• Tidak ada hasil yang ditemukan

wanita sebagai media sosialisasi wawasan industri dan wawasan produktif ini berarti juga untuk mendayagunakannya sebagai media modernisasi bagi masyarakat. Tingkat peran wanita dalam kegiatan industri tersebar dari tataran sebagai tenaga pekerja biasa, tenaga pekerja trampil, sampai dengan tingkat manajemen maupun sebagai wirausaha.

Secara bersamaan, metoda tersebut sekaligus akan menimbulkan dampak manfaat dan kegunaan dari berbagai aspek, antara lain :

(a) Secara psikologis kaum wanita akan mempunyai kepercayaan diri yang meningkat karena semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan produktif/industri, sehingga posisi mereka yang pada umumnya terkesan termarjinalkan akan semakin bergeser menjadi tenaga produktif dalam ekonomi nasional.

(b) Secara ekonomis, dengan semakin meningkatnya partisipasi kaum wanita dalam kegiatan produktif, maka secara agregat potensi tenaga produktif secara nasional akan meningkat secara nyata.

(c) Memperkecil risiko negatif yang dapat diakibatkan oleh kerawanan pengangguran di kalangan angkatan kerja wanita.

(d) Membantu peningkatan pemerataan kesejahteraan ekonomis di kalangan masyarakat.

(e) Karakter kerja dan talenta kaum wanita banyak yang cocok dan menunjang upaya pemenuhan tuntutan mutu produk industri kecil (industri kerajinan, produk seni, dan produk yang memerlukan ketelitian dan ketelatenan pengerjaan/workmanship).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(1) Gambaran tentang komponen dalam penelitian keberdayaan pengrajin adalah: - Kualitas perilaku wirausaha (tingkat keinovatifan, inisiatif, pengelolaan

resiko, dan daya saing) adalah rendah.

- Tingkat kemandirian usaha (kemandirian permodalan, kemandirian produksi, kemandirian kerjasama, dan kemandirian pemasaran) adalah rendah.

- Kemajuan usaha (pertumbuhan usaha, efektivitas usaha, dan efisiensi usaha) adalah rendah.

- Keberlanjutan usaha (kontinyuitas produksi, penjualan, dan bahan baku) adalah sedang.

(2) Faktor karakteristik individu dan lingkungan berpengaruh positif yang nyata terhadap perilaku wirausaha, semakin meningkatnya karakteristik individu dan intervensi lingkungan akan mendorong pengrajin berperilaku wirausaha yang berkualitas. Beberapa aspek karakteristik individu yang memiliki pengaruh besar terhadap perilaku wirausaha adalah pendidikan, motivasi berusaha, dan aspek gender melalui intensitas komunikasi dan pemenuhan kebutuhan. Intervensi lingkungan yang menentukan peningkatan kualitas perilaku wirausaha adalah bimbingan pemerintah daerah, bimbingan organisasi non pemerintah, keluarga, dan pemimpin informal.

(3) Faktor karakteristik individu, pendukung usaha, dukungan lingkungan, dan perilaku wirausaha berpengaruh positif yang nyata terhadap tingkat kemandirian usaha. Faktor karakteristik individu dan perilaku wirausaha merupakan faktor yang paling menentukan tingkat kemandirian usaha. Aspek perilaku wirausaha yang penting adalah: keinovatifan dan inisiatif, aspek karakteristik individu yang penting adalah pendidikan, motivasi, dan aspek gender. Faktor pribadi pengrajin dan perilaku wirausaha secara positif dapat meningkatkan kemandirian usaha, dalam hal ini aspek perilaku wirausaha yang penting adalah: keinovatifan, inisiatif, kemampuan mengelola resiko dan daya saing yang dimiliki. Materi penyuluhan yang terkait dengan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan telah dirumuskan untuk meningkatkan kemandirian usaha yang disampaikan melalui teknik penyuluhan yang berpedoman pada prinsip pendidikan orang dewasa.

(4) Kemajuan usaha dipengaruhi secara positif yang nyata oleh perilaku wirausaha dan tingkat kemandirian usaha. Perilaku wirausaha merupakan faktor yang paling menentukan kemajuan usaha. Secara tidak langsung karakteristik individu, pendukung usaha, dan lingkungan berpengaruh secara positif terhadap kemajuan usaha, karakteristik individu memiliki pengaruh tidak langsung yang paling besar terhadap kemajuan usaha melalui perilaku wirausaha. Pengrajin yang maju akan dapat meningkatkan keberlanjutan usahanya di masa depan.

(5) Faktor kemajuan secara positif dan nyata berpengaruh langsung terhadap keberlanjutan usaha. Secara tidak langsung karakteristik individu, pendukung usaha, lingkungan, perilaku wirausaha dan tingkat kemandirian usaha berpengaruh positif terhadap keberlanjutan usaha. Perilaku wirausaha memiliki pengaruh tidak langsung terbesar terhadap keberlanjutan usaha. (6) Model pemberdayaan yang efektif memberdayakan pengrajin dengan

meningkatkan kualitas perilaku wirausaha dan kemandirian usaha adalah yang telah terlembagakan dalam organisasi yang didukung oleh unsur penunjang dari pemerintah daerah, organisasi non pemerintah (lembaga keuangan, perusahaan, perguruan tinggi, LSM, lembaga penelitian dan koperasi). Kegiatan pemberdayaan membutuhkan input data kebutuhan pengrajin, penyuluh yang kompeten dan pengrajin yang telah dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya.

Saran

(1) Perilaku wirausaha memiliki nilai strategis untuk meningkatkan kemandirian, kemajuan dan keberlanjutan usaha, oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah penyuluhan yang berorientasi pada peningkatan perilaku wirausaha terutama aspek keinovatifan dan insiatif yang disertai pengembangan dukungan pemerintah daerah dan organisasi non pemerintah.

(2) Mengingat kemandirian usaha sangat menentukan kemajuan usaha, maka penyuluhan seyogyanya dimaksudkan untuk memandirikan pengrajin dari aspek permodalan, pemasaran, dan produksi. Masih rendahnya kemandirian dan kemajuan usaha pengrajin, maka yang diperlukan adalah pemerintah

memfasilitasi pengrajin agar lebih mandiri dalam mengakses sumber permodalan, pasar, dan bahan baku (pengrajin tidak tersubordinasi aktor penyedia sumber daya tersebut).

(3) Pemerintah daerah dan seluruh aktor penunjang kegiatan pemberdayaan (yang terdiri dari LSM, badan usaha, dan lembaga pendidikan) perlu melakukan koordinasi untuk menyusun kelembagaan penyuluhan bagi pengrajin, dan menyusun program aksi peningkatan perilaku wirausaha dan kemandirian pengrajin.

(4) Diperlukan penyuluhan yang berkelanjutan dan terkoordinir dalam suatu sistem penyuluhan industri kecil, sehingga akan dapat memantau perkembangan keberdayaan pengrajin menuju kemajuan dan keberlanjutan usahanya.

(5) Paradigma penyuluhan yang memberdayakan pengrajin yang dihasilkan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa pokok pikiran tentang: fokus, pendekatan, kelembagaan, dan teknik penyuluhan yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk penyempurnaan model penyuluhan yang memberdayakan pengrajin. Faktor iklim usaha merupakan salah satu faktor di luar model yang diduga berpengaruh terhadap keberdayaan pengrajin yang perlu dikaji dalam penelitian selanjutnya.

(6) Aspek sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi pembangunan industri kecil oleh karena itu aspek SDM (potensi individu) perlu ditonjolkan dalam perumusan misi pembangunan industri kecil.

Dokumen terkait