• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini beisi kesimpulan dan saran terhadap masalah yang diteliti serta keterbatasan penelitian.

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

Secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat mempengaruhi kehidupan kita setiap hari. Pemasaran sangat melekat dalam setiap hal yang kita lakukan dari pakaian yang kita pakai, situs internet dan iklan yang kita lihat. Pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Kegiatan pemasaran sangatlah penting dalam kesuksesan finansial perusahaan. Kemampuan operasi akuntansi, dan fungsi bisnis lainya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan produk atau jasa dari konsumen.

Menurut Amerrican Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5) bahwa pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan

pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentinganya. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain, karenanya kita memandang manajemen pemasaran (Marketing Management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah konsep inti dari pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Dalam ekonomi yang sangat kompetitif, dengan semakin banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan dengan segudang pemilihan, perusahaan dapat meraih kemenangan dengan melakukan proses penghantaran nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai yang unggul Kotler dan Keller (2009:36). Menurut Kotler dan Keller (2009:36) urutan penciptaan dan menghantarkan nilai melalui tiga fase yaitu:

1) Fase memilih nilai, mempresentasikan “pekerjaan rumah“ pemasaran yang harus dilakukan sebelum produk dibuat. Staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran

pasar yang tepat dan mengembangkan penawaran positioning nilai (STP).

2) Fase menyediakan nilai, pemasar harus menentukan fitur produk tertentu, harga dan distribusi.

3) Fase mengkomunikasikan nilai, dengan mendayagunakan tenaga penjualan, promosi penjualan, iklan dan sarana komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk.

Dari definisi diatas diambil sebuah kesimpulan tentang definisi pemasaran. Pemasaran secara umum adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit atau nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikan melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dalam mencapai tujuan perusahaan.

b. Konsep Pemasaran

Serangkaian Konsep inti dalam pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:12) adalah Kebutuhan, Keinginan, Permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia yang harus dipenuhi. Keinginan adalah kebutuhan yang diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Menurut Kotler dan Keller (2009:19) pada dasarnya

kegiatan pemasaran mencangkup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran holistik. 1) Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan harga yang terjangkau. Para manajer berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.

2) Konsep Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik. Manajer berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkanya.

3) Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan membeli cukup banyak produk organisasi. Karenanya, organisasi harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

4) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing

dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih. 5) Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain, dan pengimplementasian program pemasaran, proses, dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan. Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup kompleksitas aktivitas pemasaran. Empat komponen luas yang mencirikan pemasaran holistik: pemasaran hubungan, pemasaran terintegrasi, pemasaran internal, dan pemasaran kinerja.

Gambar II.1.

a) Pemasaran Hubungan (Relationship Marketing), mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan konstituen kunci guna mendapatkan dan mempertahankan bisnis. Tujuan lain dari pemasaran hubungan adalah mendapatkan penekanan yang lebih besar pada kegiatan mempertahankan pelanggan. Empat konstituen kunci untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, pegawai, mitra pemasaran (saluran, pemasok, distributor, dealer, agent) dan anggota masyarakat finansial (pemegang saham, investor, analis)

b) Pemasaran Terintegrasi (Integrated Marketing), lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen. c) Pemasaran Internal (Internal Marketing), tugas pemasaran

internal ialah tugas merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran, tenaga penjualan, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan

pemikiran pemasaran yang “memikirkan pelanggan”, dimana dapat menembus keseluruhan perusahaan.

d) Pemasaran Kinerja (Social Responsibility Marketing), konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etika ke dalam praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan menyiasati kriteria yang sering mengalami konflik, yaitu laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik.

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Egel et al dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:7), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Mowen dan Minor dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:7), perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, penggunaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa, dan ide. Schiffman dan Kanuk dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:7) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:166), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:9)menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah:

1) Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman/ide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.

2) Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhanya baik dalam penggunan, pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan jasa termasuk proses yang mendahului dan yang menyusul.

3) Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengkonsumsi

produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.

b. Model perilaku konsumen

Gambar II .2.

Model Perilaku Konsumen Kotler dan Armstrong (2008:158)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:159) titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan dalam gambar II.2. gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki “kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri dari Empat P, product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli, ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli yang diubah menjadi sekumpulan respon pembeli. Setelah tahapan-tahapan tersebut dilalui baru pembeli membuat keputusan tentang jenis produk, merek, penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat di mana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yaitu:

Gambar II.3.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, Kotler dan Armstrong (2008:160)

Kotler dan Armstrong (2008:159-) menguraikan empat faktor yang mempengaruhi perilaku seorang konsumen dalam membeli suatu produk, yaitu:

1) Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli. a) Budaya

Budaya (culture), adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Perilaku manusia dipelajari secara luas. Tumbuh di dalam suatu masyarakat, seseorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan ilustrasi penting lainya.

b) Subbudaya

Subbudaya (subculture), masing-masing budaya mengandung subbudaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial (social class), adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

a) Kelompok Referensi

Kelompok referensi, merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (berhadapan) dan tidak langsung dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang.

b) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.

c) Peran dan Status

Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan statusnya. Masing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.

3) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian.

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Para pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu.

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Para pemasar berusaha mendefinisikan kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka.

c) Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi yang dilihat dari pendapatan individu seseorang yang mempengaruhi pilihan produk.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup (lifestyle), adalah pola hidup seseorang yang mempengaruhi perilaku pembelian.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian (personality), mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri, sedangkan konsep diri menjurus kepada citra diri yang menunjukan dan mencerminkan identitas mereka.

4) Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

a) Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari keputusan atas kebutuhan tersebut.

b) Persepsi

Persepsi (perception), adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.

c) Pembelajaran

Pembelajaran (learning), mengambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d) Keyakinan dan sikap

Keyakinan (belief), adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sikap (attitude), menggambarkan evaluasi,perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

3. Gaya Hidup

a. Pengertian Gaya Hidup (lifestyle)

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkunganya (Kotler dan Keller 2009:175), menurut Mowen dan Minor dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah (2013:46) gaya hidup menunjukan bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan memanfaatkan waktunya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:170) gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama pelanggan, activities/kegiatan, interest/minat, dan opinions/pendapat. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uang dan bagaimana mengalokasikan waktu.

b. Pengukuran Gaya Hidup

Gaya hidup setiap kelompok atau individu mempunyai ciri-ciri yang unik. Dengan demikian gaya hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasaran untuk menjual produknya. Dalam penelitian ini pengukuran suatu gaya hidup, menggunakan Plog’s Psychographics. Model plog seperti yang dikutip Park dan Jang dalam jurnal Tourismt Management (2011) mengatakan ada lima jenis kepribadian psikografis atau gaya hidup individu, antara lain :

1) Psychocentric, konsumen memilih dengan tujuan ingin mengulang kepuasan yang telah dia dapatkan sebelumnya (mencari kepuasan internal)

2) Mendekati Psychocentric (near psychocentric), konsumen terbiasa menggunakan produk yang lama untuk mendapatkan kepuasan yang sama, namun ada kecenderungan ingin pula mencari produk yang menawarkan hal baru.

3) Midcentric, konsumen meniru orang lain mencari pengalaman baru yang telah didapatkan dari orang lain (mencari kepuasan eksternal atau pujian)

4) Mendekati allocentric (near allocentric), konsumen ingin mencari produk yang menawarkan hal yang baru, namun ada kecenderungan ingin pula tetap menggunakan produk lama. 5) Allocentric, konsumen memilih produk dengan pertimbangan,

biasanya mencari produk yang menawarkan hal yang baru dan unik (mencari kepuasan internal).

Karakteristik Psychocentric dapat dicirikan sebagai berikut: 1) Kurang menantang dan mengeksplorasi

2) Hati-hati dan konservatif

3) Ketat dalam pengeluaran pendapatan 4) Lebih memilih merek terkenal

5) Kecenderungan tinggi terhadap minat berkunjung kembali setelah mereka puas.

Karakteristik Allocentric dapat dicirikan sebagai berikut: 1) Penasaran dan ingin menjelajahi atau mencoba 2) Membuat keputusan dengan mudah

3) Membelanjakan pendapat dengan mudah

4) Memilih produk baru daripada menggunakan merek yang popular

c. Identifikasi Gaya Hidup

Menurut Widjaja (2009:43) terdapat empat kategori yang menjadi motif dalam proses pembelian oleh konsumen karena lifestyle, yaitu:

1) Uitilitarian purchase (pembelian produk bermanfaat), konsumen membelanjakan produk ini dalam kondisi tidak sangat mendesak membutuhkan, tetapi memberikan keyakinan bahwa produk/jasa yang dibelinya akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah.

2) Indulgences (kesukaan/memanjakan diri), individu mencoba untuk hidup menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengorbanan dari pengeluaranya. Gratifikasi dari produk/jasa ini terletak pada faktor emosional.

3) Lifestyle luxuries (gaya hidup mewah), Lifestyle luxuries menawarkan manfaat dan kegunaan bagi konsumen berupa meningkatkan prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek. Dalam hal ini, peranan merek menjadi gratifikasi konsumen untuk membeli produk atau jasa.

4) Aspirational luxuries (hasrat kemewahan), seiring dengan indulgences, aspirational luxuries akan memuasakan konsumen dari aspek kebutuhan emosionalya. Melalui pembelian, konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sistem nilai, minat, dan hasratnya.

Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah gaya hidup di kota Yogyakarta, khususnya gaya hidup Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Kampus I Universitas Sanata Dharma. Gaya hidup akan terus berkembang pada masing-masing dimensi AIO activity, interest, opinion atau kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai AIO:

a) Activity (Kegiatan), merupakan tindakan nyata dari individu. b) Interest (Minat), merupakan pandangan dari individu atau

tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus.

c) Opinion (Pendapat), merupakan jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus berupa dimana “pertanyaan” diajukan.

Tabel II.1.

Tabel Dimensi AIO menurut Sumarwan (2011:47)

Aktivitas Minat Opini

Bekerja Keluarga Diri sendiri Hobi Rumah Isu social Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik

Liburan Masyarakat Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota Club Fashion Pendidikan

Masyarakat Makanan Produk Belanja Media Masa depan Olahraga Keberhasilan Budaya

3. Minat Beli

a. Pengertian Minat Beli

Salah satu bentuk dari perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan membeli suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen dari minat beli adalah konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan pembelian pada masa sekarang dan kemungkinan akan melakukan tindakan pembelian pada masa yang akan datang atau dapat disebut sebagai calon pembeli. Minat yang

timbul dalam diri pembeli seringkali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki. Minat beli konsumen merupakan keinginan tersembunyi dalam benak konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2009:137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menujukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Assael yang dikutip oleh Arumni (2013:22) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Kinnear dan Taylor (dalam Arumni 2013:23) menyatakan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (dalam Veronika 2016:22) berpendapat bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh nilai produk yang telah dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkanya, maka dorongan untuk membeli semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaat yang dirasakan lebih kecil

dibanding pengorbananya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Menurut Winkel (dalam Arumni 2013:23), faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu:

1) Minat secara intristik, yaitu minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar, misalnya: sumber daya konsumen, pengetahuan, sikap, dan gaya hidup.

2) Minat secara ekstrinsik, yaitu minat yang berdasarkan dorongan atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, pendapat teman, faktor, keluarga, dan pengalaman.

Dapat disimpulan bahwa, pengertian minat beli adalah sikap kecenderungan perilaku konsumen untuk membeli suatu produk yang dalam proses pembelianya dari mencari informasi produk hingga tindakan yang berhubungan dengan pembelian. b. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinan (dalam Veronika 2016:24) minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

2) Minat preferensial, yaitu menunjukan perilaku seseorang yang memiliki prefrensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini

hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

3) Minat eksploratif, yaitu menunjukan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Ayu Puspita Ardy dalam jurnalnya Pengaruh Gaya Hidup, Fitur dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Curve 9300 pada tahun 2013 menyatakan adanya pengaruh gaya hidup, fitur, dan harga terhadap keputusan pembelian blackberry curve 9300. Penelitian ini dilakukan di WTC Surabaya dimana WTC Surabaya merupakan tempat penjualan telepon seluler terbesar di Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgmental sampling dengan data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data diperoleh peneliti melalui penyebaran angket, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala likert dengan item scale5 kategori yang berkisar antara “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik regresi linier berganda.

Selain itu terdapat pula penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Hidup Brand Minded dan Peran Kelompok Acuan Terhadap Minat Beli Produk Smartphone Samsung Berbasis Android yang ditulis oleh Klementin Vida Arumni pada tahun 2013 menyatakan bahwa Gaya Hidup Brand Minded dan Peran Kelompok berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap minat beli produk Samsung berbasis android. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Counter Trakomindo Selular yang terletak di Phone Market Ambarukmo Plaza Yogyakarta yang belum memiliki produk Samsung berbasis Android pada penelitian ini jumlah populasinya tidak diketahui. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling. Data yang diperoleh peneliti melaui wawancara dan kuesioner. Dalam menganalisis data penulis mengunakan regresi linier berganda

C. Keterkaitan Gaya Hidup dengan Minat beli

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam berperilaku, salah satunya adalah gaya hidup. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:170) gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Psikografik atau gaya hidup mengacu pada activities, interest, opinions konsumen (AIO). Secara lebih rinci memusatkan perhatian pada apa yang orang-orang suka lakukan, apa lingkup minat mereka, dan apa pendapat orang-orang tentang berbagai hal.

Salah satu bentuk dari perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan

Dokumen terkait