• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Kelurahan yang dipilih untuk menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini untuk wilayah kabupaten adalah Kelurahan Dramaga, Kelurahan Cikarawang, dan Kelurahan Cihideung Ilir, sedangkan kelurahan yang dipilih untuk wilayah kota adalah Kelurahan Empang, Kelurahan Sukasari, dan Kelurahan Lawang Gintung. Berdasarkan perhitungan jumlah contoh maka ditetapkan jumlah contoh untuk masing-masing wilayah adalah 48 orang. Jumlah contoh yang terpilih untuk wilayah kabupaten adalah di Kelurahan Dramaga sebanyak 15 orang, di Kelurahan Cikarawang sebanyak 14 orang, dan di Kelurahan Cihideung Ilir sebanyak 19 orang, sedangkan jumlah contoh yang terpilih untuk wilayah kota adalah di Kelurahan Empang sebanyak 22 orang, di Kelurahan Lawang Gintung sebanyak 15 orang, dan di Kelurahan Sukasari sebanyak 11 orang.

Sebaran jenis kelamin contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (58,3%) maupun kota (64,6%) adalah perempuan. Sebaran usia contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (58,3%) maupun kota (62,5%) adalah kelompok usia dewasa dini dengan rata-rata usia 39,81 ± 12,76 untuk wilayah kabupaten dan 39 ± 11,56 untuk wilayah kota. Sebaran pendidikan terakhir contoh untuk wilayah kabupaten dengan persentase terbesar adalah SD/sederajat, yaitu sebesar 39,6%, sedangkan untuk wilayah kota adalah SMA/sederajat dengan persentase sebesar 35,4%. Sebaran pekerjaan contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (48%) maupun kota (41,7%) adalah ibu rumah tangga. Sebaran pendapatan per kapita keluarga contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (58,3%) maupun kota (72,9%) adalah kelompok keluarga tidak miskin dengan rata-rata pendapatan per kapita keluarga contoh Rp 301.808,61 ± 296.721,65 untuk wilayah kabupaten dan Rp 518.098,96 ± 486.392,95 untuk wilayah kota. Sebaran besar keluarga contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (60,4%) maupun kota (64,6%) adalah kelompok keluarga kecil.

Rata-rata asupan energi contoh untuk wilayah kabupaten sebesar 1634 ± 566 kkal dengan asupan yang berkisar antara 541-3540 kkal, sedangkan rata-rata asupan energi contoh untuk wilayah kota sebesar 1623 ± 451 kkal dengan asupan yang berkisar antara 871-2979 kkal. Rata-rata asupan protein contoh untuk wilayah kabupaten sebesar 48 ± 20,88 gram dengan asupan yang berkisar antara 14,25-116,79 gram, sedangkan rata-rata asupan protein contoh untuk

wilayah kota sebesar 50 ± 20,58 gram dengan asupan yang berkisar antara 20,58-119,39 gram. Rata-rata asupan lemak total contoh untuk wilayah kabupaten sebesar 50 ± 21,02 gram dengan asupan yang berkisar antara 11,97-95,03 gram, sedangkan rata-rata asupan lemak total contoh untuk wilayah kota sebesar 53 ± 21,75 gram dengan asupan yang berkisar antara 19,44-103,40 gram. Rata-rata asupan lemak trans contoh untuk wilayah kabupaten sebesar 0,40 ± 0,38 gram dengan asupan yang berkisar antara 0-2,22 gram, sedangkan rata-rata asupan lemak trans contoh untuk wilayah kota sebesar 0,41 ± 0,51 gram dengan asupan yang berkisar antara 0-3,26 gram.

Sebanyak 33,33% contoh di wilayah kabupaten dan 29,17% di wilayah kota mengalami defisit berat dalam hal tingkat kecukupan energi. Sebanyak 31,25% contoh di wilayah kabupaten memiliki tingkat kecukupan protein defisit berat dan normal, sedangkan di wilayah kota sebanyak 29,17% contoh memiliki tingkat kecukupan protein normal. Sebanyak 43,75% contoh di wilayah kabupaten memiliki tingkat kecukupan lemak total cukup, sedangkan di wilayah kota sebanyak 45,83% contoh di wilayah kota memiliki tingkat kecukupan lemak total lebih. Sebanyak 97,92% contoh baik di wilayah kabupaten maupun kota memiliki tingkat kecukupan lemak trans yang sesuai anjuran.

Sebaran persen lemak tubuh contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (48%) maupun kota (60,4%) adalah tinggi dengan rata-rata persen lemak tubuh contoh untuk wilayah kabupaten adalah 24,81 ± 8,44, sedangkan untuk wilayah kota adalah 27,62 ± 8,01. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin, sebaran persen lemak tubuh contoh dengan persentase terbesar baik laki-laki (51,4%) maupun perempuan (55,9%) adalah tinggi.

Sebagian besar contoh baik di wilayah kabupaten (58,3%) maupun kota (64,4%) memiliki status gizi normal dengan rata-rata IMT untuk wilayah kabupaten adalah 22,57 ± 3,45, sedangkan untuk wilayah kota adalah 24,26 ± 4,26. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar contoh baik laki-laki (73%) maupun perempuan (54,2%) juga memiliki status gizi normal.

Berdasarkan hasil uji beda Independent Sample T-Test dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara asupan lemak trans, tingkat kecukupan energi, lemak total, lemak trans, dan persen lemak tubuh contoh di wilayah kabupaten dengan wilayah kota (p>0,05), akan tetapi terdapat perbedaan yang nyata antara status gizi contoh di wilayah kabupaten dengan

wilayah kota (p<0,05) dengan IMT contoh di wilayah kota yang lebih tinggi dibandingkan dengan IMT contoh di wilayah kabupaten.

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson dan Spearman dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi, lemak total, dan lemak trans dengan persen lemak tubuh dan status gizi contoh (p>0,05), akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara persen lemak tubuh dengan status gizi contoh (p<0,05 dan r=0,66) yang berarti bahwa semakin tinggi status gizi contoh maka semakin tinggi pula persen lemak tubuhnya.

Saran

Sebanyak 33,33% contoh di wilayah kabupaten dan 29,17% di wilayah kota masih mengalami defisit berat dalam hal tingkat kecukupan energi dan sebanyak 31,25% contoh di wilayah kabupaten juga memiliki tingkat kecukupan protein defisit berat, sehingga disarankan untuk memperbaiki konsumsi makanan dan minuman agar dapat memenuhi asupan energi dan protein agar sesuai dengan angka kecukupan yang dianjurkan. Konsumsi makanan dan minuman sumber lemak trans harus tetap dibatasi agar sesuai dengan anjuran, meskipun sebagian besar contoh dalam penelitian ini memiliki tingkat kecukupan lemak

trans yang sudah sesuai anjuran. Diperlukan juga penyuluhan mengenai bahaya konsumsi lemak trans yang berlebihan, yaitu peningkatan resiko PJK. Perbaikan konsumsi makanan dan minuman juga ditujukan untuk menjaga status gizi tetap normal.

Sebaran persen lemak tubuh contoh dengan persentase terbesar baik di wilayah kabupaten (48%) maupun kota (60,4%) adalah tinggi, sehingga diperlukan peningkatan aktifitas fisik untuk memperbaiki persen lemak tubuh. Persen lemak tubuh yang normal untuk laki-laki adalah 10-20%, sedangkan untuk perempuan adalah 20-30%.

Masih diperlukan juga penelitian lanjutan dengan topik mengenai lemak

trans karena penelitian ini masih banyak kekurangan. Penelitian lanjutan mengenai topik serupa dengan memperbaiki metode dalam pengukuran konsumsi makanan dan minuman contoh, seperti Food Frequency Questionnairre (FFQ) sehingga lebih menggambarkan pola konsumsi contoh.

Dokumen terkait