• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

KESIMPULAN DAN SARAN 5 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan bagian-bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia yang mengetahui tentang keberadaan anak punk di kawasan Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia terbilang dengan persentase yang cukup tinggi (lihat tabel 4. 5). Hal ini juga berkaitan dengan intensitas responden dalam hal bertemu secara langsung dengan komunitas anak punk Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia (lihat tabel 4. 6). Jarak yang dekat antara pemukiman responden dan tempat berkumpulnya anak punk terbilang cukup dekat sehingga intensitas responden untuk bertemu komunitas punk yang ada di kawasan Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia sering terjadi. Sebagian besar masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia memang berprofesi sebagai wirausaha yang menggantungkan hidup pada Pasar Sei Sikambing, yang lokasinya juga terbilang cukup dekat dengan tempat komunitas punk Kelurahan Sei Sikambing C II. Dalam hal berkomunikasi, frekuensi berkomunikasi tentu dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan penafsiran atau penilaian terhadap lawan bicaranya. Dalam hal ini, gambaran dari masyarakat yang menjadi responden pada penelitian ini hanya terkadang saja berkomunikasi dengan anak punk (lihat tabel 4.10), walaupun kebanyakan dari responden mengaku bahwa informasi yang diterima sewaktu berkomunikasi langsung dengan anak punk terbilang cukup jelas (lihat tabel 4. 11). Para responden juga berpendapat bahwa suasana penyampaian pesan yang dilakukan oleh anak punk masih dalam konteks yang wajar.

2. Dalam hal perilaku budaya dapat diuraikan ke dalam dua bagian yaitu perilaku verbal dan non verbal. Topik pembicaraan, frekuensi berkomunikasi, kejelasan isi, waktu penyampaian pesan, suasana penyampaian pesan, serta isi pesan merupakan unsur unsur yang penting dalam bagian perilaku verbal. Sedangkan,

Universitas Sumatera Utara penampilan, gerakan badaniah, persepsi inderawi, penggunaan ruang jarak dan penggunaan waktu merupakan unsur-unsur penting dalam perilaku nonverbal. Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa penampilan dan gaya berpakaian anak punk dinilai kurang menarik (lihat tabel 4. 19). Dari segi kewajaran dan penamilan anak punk, responden juga menilai bahwa perilaku budaya mereka ada hal yang kurang wajar. Sebagai masyarakat awam pada umumnya berpendapat bahwa dalam hal penampilan, anak punk terkesan urak-urakan dan lusuh (lihat tabel 4. 20). Banyak masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini menanggapi bahwa penampilan dan gaya berpakaian anak punk merupakan perilaku budaya yang menyimpang dan masih menanggap bahwa budaya yang diadopsi oleh anak punk tersebut adalah hal yang sangat berbeda dengan budaya yang ada pada masyarakat Indonesia pada umumnya.

5.2Saran

Dalam penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran bagi responden penelitian, saran dalam kaitan akademis dan saran dalam kaitan praktis.

Saran Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden menanggapi perilaku budaya anak punk yang ada di Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia merupakan perilaku budaya yang aneh dan menimbulkan kesan yang negatif pada masyarakat. Responden kurang tertarik dengan perilaku budaya anak punk tersebut dan jarang berkomunikasi secara langsung dengan anank punk, sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu kesan dan pemikiran yang negatif ketika melihat anak punk.. Karena itu, peneliti menyarankan agar responden ataupun masyarakat Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia lebih berinteraksi dan mencoba merangkul anak punk yang ada di kawasan Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia agar terjalin komunikasi yang hormanis dan perilaku budaya punk dapat membaur dengan perilaku budaya masyarakat yang telah ada sebelumnya.

77

Universitas Sumatera Utara  Saran Dalam Kaitan Akademis

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah tanggapan masyarakat yang berada di Lingkungan II Kelurahan Sei Sikambing C II Medan Helvetia. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai Tanggapan Masyarakat terhadap Perilaku Budaya Anak Punk di Kota Medan atau penelitian yang sejenis, peneliti menyarankan agar peneliti yang bersangkutan kelak lebih memperbanyak referensi dari jurnal sehingga teori dan informasi yang diperoleh dapat lebih menyempurnakan hasil dari penelitian ini.

Saran Dalam Kaitan Praktis

Punk sebenarnya adalah atittude/sikap yang lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati, marah dan benci, dari sifat-sifat inilah maka lahirnya Punk. Rasa tidak puas hati dan marah pada sesuatu terutama tindakan yang menindas ditunjukkan dan dimasukkan ke dalam musik dan pakaian mereka. Punk yang ada saat ini seharusnya dapat membuat tindakan yang lebih baik dan positif dalam menunjukkan eksistensi mereka. Dalam perilaku budaya punk yang sekarang harus lebih mengutamakan karya dan tujuan dari arti perilaku budaya punk yang sebenarnya, bukan hanya sekedar bergaya dan berpenampilan punk.

79

Universitas Sumatera Utara Andriani Lubis, Lusiana. 2002. Komunikasi Antar Budaya. Medan:USU Repository. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Effendy, Onong Uchajana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

________________. 2006. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Remaja.

__________. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Remaja.

Mulyana, Deddy.2001. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________. 2004. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. __________. 2005. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. __________. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Dedy & Rahmat, Jalaludin. 2002. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang yang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

___________.2005. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H & Martini, H. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Newkicks Magazine. edisi November 2010. Medan: FNB Medan.

Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relaitons dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.

80

Universitas Sumatera Utara Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Jilid IV . Yogyakarta: UGM. Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Wallschalaeger, Charles. 1992. Basic visual concepts and principles. Dubuque, IA: Wm. C. Brown.

Sumber lain :

Ronaldo. 2008. Proses Internalisasi Nilai pada Remaja Punk di Yoggyakarta. http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/psikologi/prosesinternalisasinilaipada- remaja-punk-diyogyakarta (Diakses pada 15 Maret 2010).

Dokumen terkait