• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

a. Saat pembelajaran melalui percobaan, mahasiswa yang memiliki pemahaman dan keterampilan lebih baik dalam merangkai komponen dan menggunakan alat ukur membantu temannya yang kurang. Dosen menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa ternyata tidak bisa mengguna alat ukur dengan baik walaupun mereka sudah pernah menggunakan alat tersebut pada praktikum fisika dasar II dan III (semester II dan III). Ternyata jeda waktu 1 tahun menyebabkan mahasiswa lupa penggunaan alat ukur, atau bahkan sebelumnya mahasiswa yang memang tidak dapat menggunakan alat ukur dengan benar.

b. Pada pembelajaran melalui demonstrasi, penggunaan LCD infocus sangat membantu mahasiswa untuk dapat mengamati demonstrasi dengan jelas walaupun dari jarak yang relatif jauh. Sebelum demonstrasi sebaiknya ada kegiatan mengenalkan nama peralatan yang digunakan beserta fungsinya.

c. Pada pembelajaran diskusi, alokasi waktu yang lebih banyak pada kegiatan presentasi dan diskusi berhasil dimanfaatkan untuk memicu terjadinya konflik kognitif sehingga menuntut mahasiswa untuk berpikir agar dapat menentukan konsep yang paling benar.

d. Pada pembelajaran ceramah, alokasi menjelaskan materi yang mengumpul dalam satu waktu selama kurang lebih 40 menit menyebabkan kejenuhan pada mahasiswa. Strategi alternatifnya adalah mengkombinasi kegiatan ceramah dengan diskusi secara bertahap.

2. Saran

a. Pembelajaran melalui percobaan sebaiknya diawali dengan refreshing/penyegaran penggunaan dan cara pembacaan alat ukur, serta pretest.

b. Pembelajaran demonstrasi sebaiknya menggunakan sarana tambahan yaitu infocus LCD agar mahasiswa deret belakang dapat mengamati dengan jelas.

c. Pembelajaran ceramah sebaiknya dikombinasi dengan diskusi dengan langkah pembelajaran inti: 1) Menjelaskan materi melalui ceramah I (10 menit), 2) Memberi permasalahan I dan diskusi memecahkan masalah I (10 menit), 3) Menjelaskan materi melalui ceramah II (10 menit), 4) Memberi permasalahan II dan diskusi memecahkan masalah II (10 menit). Tahapan berulang tersebut tentu saja harus dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan waktu.

d. Semua metode pembelajaran yang diterapkan sebaiknya dikemas berbasis konflik kognitif agar mahasiswa senantiasa berpikir untuk menentukan konsep yang paling tepat.

Pustaka

Erawan K. Mengurangi Miskonsepsi Dinamika Dengan Konflik Kognitif Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Pendidikan IKIP PGRI Madiun Vol.14, No.1 Juni 2008.

Erawan K., Heri S., Farida H. Modul Percobaan untuk Mata Kuliah Elektronika I. Madiun 2010.

Erawan K., Heri S., Farida H. Diktat Kuliah Elektronika I. Madiun 2010.

Albert Paul Malvino. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor. Erlangga edisi keempat, Jakarta 2002.

Oleh:

Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni Program Studi Pendidikan Matematika

FPMIPA IKIP PGRI Madiun ABSTRAK

“Semua materi analisis real susah. Tidak ada materi yang mudah. Karena semua materi susah”. Sepertinya analisis real itu benar-benar susah. Persepsi awal mahasiswa seperti ini merupakan salah satu faktor penghambat proses belajar. Ketika ditanya mulai mana tidak pahamnya atau mendapatkan kesulitan? Beberapa mahasiswa diam dan beberapa menjawab “Dari awal”. Jika dicek kemampuan awalnya ternyata memang mereka pada lupa. Jika ditanya apakah tadi malam tidak belajar? Jawabannya “tidak karena sudah capek sampai rumah sudah malam” atau “sibuk mengerjakan tugas lain”. Pembelajaran terasa kurang optimal. Akibatnya, kualitas perkuliahan pun tidak baik. Melalui kolegalitas pada kegiatan Lesson Study ini diharapkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibahas untuk diatasi bersama sehingga kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.

Kata kunci: Lesson Study A. PENDAHULUAN

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas yang saling belajar untuk membangun masyarakat belajar. Pada kegiatan Lesson Study, kolegalitas membicarakan praktik pembelajaran, saling mengobservasi kelas pembelajaran, membuat gagasan bersama mengenai kelas, dan saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. Fungsi perencanaan antara lain penyusunan skenario pembelajaran beserta perangkat dan panduan observasinya yang dapat dipahami sesama dosen, pelatihan pembelajaran dan langsung diterapkan di kelas, pengimbasan pengetahuan secara kolaboratif dari pakar atau sesama dosen, penerapan suatu hasil penelitian pembelajaran yang telah dilakukan, dan penyusunan awal proposal penelitian tindakan kelas jika diperlukan. Lesson Study bukan suatu metode/model pembelajaran, tetapi merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik dengan kebersamaan dan saling belajar di antara para pendidik.

Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan (Plan) pembelajaran yang meliputi brieffing singkat tentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh dosen model, menyiapkan lembar observasi, SAP, LKM, atau perangkat lain yang diperlukan, dan memastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak keluar masuk kelas, karena akan mengganggu konsentrasi mahasiswa.

Pelaksanaan dan observasi (Do dan See) meliputi seorang dosen model dan dosen lain sebagai observer. Observer mengambil tempat sedemikian hingga dapat leluasa mengamati jalannya proses pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas dan konsentrasi mahasiswa. Observer tidak diperkenankan melakukan intervensi pada pembelajaran, seperti menegur dosen dan membantu atau bertanya kepada mahasiswa. Fokus observasi ditekankan pada aktivitas belajar mahasiswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan pokok permasalahan yang diambil. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan teknik pengelolaan kelas yang dilakukan dosen, teknik mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, dan upaya dosen membuat mahasiswa kreatif. Dalam diskusi refleksi mempunyai tahapan: 1) refleksi penyaji/dosen model tentang strategi pembelajaran yang telah dilakukan; 2) tanggapan/usul/saran dari observer yang difokuskan pada aktivitas pembelajaran mahasiswa sebagai hasil observasi dan bukan didasarkan pada opini/teori; 3) tanggapan balik dari

penyaji/dosen model; dan 4) menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan/perencanaan pembelajaran pada putaran berikutnya. Melalui kolegalitas pada kegiatan Lesson Study diharapkan permasalahan-permasalahan yang ada pada pembelajaran analisis real dapat dibahas bersama dan kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.

B. PELAKSANAAN

Terdapat empat putaran dalam pelaksanaan Lesson Study rumpun analisis real. Pada putaran pertama, Plan dilaksanakan mulai tanggal 4 sampai 11 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010. Putaran kedua, Plan dilaksanakan mulai tangga 18 sampai 25 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010. Pada putaran ketiga, Plan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 8 Nopember 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Nopember 2010. Pada putaran keempat, Plan dilaksanakan tanggal 15 sampai 22 Nopember 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Nopember 2010. Pada waktu Plan dilakukan: 1) Penyusunan RPP; 2) Penyusunan LKM; sampai 3) Mengatur tempat duduk mahasiswa. Sementara waktu Do dan See meliputi: 1) Pelaksanaan pembelajaran; 2) Observasi pembelajaran; 3) Diskusi tentang pembelajaran; dan 4) Refleksi untuk perbaikan.

Materi pada putaran pertama adalah mendapatkan prosedur untuk membuktikan keterintegralan fungsi real. Metode Pembelajaran yang digunakan Picture and Picture. Hasil observasi menunjukkan: 1) Beberapa mahasiswa SMS-an; 2) Mahasiswa kurang termotivasi dan kurang siap; 3) Dalam pengerjaan LKM ada mahasiswa yang tidak berpikir tapi hanya tengok kanan, tengok kiri, dan tidak berusaha untuk menjawab; dan 4) Ada mahasiswa yang hanya diam, melamun, dan tidak mengerjakan LKM yang diberikan dosen model. Untuk itu perlu dilakukan refleksi yang menghasilkan: 1) Keaktifan mahasiswa dapat ditingkatkan dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dosen model; 2) Pentingnya melihat ke semua mahasiswa dan pentingnya mengingatkan materi prasyarat; dan 3) Kurang persiapan sebelum perkuliahan berlangsung, hal ini dikarenakan mahasiswa

tersebut sedang sibuk persiapan ujian PPL disekolah. Solusinya: menyarankan mahasiswa untuk pandai-pandai membagi waktu.

Materi pada putaran menghitung integral riemaan atas dan integral riemaan bawah. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah (Problem Based Instruction) PBI. Hasil observasi menunjukkan: 1) Banyak mahasiswa yang mengami kesulitan mengerjakan; 2) Mahasiswa tidak memahami konsep awal seperti partisi, supremum, infimum, dan sigma; dan 3) Persiapan mahasiswa kurang. Hasil refleksi diperoleh: 1) Penjelasan hanya dengan menampilkan jawaban pada lembar-lembar slide kurang optimal; 2) Soal-soal mungkin jangan terlalu sulit apalagi dengan operasi-operasi penyelesaian yang terlalu sulit ternyata dapat mengurangi motivasi belajar mahasiswa; 3) Perlu penjelasan dosen dengan menuliskannya dalam papan tulis; dan 4) Perlu memotivasi mahasiswa dengan memberikan suatu hadiah dan sebagainya sehingga mahasiswa berani maju.

Materi pada putaran ke tiga adalah membuktikan ketidakterintegralan fungsi real sederhana. Metode Pembelajaran yang digunakan PBI termodifikasi. Hasil observasi menunjukkan: 1) Masih banyak mahasiswa yang mengalami kesukaran karena konsepnya belum dikuasai dengan benar; 2) Pembelajaran sudah baik, hal ini terlihat pada saat dosen model bertanya tentang materi yang lalu mahasiswa bisa menjawab semua; 3) Sebagian besar mahasiswa sudah belajar, hal ini terlihat dari jawaban-jawaban mahasiswa yang lebih baik dari yang lesson studi sebelumnya; dan 4) Mahasiswa sudah belajar dengan baik, hal ini terlihat pada saat pelajaran dimulai mahasiswa kelihatan antusias tentang materi yang disampaikan dosen model. Hasil refleksi diperoleh: 1) Mahasiswa perlu mendapat dorongan untuk meningkatkan masa percaya diri misalkan memaksa mahasiswa untuk mau menjawab dengan memberikan hadiah; 2) Memberikan semangat kepada mahasiswa agar mengerjakan LKM dan usaha tersebut berhasil; 3) Membantu mengerjakan dengan mendekati masing-masing kelompok. Usaha tersebut berhasil; 4) Mahasiswa belum paham menghitung integral Rieman. Solusinya: pada saat mahasiswa mengerjakan LKM dosen model sedikit mengarahkan tentang bagaimana menyelesaikan integral Rieman; dan 5) Selalu memotivasi mahasiswa.

Materi pada putaran ketiga adalah membuktikan keterintegralan fungsi tangga (sebagai contoh keterintegralan fungsi diskontinu). Metode Pembelajaran yang digunakan PBI termodifikasi. Hasil observasi dari tim menunjukkan: 1) Semua mahasiswa telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini, terbukti dari mereka sudah dapat mengikuti perkuliahan dengan baik; 2) Mahasiswa sudah belajar dengan baik; 3) Secara umum, pembelajaran sangat baik sekali. Buktinya tidak ada mahasiswa yang bicara sendiri, ketika dosen mengingatkan materi prasyarat; 4) Pembelajaran sangat baik, terlihat dengan cara mereka mengerjakan, meskipun dengan melihat catatan; 5) Pembelajaran baik, hal ini terlihat mahasiswa sangat aktif mengikuti perkuliahan dan pada saat dosen bertanya mahasiswa dapat menjawabnya. Sedangkan hasil observasi observer luar menunjukkan: 1) Kelompok yang ada dipojok hanya bengong, yang depan hanya mencontoh punya temannya (Vivit, Yunita, Jumani, Rudi); 2) Hampir semua mahasiswa tidak mengerti materi baru tersebut dan bingung karena contohnya berbeda dengan soal; 3) Semua mahasiswa telah mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang masih perlu dikaji antara lain: koopertif intern kelompok belum maksimal. Mahasiswa cenderung membagi masalah/soal sesuai yang diberikan dosen. Mahasiswa A menganggap soal No 1, mahasiswa B menganggap soal No. 2 dan mahasiswa C menganggap soal No. 3. Hal ini terjadi karena mungkin observer luar lebih teliti namun belum memahami karakterik mahasiswa dan model/metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan. Namun, penilaian dan masukan tersebut memang perlu untuk dipertimbangkan.

Dokumen terkait