• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Karakteristik karya seni rupa menunjukkan keragaman bahan, jenis karya, teknik, pewarna yang digunakan, dimensi, fungsi seni rupa, dan tema. Bahan yang digunakan adalah : kertas gambar, kertas warna, tali rapia, pita Jepang, kain kanvas, bubur kertas, kain bludru, kain katun, kaca, tanah liat, lilin, semen, pasir, batu alam, tambang plastik, pelapah pisang, bulu ayam, rotan, kayu, kain perca, bambu, karet sol, aluminium, dan gifs. Jenis karya adalah gambar dekoratif, gambar reklame, gambar bentuk, gambar perspektif, gambar ilustrasi, lukisan berbagai media, lukisan mozaik, gambar silhoute, komposisi warna, karya seni grafis cetak sablon dan cetak tinggi, gordeng, taplak meja, sapu tangan , relief, seni patung, motif anyaman, karya kerajinan rotan, benda silindris dan kubistis dari bubur kertas. Teknik berkarya meliputi; teknik lukis pulasan kuas, teknik silhoute, teknik tempel, cetak tinggi, sablon, teknik perspektif, membentuk dengan merakit, tekan, pahat, anyam, batik, teknik dusel, arsir, plakat, butsir, cor, dan cetak pres. Pewarna yang dipergunakan meliputi; cat air, cat poster, cat minyak, cat tembok, cat kayu, pigmen, GL, tinta bak, pensil B, Naphtol, spidol, pensil gambar, krayon, ballpoint, dan pernis. Berdasarkan dimensi dikelompokkan dalam karya dua dan tiga dimensi. Berdasarkan fungsi seni, kelompok karya seni murni dan seni pakai. Berdasarkan tema yang dimunculkan dalam karya; tema hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, hubungan manusia dengan

250 alam benda, hubungan manusia dengan aktivitas sehari-hari, hubungan manusia dengan alam khayalnya dan hubungan manusia dengan Tuhan semesta alam.

2. Aktivitas kekaryaan yang dilakukan siswa meliputi aktivitas berkarya dan aktivitas pengelolaan karya atau aktivitas kreasi dan aktivitas apresiasi. Aktivitas kreasi secara individu ekpresi bebas dan secara individu dengan ketentuan tertentu. Aktivitas kreasi secara kelompok. Aktivitas apresiasi meliputi kegiatan pameran kelas dan sekolah, dan penataan dalam bentuk aplikasi penataan lingkungan sekolah. Pengelolaan karya seni rupa meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Pengelolaan kekaryaan Seni Rupa, kekaryaan Seni Rupa dilakukan dengan tiga tahapan, yakni tahap perencanaan pemajangan yang menyangkut aspek perencanaan pemajangan, aspek memilih dan mengelompokkan serta menentukan karya seni rupa yang akan dipajang. Tahap pelaksanaan menyangkut aspek pelaksanaan penempatan karya seni rupa, penjagaan dan penggantian karya seni rupa. Tahap pengawasan meliputi aspek pengawasan ruang pemajangan karya, termasuk kebersihan dan ketertiban ruangan, pengawasan kondisi peralatan pemajangan dan juga pengawasan keamanan karya. Ketiga tahapan tersebut telah dilakukan secara simultan, sehingga aktivitas siswa untuk menjaga dan memelihara dilakukan secara berkelompok dan proses kreasi dan apresiasi dapat dilalui pada tiga SMP di Kabupaten Majalengka.

3. Disain pembelajaran Seni Rupa yang bisa menumbuhkan aktivitas siswa pada tiga SMP di Kabupaten Majalengka harus menyangkut tiga hal,

251 yakni: (1) Pemahaman pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Seni Budaya untuk SMP; (2) Mengembangkan Materi Belajar Seni Budaya berdasarkan konteks sosial budaya masyarakat Majalengka; dan (3) Pemilihan pendekatan, metoda dan sumber belajar yang tepat. Dalam hal ini Kompetensi pemajangan karya adalah kelanjutan dari kompetensi kekaryaan atau kreasi. Diperlukan upaya penurunan Kompetensi Dasar (KD) dalam bentuk indikator dan sub indikator. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan aplikatif/kreasi dengan metoda bervariasi dengan tekanan tugas kelompok; dan sumber belajar seni rupa yang bersumber dari lingkungan sekitar sekolah.

B. Rekomendasi

1. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka, khususnya Dinas Pendidikan untuk memanfaatkan keaktifan siswa dalam memajang karya seni rupa untuk aktivitas pembelajaran lainnya.

2. Kepada Kepala SMP Negeri 4 Majalengka; SMP Negeri 1 Sindangwangi Majalengka; dan SMP Negeri 3 Leuwimunding Majalengka untuk terus mendorong dan melengkapi sarana yang dibutuhkan siswa dalam beraktivitas kreasi dan apresiasi dalam bentuk pemajangan karya.

3. Bagi guru Seni Budaya SMP lainnya yang belum berhasil mengaktifkan siswa dapat melakukan studi dan kunjungan kepada tiga SMP yang dipandang berhasil menciptakan kerjasama dari, oleh dan untuk siswa SMP itu sendiri.

252 DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an dan Terjemahnya.

Alwasilah, A.Chaedar. (2000), Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Ali, Abdullah. (1986). Trilogi Risert, Cirebon, Biro Riset & Badan Penerbit Fakultas Tarbiyah IAIN SGD Cirebon.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. (2010). Kabupaten Majalengka

Dalam Angka2010. Majalengka: Regensi in Figures.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Model Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya

SMP/MTs,Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Panduan Penilaian Kelompok

Mata Pelajaran Estetika. Depdiknas.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1985). Dasar-dasar

Kependidikan. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan dan Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Dinas Pendidikan Majalengka.(2010, edisi 1 Nopember). Majalah Pendidikan

Suara Motekar.

Eaton, Marcia M. (2010). Persoalan-persoalan Dasar Estetika. Jakarta: Salemba Humanika

Fadilah, Amin. (2008, September). HK Terapkan Multiple Intelligensi (MI). Majalah Husnul Khotimah edisi XIV tahun II, 6-7.

Gani, Muhamad Abdul.(2005). Pencerahan Hati Bagi Pelaku Usaha. Jakarta: Pena Budi Aksara.

Gie, The Liang. (1976). Garis besar estetika (Filsafat Keindahan). Yogyakarta : Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

253 Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Iskandar, Popo. (2000). Alam Pikiran Seniman. Bandung : Yayasan Popo Iskandar bekerjasama dengan Yayasan Aksara Indonesia.

Juharso, Aso. (2005, 09/XXXII Desember), Memanusiakan Siswa dengan

Quantum Teaching, Media Pembinaan, Bandung, Depag Kanwil Prop.

Jawa Barat.

Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Seni. Bandung : Rekayasa Seni

Munir, MIT. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi.Bandung: SPS UPI.

Nasution, S. (2009), Metode Research; Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwadarminta, W.J.S., (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahmat, AF. (2002). Memahami Seni Rupa Anak. Bandung: Depdiknas, Dirjen Penddikan Dasar dan Menengah. Proyek Pengembangan BPG Bandung.

Rusman, (2010).Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Pendidikan,Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Surya, Muhamad. (2008). Peran Guru Untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran dalam Desentralisasi Pendidikan. Majalengka,

Makalah pada seminar pendidikan. Penyelenggara PD. Tk II PGRI Kabupaten Majalengka.

Sobri. Jihad, Asep dan Rochman, Charul. (2009). Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sumarjo, Jakob. (2006). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Perss. Sumardjo,Jakob. (Djamoe 3). Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Susanto, Mikke. (2004). Menimbang Ruang Menata RupaWajah dan Tata

254 Tarjo, Enday dan Prawira, Nanang Ganda. (2009). Konsep dan Strategi

Pembelajaran Seni Rupa. Bandung: Bintang WarliArtika.

Tocharman, Maman. Soeteja, Zakarias S. dan Sobandi, Bandi. (2006).

Pendidikan Seni Rupa. Bandung: UPI PRESS.

Tocharman , Maman. ( 2008) Panduan dan Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Depdiknas

Tocharman , Maman. ( 2008) Seri Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Depdiknas

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Usman, Husaini. (2006),Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Yamin, Martinis, Maisah. (2009) Manajemen Pembelajaran Kelas, Jakarta: Gaung Persada(GP PRESS)

_________. (2006). Model-model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. (http://duniagrafiskita.blogspot.com/2011/03/warna-chapter-1.html[03 Maret 2011]) (http://sutarko.blogspot.com/2011/02/endo-suanda-pendokumentasian-budaya.html (http://demiwaktu.wordpress.com/2008/05/25/jatiwangi-arts-festival-2008/) http://202.52.131.11/node/558294). (http://tembicontemporary.com/artist/detail/23/).

Dokumen terkait