• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Kesimpulan

Interaksionisme simbolik merupakan teori yang menekankan hubungan antara simbol dan iteraksi yang ada didalamnya. Teori ini berfokus pada individu-individu. Adanya simbol-simbol yang diberikan oleh “dating couples” dimana mereka terlibat masalah keluarga dan mengalihkannya. kepada hubungan khusus dengan orang lain yang bukan suami ataupun isterinya. Pengalihan interaksi oleh “dating couples” mengarah kepada hal yang bertentangan dengan norma-norma sosial. Fungsi norma sosial sebagai alat pengatur tingkah laku tidak diperhatikan “dating couples” demi kesenangan sesaat yang mengarah kepada penyimpangan-penyimpangan.

Pandangan terhadap penyimpangan sosial tentu berangkat dari kebudayaan atau pandangan hidup. Nilai yang dapat memiliki kesamaan antar peradaban yaitu tentang larang perilaku seks yang menyimpang. Semua agama di dunia pasti melawan perbuatan seks yang berlebihan, akan tetapi nilai tersebut yang seharusnya melekat pada diri semua orang telah bergeser. Hal tersebut menjadi biasa terjadi karena memang pergaulan kumpul kebo atau free sex mendapatkan dukungan dari berbagai media barat dan media-media lain. Hubungan “dating couples” dalam penelitian ini menunjukan adanya pola tempat tinggal, pola pertemuan, prilaku seksual, latar belakang serta komitmen yang dijalani dalam melakukan hubungan gelap.

1. Pola Tempat Tinggal.

Rumah yang merupakan dambaan setiap orang diharapkan memberikan ketenangan, kesejukan, dan kebahagian bagi penghuninya sehingga tidak heran orang berusaha dengan berbagai cara dan usaha untuk mendapatkan rumah dengan kualitas yang terbaik. Namun bagi “dating couples” rumah dijadikan sebagai wadah untuk tempat bertemunya sepasang kekasih tersebut.

Adanya pola tempat tinggal yang terlihat pada “dating couples” tidak mempunyai hubungan dengan kelas sosial “dating couples” tersebut. Beberapa

dating couples” yang memilih untuk melepaskan diri dari rumah tinggal asalnya bersama keluarga dikarenakan tempat tinggal yang dihuni hanyalah tempat sementara saja.

Pergaulan bagi kalangan “dating couples” sendiri merupakan hal yang penting, bagi mereka. Terjadinya suatu komunikasi diantara mereka akan memberikan informasi-informasi yang diperlukan antar “dating couples” baik merupakan pengalaman hidup sampai kepada informasi tempat tinggal yang memiliki kualitas rumah yang baik dan yang pasti dengan harga rumah yang terjangkau.

2. Pola Pertemuan

Pertemuan seorang pria dan wanita pertama sekali tidak akan pernah disangka dan diketahui kapan itu terjadi. Pertemuan antara seorang pria dan wanita merupakan awal komunikasi yang terjadi diantaranya. Ketika satu dengan yang lainnya memiliki ketertarikan maka mereka akan membicarakan mengenai pertemuan berikutnya ataupun dengan saling memberi nomor handphone untuk perjanjian bertemu.. Selain itu “dating couples” juga melakukan tegur sapa dan panggilan-panggilan mesra seperti cara berpacaran remaja yang menyatakan bahwa mereka saling memiliki.

Pola pertemuan yang melibatkan lawan jenis biasanya terdapat pada lingkungan bebas norma dan rendahnya kontrol sosial, cenderung mengundang hasrat dan kebutuhan seks seiring dengan kebebasan yang ingin dirasakan. Lingkungan yang bebas dari kontrol sosial yang dimaksudkan adalah lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma sosial. Lingkungan tempat bertemunya “dating couples” menunjukan tempat pertemuan tersebut bertentangan dengan norma sosial yang ada. Namun hal tersebut tetap saja dilakukan “dating couples”

dimana menurut mereka hal tersebut dapat memberikan kebahagiaan kepada diri mereka sendiri tanpa memperhatikan bahwa mereka telah melanggar norma-norma yang ada. Tempat-tempat pertemuan “dating couples” ialah; rumah salah satu “dating couples”, warung remang-remang, dan bungalow atau hotel kelas melati.

3. Perilaku Seksual

Perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Menyatakan cinta kepada pasangan secara baik bukanlah semata-mata dengan berhubungan badan tetapi seharusnya merupakan tindakan-tindakan yang menunjukan upaya menjaga hubungan tersebut tetap bertahan. Perilaku seks merupakan salah satu kebutuhan pokok yang senantiasa mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat.

Perilaku seks sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam masyarakat. “Dating couples” juga melakukuan beberapa hal untuk menunjukan perasaan sayangnya kepada pasangannya selain dari pada berhubungan badan, antara lain; menghargai, ungkapan, kejutan dan pujian. Perilaku seksual yang dilakukan “dating couples” merupakan bagian nafsu yang tidak dapat dikontrol, rasa cinta yang dimiliki mereka hanyalah cinta semu yang membawa kebahagiaan sementara dikarenakan cinta semu yang mereka miliki adalah nafsu yang mencintai pasangannya hanya karena fisik seseorang saja.

4. Latar Belakang “Dating Couples” Melakukan Perilaku sSeksual

Latar belakang “dating couples” melakukan perilaku seksual bisa dikarenakan suami isteri yang melakukan pekerjaan diluar kota memiliki kemungkinan besar untuk melupakan norma-norma dan tradisi keluarga sebelumnya, kemudian mereka akan dituntut untuk menyesuaikan diri dalam kebiasaan dan pergaulan baru yang didapatkannya dari lingkngan baru tersebut. Pasangan yang ditinggalkan sendirian dirumah dikarenakan pasangan yang lainnya sedang melakukan pekerjaan diluar kota akan terbiasa untuk melakukan segala sesuatunya sendirian dan menggunakan segala waktu kosongnya tersebut dengan memperoleh pergaulan-pergaulan diluar rumah dan mempertemukannya dengan orang-orang baru termasuk kepada lawan jenis. Perilaku seksual “dating couples” salah satunya berasal kondisi lingkungan atau mungkin tekanan yang diperolehnya dari suami ataupun isteri. Selanjutnya hal ini didorong oleh kepuasan nafsu seksual secara emosi. Tingkat kebutuhan seksual antara suami isteri yang tidak seimbang ataupun kejenuhan dengan hubungan seksual yang dianggap tidak menyalurkan sepenuhnya kebutuhan batin tersebu

5. Komitmen

Kualitas untuk bertahannya suatu hubungan terikat pada suatu komitmen yang dijalani bersama sebagai pedoman untuk suatu hubungan yang awet. Cinta akan mengikat pasangan dalam hubungan dibantu dengan komitmen-komitmen yang dalam memulai hubungan tersebut. Sebuah perasaan cinta tanpa komitmen yang terjadi di dalam hubungan tersebut maka tidak ada yang bisa mengikat ke dua individu dalam menjalaninya.

Ketika pria atau wanita siap untuk memiliki komitmen dengan lawan jenisnya dengan kata lain mereka harus siap untuk menjaga jarak dan komunikasi dengan lawan jenis yang bukan pasangannya. Pertengkaran yang disebabkan oleh kejujuran diantara pasangan akan lebih baik daripada pertengkaran tersebut dikarenakan ketertutupan pasangan ataupun kebohongan yang pada akhirnya diketahui, hal ini akan menyebabkan pasangan merasa dikhianati.

5.2. Saran

Adapun beberpa saran yang bisa saya berikan kepada “dating couples” di Kota Medan adalah :

1. Rumah merupakan istana dimana rumah dijadikan sebagai tempat beribadah dan berkomunikasi. Rumah seharusnya adalah tempat tinggalnya keluarga yang terdapat suami, isteri dan anak-anak. Menjadikan rumah pada fungsi yang seharusnya akan lebih baik dan lebih bermanfaat baik dalam komunikasi bersama keluarga maupun pendalaman iman. Membimbing karakter atau keperibadian dalam pemeliharan keluarga merupakan salah satu fungsi dari orang tua yang dianggap sebagai Tuhan di dunia.

2. Pergaulan dan lingkungan tempat tinggal yang baik adalah pergaulan yang mengarahkan kita kepada arah yang lebih baik tanpa berpedoman kepada kesenangan semata. Bertukar pikiran dengan teman mengenai pengalaman hidup ada baiknya lebih mengarah kepada hal-hal yang positif yang dapat membangkitkan semangat.

3. Pertemuan merupakan takdir yang diberikan untuk mengenal orang-orang disekitar yang seharusnya dapat dijadikan pertimbangan setiap kali kita melakukan aktifitas agar tidak menuju arah yang salah.

4. Melakukan komunikasi yang baik dengan suami ataupun isteri mengenai permasalahan yang membuat tidak betah dirumah sehingga mencari pelarian. Komunikasi dapat menimbulkan keterbukaan antara satu dan lainnya.

5. Mengagumi seseorang merupakan hal yang positif jika kita tidak salah mengarahkannya oleh karena itu mengagumi seseorang dapat diarahkan dengan mendengar nasihat seseorang tersebut tanpa menginginkan dia menjadi milik kita.

6. Sebaiknya kita dapat membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang dijadikan keinginan. Ketika memilih untuk menjalani suatu hubungan yang istimewa cobalah untuk mengarahkan hal tersebut kepada hal-hal yang benar- benar dibutuhkan dalam memperlancar kehidupan, bukanlah dengan menginginkan seseorang untuk dapat membantu kita terlepas dari masalah sehingga mengalihkannya kepada cinta semu yang menggunakan nafsu dan fisik namun bukan dengan ketulusan ataupun cinta suci.

7. Mencoba mencari jalan lain dalam permasalahan keluarga, ada baiknya dengan pendalaman iman seperti ikut serta dalam acara pengajian, ibu-ibu arisan, ataupun kebaktian di gereja sehingga semua waktu luang yang dihabiskan bersama kekasih gelap dapat dialihkan ke hal-hal yang positif tersebut.

Dokumen terkait