• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang diterapkan di kawasan konservasi Kamojang mencakup aktifitas pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran sesuai petunjuk Ditjen PHKA yang dikoordinasikan di tingkat Balai, Seksi, hingga Resort.

2. Gangguan hutan yang terjadi di kawasan konservasi kamojang berupa perambahan hutan, pembukaan lahan secara liar, pencurian kayu dan khususnya gangguan hutan berupa kejadian kebakaran hutan dan lahan.

3. Peranserta pihak terkait yaitu masyarakat sekitar kawasan konservasi Kamojang, yaitu swasta (PT. Pertamina), Dinas Kehutanan, PT. Perhutani dan aparat pemerintah setempat telah memberikan hasil nyata bagi tercapainya pengamanan dan kelestarian hutan.

4. Upaya BKSDA untuk meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan berupa pemberian kesempatan untuk mengolah lahan, pemberian insentif ternak domba, dorongan dan peningkatan kemampuan masyarakat melalui pemberian motivasi dan pembinaan terhadap Pamhutswakarsa.

B. Saran

1. Perlu adanya penambahan petugas pengamanan hutan dan pamhutswakarsa yang dikoordinasikan dengan pemerintah setempat, swasta (PT. Pertamina Kamojang), LSM, PT. Perhutani, Dinas Kehutanan dan Aparat pemerintahan dan Desa setempat karena total luas keseluruhan kawasan konservasi Kamojang yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga perlindugan hutan yang dimiliki BKSDA Resort Kamojang

2. Pengendalian kebakaran hutan harus mengutamakan upaya pencegahan. Peranserta masyarakat sekitar kawasan konservasi merupakan aset vital sehingga kegiatan pembinaan dan pelatihan yang intensif harus dilakukan oleh pihak yang bersangkutan meskipun faktor dana kendala paling utama.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho WC, Suryadiputra, Bambang HS, Labueni S. 2005. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan gambut. Bogor: Wetlands Internasional.

Afiff SA. 1992. Partisipasi Masyarakat dalam Menunjang Konservasi Biodiversity di Hutan. Bogor: Fahutan IPB. Akihiro K. 2000. Manual Dasar-Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Bogor: Dephut.

Brown AA, Davis KP. 1973. Forest Fire Control & Use. New York: McGraw Hill Company.

Countryman CM. 1975. The Nature of Heat. Heat-Its role in wildland fire-part 1. California: Unnumbered publication, USDA For. Serv, Pacifik Southwest Forestry and Range Experiment Station.

Dephut. 1991. Pola Pembinaan dan Penggunaan Tenaga Pengamanan Hutan. Bogor: Ditjen PHKA. Dephut. 1999. Petunjuk Teknis Pengembangan Daerah Penyangga. Jakarta: Ditjen PHKA

Dephut. 1999. Petunjuk Teknis Pemadaman Kebakaran Hutan. Jakarta: Departemen Kehutanan Pusat Penyuluhan Kehutanan.

Hardjanto. 1988. Study tentang Kehutanan Sosial. Bogor: Fahutan IPB.

Ismunandar S. 2003. Pemadaman Kebakaran Alang-alang dan areal Lainnya. Bogor: Fahutan IPB.

Miyakawa H. 1997. Survey Forest Fire of Several National Parks in Indonesia. Forest Fire Prevention Management Project. Technical Cooperation between the Ministry. of Forestry Estate Crops and japan International Cooperation Agency (JICA). Bogor.

Nengah SJ. 2003. Metode Deteksi Api. Bogor: Fahutan IPB.

Naganawa H, Sumantri. 2003. Manual Umum Pemadaman Kebakaran Hutan. Jakarta: Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan.

Ngadiono. 2005. Pengelolaan Hutan Indonesia Refleksi dan Prospek. Bogor: Yayasan Adi Sanggoro. Prakoso JH. 2003. Peralatan Komunikasi dan Peralatan Keselamatan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Purbowaseso B. 2004. Pengendalian Kebakaran Hutan Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Santosa MA. 1990. Peran Serta Masyarakat dan Potensi Peningkatannya di Indonesia. Makalah diskusi terbatas tentang peran serta masyarakat. Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharjito D, Dudung D. 1998. Kehutanan Masyarakat: Beragama Pola Partsispasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan. Bogor: IPB Press.

Sumantri. 2003. Perencanaan Pencegahan Kebakaran Hutan. Pencegahan Kebakaran Hutan. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Hal. 192 – 204.

Suratmo FG. 1974. Perlindungan Hutan. Bogor: IPB Press.

Suratmo FG. 1999. Pedoman Nasional Perlindungan Hutan Terhadap Kebakaran: Pengendalian Kebakaran Hutan Terpadu di Indonesia Buku I. ITTO, CFC, IPB, Various.

Suratmo FG, Endang AH, Nengah SJ. 2003. Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan. Bogor: Fahutan IPB.

Syaufina L. 1988. Pola Penyebaran Kebakaran Hutan Menurut Musim di Jawa Tengah. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Malang: Bayumedia.

Tacconi. 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya dan Implikasi Kebijakan. Bogor: CIFOR. Wartaputra. 1993. Kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

Ekosistemnya. Jakarta: Ditjen PHKA

Wibowo BA. 2008. Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan di Taman Nasional (Study Kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Lampiran 1. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di BKSDA Kamojang Garut - Provinsi Jawa Barat TATA WAKTU PENELITIAN

No Nama Kegiatan

TAHUN 2008

Juli Agustus September Oktober November Dessmber 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Proposal 2. Pengumpulan data 3. Pengolahan Data 4. Penyusunan Laporan 5. Seminar

Lampiran 2

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

No Jenis Kegiatan Anggaran (Rp) Keterangan

1. Penyusunan Proposal 100.000,-

2. Pengumpulan data pengelolaan a. Transportasi

b. Biaya hidup (30 hari) c. Dokumentasi d. Fotokopi 500.000,- 500.000,- 100.000,- 200.000,- Jumlah 1.300.000,- 3. Penyusunan Skripsi 300.000,-

4. Biaya tak terduga 400.000,-

DEPARTEMEN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARAT II

SEKSI KONSERVASI WILAYAH II

Jl. Pahlawan No. 42 Telp./ Fax ( 0262) – 236705 )

G a r u t 44151

Nomor : S. /BKSDA.JB.II-3/2007 20 Agustus 2007 Lampiran : 1 ( satu ) lembar

Perihal : Antisipasi Kebakaran Hutan

Yth.

Kepala Satuan Kerja / Kepala Resort KSDA Lingkup Seksi Konservasi Wilayah II TEMPAT

Menindak lanjuti surat Kepala Balai KSDA Jabar II Nomor : S.228/BKSDA.JB.II-1/2007 tanggal 7 Agustus 2007 perihal tersebut di atas, bersama ini kami sampaikan hal – hal sebagai berikut :

1. Dengan datangnya musim kemarau, ancaman terhadap kawasan hutan tentang kebakaran sudah diambang pintu.

2. Untuk memantau akan terjadinya kebakaran hutan, semua petugas agar selalu stanby di POSKO Kebakaran yaitu di kantor Seksi Konservasi Wilayah.

3. Meningkatkan patroli rutin, patroli mendadak, penjagaan dan perondaan di lokasi – lokasi rawan kebakaran serta meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat sekitar kawasan.

4. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Desa, Pamhut Swakarsa, Kelompok Tani dan pemuka masyarakat sekitar kawasan

5. Apabila di wilayah Saudara terdapat kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak ke III ( Chevron Texaco Ltd, Indonesia Power, Pertamina dll. ) agar ditingkatkan koordinasinya.

Demikian kami sampaikan dan dilaksanakan , atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih

Achmad Susdjoto, S.Sos. NIP: 710002891

Tembusan Yth.

- Kepala Balai KSDA Jawa Barat II

Menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab kita bersama

DEPARTEMEN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARAT II

SEKSI KONSERVASI WILAYAH II

Jl. Pahlawan No. 42 Telp./ Fax ( 0262) – 236705 )

G a r u t 44151

Nomor : S. /BKSDA.JB.II-3/2007 20 Agustus 2007 Lampiran : 1 ( satu ) lembar

Perihal : Antisipasi Kebakaran Hutan

Yth.

Kepala Satuan Kerja / Kepala Resort KSDA Lingkup Seksi Konservasi Wilayah II TEMPAT

Menindak lanjuti surat Kepala Balai KSDA Jabar II Nomor : S.228/BKSDA.JB.II-1/2007 tanggal 7 Agustus 2007 perihal tersebut di atas, bersama ini kami sampaikan hal – hal sebagai berikut :

1. Dengan datangnya musim kemarau, ancaman terhadap kawasan hutan tentang kebakaran sudah diambang pintu.

2. Untuk memantau akan terjadinya kebakaran hutan, semua petugas agar selalu stanby di POSKO Kebakaran yaitu di kantor Seksi Konservasi Wilayah.

3. Meningkatkan patroli rutin, patroli mendadak, penjagaan dan perondaan di lokasi – lokasi rawan kebakaran serta meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat sekitar kawasan.

4. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Desa, Pamhut Swakarsa, Kelompok Tani dan pemuka masyarakat sekitar kawasan

5. Apabila di wilayah Saudara terdapat kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak ke III ( Chevron Texaco Ltd, Indonesia Power, Pertamina dll. ) agar ditingkatkan koordinasinya.

Demikian kami sampaikan dan dilaksanakan , atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih

Kepala Seksi,

Achmad Susdjoto, S.Sos. NIP: 710002891

Tembusan Yth.

- Kepala Balai KSDA Jawa Barat II

NOTA KESEPAKATAN BERSAMA

BALAI KSDA JAWA BARAT II DENGAN KELOMPK TANI SINERGI JAYA PAPANDAYAN

DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT TENTANG

BANTUAN TERNAK DOMBA PADA KEGIATAN PEMBINAAN DAERAH PENYANGGA SEBANYAK 50 (lima puluh) EKOR

Pada hari ini ………. tanggal ……….. bulan Juni Tahun Dua Ribu Lima, yang bertanda tangan di bawah ini kami ;

1. Nama : Ir. ENDANG KARMANA

Jabatan : Kepala Seksi Konservasi Wilayah II

Bertindak sebagai pemberi bantuan, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : SASA HERMANSYAH

Jabatan : Kepala Desa Sukajaya.

Bertindak sebagai Atas Nama Kelompok Tani/koordinator, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Dalam rangka pelaksanaan kegiatan kegiatan Peningkatan Usaha Ekonomi Konservasi dalam bentuk Pembinaan daerah Penyangga, sebagai upaya meminimalisir tingkat kertergantungan masyarakat sekitar kawasan Hutan Cagar Alam Papandayan, kedua belah pihak sepakat untuk memberi bantuan ternak domba kepada masyarakat Desa Sukajaya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1

UMUM

1. Bahwa kegiatan Pembinaan Daerah Penyangga ini adalah bertujuan untuk menanggulangi ketergantungan masyarakat terhadap kawasan Konservasi (hutan).

2. Bahwa untuk tercapainya tujuan tersebut perlu diberikan bantuan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya, sehingga kesejahteraan dapat meningkat.

3. Atas dasar tersebut di atas dengan mempertimbangkan hasil rapat pembahasan bersama masyarakat dan kesesuaian lahan, maka kedua belah pihak sepakat untuk memberikan bantuan ternak domba untuk dipelihara dan digemukkan untuk

selanjutnya dijual sebagai doba pedaging dan hasilnya dibagi dan dibelikan kembali domba untuk digulirkan ke anggota kelaompoak yang lain.

Pasal 2

Dokumen terkait