanya ke beragam negara di dunia

(Nando 2010).

Indonesia adalah salah satu penghasil minyak nilam terbesar di dunia, tetapi kualitas dari minyak nilamnya masih di bawah negara-negara pengekspor minyak nilam lainnya. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor yang kurang mendukung dalam budidaya nilam baik pra panen maupun pasca panen. Pengembangan nilam mengalami kendala akibat adanya serangan penyakit yang disebabkan salah satunya oleh virus. Tanaman nilam ditanam secara vegetatif melalui penyetekkan. Tanaman nilam yang terserang virus menunjukkan gejala mosaik kekuningan (Sukamto et al. 2007).

Potyvirus pada tanaman nilam telah dideteksi dan dilaporkan di beberapa kebun botani dan penelitian pertanian di Jepang. Gejala pada tanaman nilam terinfeksi Potyvirus dari hampir tidak ada atau hanya sedikit belang sampai mosaik. Tanaman nilam dengan gejala tersebut dapat diketahui terinfeksi

Potyvirus atau Fabavirus (Natsuaki et al. 1994). Potyvirus dapat ditularkan melalui inokulasi mekanik, tetapi di lapangan dapat ditularkan secara non persisten oleh kutu daun. Selain menyerang tanaman nilam, Potyvirus juga mempunyai kisaran inang yang luas. Tanaman nilam di Jepang dan Brazil telah dilaporkan dapat terinfeksi oleh Patchouli mild mosaic virus (PatMMV) genus

virus X genus Potexvirus (Natsuaki et al. 1994; Filho et al. 2002 dalam Sukamto

et al. 2007). Virus menginfeksi tanaman dan menyebabkan penurunan biomassa dan kandungan minyak esensial. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa virus yang terdapat pada tanaman nilam di Indonesia adalah Potyvirus. Penyakit tanaman nilam di daerah Cianjur dan Bogor yang terinfeksi Potyvirus

dilaporkan mempunyai gejala mosaik (Sukamto et al. 2007). Noveriza et al. (2010) mendeteksi adanya Potyvirus pada tanaman nilam yang bergejala mosaik dari beberapa sampel yang diperoleh dari Bogor. Namun, spesies Potyvirus

tersebut belum terindentifikasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Potyvirus yang menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman nilam.

Manfaat Penelitian

Informasi lebih detail tentang Potyvirus penyebab penyakit mosaik pada tanaman nilam yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun strategi pengendalian yang tepat.

Dokumen terkait